Anda di halaman 1dari 22

BAB III

KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY C G1P0A0
UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN KEHAMILAN PATOLOGI
DI RB BUAH HATI

No. Register

: 008399

Masuk RS/RB/BPM Tanggal/Pukul

: 8 Desember 2008/10.00 WIB

Dirawat di ruang

1. DATA PENGKAJIAN
Tanggal/Pukul :

8 Desember 2008/10.00 WIB

A. Biodata Ibu

B.

Suami

1.

Nama

: Ny C

Tn. E

2.

Umur

: 25 Tahun

30 Tahun

3.

Agama

: Islam

Islam

4.

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Jawa/Indonesia

5.

Pendidikan

: Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi

6.

Pekerjaan

: Dosen

Dosen

7.

Alamat
Bantul

: Perum Pemda BTP, Bantul

Perum Pemda BTP,

Data Subjektif
1.

Alasan datang/dirawat
Ibu ngetakan ingin memeriksakan kehamilannya

2.

Keluhan utama
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan darah sedikit
(flek) pada celan.

3.

Riwayat menstruasi
Menarche

: 13 tahun

Siklus

Lama

: 5-7 hari

Teratur : Ya

Sifat darah : encer bercampur gumpalan


4.

5.

Status perkawinan : Syah

Menikah ke

Lama

Usia menikah pertamakali : 24tahun.

: 1 tahun

: 1x

Riwayat obstetric : G1P0A0Ah0


Persalinan
Tangg
al

Hamil Ini

6.

Keluhan : Tidak ada

Riwayat perkawinan

Ham
il
ke

: 28 hari

Nifas

Umur

Jenis

Kehamil
an

Persalin
an

Penolo
ng

Komplika J
si
K

BB
Lah
ir

Lakta
si

Komploka
si

12 ming
gu

Riwayat kontrasepsi yang digunakan


No

Jenis

Pasang

Lepas

kontrasepsi

Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Alasan

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun

7.

Riwayat Kehamilan Sekarang


a.

HPM : 22 September 2007 HPL : 29 Januari 2008


ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu

b.

Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi

: 2 kali

Keluhan

: Mual muntah, nyeri perut bagian bawah

Komplikasi : Tidak ada


Terapi

: Tablet Fe, B6

Trimester II
Frekuensi

: . kali

Keluhan

Komplikasi :
Terapi

Trimester III
Frekuensi

: .............. kali

Keluhan

Komplikasi :
Terapi
c.

Imunisasi TT
Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan imunisai TT

d.

Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)


Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan janin

8.

Riwayat kesehatan
a.

Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)


Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular
(TBC, PMS, HIV/AIDS, Hepatitis), menurun (Asma, Hipertensi, DM), dan
menahun (Jantung, Ginjal).

b.
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan
menahun)
Ibu mengatakan baik dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
pernah atau sedang menderita penyakit menular menular (TBC, PMS,
HIV/AIDS, Hepatitis), menurun (Asma, Hipertensi, DM), dan menahun
(Jantung, Ginjal).

c.

Riwayat keturunan kembar


Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar

d.

Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi

e.

Riwayat alergi obat


Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat

9.

Riwayat pemenuhan kebutuhan


Sebelum hamil
a.

Saat hamil

Nutrisi

Makan
Frekuensi : 3x/ hari

3x/ hari

Jenis

: Nasi, Sayur, Lauk

Nasi, Sayur, Lauk

Porsi

: 1 piring

1 piring

Pentangan : Tidak ada

Tidak ada

Keluhan

Tidak ada

: Tidak ada

Minum

b.

Frekuensi : 6 x/hari

7-8 x/hari

Jenis

: Air Putih

Air Putih

Porsi

: 6 gelas

7-8 gelas

Pentangan :Tidak ada

Tidak ada

Keluhan

Tidak ada

: Tidak ada

Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1-2 x/hari
Warna

: Kuning kecoklatan

1 x/hari
Kuning kecoklatan

Konsistensi:Lunak

Lunak

Keluhan

Tidak ada

: Tidak ada

BAK

c.

Frekuensi : 5-6 x/hari

10-11 x/hari

Warna

Kuning jernih

: Kuning jernih

Konsistensi:Cair

Cair

Keluhan

Tidak ada

Istirahat
Tidur siang

: Tidak ada

Lama

: 1-2 jam/hari

Keluhan

: Tidak ada

1-2 jam/hari
Tidak ada

Tidur malam

d.

Lama

: 7-8 jam/hari

Keluhan

: Tidak ada

Tidak ada

Personal Hygiene
Mandi

: 2 x/hari

2 x/hari

Ganti pakaian : 2 x/hari

2 x/hari

Gosok gigi
Keramas

3 x/hari
2x/minggu

: 3 x/hari
: 2 x/minggu

e.

Pola seksualitas

f.

Frekuensi : 2 x/minggu
Keluhan

g.

6 jam/hari

: Tidak ada

1 x/minggu
Tidak ada

Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)


Ibu mengatakan melakukan kegiatan rumah tangga seperti memasak, mencuci,
dan menyapu

10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman


beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang mengganggu kesehatan seprti
merokok, minum jamu, dan minum minuman beralkohol

11. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluargam terhadap


kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan
suami/keluarga/tetangga,perawatan bayi, kegiatan ibadah, kehiatan social, keadaan
ekonomi keluarga)
Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilannya
Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik
Ibu mengatakan suami telah mempersiapkan keuangan untuk persalinan
Ibu mengatakan selalu menjalankan sholat 5 waktu

12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)


Ibu mengatakan kehamilan adalah proses yang normal yang dialami setiap
wanita

13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)


Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumahnya bersih dan ibu tidak mempunyai
hewan peliharaan

C.

Data Objektif
1.

Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran

: Composmentis

Status emosional : Stabil


Tanda vital

2.

Tekanan darah
Pernafasan

: 110/90 mmHg
: 20 x/menit

Nadi : 80 x/menit
Suhu : 370 C

BB

: 47 Kg

TB

LILA :21 cm

: 157 cm

Pemeriksaan Fisik
Kepala

: keriting, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan


bersih

Wajah

: Oval, tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum

Mata

: kelopak mata: simetris, tidak ada oedema

Hidung

: bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, fungsi


penciuman normal

Mulut

: lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries

Telinga

: keadaan bersih, bentuk simetris, tidak ada kotoran dan


pendengaran baik

Leher
Dada

: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid


: bentuk payudara simetris, nafas teratur, tidak ada benjolan
abnormal

Payudara

: membesar simetris, puting susu menonjol, colostrum belum


keluar

Abdomen

: tidak ada bekas luka operasi, perut bagian bawah sedikit


menggembung dan nyeri tekan

Palpasi
Leopold I

: tidak teraba adanya balotemen perut bagian bawah sedikit


mengembung dan tegang.

Leopold II

: tidak di lakukan

Leopold III : tidak di lakukan


Leopold IV : tidak di lakukan

Osborn test : tidak di lakukan


Pemeriksaan Mc. Donald
TFU

: 20 Cm

TBJ

: (20 12) x 155= 1240 gram

Auskultasi
Djj

: tidak terdengar denyut jantung janin

Ekstremitas Atas

: bentuk simetris, keadaan kuku bersih, keadaan kulit


turgor kulit baik, dapat digerakan dengan baik, tidak ada
kecacatan.

Ekstremitas Bawah
baik Genetalia luar

: bentuk simetris, keadaan kuku bersih, keadaan kulit


: dilakukan pemeriksaan genetalia eksterna menggunakan
spekulum terlihat adanya darah di kavum douglas dan
terdapat sedikit pengeluaran darah atau flek-flek hitam
ke coklatan

Pemeriksaan penggul : Distantia cristarum : 27 cm


(bila perlu)

Distantia spinarum : 26 cm
Konjungtiva external : 20 cm
Lingkar panggul : 89 cm

3.

