Anda di halaman 1dari 106

DIREKTORAT PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA

DITJEN PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN


DEP. TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

1.
MEMAHAMI KARAKTERISTIK BAHAYA
LISTRIK
DAN SAMBARAN PETIR
2.
MEMAHAMI PERSYARATAN DASAR
PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN LISTRIK DAN
KONSEP DESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR.
3.
MENGETAHUI LANDASAN PERATURAN K3
LISTRIK DAN PROTEKSI PETIR.
4.
MENGETAHUI PERSYARATAN DAN
PROSEDUR
PENGAWASAN K3 LISTRIK &
PETIR

I.

PENDAHULUAN

I.

PENDAHULUAN

Bahaya kejut
kejut
Bahaya
listrik
listrik
Langsung
Langsung
Tidak langsung
langsung
Tidak

(detik) 1,0
1,0 0,8
0,8 0,6
0,6 0,4
0,4 0,3
0,3
tt (detik)
0,2
0,2
E (Volt)
(Volt)
90 100
100
110
E
90
110
125
140
200
125
140
200

I.

PENDAHULUAN

Data kec. listrik (PLN) 95-99.


Jumlah kasus 1.458 kasus
kecelakaan

Korban tewas 818 orang

$
$
$

karyawan 183 orang &


masyarakat 635 orang

Luka serius 476 orang


Kasus kebakaran 741 kasus
Gangguan teknis 2720 kasus
Kerugian Rp. 25.5 milyar

KASUS KEBAKARAN
Puslabfor Mabes Polri
1990-1996

1990-2001

2033 kasus

80% kasus ditempat kerja


20% kasus bukan tempat kerja
1997-2001

1121 kasus

76,1 % terjadi di tempat kerja


23,9 % bukan tempat kerja

20% kasus habis total

Pengusahaan Ketenagalistrikan

TR

TM/

TET

TT/

Pusat Pembangkitan
Gardu Induk, Transmisi, Distribusi,
Jaringan Transmisi & Distribusi

M
PELANGGAN

Tempat kerja

Bukan tempat kerja

Tujuan K3 Listrik
1.

Menjamin kehandalan instalasi listrik


sesuai tujuan penggunaannya.
2.
Mencegah timbulnya bahaya akibat
listrik

bahaya sentuhan langsung


bahaya sentuhan tidak langsung
bahaya kebakaran

Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan
pada bagian konduktif
yang secara normal
bertegangan

Sentuhan tidak
tidak langsung
langsung
Sentuhan
adalah bahaya
bahaya sentuhan
sentuhan
adalah
pada bagian
bagian konduktif
konduktif yang
yang
pada
secara normal
normal tidak
tidak
secara
bertegangan, menjadi
menjadi
bertegangan,
bertegangan karena
karena terjadi
terjadi
bertegangan
kegagalan isolasi
isolasi
kegagalan

Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Listrik statik
Sambaran petir

TET

Kebijakan nasional
dalam hal upaya
menjamin

TT/

(pengusahaan)
yang Andal, Aman dan
Akrap lingkungan

TR

yang Aman dan


lingkungan yang Sehat

TM/

tempat kerja

Kebijakan nasional
dalam hal penyediaan
tenaga listrik

M
Tempat kerja

Bukan tempat kerja

TANGGUNG JAWAB KEGIATAN PENGAWASAN ATAU


PEKERJAAN DAN PELAKSANAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN
Terhadap ditaainya

USAHA
USAHA
KETENAGALISTRIKAN
KETENAGALISTRIKAN

PERUNDANG UNDANGAN YG BERLAKU

UU KELISTRIKAN
o Tupoksi LPE

UU NAKER
o Perlin Normatif
o K3
o TKA / TKI

UU Ling Hidup
UU Lain

Instansi
DEP.
DEP.BID
BIDLISTRIK
LISTRIK
ooDep
DepESDM
ESDM
DAN
DAN
DEP
DEPLAIN
LAINYANG
YANG
TERKAIT
TERKAIT
ooDepnakertrans
Depnakertrans
ooDepdagri/Otoda
Depdagri/Otoda
ooKem
KemLing.
Ling.Hidup
Hidup
ooInst
InstLain
Lainsesuai
sesuai
bidangnya
bidangnya

Undang undang No 1 tahun 1970


Keselamatan Kerja

Dasar hukum :

Pasal 2 ayat (1) huruf q


(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditranmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan

Undang undang No 1 tahun 1970


Keselamatan Kerja

Dasar hukum :

Pasal 3 ayat (1) huruf q


(Objective)
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q.
mencegah terkena aliran listrik
berbahaya

Undang undang No 1 tahun 1970


Keselamatan Kerja

Dasar hukum :
Keputusan
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja
Menteri Tenaga
RI Kerja
RI
No Kep 75/Men/2002
No Kep 75/Men/2002
Pemberlakuan
Pemberlakuan
PUIL 2000
PUIL 2000

UU 1/70
PUIL 2000
PUIL 2000
SNI 04-0225-2000
SNI 04-0225-2000

STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88

Persyaratan
Umum Instalasi
Listrik
Peluncuran perdana 2410-2001

Ditetapkan
Sebagai Standar Wajib
Kep Menteri Energi & Sumber
Daya Mineral
No. : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun

PENGERTIAN
PENGERTIAN
Instalasi listrik adalah bangunan
mulai dari pembangkit tenaga
sampai titik penggunaan akhir
Peralatan listrik adalah setiap
alat pemakai listrik
Perlengkapan listrik adalah
komponen-komponen yang
diperlukan pada jaringan instalasi

Tegangan
Tegangan sentuh
sentuh yang
yang berbahaya:
berbahaya:
>
> 50
50 V
V a.b.
a.b. di
di ruang
ruang normal,
normal,
>
> 25
25 V
V a.b.
a.b. di
di ruangan
ruangan lembab
lembab

Bagian 1 :
Bagian 2 :
Bagian 3 :
Bagian
Bagian
Bagian
Bagian
Bagian
Bagian

4
5
6
7
8
9

:
:
:
:
:
:

Pendahuluan(Ruang lingkup & acu


Persyaratan Dasar
Proteksi untuk K3/ Sentuh langsun
sentuh tidak langsung, & kebakara
Perancangan instalasi listrik
Perlengkapan listrik
PHB & Komponennya
Penghantar dan pemasangannya
Ruangan khusus
Pengusahaan instalasi listrik

Lampiran-lampiran

Bagian 1. PENDAHULUAN
Tujuan
Terselenggaranya instalasi listrik yang
baik dan menjamin keselamatan ,
keaman instalasi, gedung dan isinya.
Ruang lingkup
Perancangan, Pemasangan,
pemeriksaan, pengujian, pelayanan,
pemeliharaan dan pengawasannya
instalasi listrik Teg > 25 V dan dayanya
> 100 W

Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan)


Sumber acuan
PUIL 1987 --> disempurnakan
International Electric Code dan stand
international lainya
Undang-undang No 1 tahun 1970
Undang-undang No 20 tahun 2002

Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan)


Penafsiran
Instansi yang berwenang --> yang
memberlakukan PUIL 2000
Ketentuan teknis
- Pola preventif
- Syarat syarat pengamanan
- Batas pembebanan, hantaran
- dst

Bagian 2. PERSYARATAN DASAR


Proteksi untuk keselamatan
- Proteksi sentuh langsung
- Proteksi sentuh tidak langsung
- Proteksi efek termal
- Proteksi arus lebih
- Proteksi arus gangguan
- Proteksi tegangan lebih
- Proteksi perlengkapan dan instalasi listrik

Bagian 2. PERSYARATAN DASAR (Lanjutan)


Perancangan
- Aspek keselamatan
- Asapek kehandalan
- Aspek Akrap lingkungan
Pemilihan peralatan listrik
Karakteristik beban, arus, tegangan,
prekuensi, daya

Bagian 3. SISTEM PROTEKSI


Proteksi sentuhan langsung
- Proteksi isolasi bagian aktif
- Proteksi penghalang atau selungkup
- Proteksi penempatan di luar
jangkauan
- Proteksi isolasi lantai kerja

Bagian 3. SISTEM PROTEKSI


(Lanjutan)
Proteksi sentuhan tidak langsung
Prinsip :
Pemutusan secara
otomatik
Metoda :
- Sistem Pembumian
- Sistem Hantaran pengaman
- Sistem Hantaran Netral Pengaman

SYARAT K3
Bag. 9.
Bagian 9.5.3.2

Bagian 9.5.3.1

Bagian 9.10.4.

