AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Oleh:
Komang Adik Hari Raharja
1215351059
1215351074
1215351104
1215351107
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
A. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi manajemen terhadap
pertanggungjawaban umum bahwa masalah-masalah bisnis dapat dikendalikan seefektif
mungkin dengan mengendalikan orang-orang yang bertanggunggungjawab menjalankan
operasi tersebut.
Salah satu tujuan pertanggungjawaban memastikan bahwa individu-individu pada
seluruh tingkatan di perusahan telah memberikan kontribusi yang memuaskan terhadap
pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh.
B. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN VERSUS AKUNTANSI KONVENSIONAL
Akuntansi pertanggungjawaban berbeda dengan konvensional baik dalam hal cara
operasi, pengklasifikasian dan akumulasi data. Akuntansi pertanggungjawaban meningkatkan
relevansi dari informasi akuntansi dengan menetapkan suatu kerangka kerja untuk
perencanaan, akumulasi data dan pelaporan yang sesuai dengan struktur organisasi.
C. JARINGAN PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi pertanggungjawaban memiliki suatu jaringan pertanggungjawaban yang
bertanggungjawab atas tiap-tiap unit organisasional yang terlibat dalam pelaksanaan suatu
fungsi atau fungsi lain yang saling berkaitan. Untuk memastikan jaringan
pertanggungjawaban berjalan lancar maka tiap-tiap tanggungjawab tidak ada yang tumpang
tindih pada tingkatan yang berbeda.
D. JENIS-JENIS PERTANGGUNGJAWABAN
Pusat-pusat pertanggungjawaban individu berfungsi sebagai kerangka kerja untuk
mengukur dan mengevaluasi kinerja dari manajer segmen. Pusat-pusat
pertanggungjawaban terdiri atas empat kategori yakni:
1) Pusat Pendapatan (Revenue Center)
2) Pusat Biaya (Cost Center)
a) Pusat Biaya Teknik/ Pusat Biaya Standar
b) Pusat Biaya Kebijakan
3) Pusat Laba (Profit Center)
4) Pusat Investasi (Investment Center)
E. KORELASI DENGAN STRUKTUR ORGANISASI
1) Struktur Vertikal membagi organisasi berdasarkan fungsi-fungsi utama dalam
suatu organisasi.
F. MENETAPKAN PERTANGGUNGJAWABAN
Setelah memilih struktur organisasi maka langkah selanjutnya adalah membangun
suatu sistem pertanggungjawaban yang efektif.
Bertanggungjawab terhadap sesuatu membuat seseorang menjadi tertantang untuk
menjadi kompeten dan penting, dan ini dapat memotivasi mereka untuk memperbaiki
kinerjanya. Maka perlu dibuat suatu konstruksi dan kerangka yang seimbang untuk
mendukung jaringan pertanggungjawaban yang dibangun oleh perusahaan.
AAA merekomendasikan pedoman berikut:
a) Orang dengan wewenang baik atas akuisisi maupun penggunaan barang dan jasa
sebaiknya dibebankan dengan biaya dari barang dan jasa tersebut.
b) Orang yang secara signifikan dapat memengaruhi jumlah biaya melalui tindakantindakannya dapat dibebankan dengan biaya tersebut.
c) Orang yang tidak dapat memengaruhi jumlah biaya secara signifikan melalui
tindakan langsung dapat dibebankan dengan elemen-elemen di mana manajemen
menginginkan orang tersebut.
G. PERENCANAAN, AKUMULASI DATA, DAN PELAPORAN BERDASARKAN PUSAT
PERTANGGUNGJAWABAN
1. Anggaran Pertanggungjawaban
Karakteristik dari anggaran pertanggungjawaban adalah manajer dari tiap-tiap pusat
pertanggungjawaban dibebani target kinerja hanya untuk pos-pos pendapatan dan
biaya yang dapat mereka kendalikan. Hal ini diharapkan guna menilai efektivitas dari
penyelia pusat biaya dari tingkat organisasi.
2. Akumulasi Data
Hal ini membutuhkan klasifikasi tiga dimensi terhadap biaya dan pendapatan selama
proses akumulasi data. Pertama, biaya diklasifikasikan berdasarkan pusat
pertanggungjawaban; kedua, dalam setiap pusat pertanggungjawaban, biaya tersebut
diklasifikasikan berdasarkan bisa atau tidaknya biaya tersebut dikendalikan; ketiga,
biaya tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis biaya.
3. Pelaporan Pertanggungjawaban
Produk akhir dari hasil sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah laporan
pertanggungjawaban atau laporan kinerja secara periodik.
H. ASUMSI KEPERILAKUAN DARI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Perencanaan pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan didasarkan
pada beberapa asumsi yaitu :
1. Manajemen berdasarkan pengecualian mencukupi untuk mengendalikan operasi
secara efektif.
2. Manajemen berdasarkan tujuan akan menghasilkan anggaran, biaya standar, tujuan
organisasi, dan rencana praktis untuk mencapainya yang disetujui bersama.
3. Struktur pertanggungjawaban dan akuntabilitas mendekati struktur hierarki
organisasi.
4. Para manajer dan bawahannya rela menerima pertanggungjawaban dan akuntabilitas
yang dibebankan kepada mereka melalui hierarki organisasi.
5. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerja sama dan bukan persaingan.