Pemeriksaan penunjang
HB
Protein uterus
USG

Tgl

: 8 Desember 2008 Pukul : 09.45 WIB

PP tes

4.

Data penunjang
HB
: 9 gr%
Protein uterus : tidak dilakukan
USG
: tidak terlihat kerangka janin dan ditemukan kantung gestasi
PP tes

II.
A.

yang terdapat di lumen tuba.


: hasil positif

INTERPRETASI DATA
Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny C umur 25 tahun G1 P0 A0 dengan umur kehamilan 12
minggu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.
Data Dasar :
DS :
-

Ibu mengatakan umurnya 25 tahun

Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama

Ibu mengatakan tidak pernah keguguran

Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah

Ibu mengatakan terjadi perdarahan sedikit

Ibu menatakan HPHT 22 September 2007

DO :
Palpasi, tidak teraba adanya balotemen perut bagian bawah sedikit
mengembung dan tegang.

Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin

Pembesaran uterus

Hasil pemeriksaan kuldosintesis, terdapat pengeluaran darah

Kadar hemoglobin turun hingga 9 gr% karena perdarahan yang banyak di


rongga perut
Adanya amenorea : amenorea sering ditemukan walaupun hanya pendek
saja sebelum di ikuti oleh perdarahan
B.

Masalah
Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Data Dasar :
DS :
-

Ibu mengatakan takut dan cemas dengan kehamilannya

Ibu mengatakan cepat lemah bila beraktivitas

Ibu mengeluh dengan keluarnya darah

Ibu mengeluh dengan adanya pegal-pegal

Ibu mengalami perdarahan di perut bagian bawah

DO :
-

Ibu terlihat tampak lemah

Ibu terlihat tampak pucat

Ibu kurang dan makan dan minum atau tidak nafsu

Ibu mengalami pengeluaran darah sedikit-sedikit tapi berlangsung


continues

III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL


a. Abortus iminens : terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap
kelangsungan suatu kehamilan.

b. Abortus inkomplit : perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil
konsepsi telah di luar kavum uteri melalui kanalis servikalis.
c. Rupture tuba : robekan yang terjadi pada tuba

IV. TINDAKAN SEGERA


A. Mandiri
Tidak ada
B. Kolaborasi
Tidak ada
C. Merujuk
Rujuk dengan kolaborasi dokter.
V.

PERENCANAAN

Tanggal : 8 Desember 2008 Pukul : 10.05 WIB


1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
a. Menjelaskan kondisi ibu
b. Jelaskan tentang kehamilan ibu saat ini
c. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan
2. Berikan konseling pada ibu saat ini
a. Anjurkan ibu untuk segera rujuk
b. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan laparatopi
3. Anjurkan ibu untuk istirahat
a. Beritahu ibu untuk istirahat cukup
b. Beritahu ibu untuk makan secara rutin
4. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi
a. Memberitahu ibu untuk makan-makanan yang bergizi
b. Memberitahu ibu untuk makan secara rutin
5. Berikan konseling untuk pasca tindakan
a. Kelanjutan fungsi produksi
b. Resiko hamil ektopik ulangan
c. Kontrasepsi yang sesuai

VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 08 Desember 2008 Pukul : 10.05 WIB
1.

Menjelaskan pada dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini, bahwa ketika
dilakukan pemeriksaan Leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba
balotemen. Tinggi fundus 20 cm kemudian pada saat USG ternyata kehamilan
berimplantasi dan tumbuh di luar rahim yaitu di tuba.
Jelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan di luar rahim, janin
tumbuh di tuba kehamilan ini biasanya tidak bertahan berakhir dengan abortus.
Anjurkan untuk keluarga, agar selalu memberi dukungan pada kehamilan ibu.