Orang yang mengawasi pemasangan


instalasi listrik
Orang yang diberi tanggung jawab,
perancangan, pemasangan,
pemeriksaan, dan pengujian inst.
Listrik, harus memahami K3 dan
memiliki ijin kerja.
Pengusahaan listrik > 200 kVA harus
memiliki organisasi yang
bertanggjawab secara khusus

KOMPETENSI SDM BIDANG K3


LISTRIK
Keputusan Menaker No. : Kep. 311/BW/2002

AHLI K3 LISTRIK

PERANCANGAN;
RIKSA UJI

PENYELIA K3 LISTRI :

PENGAWAS PEKERJAAN
PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN

TEKNISI LISTRIK

PELAKSANA PELAYANAN,
PEMELIHARAAN

GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)
Tanda Pengenal (Plat nama)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
I.
j.
k.

nama pabbrik pembuat


tegangan pengenal
arus beban pengenal
daya pengenal
freq, Jumlah fase,
rpm
suhu lingkungan > kenaikan suhu
klas isolasi
teg. kerja dan arus beban penuh
lilitan
daur kerja

GENERATOR (PEMBANGKIT LISTRIK)


Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)

PENGGERAK
MULA

BEBAN

a. Pada saat beban dimasukan, teg turun mak 25% dan pulih 0,5 d
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Kapasitas bahan bakar untuk 8 jam


Pipa saluran bahan bakar harus terlindung dari panas dan meka
Pipa saluran gas buang harus disalut shg suhu mak 70o C
Pelepasan gas buang pada sebelah sisih udara masuk
Sistem pendinginan harus terjamin
Pondasi harus dirancang dengan perdam getaran mesin
Harus dipasang tanda peringatan

GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.6)
G

1.
2.
3.

Harus diproteksi thd arus lebih


Mak 150 % > I beban penuh
Penghantar 115% > I beban penuh

PUIL 2000
Psl. 8.12

Instalasi listrik Ketel Uap


Alat penerangan dan alat listrik lainya tidak
diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50
Volt
Jika digunakan kabel fleksibel harus
berselubung karet atau berperisai logam
fleksibel.
Bila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, maka
bagian logam dari ketel uap harus dibumikan
Jenis kabel yang digunakan harus berselubung
karet dan berperisai logam

L1
L2
L3
N
PE

L1
L2
L3
N

L1
L2
L3
N

L1
L2
L3
N
PE

REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT


PUIL-2000
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Klasifikasi :
Kelompok 1 :
langsung

Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila


terputus tidak berpengruh
terhadap pasien

Kelompok 1 E
:
Instalasi listrik untuk intalasi
medik, yang
berfungsi langsung
dengan penderita, bila
terputus dari
dalam tempo kurang 10
detik
harus segera mendapat catu daya
pengganti khusus (CDPK)
Kelompok 2 E
:
Instalasi listrik untuk intalasi
medik
berfungsi langsung
dengan penderita, bila
terputus harus
langsung mendapat catu
daya
pengganti khusus (CDPK)

Sistem distribusi listrik di rumah sakit


Sumber
Normal

Sumber G
Emergency
< 10 dt

RUANG
KELOMPOK
1

RUANG
KELOMPOK
1E

Baterai atau
Motor
Generator
< 0,5 dt

RUANG
KELOMPOK
2E

1
2
3
4
5
6

MDB

HYDRANT
SPRINGKLER
LIFT
PRESSURIZED FAN
EMERGENCY
MDB
Suplai daya listrik untuk
sarana keselamatan
tidak beleh terganggu
pada kondisi apapun

1
2
3
4
5
6. Spare

INSTALASI LISTRIK SEDERHANA


(Sistem pasa satu 3 kawat)
PENGAMAN
1. PEMBATAS ARUS
2. PEMUTUS
3. GROUNDING
4. SEKERING
5. KOTAK KONTAK
6 TUSUK KONTAK
7. POLARITAS

M
1

6
3

PENGAMAN
PENGAMAN HUBUNG
HUBUNG SINGKAT
SINGKAT
PUIL
PUIL 2000
2000 Ayat
Ayat 556
556
SETELAN MAK
218 + 68 = 286 A
SETELAN MAK
108 + 42 + 68 = 218A

KHA. MIN.
1.25 (68) + 42 + 54 =
170,8A
SETELAN MAK

2,5 In 1
= 105A

1,5 In 3 4
= 102A
MOTOR ROTOR LILIT
In.4 = 68 A

2 In2
= 108A

KHA. MIN.
1.25 In

MOTOR SANGKAR
MOTOR SEREMPAK
In.1 = 42 A
In.2 = 54 A

1,5 In
= 102A

3
MOTOR ROTOR LILIT
In.3 = 68 A

KELENGKAPAN
KELENGKAPAN SIRKIT
SIRKIT MOTOR
MOTOR
PUIL
PUIL 2000
2000 Ayat
Ayat 5.5.1.3
5.5.1.3

PENGAMAN HUBUNG PENDEK

PENGAMAN HUBUNG PENDEK


SARANA PEMUTUS

KENDALI
PENGAMAN BEBAN LEBIH

KELENGKAPAN
KELENGKAPAN SIRKIT
SIRKIT MOTOR
MOTOR
POMPA
POMPA KEBAKARAN
KEBAKARAN

BILA SUPLAI LISTRIK


TERPUTUS HARUS ADA
INDIKASI ALARM

JENIS KABEL FRC


DARI SISI IN COMING
SEBELUM SAKELAR UTAMA

KARAKTERISTIK PENGAMAN
HUBUNG PENDEK, TERBUKA
BILA MERASAKAN 600% In
DALAM WAKTU 20 - 50
DETIK
KENDALI

TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH

SISTEM
SISTEM PROTEKSI
PROTEKSI UNTUK
UNTUK
KESELAMATAN
KESELAMATAN
(BAB
(BAB III)
III)

Proteksi dari kejut listrik


Proteksi dari efek thermal
Proteksi dari arus lebih
Proteksi dari tegangan lebih akibat petir
Proteksi dari tegangan kurang
Pemisahan dan penyakelaran

PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Metoda :

1. Isolasi bagian aktif


2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar
jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.

PROTEKSI BAHAYA
JARAK AMAN
Jarak aman atau diluar jangkauan
Tegangan kV
1
12
20
70
150
220
500

Jarak cm
50
60
75
100
125
160
300

SISTEM
SISTEM PENGAMANAN
PENGAMANAN

ISOLASI
ISOLASI LANTAI
LANTAI KERJA
KERJA

Rd 3000

V
V2

75 kg

Pelat logam
Kayu
25 x 25 x 0,2 Cm
Kain basah 27 x 27 Cm
ISOLASI LANTAI KERJA (R1)

R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm

TANAH

R1 min. 50 kilo Ohm

V1

Proteksi bahaya
bahaya
Proteksi
Sentuhan tidak
tidak langsung
langsung
Sentuhan
1.
2.
3.

Sistem TT atau
Pembumian Pengaman (PP)
Sistem IT atau
Hantaran pengaman (HP)
Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman
(PNP)

1. Sistem TT atau Pembumian


Pengaman (PP)
Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bocor atau hubung
singkat, arus akan tersalur ke bumi yang akan
menyebabkan meningkatnya arus sehingga
Fasa
tunggal 2 kawat
pengaman akan
terputus
secara otomatik
Aktif
Nol/Netral

Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)


L1

Membumikan titik netral di

L2

sumbernya dan membumikan

L3

pada BKT instalasi dan BKT

perlengkapan listrik.
Bila terjadi kegagalan
isolasi, teganan suplai akan
PE

terputus karena alat


proteksi bekerja otomatik

2. Sistem IT atau Hantaran pengaman


(HP)
Tujuan pembumian :

Bila terjadi arus bacor atau hubung


singkat, arus akan tersalur ke bumi melalui
penghantar pengaman sehingga arus
meningkat dan pengaman akan terputus secara
otomatik
Fasa tunggal 3 kawat

Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman

WAKTU PEMUTUSAN
SISTEM IT
TEGANGAN
(volt)

WAKTU PEMUTUSAN
(detik)
N tdk
terdistribusi

N terdistribusi

120-240

0,8

230/400

0,4

0,8

400/690

0,2

0,4

5801000

0,1

0,2

3. Sistem
Sistem TN
TN atau
atau
3.
Pembumian Netral
Netral Pengaman
Pengaman
Pembumian
(PNP)
Fasa tunggal 3 kawat
(PNP)

Nol &
Ground
dihubungkan

SISTEM HANTARAN PENGAMAN


L1/R
L2/S
L3/T
N
PE

WAKTU PEMUTUSAN
SISTEM TN
TEGANGAN
(volt)

WAKTU PEMUTUSAN
(detik)

