Anda di halaman 1dari 31

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Struktur Organisasi


Struktur organisasi perusahaan ini menganut sistem organisasi garis. Di
mana dalam bagan organisasinya terlihat adanya kesatuan komando karena
kepemimpinan berada ditangan satu orang dan setiap bawahan hanya bertanggung
jawab terhadap satu orang pemimpin saja.
Struktur organisasi yang sesuai dengan konsep akuntansi pertanggung
jawaban adalah struktur yang memberikan peluang bagi bawhan untuk menjalankan
otonomi dan yang memisahkan dengan jelas wewenang dan tanggung jawab
masing-masing bagian yang ada, kondisi demikian merupakan kebutuhan pokok
pelaksanaan.
Organisasi garis pada PT Ketapang Indah Plywood dapat dilihat bahwa
setiap manajer bagian pusat pertanggung jawabannya bertanggung jawab atas satu
fungsi dari beberapa fungsi yang ada di dalam mencapai tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
Menurut penulis, struktur organsisasi ini sudah cocok untuk perusahaan ini
karena telah menggambarkan lima aspek struktur organisasi yang utama yaitu :
1. Menggambarkan pembagian kerja, dimana setiap kotak mewakili tanggung
jawab seseorang atau sub bagian untuk bagian tertentu dari beban kerja
organisasi

45

46

2. Menunjukkan siapa manajer dan siapa bawahan sehingga jelas terlihat siapa
melapor kepada siapa.
3. Tabel atau uraian kotak-kotak telah menunjukkan tugas-tugas kerja organisasi
atau bidang-bidang tanggung jawab yang berbeda-beda.
4. Keseluruhan bagan telah menunjukkan dasar pembagian aktivitas perusahaan
yang menurut penulis dibagi atas dasar fungsinya.
5. Menunjukkan manajer dan bawahan secara perorangan maupun secara
keseluruhan. Di mana semua orang yang melapor kepada orang yang sama pada
tingkatan manajemen yang sama.
Pimpinan tertinggi perusahaan ini berada pada kepala cabang yang
membawahi seberapa bagian dari seberapa bagian tersebut membawahi beberapa
sub bagian. Pemisahan tugas dan wewenang pada struktur organisasi telah dapat
dilihat secara jelas dan tegas.
Bila dilihat tahapan yang ditempuh oleh perusahaan dalam penyusunan
anggaran. Maka cara penyusunan anggaran tersebut sudah tepat. Karena apabila
anggaran telah disetujui oleh kantor pusat maka dewan direksi dapat mengetahui
batas tanggung jawab yang diemban oleh perusahaan di Pontianak untuk kemudian
mempertanggungjawabkannya ke kantor pusat dan mencerminkan peran serta dari
seluruh bagian dan sub bagian yang ada dalam perusahaan untuk ikut serta dalam
penyusunan anggaran. Maka secara otomatis seluruh bagian dan sub bagian tersebut
akan merasa bertanggung jawab atas tercapainya anggaran tersebut.

47

Dengan demikian penyusunan anggaran disesuaikan dengan tanggung


jawab dan wewenang sebagaimana yang telah diperlihatkan dengan jelas dalam
struktur organisasi. Oleh karena itu, menurut penulis struktur organisasi perusahaan
ini sudah baik.

B. Pusat-Pusat Akuntansi Pertanggungjawaban


Pusat-pusat akuntasi pertanggungjawaban yang ada di PT. Samura Raya,
yaitu hanya pusat biaya. Pusat-pusat pertanggungjawaban ini telah melaksanakan
semua kegiatan yang berhubungan dengan wewenang dan tanggung jawabnya
dengan baik. Dimana pusat biaya dipegang oleh manajer bagian keuangan manajer
ini bertanggung jawab langsung terhadap semua biaya-biaya.
Wewenang yang dimiliki

oleh seorang manajer menjadikannya dalam

posisi dapat mengendalikan sesuatu yang berada di bawah naungannya. Oleh karena
itu dalam hubungannya dengan wewenang manajer terjadinya biaya dalam suatu
pusat pertanggung jawaban tidak selalu sebagai akibat dari keputusan yang diambil
oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Karena tidak semua
biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh
manajer yang bersangkutan, maka di dalam pengumpulan dan pelaporan biaya
setiap pusat pertanggung jawaban yang disajikan dalam laporan biaya dan
dimintakan pertanggungjawaban daripadanya. Dalam hal ini PT. Ketapang Indah
Plywood belum memisahkan biaya yang terkendalikan dan biaya yang tidak
terkendalikan, karena itu penulis mengasumsikan, semua biaya yang terjadi pada

48

bagian keuangan adalah biaya terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan. Dalam
hal ini harus dipertanggungjawabkan oleh manajer bagian bersangkutan.
Manajer bagian keuangan mempunyai tanggung jawab sepenuhnya terhadap
biaya-biaya yang terjadi di bagiannya dan harus bertanggung jawab langsung pada
kepala cabang. Dengan demikian manajer bagian keuangan mempunyai wewenang
dan tanggung jawab di dalam pengelolaan biaya-biaya yang telah dikeluarkannya
agar tidak melebihi dari yang dianggarakan dalam realisasinya.
Pada pusat biaya, manajer bagian keuangan telah melaksanakan tugasnya
dengan baik, hanya saja prestasi yang diperolehnya kurang memuaskan, hal ini
terlihat pada Lampiran 1, 2, 3 dan 4 dimana selama 4 (empat) periode yaitu tahun
1998, 1999, 2000 dan 2001 perusahaan terus mengalami perubahan biaya-biaya
dalam realisasinya, sehingga menyulitkan bagi perusahaan untuk menciptakan laba
yang lebih besar lagi. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi perusahaan dan tidak
boleh dibiarkan, tetapi harus diambil solusi alternatif pemecahannya agar prestasi
manajer lebih baik di waktu yang akan datang.

C. Analisis Penyusunan Program Anggaran


Penyusunan program anggaran adalah proses pengambilan keputusan
mengenai program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan penaksiran
tentang jumlah sumber-sumber yang harus dialokasikan kepada tiap program
tersebut.

49

Baik

pemograman

maupun

penyusunan

anggaran

membutuhkan

perencanaan, tetapi jenis kegiatan perencanaan yang dilakukan dalam kedua proses
ini berlainan. Proses penganggaran difokuskan pada kurun waktu satu tahun
sedangkan pemograman difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang merentang dalam
kurun waktu beberapa tahun.
Program anggaran merupakan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh
perusahaan. Hal ini juga terjadi pada PT. Ketapang Indah Plywood untuk prosedur
penyusunan program anggarannya, PT. Ketapang Indah Plywood menetapkan
prosedur sebagai berikut :
1. Bagian pemasaran berdasarkan kontrak penjualan dan data perilaku penjualan
tahun lalu akan membuat target penjualan dalam bentuk anggaran penjualan.
2. Berdasarkan anggaran penjualan yang telah dibuat bagian pemasaran akan
melakukan koordinasi dengan bagian keuangan untuk merencanakan biayabiaya yang berkaitan dengan target penjualan tersebut.
3. Kemudian komisi anggaran akan membuat anggaran biaya-biaya.
4. Anggaran biaya yang telah dianggap layak oleh komisi anggaran akan diajukan
kepada kepala cabang untuk mendapatkan pengesahan bersama dengan
anggaran seluruh bagian yang ada.
5. Setelah disahkan maka anggaran dapat dilaksanakan oleh masing-masing
departemen yang berwenang. Anggaran biaya akan dilaksanakan oleh manajer
bagian keuangan sebagai penanggung jawabnya dibantu oleh unit-unit
bagiannya.

50

Proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran merupakan penetapan peran


yang penting dalam pencapaian tujuan organisasi, begitu juga halnya dengan PT.
Ketapang Indah Plywood di dalam melaksanakan semua aktivitasnya berpedoman
pada anggaran yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Secara komprehensif di dalam penyusunan anggaran PT. Ketapang Indah
Plywood terlebih dahulu masing-masing bagian harus menentukan anggaran biayabiaya yang akan dikeluarkan. Dalam membuat Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP) PT. Ketapang Indah Plywood Pontianak harus berdasarkan rencana,
strategi dan kebijaksanaan perusahaan yang ditetapkan oleh kantor pusat. RKAP
dari setiap bagian dikoordinasikan bersama Kepala Cabang, kemudian RKAP ini
dikirim dan diajukan ke kantor pusat. Di kantor pusat, RKAP bersama RKAP
Cabang lainnya dibahas dalam rapat. Hasil rapat ini akan menentukan dengan
mempertimbangkan hasil kerja (realisasi), kondisi dan kemampuan cabang pada
tahun sebelumnya. Setelah RKAP diterima dan disetujui oleh kantor pusat, RKAP
tersebut dikirim kembali ke kantor cabang, yang kemudian RKAP ini digunakan
sebagai dasar pedoman untuk melaksanakan kegiatan perusahaan sesuai dengan
anggaran yang ditargetkan.

D. Analisis Penyusunan Anggaran Biaya


Dalam akuntansi pertanggungjawban peranan anggaran biaya untuk
pengendalian biaya adalah sangat penting. Setiap pimpinan harus dapat
mempertanggung jawabkan biaya-biaya yang berada di bawah pengendaliannya.

51

Agar hal tersebut dapat dicapai maka masing-masing pimpinan harus benar-benar
merasa bahwa anggaran tersebut adalah anggaran yang telah mereka susun sendiri,
sehingga tanggung jawab bagian mereka pula untuk mencapainya.
Proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran merupakan peran yang sangat
vital dalam rangka untuk pencapaian tujuan perusahaan. Begitu juga PT. Ketapang
Indah Plywood dalam menjalankan semua aktivitas perusahaan selalu berpedoman
pada anggaran. Dalam penyusunan anggaran PT. Ketapang Indah Plywood terlebih
dahulu setiap bagian membuat rancangan anggaran biaya untuk periode yang akan
datang, kemudian anggaran tersebut diserahkan ke manajemen yang lebih tinggi
untuk dipelajari dan dianalisa, setelah disetujui kemudian turun kembali ke setiap
bagiannya dimana anggaran tersebut telah siap untuk dijalankan.
Dari uraian tentang penyusunan anggaran biaya dalam bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa anggaran PT. Ketapang Indah Plywood merupakan
anggaran komperehensif, karenameliputi semua biaya yang terjadi di dalam semua
bagian yang ada.
Metode yang dipakai perusahaan dalam menyusun anggaran adalah metode
fleksibel, hal ini terlihat dari bentuk anggaran biayanya, dimana tiap bagian
mengajukan anggaran biayanya secara proporsional.
Anggaran biaya PT. Ketapang Indah Plywood selama ini berlaku untuk satu
tahun. Jadi apabila ada penyimpangan dari anggaran tidak dapat segera diambil
tindakan perbaikan. Anggaran akan lebih baik jika disusun untuk jangka waktu yang
lebih pendek, misalnya triwulan atau semesteran. Karena jika terjadi penyimpangan

52

dapat segera diambil tindakan perbaikan yang lebih cepat, dan bawahan mendapat
kesempatan untuk memperbaiki dirinya dalam periode yang bersangkutan.
Dalam memutuskan apakah anggaran diterima atau mengikutsertakan
bagian keuangan hal ini merupakan tugas tambahan yang dibebankan pada bagian
tersebut, dan akan menambah kesibukannya, apalagi jika penyusunan dilakukan
triwulan atau semesteran. Penyusunan anggaran akan lebih baik jika ada bagian
tersendiri yang melakukannya, yaitu bagian anggaran yang tugasnya khusus
menyusun anggaran biaya, dengan demikian bagian keuangan dapat lebih
bekonsentrasi terhadap tugas mereka. Dalam hal ini pada saat bagian anggaran
membuat anggaran senantiasa meminta atau mengikutsertakan bagian-bagian lain.
Masing-masing bagian membuat daftar usulan anggaran, yang nantinya akan
diajukan ke manajemen yang lebih tinggi untuk disahkan.
Anggaran biaya selama ini merupakan anggaran biaya untuk tiap-tiap
bagian, yang mana anggaran ini merupakan tanggung jawab tiap-tiap bagian untuk
mencapainya, dan akan mudah dapat ditunjuk orang atau bagian mana yang
bertanggung jawab terhadap anggaran tersebut merupakan milik bagian mereka
sendiri yang harus tercapai. Dengan demikian penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi selama ini dapat lebih diminimalkan, sehingga pencapaian tujuan perusahaan
dapat diwujudkan.
Ada beberapa kebijaksanaan yang perlu diperhatikan dalam proses
penyusunan anggaran PT. Ketapang Indah Plywood, yang diterapkan yaitu :

53

a. Usulan anggaran yang telah dibuat oleh kantor cabang yang kemudian diajukan
ke kantor pusat untuk selanjutnya kantor pusat menetapkan anggaran dengan
mempertimbangkan prestasi kerja, kondisi dan kemampuan cabang pada tahun
sebelumnya. Jadi disini tampak bahwa usulan anggaran yang dibuat harus
diperhitungkan dan ditelaah kembali dengan memberikan alasan-alasan yang
kuat agar target anggaran yang diusulkan dapat diterima oleh kantor pusat dan
dapat dijadikan standar dalam mengukur prestasi kerja kantor cabang.
b. Usulan anggaran masih harus dipengaruhi oleh kebijaksanaan kantor pusat,
sehingga dapat mempengaruhi sepenuhnya anggaran yang akan dilaksanakan
oleh kantor cabang pada periode tersebut untuk menjalankan operasi
perusahaan.
Dengan adanya kebijaksanaan kantor pusat dalam usulan anggaran kantor
cabang, sebaiknya kantor pusat memberikan keleluasan kepada kantor cabang untuk
menetapkan dan melaksanakan anggaran yang mereka buat. Hal ini akan
menyebabkan adanya motivasi kantor cabang untuk bekerja dengan sungguhsungguh dalam melaksanakan anggaran akan meningkat, karena anggaran tersebut
merupakan tolak ukur untuk menilai prestasinya dan mencerminkan peran yang
telah mereka laksanakan.

E. Sistem Pelaporan Pertanggung jawaban Biaya


Pada dasarnya sistem pelaporan pertanggungjawaban menyajikan laporan
informasi untuk pengawasan manajemen yang terdiri dari seperangkat laporan yang

54

saling

berhubungan

yang

disediakan

bagi

manajer

diberbagai

pusat

pertanggungjawaban di dalam suatu perusahaan. Laporan ini berisi informasi


pertanggung jawaban ke arah tingkatan manajerial yang lebih tinggi.
Dengan demikian pada setiap tingkatan manajerial yang lebih tinggi akan
menerima laporan pertanggung jawaban dari tingkat manajerial yang lebih rendah.
Sesuai dengan prinsip yang baik, maka semakin tinggi tingkatan manajerial semakin
ringkas laporan yang harus disampaikan. Demikian halnya pada perusahaan ini.
Sistem pelaporan pertanggung jawaban dimulai dari tingkatan manajerial yang
paling rendah.
PT. Ketapang Indah Plywood seperti telah disebutkan sebelumnya adalah
merupakan pusat biaya yang dipimpin oleh kepala cabang yang membawahi
beberapa kepala bagian.
Masing-masing bagian ini membawahi beberapa sub-sub bagian yang
merupakan pelaksana anggaran untuk masing-masing bagiannya.
Sistem pelaporan masing-masing bagian yang terdapat pada perusahaan ini
terlihat sebagai berikut :
Catatan
Komisi anggaran beranggotakan meliputi salah seorang anggota direksi dan
masing-masinh manejer bagian yang ada dalam perusahaan tersebut.
Komisi anggaran umumnya bukan beranggotakan organ yang tetap,
melainkan hanya dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu saja, yakni setiap akhir
tahun dalam ranka menyusun anggaran untuk tahun berikunya.

55

GAMBAR 2
PT. Ketapang Indah Plywood
PELAPORAN
KANTOR
PUSAT

RKAP
Dewan
Direksi
(Kepala

RKAP

KOMISI
ANGGARAN

MGR
PEMBELIAN

MGR
PEMASARAN

MGR
AKUNT

MGR
KEU

MGR
ADM

MGR
EDP

MGR
SDM

MGR
INT. AUDIT

MGR
PABRIK

SUB.BAG
PEMBELIAN

SUB. BAG
PEMASARAN

SUB. BAG
AKUNT

SUB. BAG
KEU.

SUB. BAG
ADM

SUB. BAG
EDP

PRODUKSI

PEMELIHARAAN

BAHAN
BAKU/PENOLONG

LISTRIK

BARANG JADI

MEKANIK

SUB. BAG
SDM

SUB. BAG
INT. AUDIT

56

Laporan anggaran (RKAP) sub bagian terendah kebagian tertinggi didalam


perusahaan, termasuk laporan dari Dewan Direksi/Kepala Cabang kepada kantor
pusat.
Setelah (RKAP) dan disetujui oleh kantor (RKAP) tersebut dikirim kembali
kekantor cabang yang kemudian digunakan sebagai dasar pedoman untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan sesuai dengan anggaran yang ditargetkan.
Semua bagian ini menerima laporan pertanggungjawaban dari sub bagian
yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan laporan dari sub bagian tersebut
berisi total biaya yang harus dipertanggungjawabkan kepada masing-masing
bagiannya dan masing-masing bagian tersebut harus mempertanggungjawabkan
kepada kepala cabang atau dewan direksi.
Selanjutnya

kepala

cabang

juga

akan

memberikan

laporan

pertanggungjawaban ke kantor pusat yang isinya meliputi jumlah biaya dari masingmasing bagian seluruh pengeluaran dan penerimaan kas yang terjadi di cabang / unit
perusahaan.
Dengan melihat uraian sistem pelaporan pusat-pusat pertanggungjawaban
tersebut, maka dapat dilihat bagaimana sistem pelaporan pusat-pusat pertanggung
jawaban pada perusahaan ini. Laporan dimulai dari tingkat manajemen paling
rendah yaitu sub bagian sebagai pelaksana anggaran hingga laporan kepala bagian
kepada kepala cabang dan diteruskan oleh kepala cabang ke pimpinan tertinggi yaitu
Direktur Utama di kantor pusat.

57

Laporan ini dibutuhkan untuk memenuhi konsep yang menekankan bahwa


manajer harus mempertanggungjawabkan segala kegiatan sehubungan dengan
biaya-biaya yang terjadi pada tingkat manajemen tersebut. Dengan laporan ini
manajemen akan dapat menilai prestasi setiap manajer pusat pertanggungjawaban
dengan cara membandingkan anggaran dengan realisasinya.
Laporan pertanggungjawabkan yang dibuat PT. Ketapang Indah Plywood
selama ini hanya merupakan laporan realisasi anggaran yaitu laporan yang
membandingkan antara biaya-biaya yang dianggarkan dengan realisasinya secara
keseluruhan dan telah menghubungkan dengan siapa yang bertanggung jawab.
Selain itu laporan telah disesuaikan dengan struktur oganisasi yang ada sehingga
kepada siapa laporan ditujukan sudah ditetapkan.
Laporan yang dibuat PT. Ketapang Indah Plywood ini telah memenuhi 5
(lima) prinsip dasar laporan yang efektif sebagai berikut:
1. Konsep pertanggungjawaban telah diterapkan
Dalam

membuat

laporan

pertanggungjawaban

biaya,

laporan

pertanggung jawaban biaya dibuat oleh masing-masing bagian yang dibebani


tanggung jawab terjadinya biaya-biaya pada bagiannya.
2. Telah digunakan prinsip exetion dengan baik
Laporan yang dibuat ke jenjang yang lebih tinggi semakin ringkas tetapi
menyangkut masalah luas hanya penyimpangan / masalah yang serius (material)
saja yang ditonjolkan, sedangkan masalah-masalah kecil dan tidak material
cukup dibahas dan dievaluasi di tingkat bawah.

58

3. Angka-angka dalam laporan ada pembandingnya


Laporan-laporan

yang

disampaikan

kepada

pejabat

yang

akan

mengevaluasi dan menganalisa laporan disertai dengan data-data pembanding,


misalnya : anggaran, dan realisasi tahun-tahun sebelumnyal.
4. Laporan yang disampaikan ke tingkat atas semakin ringkas
Makin ke tingkat atas makin ringkas dan berbentuk summary tetapi
meliputi masalah yang luas. Sehingga dengan cepat atasan mengambil
kesimpulan dan tindakan yang tepat. Tetapi tidak berarti menghilangkan makna
penting isi laporan dan tidak salah inter prestasi oleh pembaca.
5. Laporan meliputi / memuat komentar dan keterangan serta inter prestasi yang
baik dari pembuat laporan sehingga laporan sangat membantu pembaca laporan
untuk menentukan analisa / evaluasi yang diperlukan.
Dengan dibuatnya laporan dapat lebih meningkatkan motivasi dan prestasi
para manajer pusat-pusat pertanggungjawaban dalam menjalankan aktivitasnya
demi tercapainya prestasi yang lebih baik lagi di waktu yang akan datang. Dan top
manajemen pun akan lebih mudah dalam menilai dan mengevaluasi hasil kerja para
bawahannya.
Sedangkan kegunaan yang diperoleh perusahasan dengan pembuatan
laporan pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :
1. Karyawan akan bekerja dengan efektif dan efisien karena tahu hasil
pekerjaannya akan dinilai dan akan diminta pertanggungjawaban atas hasil
pekerjaannya sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan tepat pada waktunya.

59

2. Dapat segera dilakukan tindakan korektif terhadap peristiwa yang lalu dan yang
telah dinilai.
3. Penyimpangan yang terjadi dari anggaran yang ditetapkan dapat dihubungka
dengan tanggung jawab pribadi yang bersangkutan.
4. Pelaksanaan kegiatan dapat dibandingkan dengan standar terbaik.
5. Pengawasan berjalan dengan berdaya guna.
Sistem pelaporan pusat pertanggungjawaban pada perusahaan ini telah
mencerminkan sistematika suatu sistem pelaporan yang baik. Dimana sistem itu
sendiri telah mengikuti suatu urutan yang baik yaitu mengalir dari tingkat bawah ke
tingkat atas. Hal ini merupakan akibat dari sistem pemberian wewenang yang
mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah.

F. Analisis Penyimpangan Antara Anggaran Dengan Realisasi


Perusahaan ini menyusun anggaran biaya terkendalikan yang berjangka
waktu satu tahun dan dirinci untuk setiap bulan yang dimulai dari bulan Januari dan
berakhir pada bulan Desember.
Anggaran biaya terkendalikan ini terdiri dari anggaran biaya terkendalikan
di dalam beberapa bagian di dalam struktur organisasi perusahaan. Sedangkan
pengeluaran biaya untuk pelayaran kapal yang berlabuh di pelabuhan Pontianak
kembali berlayar harus terlebih dahulu dimintakan ke kantor pusat.
Di dalam penyusunan rencanan anggaran oleh masing-masing bagian tidak
ada pedoman khusus yang harus dipatuhi. Oleh karena itu rencana anggaran disusun

60

berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya kemudian baru dihitung


implikasi-implikasi terhadap besarnya biaya yang diperlukan serta berdasarkan
pertimbangan dari manajemen yang berwenang.
Kepala cabang akan meneliti kewajaran ataupun alasan-alasan perubahan
dari setiap pokok yang dianggarkan. Perusahaan membuat suatu persyaratan dimana
apabila ada usaha yang mengakibatkan terlampauinya anggaran harus memperoleh
persetujuan dari kepala cabang.
Selain itu perusahaan juga membuat suatu kebijaksanaan kepada pelaksana
anggaran yaitu sub bagian untuk boleh melampaui anggaran bagiannya pada batas
tertentu yaitu sebesar 5% tanpa harus meminta persetujuan dari atasannya terlebih
dahulu.
Jenis biaya yang merupakan tanggung jawab perusahaan ini adalah berupa
jenis biaya kebijakan, hal ini dapat kita lihat pada pos-pos biaya yang ada pada
anggaran yang disusun perusahaan dimana setiap keluaran sulit dikuantitatifkan.
Oleh karena itu penyimpantan yang terjadi antara anggaran biaya
terkendalikan dengan realisasinya tidak dapat dianggap sebagai prestasi yang efisien
atau tidak efisien, akan tetapi lebih ditujukan kepada usaha menyediakan informasi
yang dapat membantu pihak manajemen untuk dapat menduga sedini mungkin
apakah ada perkiraan pembiayaan yang kurang atau melampaui anggaran.
Dari hasil analisis penulis, pihak manajemen dalam menyusun anggaran
kurang dapat menetapkan luas dari pekerjaan yang harus dilakukan perusahaan pada
periode 1998 sampai dengan tahun 2001. Berikut ini analisis penulis mengenai

61

faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan-penyimpangan antara anggaran


dengan realisasi sebagaimana yang terlihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2.
TABEL 2.1
Prosentase Penyimpangan Antara
Anggaran Dan Realisasi Biaya
Tahun 1998 s/d 2001
Uraian
(1)
a.
b.

BBB
BTKL
Jumlah

Biaya Overhead Pabrik


a.
Gaji dan transport
b.
Tunjangan pegawai
c.
Transport makan dan minum
d.
Asuransi
e.
Penyusutan aktiva tetap
f.
Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap
g.
Lisrik pabrik
h.
Premi / lembur
i.
BBM
j.
Sparepart
k.
Lem
l.
Surface film
m.
Pisau rotary
n.
Gummed tupe
o.
Hoilemt glue
p.
Amplas
q.
Firloumett
Jumlah
Biaya Pemasaran
a.
OOP/OPT dan freight
b.
Biaya bongkar muat
c.
Premi komisi
d.
Bahandel / penyelesaian dokumen
e.
Packing
f.
Claim
g.
Biaya luar negeri
h.
Sewa tongkang, motor air, dll
i.
Provisi dan biaya bank
Jumlah
Biaya Administrasi dan Umum
a.
Gaji dan honorarium
b.
Tunjangan pegawai
c.
Transport makan dan minum
d.
Biaya penyusutan akitva tetap
e.
Alat tulis kantor
f.
Representasi
g.
Profesional fee
h.
Iuran dan sumbangan
i.
Listri kantor
j.
Telepon
k.
Cetak dan foto copy
l.
Penyelesaian dokumen
Jumlah
Total

Tahun 1998
(%)
(2)
0,00
0,00
0,00

Tahun 1999
(%)
(3)
0,00
(0,12)
(0,12)

Tahun 2000
(%)
(4)
(0,02)
0,00
(0,02)

Tahun 2001
(%)
(5)
(0,33)
(0,23)
(0,33)

0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

(591,87)
0,34
(0,38)
(0,02)
0,06
0,00
0,00
0,00
(0,12)
(0,17)
0,00
(0,55)
(0,74)

(650,69)
0,22
(0,24)
(0,07)
0,01
0,00
(0,01)
(0,03)
(0,12)
(0,08)
(0,03)
(0,39)
(0,78)

(173,67)
0,33
(0,16)
(0,10)
0,02
0,00
0,00
0,00
(0,01)
(0,13)
(0,81)
(0,40)
(2,15)

(5052,36)
23,14
(0,37)
(3,07)
(0,10)
(0,01)
(0,04)
(0,34)
(0,68)
(0,23)
(1,07)
(0,50)
(1,60)

(155,27)
(0,34)
(1,21)

(191,74)
(0,34)
(0,81)

(357,56)
(0,04)
(0,02)

(24,45)
(0,57)
(0,07)

(302,81)
(0,49)
(1,00)
(128,42)
(0,25)
(10,33)

0,00
(0,45)
(0,76)
(22,16)
(0,29)
(421,94)
(26,51)

(687,17)
(0,16)
(0,29)
(16,40)
(0,03)
(149,37)
(21,23)

(4,47)
(0,29)
(6,44)
(6,00)
(0,06)
(19,71)
(3,66)

0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
0,00

(0,86)
(0,13)
(0,26)
(422,36)
(0,59)
(0,87)
(0,27)
(225,81)
(98,28)
(3,79)

(1,22)
(0,28)
0,00
(578,07)
(0,81)
(1,84)
(4,44)
(260,32)
(150,55)
(6,06)

(0,32)
(0,18)
(0,31)
(623,13)
(1,54)
(3,35)
(1,59)
0,00
(72,59)
(5,09)

(0,61)
0,38
0,54
0,52
(0,17)
(3,90)
(0,70)
(2,99)
0,19
(1,14)

Sumber : PT. Ketapang Indah Plywood

62

TABEL 2.2
Selisih Penyimpangan Antara
Anggaran Dan Realisasi Biaya
Tahun 1998 s/d 2001
Uraian
(1)
a.
b.

Tahun 1998
(2)

BBB
BTKL

Overhead Pabrik
Gaji dan transport
Tunjangan pegawai
Transport makan dan minum
Asuransi
Penyusutan aktiva tetap
Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap
Lisrik pabrik
Premi / lembur
BBM
Sparepart
Lem
Surface film
Pisau rotary
Gummed tupe
Hoilent glue
Amplas
Firloumett

Jumlah
Biaya Pemasaran
a.
OOP/OPT dan freight
b.
Biaya bongkar muat
c.
Premi komisi
d.
Bahandel / penyelesaian dokumen
e.
Packing
f.
Claim
g.
Biaya luar negeri
h.
Sewa tongkang, motor air, dll
i.
Provisi dan biaya bank

Biaya
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Tahun 2000

(3)

(4)

760.000

Jumlah
Administrasi dan Umum
Gaji dan honorarium
Tunjangan pegawai
Transport makan dan minum
Biaya penyusutan akitva tetap
Alat tulis kantor
Representasi
Profesional fee
Iuran dan sumbangan
Listri kantor
Telepon
Cetak dan foto copy
Penyelesaian dokumen
Jumlah
Total

Tahun 2001
(5)

760.000

(5.120.000)
(5.120.000)

(12.500.000)
(316.000)
(12.816.000)

(195.777.800)
(10.364.000)
(206.141.800)

(591.875.500)
518.075
(16.304.000)
(770.000)
2.224.000
978.500
(1.825.800)
(2.131.000)
1.588.575
(1.860.225)

(650.691.250)
398.720
(10.720.500)
(2.250.000)
622.400
(2.180.000)
(961.300)
(2.305.275)
(750.000)
(175.300)
(1.134.175)

(1.736.794.000)
612.200
(8.240.000)
(3.124.425)
1.218.250
(2.260.700)
(231.400)
(199.000)
(1.203.000)
(3.972.000)
(1.034.000)

(1.132.740.000)
42.670.700
(15.780.000)
(105.385.000)
(3.128.325)
(5.392.600)
(7.487.200)
(9.854.200)
(11.101.925)
(1.933.250)
(5.609.750)
(1.519.150)

(612.634.525)

(670.176.680)

(155.273.250)
(1.887.175)
(19.500.175)

(1.917.445.000)
(2.602.675)
(15.991.825)

(357.565.125)
(397.250)
(718.875)

(124.007.500)
(2.690.800)
(963.000)

(302.815.600)
(7.500.800)
(4.231.500)

(573.089.775)
(7.800.500)
(3.989.500)
(51.200.800)

(687.179.750)
(3.141.250)
(1.922.300)
(43.471.500)

(12.838.300)
(4.254.500)
(21.928.200)
(6.181.000)

(75.521.000)
(12.649.900)

14.801.625
(421.943.575)

(2.310.000)
(1.493.714.200)

(3.511.000)
(219.813.900)

Jumlah
Biaya
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.

Tahun 1999

(1.277.800)
(647.000)
(978.000)
(4.223.684.000)
(518.750)
(605.450)
(277.000)
(225.813.000)
(4.451.845.000)
(6.013.568.400)

(1.755.288.075)

(1.235.056.850)

(5.780.715.500)
(897.975)
(1.704.475)
(5.783.000)
(260.322.000)

(570.000)
(973.000)
(1.532.000)
(6.231.380.000)
(1.889.200)
(3.491.600)
(2.523.250)
(298.925.000)

(893.500)
1.780.000
1.950.000
26.750.000
(261.650)
(4.415.650)
(851.000)
(6.372.350)

(6.052.887.950)
(9.739.040.905)

(3.829.722.850)
(8.188.187.175)

17.730.950
(1.819.629.900)

(1.984.000)
(1.451.000)

Sumber : PT. Ketapang Indah Plywood

1.

BBB Pada tahun 2000 dan 2001 terjadi penyimpangan sebesar (0,02%) dan
(0,33%) yang disebabkan karena kebijaksanaan manajemen menekan /
menurunkan anggaran bahan bakuk pada awal tahun sedangkan volume

63

produksi pada akhir tahun meningkat disebabkan adanya permintaan konsumen


sehingga terjadi penambahan biaya bahan baku.
2.

BTKL pada tahun 1999, dan 2001 terjadi penyimpangan sebesar (0,12%) dan
(0,23%) ini terjadi karena besarnya volume kegiatan dari proses produksi
sehingga biaya yang dianggarkan menjadi menyimpang dari realisasinya karena
semakin banyak kegiatan yang dilaksanakan semakin banyak biaya yang
dikeluarkan.

3.

Biaya overhead pabrik


Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap terjadi penyimpangan pada tahun 1998,
1999, 2000 dan 2001 sebesar (591,87%), (650,69%) (173,67%) dan (5052,36%)
ini dikarenakan naiknya biaya-biaya pergantian alat-alat, perbaikan dan
pemeliharaan sedangkan pihak manajemen tidak mengantisipasi hal-hal tersebut.

4.

Listrik pabrik terjadi penyimpangan sebesar 0,34%, 0,22%, 0,33% dan 23,14%,
dikarenakan informasi yang diperoleh bahwa biaya listrik setiap tahun terjadi
peningkatan tetapi kenaikan biaya tidak setinggi yang diperkirakan, sehingga
biaya yang dianggarkan terlalu tinggi.

5.

Premi dan lembur terjadi penyimpangan sebesar (0,38%), (0,24%), (0,16%) dan
(0,37%) ini terjadi karena besarnya volume kegiatan proses produksi sehingga
biaya premi / lembur yang dianggarkan menjadi menyimpang dari realisasinya
karena semakin banyak kegiatan dilaksanakan semakin bertambah jadwal kerja
karyawan.

64

6.

BBM terjadinya penyimpangan sebesar (0,02%), (0,07%), (0,10%) dan (3,07%)


penyimpangan ini terjadi juga dikarenakan besarnya volume kegiatan proses
produksi, sehingga BBM yang digunakan semakin bertambah dari yang
dianggarkan terhadap realisasinya. Penyimpangan ini juga dipengaruhi dengan
naiknya harga BBM dari pemerintah pusat.

7.

Sparepart, lem, surface film, pisau rotary, gummed tupe, hoilemt glue, amplas
dan firlovmett terjadinya penyimpangan-penyimpangan ini disebabkan luas dan
tidaknya serta besar dan kecilnya volume kegiatan proses produksi perusahaan
sehingga biaya yang dianggarkan pihak manajemen menjadi menyimpang dari
realisasinya, semakin banyak kegiatan yang dilaksanakan makin banyak biaya
yang dikeluarkan untuk membiaya kegiatan tersebut.

8.

Biaya-biaya pemasaran
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada oop/oop dan freight, biaya
bongkar muat, premi komisi, bahandel / penyelesaian dokumen, packing, claim,
biaya luar negeri, sewa tongkang, provisi dan biaya bank, serta sewa tongkang,
motor air dll, disebabkan penetapan luas pekerjaan yang keliru sehingga biaya
yang dianggarkan menjadi menyimpang dari realisasinya, semakin banyak
kegiatan pemasaran yang penjualan dilakukan semakin banyak biaya yang
dikeluarkan untuk proses transaksi biaya tersebut termasuk dalam biaya
variabel.

9.

Penyimpangan-penyimpangan yang juga terjadi pada biaya administrasi dan


umum yaitu biaya alat tulis kantor, representasi profesional fee, iuran dan

65

sumbangan, listrik kantor, telepon, cetak dan photo copy serta penyelesaian
dokumen, dikarenakan proses kegiatan kerja di kantor semakin banyak alat yang
digunakan dan kegiatan yang dilakukan semakin banyak biaya yang
dikeluarkan.
10.

Untuk biaya overhead pabrik yaitu : gaji dan transport, tunjangan pegawai,
transport makan dan minum, asuransi, penyusutan aktiva tetap yang juga
terdapat pada biaya adminstrasi dan umum. Biaya tersebut dapat dianggarkan
oleh pihak manajemen yang juga termasuk biaya tetap dikarenakan biaya
tersebut tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
Kurangnya kemampuan manajemen dalam menetapkan luas pekerjaan,

menyebabkan penetapan anggaran yang keliru. Seperti diketahui penetapan


anggaran yang keliru. Seperti diketahui penetapan anggaran hanya berdasarkan
pengalaman-pengalaman masa lalu dan tidak adakan proyeksi ke masa yang akan
datang. Padahal dimasa yang akan datang terdapat aspek-aspek yang dapat
mengakibatkan bertambah dan berkurangnya suatu biaya. Misalnya naiknya harga
barang, turunnya nilai mata uang rupiah dan antisipasi oleh pihak manajemen dalam
menetapkan anggaran perusahaan sehingga terjadi penyimpangan.
Penyimpangan terbatas terjadi pada bagian pemasaran dimana frekuensi
kegiatan operasional paling banyak dan memerlukan biaya besar. Perencanaan yang
keliru akan menyebabkan penetapan anggaran yang keliru pula.

66

G. Analisis Penyimpangan Biaya Terkendalikan Dan Biaya Tidak Terkendalikan


Wewenang yang dimiliki oleh seorang manajer menjadikannya dalam posisi
dapat mengendalikan sesuatu yang berada di bawah wewenangnya. Oleh karena itu
dalam hubungannya dengan wewenang manajer terjadinya biaya dalam suatu pusat
pertanggungjawaban tidak selalu sebagai akibat dari keputusan yang diambil oleh
manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Karena tidak semua biaya
yang terjadi dalam suatu pusat pertanggung jawaban dapat dikendalikan oleh
manajer yang bersangkutan, maka di dalam pengumpulan dan pelaporan biaya
setiap pusat pertanggung jawaban, harus dipisahkan antara biaya-biaya yang tidak
terkendalikan. Hanya biaya-biaya yang terkendalikan oleh pusat pertanggung
jawaban yang disajikan dalam laporan biaya dan dimintakan pertanggung jawaban
daripadanya.
Dalam hal ini PT. Ketapang Indah Plywood belum menggolongkan biaya
yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Karena hal ini sangat penting bagi perusahaan untuk meminta pertanggung jawaban
kepada masing-masing bagian. Hal ini sesuai dengan uraian penulis dalam landasan
teori bahwa hanya biaya yang dapat dikendalikan yang diminta pertanggung
jawaban, sedangkan biaya yang tidak dapat dikendalikan tidak diminta pertanggung
jawaban, oleh karena itu penggolongan biaya ini sangat penting supaya perusahaan
dapat lebih efisien dalam menangani biaya ini adalah, perusahaan belum
menyesuaikan dengan tingkat manajemen atau pusat biaya yang ada dalam struktur
organisasi perusahaan tersebut PT. Ketapang Indah Plywood belum menggolongkan

67

biaya berdasarakn tingkat manajemen, tetapi masih terbatas hanya sampai tingkat
bagian, belum dirinci sampai pada sub-sub bagian yang ada dalam perusahaan.
Akibatnya biaya-biaya terjadi tidak dapat dihubungkan dengan pusat biayanya dan
tidak bisa ditunjuk siapa yang bertanggung jawab atas biaya tersebut.
Pada PT. Ketapang Indah Plywood manajer pusat biaya diemban oleh
manajer bagian keuangan. Manajer bagian ini mempunyai tanggung jawab
sepenuhnya terhadap biaya-biaya yang terjadi di bagiannya dan harus bertanggung
jawab langsung pada kepala cabang / unit. Dari sinilah awal pengukuran prestasi
manajer bagian ini, dengan demikian manajer bagian ini mempunyai wewenang dan
tanggung jawab di dalam pengelolaan biaya-biaya yang telah dikeluarkannya agar
tidak melebihi dari yang dianggarkan dalam realisasinya.
Untuk memisahkan biaya ke dalam biaya terkendalikan dan tidak
terkendalikan pada kenyataannya seringkali ditemui kesulitan. Hanya sedikit biaya
yang terjadinya menjadi tanggung jawab seseorang.
Berdasarkan atas pedoman seperti yang telah diuraikan penulis dalam
kerangka pemikiran dan struktur organisasi yang sudah ada akan dapat memisahkan
biaya terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan maka setiap biaya yang terjadi
dapat ditunjuk siapa yang bertanggung jawab terhadap biaya tersebut. Seperti dapat
dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :

68

TABEL 2.3
PT. Ketapang Indah Plywood
Anggaran Biaya Terkendalikan
Dan Biaya Tidak Terkendalikan
Tahun 1998 2001

a.
b.

Uraian

Golongan Biaya

Anggaran Th 1998

Anggaran Th 1999

Anggaran Th.2000

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

BBB
BTKL

g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.

Overhead Pabrik
Gaji dan transport
Tunjangan pegawai
Transport makan dan minum
Asuransi
Penyusutan aktiva tetap
Pemeliharaan dan perbaikan aktiva
tetap
Lisrik pabrik
Premi / lembur
BBM
Sparepart
Lem
Surface film
Pisau rotary
Gummed tupe
Hoilemt glue
Amplas
Firloumett

Jumlah
Biaya Pemasaran
a.
OOP/OPT dan freight
b.
Biaya bongkar muat
c.
Premi komisi
d.
Bahandel / penyelesaian dokumen
e.
Packing
f.
Claim
g.
Biaya luar negeri
h.
Sewa tongkang, motor air, dll
i.
Provisi dan biaya bank

Biaya
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Jumlah
Administrasi dan Umum
Gaji dan honorarium
Tunjangan pegawai
Transport makan dan minum
Biaya penyusutan akitva tetap
Alat tulis kantor
Representasi
Profesional fee
Iuran dan sumbangan
Listri kantor
Telepon
Cetak dan foto copy
Penyelesaian dokumen

(6)

Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan

58.322.545.500
3.908.736.000
62.231.281.500

55.107.330.650
4.132.330.650
59.239.330.650

57.677.159.000
4.220.000.000
61.897.159.000

57.677.159.000
4.500.000.000
62.177.659.000

Terkendalikan
Terkendalikan

316.440.000
1.201.788.000

335.880.000
1.486.404.600

358.560.000
1.591.318.000

292.680.000
1.027.404.000

Terkendalikan
Terkendalikan
Terkendalikan

385.020.000
650.214.000
1.288.343.000

537.300.000
616.646.000
1.288.343.000

605.664.000
576.297.600
1.288.343.000

373.140.000
495.342.000
1.288.343.000

Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan

100.000.000
1.148.243.375
4.280.500.000
2.700.566.150
3.675.435.950
42.083.529.350
19.200.694.600
2.975.979.250
1.763.363.200
928.957.800
543.176.350
337.368.000

100.000.000
175.771.520
4.450.399.500
2.903.197.350
4.213.162.150
43.193.390.500
18.981.403.800
3.122.788.000
1.830.037.000
901.250.000
545.266.000
287.039.000

1.000.000.000
184.343.400
4.909.000.000
3.024.000.000
4.520.000.000
38.124.000.000
19.058.000.000
2.782.661.000
1.723.000.000
865.000.000
486.000.000
254.000.000

22.420.000
184.343.400
4.259.940.000
3.424.000.000
2.998.181.000
37.801.000.000
18.718.000.000
2.842.661.000
1.623.000.000
823.000.000
523.000.000
302.000.000

Jumlah
Biaya
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Anggaran Th. 2001

82.583.619.025

84.868.277.820

81.350.187.000

76.998.454.400

Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan

100.000.000
549.000.000
1.601.599.000

1.000.000.000
751.397.000
1.968.000.000

Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan

100.000.000
1.504.040.000
421.083.000
58.803.400

1.709.000.000
519.000.000
230.976.000

100.000.000
877.000.000
2.481.000.000
100.000.000
1.856.000.000
650.000.000
265.000.000
5.870.000.000

507.000.000
470.000.000
1.323.800.000
269.000.000
1.463.000.000
340.000.000
103.000.000
5.209.000.000

Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan

4.959.914.000

5.068.000.000
100.000.000

9.194.439.400

11.346.373.000

12.196.000.000

10.799.800.000

Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan

1.071.252.000
383.292.000

1.135.134.000
515.970.000

1.176.903.000
545.454.000

1.051.596.000
368.550.000

Tdk terkendalikan

550.368.000

599.508.000

614.250.000

530.712.000

Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan
Tdk terkendalikan

371.891.000
147.453.000
475.124.000
372.740.000
1.000.000
87.863.000
69.013.000
102.047.000
100.000.000

371.891.000
161.927.000
502.000.000
400.933.000
1.000.000.000
110.300.000
92.600.000
130.000.000
100.000.000

371.891.000
174.000.000
520.000.000
489.064.000
1.000.000.000
122.000.000
104.000.000
158.000.000
100.000.000

371.891.000
144.478.000
462.560.000
360.900.000
5.233.500.000
152.000.000
113.000.000
120.000.000
213.000.000

4.631.093.000
158.440.432.925

4.020.263.000
160.674.244.470

5.275.562.000
160.718.908.000

9.122.187.000
159.098.100.400

Jumlah
Total

1.115.000.000

Sumber : PT. Ketapang Indah Plywood

Setelah dapat menggolongkan biaya terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan,


kemudian penulis akan menganalisis mengenai besar penyimpangan biaya
terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan sebagai berikut :

69

1. Biaya terkendalikan
-

di dalam biaya overhead pabrik


1. gaji dan transport
2. tunjangan pegawai
3. transport makan dan minum
4. asuransi
Tidak terdapat penyimpangan karena tergolong dalam biaya tetap
perusahaan.

di dalam biaya pemasaran


1. gaji dan honorarium
2. tunjangan pegawai
3. transport makan dan minum
4. biaya penyusutan aktiva tetap
Juga tidak terdapat penyimpangan karena tergolong juga di dalam biaya
tetap perusahaan.

2. Biaya tidak terkendalikan


a. BBB pada tahun 1998 terjadi penyimpangan sebesar Rp760.000 pada tahun
2000 terjadi penyimpangannya sebesar Rp(12.500.000) atau sebesar (0,-2%)
pada tahun 2001 sebesar Rp(195.777.800) atau sebesar (0,33%)
b. BTKL pada tahun 1999 terjadi penyimpangan sebesar Rp(5.120.000) atau
(0,12%) pda tahun 2000 Rp(316.000) atau pada tahun 2001 sebesar
Rp(10.364.000) atau (0,23%).

70

Di dalam biaya overhead pabrik


a. Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap terjadi penyimpangan pada tahun
1998 sebesar Rp(591.875.500) atau sebesar (591,87%), pada tahun 1999
sebesar Rp(650.691.250) atau sebesar (650,69%) pada tahun 2000 sebesar
Rp(1.736.794.000)

atau

(171,67%)

pada

tahun

2001

sebesar

Rp(1.132.740.000) atau sebesar (5052,36%).


b. Listrik pabrik terjadi penyimpangan pada tahun 1998 sebesar Rp518.075
atau 0,34% pada tahun 1999 sebesar Rp398.720 atau 0,22% pada tahun 2000
sebesar Rp612.200 atau 0,33% pada tahun 2001 sebesar
Rp42.670.700 atau 23,14%.
c. Premi / lembur terjadi penyimpangan pada tahun 1998 sebesar
Rp(16.304.000) atau (0,38%) pada tahun 1999 sebesar Rp(10.720.500) atau
(0,24%) pada tahun 2000 sebesar Rp(8.240.000) atau (0,16%) pada tahun
2001 sebesar Rp(15.780.000) atau (0,37%).
d. BBM terjadi penyimpangan pada tahun 1998 sebesar Rp(770.000) atau
(0,02%) pada tahun 1999 sebesar Rp(2.250.500) atau (0,07%) pada tahun
2000 sebesar Rp(3.124.425) atau (0,10%) pada tahun 2001 sebesar
Rp(105.385.000) atau 3,07%).
e. Sparepart terjadi penyimpangan pada tahun 1998 sebesar Rp(2.224.000) atau
0,06%. Pada tahun 1999 sebesar Rp622.400 atau 0,01%, tahun 2000 sebesar
Rp1.218.250 atau 0,02%, tahun 2001 sebesar Rp(3.128.325) atau (0,01%)

71

f. Lem terjadi penyimpangan pada tahun 1998 sebesar Rp978.500 pada tahun
2000 sebesar Rp(2,260.700) tahun 2001 sebesar Rp(5.392.600) atau
(0,10%)Rp978.500.
g. Surface film terjadi penyimpangan tahun 1998 sebesar Rp(1.825.800), tahun
1998 sebesar Rp(2.180.000) atau (0,01%) tahun 2000 sebesar Rp(231.400)
tahun 2001 sebesar Rp(7.487.200) atau (0,04%).
h. Pisau rotary terjadi penyimpangan pada tahun 1999 sebesar Rp(961.300)
atau (0,03%) pada tahun 2001 sebesar Rp(9.854.200) atau (0,34%)
i. Gummed tupe terjadi penyimpangan pada tahun 1998 sebesar Rp(2.131.000)
atau (0,12%) tahun 1999 sebesar Rp(2.305.275) atau (0,12%) tahun 2000
sebesar Rp(199.000) atau (0,01%) tahun 2001 sebesar Rp11.101.925 atau
sebesar 0,68%.
j. Hoilent glue terjadi penyimpangan pada tahun 1998 sebesar Rp(1.588.575)
atau (0,17%) tahun 1999 sebesar Rp(750.000) atau (0,08%) tahun 2000
sebesar Rp(1.203.000) atau (0,13%) pada tahun 2001 sebesar Rp(1.933.250)
atau (0,23%).
k. Amplas terjadi penyimpangan pada tahun 1999 sebesar Rp(175.300) atau
(0,03%) tahun 2000 sebesar Rp(3.972.000) atau (0,81%) tahun 2001 sebesar
Rp(5.609.750) atau (1,07%).
l. Firlovmett terjadi penyimpangan pada tahun 1998 sebesar Rp(1.860.225)
atau (0,55%) tahun 1999 sebesar Rp(1.134.175) atau (0,39%) tahun 2000

72

sebesar Rp(1.034.000) atau (0,40%) tahun 2001 sebesar Rp(1.519.150) atau


(0,50%).
Biaya Pemasaran
a. OOP/OPT dan freight terjadi penyimpangan pada tahun 1998 sebesar
Rp(155.273.250) atau (155,27%), tahun 1999 Rp(1.917.445.000) atau
(191,74%) tahun 2000 Rp(357.565.125) atau (357,56%) tahun 2001
Rp(124.007.500) atau (24,45%)
b. Biaya bongkar muat terjadi penyimpangan pada tahun 1998 sebesar
Rp(1.887.175) atau (0,34%), tahun 1999 Rp(2.602.675) atau (0,34%) tahun
2000 Rp(397.250) atau (0,04%), tahun 2001 Rp(2.690.800) atau (0,57%).
c. Premi

komisi

terjadi

penyimpangan

pada

tahun

1998

sebesar

Rp(19.500.750) atau (1,21%), pada tahun 1999 Rp(15.991.825) atau (0,81%)


pada tahun 2000 Rp(718.875) atau (0,02%) tahun 2001 Rp(963.000) atau
(0,07%).
d. Bahandel / penyelesaian dokumen penyimpangan pada tahun 1998
Rp(302.815.600) atau (302,81%), tahun 1999 Rp(573.089.775) pada tahun
2000 Rp(687.179.750) atau (687,172) tahun 2001 Rp(12.838.300) atau
(4,77%).
e. Packing terjadi penyimpangan pada tahun 1998 Rp(7.500.0800) atau
(0,49%) pada tahun 1999 Rp(7.800.500) atau (0,45%) tahun 2000
Rp(3.141.250) atau (0,16%) tahun 2001 Rp(4.254.500) atau (0,29%).

73

f. Claim terjadi penyimpangan pada tahun 1998 Rp(4.239.500) atau (1,00%)


tahun 1999 Rp(3.989.500) atau (0,76%) tahun 2000 Rp(1.922.300) atau
(0,29%) tahun 2001 Rp(21.928.200) atau (6,44%).
g. Biaya luar negeri terjadi penyimpangan pada tahun 1998 Rp(75.521.000)
atau (128,42%) tahun 1999 Rp(51.200.800) atau (0,76%) tahun 2000
Rp(1.922.30043.471.500) atau (16,40%) tahun 2001 Rp(6.181.000) atau
(6,00%).
h. Sewa tongkang, motor air dan lain-lain terjadi penyimpangan pada tahun
1998 Rp(12.649.900) atau (0,25%) tahun 1999 Rp(14.801.625) atau (0,29%)
tahun 2000 Rp(1.2.310.000) atau (0,03%) tahun 2001 Rp(3.511.000) atau
(0,06%)
i. Provisi dan biaya bank terjadi penyimpangan pada tahun 1999
Rp(421.943.575) atau (421,94%) tahun 2000 Rp(1.493.714.200) atau
(149.37%) tahun 2001 Rp(219.813.900) atau (19,71%).
Biaya Administrasi dan Umum
a. Alat tulis kantor terjadi penyimpangan pada tahun 1998 Rp(1.277.800) atau
(0,86%) pada tahun 1999 Rp(1.984.000) atau (1,22%), pada tahun 2000
Rp(570.000) atau (0,32%) pada tahun 2001 Rp(893.500) atau (0,61%).
b. Representasi terjadi penyimpangan pada tahun 1998 Rp(647.000) atau
(0,13%) pada tahun 1999 Rp(1.451.000) atau (0,28%) pada tahun 2000
Rp(973.000) atau (0,18%) pada tahun 2001 Rp1780.000 atau (0,38%).

74

c. Profesional fee terjadi penyimpangan pada tahun 1998 Rp(978.000) atau


(0,26%) pada tahun 2000 Rp(1.532.000) atau (0,31%) pada tahun 2001
Rp1.950.000 atau 0,54%.
d. Iuran

dan

sumbangan

terjadi

penyimpangan

pada

tahun

1998

Rp(4.223.684.000) atau (442,36%). Pada tahun 1989 Rp(5.780.745.500)


atau (578,07%) pada tahun 2000 Rp(6.231.380.000) atau (623,13%) pada
tahun 2001 Rp26.750.000 atau 0,51%.
e. Listrik kantor terjadi penyimpangan pada tahun 1998 Rp(518.750) atau
(0,59%) tahun 1999 Rp(897.975) atau (0,81%) tahun 2000 Rp(1.889.200)
atau (1,54%) tahun 2001 Rp(261.650) atau (0,17%).
f. Telepon terjadi penyimpangan pada tahun 1998 Rp(605.450) atau (0,87%)
tahun 1999 Rp(1.704.475) atau (1,84%) tahun 2000 Rp(3.491.600) atau
(3,35%) tahun 2001 Rp(4.415.650) atau (3,90%).
g. Cetak dan photo copy terjadi penyimpangan pada tahun 1998 Rp(277.000)
atau (0,27%) tahun 1999 Rp(5.783.000) atau (4,44%) tahun 2000
Rp(2.523.250) atau (1,59%) tahun 2001 Rp(851.000) atau (0,70%).
h. Penyelesaian

dokumen

terjadi

penyimpangan

pada

tahun

1998

Rp(225.813.000) atau (225,81) tahun 1999 Rp(260.322.000) atau (260,32%)


tahun 2000 Rp(298.925.000) atau 0,00%, tahun 2001 Rp(6.372.350) atau
(2,99%).

75

Berdasarkan uraian-uraian penyimpangan di atas, dapat terlihat jelas


penyimpangan antara biaya-biaya yang terjadi sebagaimana yang dapat dilihat pada
tabel 2.4 di bawah ini.
TABEL 2.4
PT. Ketapang Indah Plwood
Rekapitulasi Biaya Terkendalikan
Dan Biaya Tidak Terkendalikan
Selama Tahun 1998 2001
URAIAN
Biaya terkendalikan
Biaya tidak
terkendalikan

ANGGARAN
(Rp)
20.215.443.600

REALISASI
(Rp)
20.215.443.600

618.716.242.195

644.474.575

Sumber : PT. Ketapang Indah Plywood

SELISIH
(Rp)

(25.758.534.380)

Anda mungkin juga menyukai