Anda di halaman 1dari 5

Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak atau yang biasa


dikenal sebagai spektrofotometri UV-Vis merupakan suatu perangkat
yang digunakan untuk analisis kandungan suatu bahan berdasarkan
pada spektrum warna yang dihasilkan oleh kandungan bahan tersebut
dengan pereaksi yang digunakan (Purwanto dkk, 2006). Alat ini
bekerja pada daerah dengan panjang gelombang sekitar 200 nm-800
nm.
Prinsip kerja dari alat ini yaitu mendeteksi jumlah kandungan
molekul di dalam bahan berdasarkan banyaknya cahaya yang
teradsorpsi maupun yang ditransmisikan oleh molekul di dalam
bahan tersebut. Cahaya yang diabsorpsi maupun yang ditransmisikan
ini akan diukur dengan menggunakan photo tube. Satuan yang
menyatakan besarnya kemampuan molekul-molekul tersebut dalam
mengabsorpsi cahaya dengan panjang gelombang tertentu disebut
dengan absorbansi (A), dimana absorbansi ini menunjukkan jumlah
atau konsentrasi larutan yang ada di dalam bahan (Sudjadi, 1985).
Analisisnya yang menyatakan hubungan empirik antara banyaknya
intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan ketebalan bahan
(kuvet) dan molekul zat di dalam bahan didasarkan pada Hukum
Lambert-Beers yang persamaanya dituliskan sebagai berikut ini:

A=log

Io
= . b . c=a . b . c ..
It

Dimana:
A

Io

: serapan
: intensitas sinar datang

It

: intensitas sinar transmisi

: absorbtivitas molekuler (L.mol-1.cm-1)

: daya serap (L.g-1.cm-1)

: ketebalan kuvet (cm)

: konsentrasi bahan (g.L-1)

(Henry dkk, 2002)


Menurut (Azas, 2013) spektrofotometer UV-Vis yang sederhana
tersusun oleh beberapa perangkat seperti sumber cahaya yang berasal
dari lampu Deutrium (HO) untuk spektrum UV (180-400 nm) dan
lampu Tungsten (Wolfram) untuk spektrum cahaya tampak (400-800
nm). Bagian lainyya yaitu monokromator yang berfungsi sebagai

filter cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Kuvet


merupakan wadah untuk menempatkan bahan atau larutan yang akan
dianalisis. Detektor sebagai perangkat yang mengubah energi cahaya
yang mengenainya menjadi besaran yang dapat diukur.amplifier
sebagai penguat sinyal listrik dan recorder untuk mencatat data yang
diperoleh dalam bentuk gambar ataupun angka. Bagian-bagian dari
perangkat ini dapat dilihat pada gambar

Gambar Skema spektrometer bercahaya ganda (Day, 2002)


Misalkan di dalam sutu larutan terdapat kandungan logam mangan
(Mn), untuk melakukan analisis maka harus dilakukan suatu
penambahan bahan pereaksi tertentu sebelumnya. Interaksi antara
bahan pereaksi dengan logam mangan di dalam larutan akan
menghasilkan suatu perubahan warna tertentu pada larutan.
Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) merupakan suatu
perangkat yang digunakan untuk menganalisis kandungan unsurunsur tertentu dalam suatu bahan (Anggraini dkk, 2005). Analisis
dengan menggunakan alat ini dapat dilakukan dengan mengalirkan
suatu bahan (misal bahan dalam bentuk larutan) ke dalam nyala.
Unsur yang di analisis akan mengalami penguraian menjadi atomatom bebas di dalam nyala (perapian).
Metode pengukuran pada perangkat ini bergantung pada banyaknya
cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang diabsorpsi oleh
unsur yang dianalisis (Purnamawati dan Stiwinder, 2012).
Prinsip kerja dari alat ini yaitu mengeksitasi atom yang berada pada
tingkat energi dasar. Lampu katoda cekung yang ada dalam
perangkat ini berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan
memancarkan energi dalam jumlah yang cukup untuk mengeksitasi
atom pada tingkat energi dasar menuju ke tingkat energi yang lebih
tinggi. konsentrasi atom atau molekul yang terkandung dalam bahan
yang dianalisis ditentukan berdasarkan banyaknya sinar yang diserap

atau diteruskan oleh atom pada tingkat energi dasar. Satuan untuk
menyatakan hasil analisis dari perangkat ini disebut Absorbansi
(Sugiharto, 1989).
Penyerapan energi terjadi pada panjang gelombang tertentu
bergantung pada karakteristik setiap unsur yang dianalisis misalnya
Pb, unsur ini menyerap pada panjang gelombang 217,0 nm.
Penggunaan Spektrofotometer Serapan Atom ini biasanya untuk
mendeteksi kandungan logam berat yang terdapat di dalam perairan
maupun padatan, alat ini juga bisa untuk mendeteksi kandungan obat
dan makanan, selain itu juga dapat digunakan untuk mengetahui
struktur geologi batuan. Pada intinya kerja dari spektrofotometer
serapan atom ini melibatkan atom bebas dengan cara memanaskan
sampel yang kemudian dilewatkan pada celah sempit dan terbagi
menjadi panjang gelombang tertentu. Kondisi ini akan
mengakibatkan terjadinya penyerapan radiasi yang bersifat selektif
untuk elemen tertentu (Boybul dan Iis, 2009).

Gambar Skema umum dari AAS (Cantle, 1982).


Dari gambar.. susunan perangkat AAs terdiri dari sumber cahaya (A),
nyala api (B), monokromator dan optik (C), detektor (pembacaan) (D
yang tersusun atas amplifier (E) dan display (F) (Cantle, 1982).
a.

Sumber cahaya
Jenis sumber cahaya yang digunakan yaitu sumber cahaya
putih atau sumber cahaya kontinum. Sumber cahaya kontinum yang
biasanya digunakan untuk analisis serapan atom adalah lampu
hydrogen berupa lampu katoda berongga atau lampu deuterium.
b.
Sumber atomisasi
Sumber atomisasi yang biasanya digunakan pada perangkat
ini adalah nyala api kimia. Nyala api pada alat ini terbentuk karena
adanya reaksi kimia yang terjadi pada fase gas, dimana nyala berasal
dari kombinasi bahan bakar berupa gas (misalnya, asetilena) dengan
oksidan (misalnya, udara atau nitrous oxide). Dibutuhkan
pengontrolan campuran bahan bakar dan oksidan untuk
menghasilkan kondisi nyala yang tepat bagi molekul yang akan
dianalisis. Sampel atau bahan yang akan diuji dimasukkan kedalam

nyala (api) dengan menggunakan nebulizer melalui suatu pipa


kapiler seperti ditunjukkan pada gambar.
c.
Monokromator
monokromator memisahkan, mengisolasi dan mengontrol
intensitas energi radiasi yang mengenai detektor. Alat ini berfungsi
untuk menyeleksi atau memilih panjang gelombang tertentu dari
cahaya, yaitu berupa garis spektral yang diserap oleh sampel. Sinar
yang telah melewati monokromator kemudian akan mengarah ke
sebuah detektor yang biasanya berupa tabung multiplier.
d.
Detektor
Bagian ini berfungsi sebagai alat yang akan mengubah
energi cahaya yang berasal dari monokromator menjadi energi listrik.
Jumlah sinyal listrik yang dihasilkan oleh detektor tergantung pada
intensitas cahaya yang diterimanya. Proses pengubahan sinyal ini
dilakukan dengan menggunakan photomultiplier.

Gambar Nebulizer sebagai jalan masuknya sampel menuju ke


nyala (Cantle, 1982).
Cantle, John Edward. 1982. Atomic Absorption
Spectrometry. New York: Elsevier Science Publishing
Company Inc
Day, R. A dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif
Edisi Keenam. Jakarta: erlangga
Sugiharto, Eko. 1989. Studi Penggunaan Spektrofotometri Serapan
Atom untuk Analisa Ion Sulfat. Laporan Penelitian. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Purnamawati, D. I., dan Stiwinder R. T. 2012. Genesa dan
Kelimpahan Mineral Logam Emas, dan Asosiasinya Berdasarkan
Analisis Petrografi, dan Atomic Absorbtion Spectrophotometry

(AAS), di Daerah Sangon, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi DIY.


Jurnal Teknologi, Volume 5 Nomor 2: 163-171
Azas, Q. S. 2013. Analisis Kadar Boraks pada Kurma yang Beredar
di Pasar Tanah Abang dengan Menggunakan Spektrofotometer UVVis. Skripsi. Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta
Henry, A., Suryadi M. T., dan Arry Yanuar. 2002. Analisis
Spektrofotometri UV-Vis pada Obat Influenza dengan Menggunakan
Aplikasi Sistem Persamaan Linier. Proceedings, Komputer dan
Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Universitas
Gunadarma, Jakarta, 21-22 Agustus 2002
Purwanto, A., Samin B. K., dan Supriyanto C. 2006. Evaluasi
Kandungan Al dalam Air Sungai Code DIY dengan Menggunakan
Spektrofotometri UV-Vis. Prosiding PPI-PDIPTN. Pusat Akselerator
dan Proses Bahan-BATAN. Yogyakarta
Sudjadi. 1985. Penentuan struktur Senyawa Organik. Yogyakarta:
Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai