KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY C G1P0A0
UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN KEHAMILAN PATOLOGI
DI RB BUAH HATI
No. Register
: 008399
Dirawat di ruang
1. DATA PENGKAJIAN
Tanggal/Pukul :
A. Biodata Ibu
B.
Suami
1.
Nama
: Ny C
Tn. E
2.
Umur
: 25 Tahun
30 Tahun
3.
Agama
: Islam
Islam
4.
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
5.
Pendidikan
: Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi
6.
Pekerjaan
: Dosen
Dosen
7.
Alamat
Bantul
Data Subjektif
1.
Alasan datang/dirawat
Ibu ngetakan ingin memeriksakan kehamilannya
2.
Keluhan utama
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan darah sedikit
(flek) pada celan.
3.
Riwayat menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Siklus
Lama
: 5-7 hari
Teratur : Ya
5.
Menikah ke
Lama
: 1 tahun
: 1x
Hamil Ini
6.
Riwayat perkawinan
Ham
il
ke
: 28 hari
Nifas
Umur
Jenis
Kehamil
an
Persalin
an
Penolo
ng
Komplika J
si
K
BB
Lah
ir
Lakta
si
Komploka
si
12 ming
gu
Jenis
Pasang
Lepas
kontrasepsi
7.
b.
Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi
: 2 kali
Keluhan
: Tablet Fe, B6
Trimester II
Frekuensi
: . kali
Keluhan
Komplikasi :
Terapi
Trimester III
Frekuensi
: .............. kali
Keluhan
Komplikasi :
Terapi
c.
Imunisasi TT
Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan imunisai TT
d.
8.
Riwayat kesehatan
a.
b.
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan
menahun)
Ibu mengatakan baik dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
pernah atau sedang menderita penyakit menular menular (TBC, PMS,
HIV/AIDS, Hepatitis), menurun (Asma, Hipertensi, DM), dan menahun
(Jantung, Ginjal).
c.
d.
Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi
e.
9.
Saat hamil
Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x/ hari
3x/ hari
Jenis
Porsi
: 1 piring
1 piring
Tidak ada
Keluhan
Tidak ada
: Tidak ada
Minum
b.
Frekuensi : 6 x/hari
7-8 x/hari
Jenis
: Air Putih
Air Putih
Porsi
: 6 gelas
7-8 gelas
Tidak ada
Keluhan
Tidak ada
: Tidak ada
Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1-2 x/hari
Warna
: Kuning kecoklatan
1 x/hari
Kuning kecoklatan
Konsistensi:Lunak
Lunak
Keluhan
Tidak ada
: Tidak ada
BAK
c.
10-11 x/hari
Warna
Kuning jernih
: Kuning jernih
Konsistensi:Cair
Cair
Keluhan
Tidak ada
Istirahat
Tidur siang
: Tidak ada
Lama
: 1-2 jam/hari
Keluhan
: Tidak ada
1-2 jam/hari
Tidak ada
Tidur malam
d.
Lama
: 7-8 jam/hari
Keluhan
: Tidak ada
Tidak ada
Personal Hygiene
Mandi
: 2 x/hari
2 x/hari
2 x/hari
Gosok gigi
Keramas
3 x/hari
2x/minggu
: 3 x/hari
: 2 x/minggu
e.
Pola seksualitas
f.
Frekuensi : 2 x/minggu
Keluhan
g.
6 jam/hari
: Tidak ada
1 x/minggu
Tidak ada
C.
Data Objektif
1.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Composmentis
2.
Tekanan darah
Pernafasan
: 110/90 mmHg
: 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 370 C
BB
: 47 Kg
TB
LILA :21 cm
: 157 cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Wajah
Mata
Hidung
Mulut
: lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries
Telinga
Leher
Dada
Payudara
Abdomen
Palpasi
Leopold I
Leopold II
: tidak di lakukan
: 20 Cm
TBJ
Auskultasi
Djj
Ekstremitas Atas
Ekstremitas Bawah
baik Genetalia luar
Distantia spinarum : 26 cm
Konjungtiva external : 20 cm
Lingkar panggul : 89 cm
3.
Pemeriksaan penunjang
HB
Protein uterus
USG
Tgl
PP tes
4.
Data penunjang
HB
: 9 gr%
Protein uterus : tidak dilakukan
USG
: tidak terlihat kerangka janin dan ditemukan kantung gestasi
PP tes
II.
A.
INTERPRETASI DATA
Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny C umur 25 tahun G1 P0 A0 dengan umur kehamilan 12
minggu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.
Data Dasar :
DS :
-
DO :
Palpasi, tidak teraba adanya balotemen perut bagian bawah sedikit
mengembung dan tegang.
Pembesaran uterus
Masalah
Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Data Dasar :
DS :
-
DO :
-
b. Abortus inkomplit : perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil
konsepsi telah di luar kavum uteri melalui kanalis servikalis.
c. Rupture tuba : robekan yang terjadi pada tuba
PERENCANAAN
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 08 Desember 2008 Pukul : 10.05 WIB
1.
Menjelaskan pada dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini, bahwa ketika
dilakukan pemeriksaan Leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba
balotemen. Tinggi fundus 20 cm kemudian pada saat USG ternyata kehamilan
berimplantasi dan tumbuh di luar rahim yaitu di tuba.
Jelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan di luar rahim, janin
tumbuh di tuba kehamilan ini biasanya tidak bertahan berakhir dengan abortus.
Anjurkan untuk keluarga, agar selalu memberi dukungan pada kehamilan ibu.
2.
3.
4.
Jelaskan pada ibu tentang makan-makanan yang banyak mengandung gizi yaitu
makanan yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral.
Misalnya makanan sehari-hari; nasi, sayur, buah-buahan. Sayur misalnya; wortel,
tomat, bayam, katu. Lauk misal; tempe, tahu, telur, hati, daging. Buah misalnya;
jeruk, apel, melon, pepaya, dan di tambah minum susu.
Beritahu ibu agar makan teratur 3x sehari, dan minum 7-8 gelas / hari
5.
VII EVALUASI
Tanggal : 08 Desember 2008 Pukul : 10.05 WIB
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyebab kehamilan ektopik banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak di
ketahui, tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di bagian ampula tuba dan di dalam
perjalanan ke uterus terus mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masaih di tuba.
Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku Ilmu Kebidanan (1976):
Di antara sebab-sebab yang menghambat perjalanan ovum ke uterus sehingga mengadakan
implantasi di tuba:
a. Migratio Externa adalah perjalanan telur panjang terbentuk trofoblast sebelum telur ada
cavum uteri.
b. Pada hipoplasia lumen tuba sempit dan berkelok-kelok dan hal ini sering di sertai gangguan
fungsi silia endosalping.
c. Operasi plastic tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba
menyempit
d. Bekas radang pada tuba: disini radang menyebabkan perubahan pada endosalping sehingga
walaupun fertilisasi masih dapat terjadi gerakan ovum ke uterus lambat.
e. Kelainan bawaan pada tuba, antara lain difertikulum, tuba sangat panjang dsb.
f. Gangguan fisilogis tuba karna pengaruh hormonal, perlekatan perituba. Tumor yang menekan
dinding tuba dapat menyempitkan lumen tubuh.
g. Abortus buatan.
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan di
kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau inter kolumner. Pada yang pertama
telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya di
batasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian di
resorbsi.
Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan, karena tuba bukan
tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti
dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai
10 minggu :
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Ovum mati dan kemudian diresorbsi, dalam hal ini sering kali adanya kehamilan tidak di
ketahui, dan perdarahan dari uterus yang timbul sesudah meninggalnya ovum, di anggap
sebagai haid yang datangnya agak terlambat.
2. Abortus ke dalam lumen tuba
Trofoblast dan villus korialisnya menembus lapisan pseudokapsularis, dan menyebabkan
timbulnya perdarahan dalam lumen tuba. Darah itu menyebabkan pembesaran tuba
(hematosalping) dan dapat pula mengalir terus ke rongga peritoneum, berkumpul di kavum
Douglasi dan menyebabkan hematokele retrouterina.
3. Ruptur dinding tuba
Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan
muda. Sebaliknya ruptur pada pars interstialis terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut. Faktor
utama yang menyebabkan ruptur ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis
tuba terus ke peritoneum.
Gejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat berbeda: Dari perdarahan banyak yang tibatiba dalam ronga perut sampai terdapat nya gejala yang tidak jelas, sehingga sukar membuat
diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus
atau ruptur tuba, tuanya kehamilan ektopik terganggu, derajat perdarahan yang terjadi dan
keadaan umum penderita sebelum hamil.
Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik, gejala-gejala kehamilan
ektopik beraneka ragam, sehingga pembuatan diagnosis kadang-kadang menimbulkan
kesukaran yang terpenting dalam pembuatan diagnosis kehamilan ektopik ialah supaya pada
pemeriksaan penderita selalu waspada terhadap kemungkinan kehamilanini.
Pemeriksaan untuk membantu diagnosis:
a. Tes kehamilan
Apabila tes nya positip, itu dapat membantu diagnosis.
b. Pemeriksaan umum
Penderita tampak kesakitan dan pucat: pada perdarahan dalam rongga perut tanda syok dapat di
temukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeri
tekan.
c. Anamnesis
Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang terdapat gejala subyektif kehamilan
muda nyeri perut bagian bawah.
d. Pemeriksaan ginekologi
Tanda kehamilan muda mungkin ditemukan, pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila
uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang teraba tumor disamping
uterus dengan batas yang sukar ditentukan.
e. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakan diagnosis
kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam rongga perut.
f. Pemeriksaan kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas
ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
g. Pemeriksaan ultra sonografi
Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis pastinya ialah apa bila
ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin.
h. Pemeriksaan laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terahir untuk kehamilan ektopik.
Gejala yang has dari kehamilan ektopik terganggu ialah seorang wanita yang sudah terlambat
haid nya, sekonyong-konyong nyeri perut kadang-kadang jelas lebih nyeri sebelah kiri atau
sebelah kanan. Selanjutnya pasien pening dan kadang-kadang pingsan sering keluar darah
pervaginam.
Gejala-Gejala Yang Terpenting:
a. Nyeri perut: nyeri perut ini paling sering dijumpai biasanya nyeri datang setelah mengangkat
benda yang berat. Buang air besar namun kadang-kadang bisa juga pada waktu sedang istirahat.
b. Adanya AMENOREA: amenorea sering di temukan walaupun hanya pendek saja sebelum di
ikuti oleh perdarahan.
c. PERDARAHAN: perdarahan dapat berlangsung kontinu dan biasanya berwarna hitam.
d. Shock karena hypovoluemia.
e. Nyeri Bahu dan Leher (iritasi diafragma)
f. Nyeri pada palpasi : perut penderita biasanya tegang dan agak kembung.
g. Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
h. Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangsangan
peritonium oleh darah di dalam rongga perut.
i. Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba yang
terganggu karena perdarahan yang banyak dalam rongga perut.
Diagnosis Banding
a. Abortus imminens
b. Penyakit radang panggul (akut / kronik)
c. Torsi kista ovaril
Penatalaksanaan Atau Penanganan
a. Setelah diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat.
b. Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif
karena sumber perdarahan harus dihentikan.
c. Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid
NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk
2.
3.
4.
5.
6.
Komplikasi Potensial
Komplikasi-komplikasi kehamilan tuba yang biasa adalah ruptur tuba atau abortus tuba,
aksierosif dari trofroblas dapat menyebabkan kekacauan dinding tuba secara mendadak: ruptur
mungkin paling sering timbul bila kehamilan berimplatasi pada pars ismikus tuba yang sempit,
abortus tuba dapat menimbulkan hematokel pelvis, reaksi peradangan lokal dan infeksi skunder
dapat berkembang dalam jaringan yang berdekatan dengan bekuan darah yang berkumpul.
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung dengan diagnosis dini dan persediaan
darah yang cukup, Hellman dkk, (1971) 1 kematian diantara 826 kasus, dan Willson dkk. (1971)
1 antara 591. Tetapi bila pertolongan terlambat angka kematian dapat tinggi, Sjahid dan
Martohoesodo (1970) Mendapat angka kematian 2 dari 120 kasus, Sedangkan Tarjamin dkk
(1973) 4 dari 138 kehamilan ektopik.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang bersangkutan
berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat keadaan yang gawat
ini dapat terjadi apabila kehamalan ektopik terganggu.macam-macam kehamilan ektopik
berdasarkan tempat implantasinya antara lain :
A.
Kehamilan Abdominal
Kehamilan Ampula
Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba fallopii. Umumnya berakhir sebagai abortus tuba.
C.
Kehamilan Servikal
Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dalam kanalis servikalis
uteri.
D.
Kehamilan Kornu
Kehmailan Interstisial
Kehamilan Intraligamenter
Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum latum, setelah rupturnya kehamilan
tuba melalui dasar dari tuba fallopii.
H.
Kehamilan Ismik
Kehamilan Ovarial
Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis berimplantasi pada permukaan
ovarium.
J.
Kehamilan Tuba
SARAN
1.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA