Anda di halaman 1dari 17

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NOMOR 8 TAHUN 2007


TENTANG
RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA ADMINISTRASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
Menimbang : a.

b.
c.

d.
Mengingat : 1.

2.

3.

4.

bahwa berdasarkan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 66


Tahun 2001, Daerah diberikan kewenangan untuk menetapkan
jenis retribusi selain yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan
dalam Undang-Undang;
bahwa untuk menyelenggarakan administrasi umum
pemerintahan yang menjadi wewenang dan tanggung jawab
Daerah Provinsi diperlukan biaya yang cukup besar;
bahwa biaya yang diperlukan dalam penyelenggaraan
pemerintahan tersebut tidak dapat sepenuhnya ditutup dari
penerimaan Pajak maupun dari penerimaan lainnya, sehingga
perlu dibebankan sebagian atau seluruhnya kepada masyarakat
dalam bentuk retribusi;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, huruf b, dan huruf c perlu ditetapkan Peraturan Daerah
tentang Retribusi Penggantian Biaya Administrasi;
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1957 Tentang Pembentukan
Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah Dan Perubahan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Tentang Pembentukan
Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 53) Sebagai UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958
Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1622);
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak
Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

5.

6.

7.

8.
9.

10.

11.

12.
13.
14.

Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 4355);
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737)
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997
tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997
tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi
Daerah;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999
tentang Sistem Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
dan Pendapatan lain-lain;

15.
16.
17.
18.

19.

20.

21.

22.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2003 tentang


Pedoman Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Daerah;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2003 tentang
Pedoman Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah
Dalam Penegakan Peraturan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan
Tengah Nomor 12 Tahun 1986 tentang Penyidik Pegawai
Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I
Kalimantan Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah
Tingkat I Kalimantan Tengah Tahun 1987 Nomor 10 Seri D);
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 7 Tahun
2000 tentang Pembentukan Susunan organisasi dan Tatakerja
Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran
Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2000 Nomor 51
Seri D);
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 8 Tahun
2000 tentang Pembentukan Organisasi Dan Tatakerja Dinasdinas Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2000 Nomor 52 Seri D);
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 9 Tahun
2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Lembaga
Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2000 Nomor 53 Seri D);
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun
2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
Nomor 1);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Dan
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
M E M U T U S K AN :

Menetapkan : PERATURAN
DAERAH
TENTANG
PENGGANTIAN BIAYA ADMINISTRASI.

RETRIBUSI

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Provinsi Kalimantan Tengah.
2.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah Provinsi sebagai
unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah.
3.
Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Tengah.

4.

5.
6.
7.
8.

9.
10.

11.

12.
13.

Instansi Pemerintah adalah Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah;


Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah;
Dinas-Dinas Provinsi Kalimantan Tengah dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah.
Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum
serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Retribusi Penggantian Biaya Administrasi yang selanjutnya disebut retribusi
adalah retribusi yang dipungut oleh Daerah sebagai pembayaran atas
pelayananan administrasi pemerintahan.
Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan
perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi.
Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat
SPdORD adalah surat yang digunakan oleh subjek dan atau Wajib Retribusi
untuk melaporkan data objek retribusi sebagai dasar perhitungan dan
pembayaran retribusi terutang.
Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah
Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.
Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah surat
yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran atau
penyetoran retribusi yang terutang ke kas daerah atau tempat pembayaran lain
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat
SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada
retribusi yang terutang atau tidak seharusnya yang terutang.
Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap
SKKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dan SKDRLB yang diajukan
oleh Wajib Retribusi.
Penyidikan Tindak Pidana di bidang retribusi adalah serangkaian tindakan
yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut
penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana dibidang retribusi yang terjadi serta
menemukan tersangkanya.
BAB II
NAMA, OBJEK, DAN SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2
Dengan nama Retribusi Penggantian Biaya Administrasi dipungut retribusi sebagai
pembayaran atas penggantian biaya administrasi dalam rangka pelayanan administrasi
pemerintahan.
(1)

Pasal 3
Objek Retribusi adalah pelayanan jasa administrasi kepada orang pribadi atau
badan berupa:
a.
pemberian surat rekomendasi;
b.
naskah dinas kutipan/turunan surat keputusan;
c.
pemberian dokumen daerah;

(2)

(1)
(2)

d.
penyediaan formulir legalisasi dan sejenisnya;
Tidak termasuk objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pelayanan administrasi dalam rangka :
a.
surat-surat yang dikeluarkan atas permintaan dan untuk kepentingan
instansi Pemerintah;
b.
keputusan-keputusan, penetapan-penetapan dan petikan-petikan
mengenai pengangkatan atau pemberhentian dan sebagainya dari
seseorang pegawai negeri dan pensiunan;
c.
barang-barang cetakan, tulisan ataupun sesuatu yang akan diserahkan
kepada Pegawai Pemerintah Daerah dan Badan-badan Umum;
d.
surat keterangan dan legalisasi salinan surat-surat bagi Pegawai Negeri
dan Pensiunan;
e.
surat-surat untuk usaha amal dan kepentingan pembangunan rumah
ibadah atau usaha sosial lainnya.
f.
Penerbitan dokumen dalam rangka pemungutan pajak dan retribusi
daerah.
Pasal 4
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan
administrasi.
Subjek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Wajib
Retribusi.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI DAN CARA MENGUKUR
TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 5
Retribusi Penggantian Biaya Administrasi digolongkan dalam Retribusi Jasa Umum.
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan golongan, jenis, kuantitas dan kualitas
pelayanan administrasi.
BAB IV
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 7
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi adalah untuk menutup
biaya pencetakan surat/dokumen yang diperlukan dalam pelayanan administrasi.
BAB V
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
(1)

Pasal 8
Struktur tarif retribusi digolongkan menurut :
a.
golongan usaha;
b.
jenis, kuantitas dan kualitas pelayanan administrasi.
c.
per satuan pelayanan.

(2)
(3)
(4)

Kualitas pelayanan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,


adalah berkenaan dengan jangka waktu pelayanan administrasi, yang akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.
Besarnya tarif retribusi ditetapkan berdasarkan biaya yang ditanggung oleh
daerah untuk mencetak dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pelayanan
jasa administrasi tersebut.
Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB VI
WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 9
Retribusi Penggantian Biaya Administrasi dipungut di Wilayah Daerah tempat
pelayanan jasa administrasi diberikan.
BAB VII
MASA RETRIBUSI DAN SAAT TERUTANGNYA RETRIBUSI
(1)
(2)

Pasal 10
Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu
bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa pelayanan administrasi.
Saat terutangnya retribusi adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
BAB VIII
SURAT PENDAFTARAN

(1)
(2)
(3)

Pasal 11
Wajib Retribusi wajib mengisi SPdORD.
SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar,
dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau kuasanya.
Bentuk, isi, serta tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.
BAB IX
PENETAPAN RETRIBUSI

(1)
(2)
(3)

Pasal 12
Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
ditetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain
yang dipersamakan.
SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan benar dan
lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau Kuasanya
Bentuk, isi, dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Gubernur.
BAB X

TATA CARA PEMUNGUTAN


(1)
(2)

Pasal 13
Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB XI
SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 14
Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen)
setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang di bayar dan ditagih dengan
menggunakan STRD.
BAB XII
TATA CARA PEMBAYARAN
(1)
(2)
(3)
(4)

Pasal 15
Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.
Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak
diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
Retribusi dipungut dengan menggunakan STRD atau dokumen lain yang
dipersamakan yang sudah mendapatkan pengesahan oleh Pejabat pengelola
keuangan Daerah.
Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan
Peraturan Gubernur.
BAB XIII
TATA CARA PENAGIHAN

(1)

(2)

Pasal 16
Retribusi terutang berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan,
dan atau Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan jumlah retribusi yang
harus dibayar bertambah, yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Retribusi
dapat ditagih melalui Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN).
Penagihan retribusi melalui BUPLN dilaksanakan berdasarkan perundangundangan yang berlaku.
BAB XIV
K E B E R ATAN

(1)
(2)
(3)

Pasal 17
Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Gubernur atau
pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
Keberatan diajukan secara tertulis dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi,
Wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi
tersebut.

(4)

(5)
(6)

(1)
(2)
(3)

Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak
tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, kecuali apabila Wajib
Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat
dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak
dipertimbangkan.
Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan
pelaksanaan penagihan retribusi.
Pasal 18
Gubernur dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterima harus memberikan keputusan atas keberatan yang
diajukan.
Keputusan Gubernur atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau
sebagian, menolak, atau menambah besarnya retribusi yang terutang.
Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan
Gubernur tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan
tersebut dianggap dikabulkan.
BAB XV
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

(1)
(2)
(3)

(4)
(5)
(6)

(1)

Pasal 19
Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan
permohonan pengembalian kepada Gubernur.
Gubernur dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya
permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), harus memberikan keputusan.
Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui
dan Gubernur tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian
kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan
dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan
pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.
Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak
diterbitkannya SKRDLB.
Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah
lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Gubernur memberikan imbalan bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan
retribusi.
Pasal 20
Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara
tertulis kepada Gubernur dengan sekurang-kurangnya menyebutkan:
a.
nama dan alamat Wajib Retribusi;
b.
masa retribusi;
c.
besarnya kelebihan pembayaran;

(2)
(3)

(1)
(2)

d.
alasan yang singkat dan jelas.
Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan
secara langsung atau melalui pos tercatat.
Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat
merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Gubernur.
Pasal 21
Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat
Perintah Membayar Kelebihan Retribusi.
Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan utang retribusi
lainnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4), pembayaran
dilakukan dengan cara penyetoran kembali dan bukti penyetoran juga berlaku
sebagai bukti pembayaran.
BAB XVI
PENGURANGAN, KERINGANAN,
DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

(1)
(2)
(3)

Pasal 22
Gubernur dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan
retribusi.
Pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi,
antara lain, untuk mengangsur.
Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan
dengan Peraturan Gubernur.
BAB XVII
KEDALUWARSA PENAGIHAN

(1)
(2)

Pasal 23
Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa setelah melampaui
jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali
apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.
Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tertangguh apabila:
a.
diterbitkan Surat Teguran; atau
b.
ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung
maupun tidak langsung.
BAB XVIII
KETENTUAN PIDANA

(1)
(2)

Pasal 24
Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan
keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau
denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang.
Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XIX

PE N YI D I K AN
(1)

(2)

(3)

(4)

Pasal 25
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak
pidana di bidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang tentang Hukum Acara Pidana.
Penyidik di bidang retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan pemerintah daerah yang
diangkat oleh pejabat berwenang sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a.
menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah
agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b.
meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah;
c.
meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
d.
memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain
berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
e.
melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan
penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f.
meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
g.
menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan
ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan
memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa
sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h.
memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi
daerah;
i.
memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
j.
menghentikan penyidikan;
k.
melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya
penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum
melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana.
BAB XX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan atau Keputusan Gubernur.

Pasal 27
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.
Ditetapkan di Palangka Raya
pada tanggal 12 November 2007
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
cap/ttd
AGUSTIN TERAS NARANG
Diundangkan di Palangka Raya
pada tanggal 12 November 2007
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH,
cap/ttd
THAMPUNAH SINSENG
LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2007
NOMOR 8
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
NOMOR 8 TAHUN 2007
T E N TAN G
RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA ADMINISTRASI
I.

UMUM
Sejalan dengan pemberian kewenangan kepada daerah yang semakin besar
yang berimplikasi pada semakin besarnya kebutuhan daerah, diperlukan sumbersumber dana untuk membiayai tambahan kebutuhan daerah tersebut.
Secara juridis, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah telah menjamin
tersedianya dana untuk membiayai kewenangan daerah tersebut dengan menyediakan
dana bagi hasil dan dana alokasi. Namun demikian, dalam kenyataannya dana tersebut
belum memadai untuk membiayai kebutuhan tersebut.
Untuk menjamin terselenggaranya fungsi-fungsi pemerintahan tersebut
diperlukan sumber-sumber penerimaan yang dapat digali dari daerah dalam bentuk
pengenaan retribusi atas penyediaan layanan jasa administrasi. Namun demikian,
mengingat pelayanan jasa ketausahaan merupakan urusan umum pemerintahan yang
seharusnya dibiayai dari penerimaan umum, khususnya dari pajak, pengenaan
retribusi atas pelayanan administrasi hanya semata-mata untuk mengganti biaya
administrasi berkaitan dengan pelayanan tersebut.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk
menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Penggantian Biaya Administrasi.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1

Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Ayat (1)
Ayat ini memberikan kepastian hukum kepada Wajib Retribusi maupun
Pemerintah Daerah dan dalam rangka tertib administrasi, oleh karena
itu keberatan yang diajukan oleh Wajib Retribusi harus diberi
keputusan oleh Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6
(enam) bulan sejak Surat Keberatan diterima.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Kepala Daerah sebelum memberikan keputusan dalam hal kelebihan
pembayaran retribusi harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Besarnya imbalan bunga atas keterlambatan pengembalian kelebihan
pembayaran retribusi dihitung dari batas waktu 2 (dua) bulan sejak
diterbitkannya Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar sampai
dengan saat dilakukannya pembayaran kelebihan.
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Ayat (1)
Saat kedaluwarsa penagihan retribusi ini perlu ditetapkan untuk
memberi kepastian hukum kapan utang retribusi tidak dapat ditagih
lagi.
Ayat (2)
Huruf a
Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa,
kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian
Surat Paksa tersebut.
Huruf b
Yang dimaksud dengan pengakuan utang retribusi secara
langsung adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya
menyatakan masih mempunyai utang retribusi dan belum
melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
Yang dimaksud dengan pengakuan utang secara tidak langsung
adalah Wajib Retribusi tidak secara nyata-nyata langsung
menyatakan bahwa ia mengakui mempunyai utang retribusi
kepada Pemerintah Daerah.
Contoh:
O
Wajib
Retribusi
mengajukan
permohonan
angsuran/penundaan pembayaran;
O
Wajib Retribusi mengajukan permohonan keberatan.
Pasal 24
Ayat (1)
Dengan adanya sanksi pidana, diharapkan timbulnya kesadaran Wajib
Retribusi untuk memenuhi kewajibannya.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 25
Ayat (1)

Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi dilaksanakan menurut


ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana
yang berlaku
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
NOMOR 8

LAMPIRAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


NOMOR 8 TAHUN 2007
TANGGAL 12 NOVEMBER 2007
TARIF RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA ADMINISTRASI

NO.
A.
1
2
3
4
5
6

B.
1.
2.
3.
4.

1
2
1

JENIS PELAYANAN

SATUAN

TARIF (Rp )

UMUM (DIKENAKAN UNTUK SEMUA INSTANSI ):


Surat Keterangan/ ekomendasi
per rekomendasi
10.000
Surat Tembusan atau Salinan Surat
per tembusan
Salinan Peraturan-peraturan
per jenis peraturan
Kutipan Surat zin atau penggantinya
per kutipan
Pengesahan Tanda Tangan Gubernur atau Sekda
per surat
10.000
Kontrak Kerja dengan Pihak Ketiga :
Klasifikasi K3
per kontrak
Klasifikasi K2
per kontrak
Klasifikasi K1
per kontrak
Klasifikasi M
per kontrak
Klasifikasi B
per kontrak
Berita Acara Pemeriksaan Barang
Sampai dengan
per surat
Rp. 50 juta - Rp. 100 juta
per surat
50.000
Rp. 100 juta ke atas
per surat
KHUSUS :
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Surat Perjanjian Kontrak Sewa Beli Aset Daerah
per jenis aset
50.000
Surat ekomendasi Aset Daerah
per jenis aset
15.000
Surat Penerbitan atau Perpanjangan Surat zin
Penghunian (S P)
per izin
15.000
Penggandaan Buku APBD
per buku
SEKRETARIAT DPRD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Risalah Sidang per masa sidang
per risalah
100.000
DINAS PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Surat Rekomendasi Usaha Tanaman Pangan
per rekomendasi
100.000
Surat Rekomendasi Usaha Holtikutura
per rekomendasi
100.000
DINAS KEHEWANAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Surat Keterangan
per surat

10.000
10.000
10.000

50.000
100.000
200.000
500.000
600.000
20.000
100.000

100.000

20.000

NO. SATUAN TARIF (R ) JENIS PELAYANAN


A Bidan Pertamban an Umum
1 per surat 50.000
2 per surat 50.000
3 per surat 50.000
4 per surat 50.000
5 per surat 50.000
6 per surat 50.000
7 per surat 50.000
8 per surat 50.000
9 per surat 50.000
10 per surat 50.000
11 per surat 50.000

B Bidan Geolo i dan Sumber Daya Mineral


12 Penggandaan peta geologi per lembar 100.000
13 Penggandaan peta foto per lembar 100.000
14 Penggandaan peta rupa bumi per lembar 100.000
15 Penggandaan peta bahan galian per lembar 100.000
16 Penggandaan peta air tanah (geohidrologi) per lembar 100.000
C Bidan Mi as Listrik dan Ener i
17 Penggantian Biaya Administrasi Penerbitan Sertifikat Laik Operasi nstalasi umah
Tangga per surat 25.000
1 per surat 20.000
2 per surat 20.000
3 per surat 20.000
4 per surat 20.000
5 per pencetakan 250.000
6 per pencetakan 15.000
7 per pencetakan 7.500
8 per pencetakan 5.000
9 per pencetakan 2.500
10 Updruck Peta
Ukuran A0/A1
per pencetakan 5.000
11 per fotocopy 5.000
12 per buku 25.000
13 Buku oad
Map/ enstra
per buku 15.000
14 Data Statistik
Provinsi
per buku 80.000
15 per buku 20.000
16 per batang 5
17 per sertifikasi 25.000
Sertifikasi dan Labelisasi Benih Tanaman Perkebunan
(Pemeriksaan
Sertifikasi dan Labelisasi Benih Tanaman Perkebunan (Pemeriksaan Bibit)
Fotocopy Peta Ukuran A0/A1
Cetak Peta Ukuran A5 Berwarna
Cetak Peta Ukuran A4 Berwarna
Data Statistik Kabupaten/Kota
Buku encana nduk Pengembangan Perkebunan ( PBun)
Penggantian Biaya Administrasi Surat Pendaftaran Pengembangan Usaha
ndustri Perkebunan akyat (Sp2U P )
Penggantian Biaya Administrasi Surat Persetujuan Pendaftaran Perubahan

Jenis Tanaman Perkebunan (SP2JTP)


Penggantian Biaya Administrasi Surat Persetujuan Pendaftaran Usaha
ndustri Perkebunan akyat
Penggantian Biaya Administrasi Surat Persetujuan Pendaftaran Usaha
Cetak Peta Ukuran AO Berwarna
Penggantian Biaya Administrasi Surat Pertimbangan teknis ( ekomendasi)
yang berkaitan dengan usaha pertambangan umum
Cetak Peta Ukuran A3 Berwarna
Cetak Peta Ukuran A1 Berwarna
Penggantian Biaya Administrasi Surat rekomendasi pembelian,
penggunaan dan penimbunan bahan berbahaya beracun (B3)
Penggantian Biaya Administrasi Surat pengesahan Kepala/Wakil Kepala
Teknik Tambang
Penggantian Biaya Administrasi Penerbitan Kartu zin Meledakan (K M)
Penggantian Biaya Administrasi Surat Persetujuan Studi Kelayakan usaha
Penggantian Biaya Administrasi Surat Persetujuan encana Tahunan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan ( TKPL) usaha pertambangan
Penggantian Biaya Administrasi Surat Persetujuan encana Kerja dan
Anggaran Biaya ( KAB) usaha pertambangan
Penggantian Biaya Administrasi Surat Persetujuan pemindahtanganan
pemegang Kuasa Pertambangan (KP)
Penggantian Biaya Administrasi Surat Keterangan zin Peninjauan (SK P)
Penggantian Biaya Administrasi Surat rekomendasi pembelian,
pengangkutan dan penimbunan bahan peledak pertambangan
Penggantian Biaya Administrasi Surat rekomendasi penimbunan dan
pendirian tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) usaha pertambangan
DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Anda mungkin juga menyukai