2.

Ibu segera memeriksakan kehamilannya lebih lanjut ke dokter spesialis kandungan


agar ibu dan keluarga lebih jelas dengan tindakan lebih lanjut untuk kehamilannya
Beritahu ibu tentang tindakan laparatomi yaitu pembedahan di bagian perut dan
segera lakukan tindakan laparatomi di rumah sakit oleh dokter untuk
menghilangkan sumber perdarahan.

3.

Menganjurkan ibu untuk istirahat.


Istirahat tidur 8-9 jam / hari
Melarang ibu untuk melakukan aktivitas yang berat karena dapat terjadi
perdarahan yang berat.

4.

Jelaskan pada ibu tentang makan-makanan yang banyak mengandung gizi yaitu
makanan yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral.
Misalnya makanan sehari-hari; nasi, sayur, buah-buahan. Sayur misalnya; wortel,
tomat, bayam, katu. Lauk misal; tempe, tahu, telur, hati, daging. Buah misalnya;
jeruk, apel, melon, pepaya, dan di tambah minum susu.
Beritahu ibu agar makan teratur 3x sehari, dan minum 7-8 gelas / hari

5.

Jelaskan pada ibu tentang kelanjutan fungsi reproduksinya kelenjar fungsi


reproduksi ibu hanya 60% dari wanita yang pernah dapat KET menjadi hamil lagi,
walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi.
Menjelaskan pada ibu tentang resiko kehamilan yang berulang itu dilaporkan
berkisar antara 0-14,6% kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah 50%.
Memberitahu tentang kontrasepsi yang baik digunakan yaitu dengan menggunakan
kondom atau dengan KB kalender.

VII EVALUASI
Tanggal : 08 Desember 2008 Pukul : 10.05 WIB
1.

Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini

2.

Ibu mengatakan cukup istirahat

3.

Melakukan kolaborasi dengan dokter

4.

Ibu dilakukan tindakan laparatomi oleh dokter di rumah sakit.

5.

Ibu mengatakan nyeri pada perut hilang

6.

Ibu mengerti tentang resiko kehamilan ulang

7.

Ibu tahu alat kontrasepsi yang baik digunakan

8.

Cemas ibu sudah berkurang

BAB IV
PEMBAHASAN
Penyebab kehamilan ektopik banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak di
ketahui, tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di bagian ampula tuba dan di dalam
perjalanan ke uterus terus mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masaih di tuba.
Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku Ilmu Kebidanan (1976):
Di antara sebab-sebab yang menghambat perjalanan ovum ke uterus sehingga mengadakan
implantasi di tuba:
a. Migratio Externa adalah perjalanan telur panjang terbentuk trofoblast sebelum telur ada
cavum uteri.
b. Pada hipoplasia lumen tuba sempit dan berkelok-kelok dan hal ini sering di sertai gangguan
fungsi silia endosalping.
c. Operasi plastic tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba
menyempit
d. Bekas radang pada tuba: disini radang menyebabkan perubahan pada endosalping sehingga
walaupun fertilisasi masih dapat terjadi gerakan ovum ke uterus lambat.
e. Kelainan bawaan pada tuba, antara lain difertikulum, tuba sangat panjang dsb.
f. Gangguan fisilogis tuba karna pengaruh hormonal, perlekatan perituba. Tumor yang menekan
dinding tuba dapat menyempitkan lumen tubuh.
g. Abortus buatan.
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan di
kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau inter kolumner. Pada yang pertama
telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya di
batasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian di
resorbsi.
Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan, karena tuba bukan
tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti
dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai
10 minggu :
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Ovum mati dan kemudian diresorbsi, dalam hal ini sering kali adanya kehamilan tidak di

ketahui, dan perdarahan dari uterus yang timbul sesudah meninggalnya ovum, di anggap
sebagai haid yang datangnya agak terlambat.
2. Abortus ke dalam lumen tuba
Trofoblast dan villus korialisnya menembus lapisan pseudokapsularis, dan menyebabkan
timbulnya perdarahan dalam lumen tuba. Darah itu menyebabkan pembesaran tuba
(hematosalping) dan dapat pula mengalir terus ke rongga peritoneum, berkumpul di kavum
Douglasi dan menyebabkan hematokele retrouterina.
3. Ruptur dinding tuba
Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan
muda. Sebaliknya ruptur pada pars interstialis terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut. Faktor
utama yang menyebabkan ruptur ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis
tuba terus ke peritoneum.
Gejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat berbeda: Dari perdarahan banyak yang tibatiba dalam ronga perut sampai terdapat nya gejala yang tidak jelas, sehingga sukar membuat
diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus
atau ruptur tuba, tuanya kehamilan ektopik terganggu, derajat perdarahan yang terjadi dan
keadaan umum penderita sebelum hamil.
Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik, gejala-gejala kehamilan
ektopik beraneka ragam, sehingga pembuatan diagnosis kadang-kadang menimbulkan
kesukaran yang terpenting dalam pembuatan diagnosis kehamilan ektopik ialah supaya pada
pemeriksaan penderita selalu waspada terhadap kemungkinan kehamilanini.
Pemeriksaan untuk membantu diagnosis:
a. Tes kehamilan
Apabila tes nya positip, itu dapat membantu diagnosis.
b. Pemeriksaan umum
Penderita tampak kesakitan dan pucat: pada perdarahan dalam rongga perut tanda syok dapat di
temukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeri
tekan.
c. Anamnesis
Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang terdapat gejala subyektif kehamilan
muda nyeri perut bagian bawah.
d. Pemeriksaan ginekologi
Tanda kehamilan muda mungkin ditemukan, pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila
uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang teraba tumor disamping
uterus dengan batas yang sukar ditentukan.
e. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakan diagnosis
kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam rongga perut.
f. Pemeriksaan kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas
ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
g. Pemeriksaan ultra sonografi
Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis pastinya ialah apa bila
ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin.
h. Pemeriksaan laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terahir untuk kehamilan ektopik.
Gejala yang has dari kehamilan ektopik terganggu ialah seorang wanita yang sudah terlambat
haid nya, sekonyong-konyong nyeri perut kadang-kadang jelas lebih nyeri sebelah kiri atau
sebelah kanan. Selanjutnya pasien pening dan kadang-kadang pingsan sering keluar darah
pervaginam.
Gejala-Gejala Yang Terpenting:
a. Nyeri perut: nyeri perut ini paling sering dijumpai biasanya nyeri datang setelah mengangkat
benda yang berat. Buang air besar namun kadang-kadang bisa juga pada waktu sedang istirahat.
b. Adanya AMENOREA: amenorea sering di temukan walaupun hanya pendek saja sebelum di
ikuti oleh perdarahan.
c. PERDARAHAN: perdarahan dapat berlangsung kontinu dan biasanya berwarna hitam.
d. Shock karena hypovoluemia.
e. Nyeri Bahu dan Leher (iritasi diafragma)
f. Nyeri pada palpasi : perut penderita biasanya tegang dan agak kembung.
g. Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
h. Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangsangan
peritonium oleh darah di dalam rongga perut.
i. Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba yang
terganggu karena perdarahan yang banyak dalam rongga perut.
Diagnosis Banding
a. Abortus imminens
b. Penyakit radang panggul (akut / kronik)
c. Torsi kista ovaril
Penatalaksanaan Atau Penanganan
a. Setelah diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat.
b. Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif
karena sumber perdarahan harus dihentikan.
c. Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid
NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk

selama tindakan berlangsung)


d. Bila darah pengganti belum tersedia, berikan autotransfusion berikut ini :
1.
Pastikan darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat pengisap dan wadah
penampung yang steril
2.
Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam kantung darah
(blood bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas cairan infus (yang
baru terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah.
3.
Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung
tetesan.

Tindakan dapat berupa :


1.
Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil
konsepsi.
2.
Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut
merupakan salah satu yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen
tuba kemudian diikuti dengan reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol
perdarahan yang kurang sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).
Mengingat kehamilan ektopik berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba yang di
sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri anti biotik kombinasi atau tunggal
dengan spektrum yang luas.
Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:
1) Ketoprofen 100 mg supositoria.
2) Tramadol 200 mg IV.
3) Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
Konseling pasca tindakan
1.

Kelanjutan fungsi reproduksi.

2.

Resiko hamil ektopik ulangan.

3.

Kontrasepsi yang sesuai.

4.

Asuhan mandiri selama dirumah.

5.

Jadwal kunjungan ulang.

6.
Komplikasi Potensial
Komplikasi-komplikasi kehamilan tuba yang biasa adalah ruptur tuba atau abortus tuba,
aksierosif dari trofroblas dapat menyebabkan kekacauan dinding tuba secara mendadak: ruptur
mungkin paling sering timbul bila kehamilan berimplatasi pada pars ismikus tuba yang sempit,
abortus tuba dapat menimbulkan hematokel pelvis, reaksi peradangan lokal dan infeksi skunder
dapat berkembang dalam jaringan yang berdekatan dengan bekuan darah yang berkumpul.

Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung dengan diagnosis dini dan persediaan
darah yang cukup, Hellman dkk, (1971) 1 kematian diantara 826 kasus, dan Willson dkk. (1971)
1 antara 591. Tetapi bila pertolongan terlambat angka kematian dapat tinggi, Sjahid dan
Martohoesodo (1970) Mendapat angka kematian 2 dari 120 kasus, Sedangkan Tarjamin dkk
(1973) 4 dari 138 kehamilan ektopik.

BAB V
PENUTUP
A.

KESIMPULAN

Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang bersangkutan
berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat keadaan yang gawat
ini dapat terjadi apabila kehamalan ektopik terganggu.macam-macam kehamilan ektopik
berdasarkan tempat implantasinya antara lain :
A.

Kehamilan Abdominal

Kehamilan/gestasi yang terjadi dalam kavum peritoneum (sinonim : kehamilan intraperitoneal)


B.

Kehamilan Ampula

Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba fallopii. Umumnya berakhir sebagai abortus tuba.
C.

Kehamilan Servikal

Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dalam kanalis servikalis
uteri.
D.

Kehamilan Heterotopik Kombinasi

Kehamilan bersamaan intrauterine dan ekstrauterin.


E.

Kehamilan Kornu

Gestasi yang berkembang dalam kornu uteri.


F.

Kehmailan Interstisial

Kehamilan pada pars interstisialis tuba fallopii.


G.

Kehamilan Intraligamenter

Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum latum, setelah rupturnya kehamilan
tuba melalui dasar dari tuba fallopii.
H.

Kehamilan Ismik

Gestasi pada pars ismikus tuba fallopii.


I.

Kehamilan Ovarial

Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis berimplantasi pada permukaan
ovarium.
J.

Kehamilan Tuba

Kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba fallopii.


B.

SARAN

1.

Mahasiswi diharapkan untuk mengetahui bagaimana kehamilan ektopik.

2.

Mahasiswi diharapkan untuk bisa mengatasi permasalahan pada kehamilan ektopik.

3.

Jika menemukan kasus kehamilan ektopik sebaiknya dilakukan rujukan.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. Gary, M.D.: Obstetri Williams E/18. Jakarta, EGC, 1995.


Prawirohardjo, Sarwono, 1989, Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono, 1976, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Binapustaka.
Sujiyati,dkk,2009, Asuhan Patologi Kebidanan. Jogjakarta:Nuhamedika
Supriyadi Teddy,2005, Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC

Anda mungkin juga menyukai