120

0,8

230

0,4

277

0,4

400

0,2

> 400

0,1

SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN


L1
L2
L3
N

SATU FASE

TIGA FASE

SISTEM HANTARAN NETRAL PENGAMAN


L1
L2
L3
N/PE

HASIL PENGUKURAN RESISTAN ISOLASI


PANEL
P1- P1.1
p1-P1.2
P1-P1.3
P1.P1.4
P1.P1.5
P1-P1.6

R-S

R-T

T-S

R-N

R-G

S-N S-G

T-N

T-G

N-G

KEMAMPUAN HANTAR ARUS


KHA kabel listrik
ditentukan oleh jenis bahan
konduktornya dan ukuran
penampangnya
(Periksa tabel PUIL)
SYARAT K3

RESISTANS ISOLASI

KHA : MIN 1,1 X I


nominal

1000 Ohm /Volt (diruang normal)


100 Ohm / Volt (diruang lembab)

PENGHANTAR

BEBAN kW

NYY 4 x 15

3P.25 kW

M1

NYY 4 x 15

3P.20 kW

M2

NYY 4 x 15

3P.15 kW

M3

NYY 3 x 4

NYY 3 x 4

NYY 3 x 4

1P. 25 kW

IP. 20 kW
1P. 15 kW
120 kW

M4
M5
M6

2 x 2,5 mm2

W1

25 A
KK 3

2 x 1,5 mm2
W1
: 5 A,
W2
: 3A:
W3
:6A
KK 3 : 250V- 10 A
KK1
: 250 V- 15 A
MCB : 25 A
KHA kabel
1,5 mm2 : 19 A
2,5 mm2 : 25 A

KK 1

W2
2 x 1,5 mm2

W3

1).

Motor Listrik 1 P. 220 V/450 W

2).

=
=
=

ExI
W/E
450/220 Amper
~ 2 Ampere

Motor listrik 3 P, 220/380 V, 1,5 kW, Cos 0,9


W
1500 W
I

=
=
=

3 x E x I x Cos
1,76 x 380 x I x 0.9
1500/1,76 x 380 x 0,9

Amper
=

.. Ampere

2 x 2,5 mm2

W1

25 A
KK 3

2 x 1,5 mm2
KK 1

W tot. = 5 A + 6A + 6 A
= 17 A
KK 3 : 250V- 10 A (terbakar)
KK1
: 250 V- 15 A (terbakar)
MCB : tidak menjamin sbg pengaman
(kabel panas MCB belum bekerja melebihi
KHA kabel)

W2
2 x 1,5 mm2

W3

Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per
02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung
2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)
Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal /
proteksi
bahaya sambaran tidak langsunglangsung

Instalasi penyalur petir yang tidak


memenuhi syarat dapat mengundang bah

PELEPASAN MUATAN LISTRIK


++++++
+ + + +-+
++++++

------------------

++++++
DARI AWAN KE AWAN
+++++
++++++

-----------------DARI AWAN KE BUMI

-- - - - - - - - - - - - - - ------------ - - - -

- - - - -

- - - - -

- - - - - - - - -

- - - - -

- - - - -

- - - - -

- - - - -

+ + + +
+ + + + + + + BUMI+ + +
+ + + + + + + + +

AWAN KE AWAN

Arus : 5.000 ~ 200.000


A
Panas: 30.000 oC

AWAN KE BUMI

Sasaran
KERUSAKA
KERUSAKA
NN
THERMI
THERMI
S,
S,
ELEKTRI

OBYEK YANG TERTINGGI

BAHAYA SAMBARAN PETIR


SAMBARAN LANGSUNG

SAMBARAN TIDAK
LANGSUNG

KERUSAKAN
PADA ALAT ELEKTRONIK

Instalasi penyalur
petir yang tidak
memenuhi syarat
dapat mengundang
bahaya

Grounding tidak sempurna


Berbahaya

++++++++
++++++++
++++++++
-----------------------------------

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - +++++++
+++++++
+++++

DARI AWAN
KE AWAN

MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK

+++++++
+++++++++
+++++++
- - - - - - - - - - - - - - - -

DARI AWAN
KE BUMI

KONSEP
KONSEP PROTEKSI
PROTEKSI BAHAYA
BAHAYA
SAMBARAN
SAMBARAN PETIR
PETIR

PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG

Dengan memasang instalasi penyalur petir pa


bangunan
Jenis instalasi :
Sistem Franklin
Sistem Sangkar Faraday
Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG

Dengan melengkapi peralatan penyama tegan


pada jaringan instalasi listrik (Arrester)

PERTIMBANGAN PEMASANGAN
INSTALASI PENYALUR PETIR
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A : Peruntukan bangunan
B : Struktur konstruksi
(0
C : Tinggi bangunan
D : Lokasi bangunan
(0
E : Hari guruh
(0

(-10
1
(0
1
1

=A+B+C+D+E
<
=
=
=
=
>

11
11
12
13
14
14

ABAIKAN
KECIL
SEDANG
AGAK BESAR
BESAR
SANGAT BESAR

0
2
2
2)
2

1
2
3)
3
4

15)

10)

7)

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR


A:

B:

C:

Peruntukan bangunan
Rumah tinggal
:
Bangunan umum
:
Banyak orang
Instalasi gas,minyak, rumah sakit :
Gudang handak
:

1
2
:
5
15

Struktur konstruksi
Steel structure
:
0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam:
Beton bertulang, atap bukan logam
:
Kerangka kayu atap bukan logam
:
3
Tinggi bangunan

1
2

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR


C:

Tinggi bangunan
s/d
6m
12 m
17 m
25 m
35 m
50 m
70 m
100 m
140 m
200 m

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

0
2
3
4
5
6
7
8
9
10

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR


D:

E:

Lokasi bangunan
Tanah datar :
Lereng bukit:
Puncak bukit

0
1
:

Hari guruh per tahun


2
:
0
4
:
1
8
:
2
16
:
3
32
:
4
64
:
5
128
:
6
156
:
7

KONSEPSI
KONSEPSI PROTEKSI
PROTEKSI BAHAYA
BAHAYA
SAMBARAN
SAMBARAN PETIR
PETIR

PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG


Dengan memasang instalasi penyalur petir pa
bangunan
Jenis instalasi :
Sistem Franklin
Sistem Sangkar Faraday
Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


Dengan melengkapi peralatan penyama tegan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)

INSTALASI
INSTALASI PENYALUR
PENYALURPETIR
PETIR
PERMENAKER
PERMENAKERPER-02
PER-02MEN/1989
MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING
Sudut perlindungan
112 o

PENERIMA
(AIR TERMINAL)

HANTARAN
PENURUNAN

(DOWN CONDUCTOR)
HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

Resistan pembumian
mak 5 ohm

Harus dipasang instalasi


PROTEKSI PETIR
(Sistem internal protection)

SNI 225 - 1987


PUIL-1987
(820 - B.16 dan C.4)

Ruangan berpotensi
bahaya ledakan
gas/uap/debu/serat

PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL


Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua
kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial

RSTN

RSTN

ARRESTER

GROUNDING

Pengawasan
Pengawasan K3
K3
Instalasi
Instalasi Penyalur
Penyalur
Petir
Petir
PERMENAKER
PERMENAKER
No.
No. PER
PER
02/MEN/1989
02/MEN/1989
Tentang
Tentang
Instalasi
Instalasi Penyalur
Penyalur
Petir
Petir
Ruang
Ruang lingkup
lingkup ::
Sistem
Sistem eksternal
eksternal
Jenis
Jenis ::
konvensi
konvensi onal
onal &
&
elektrostatik
elektrostatik

+++++++
+++++++++
+++++++
- - - - - - - - - - - - - - - -

Proses pengesahan
pengesahan gambar
gambar ins.
ins. listrik
listrik
Proses
Dokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi
2 Gambar instalasi
- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik
- Rangkaian peralatan dan
pengendalinya
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci
5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan
7. Ukuran teknis
- Sepesifikasi & cara
pasang
- Cara menguji
- Jadwal waktu

Berkas
perencanaan.

Commissioning.
Rekomendasi.

Analisis:
Berdasarkan SNI -225 1987
oleh pegawai pengawas

Memenuhi syarat

Tidak

Ya
PENGESAHAN GAMBAR
Setuju dipasang.
Rekomendasi.

LIFT
Pesawat
lift
sebagai
sarana
transportasi vertikal yang dirancang
dengan
perangkat
pengendali
otomatik dari dalam kereta dan pada
setiap lantai pemberhentian.
Pengguna/penumpang
lift
dengan
tekan
tombol
mengendalikannya menuju
yang dikehendaki;

hanya
dapat
lantai

JUMLAH LIFT
Th.1979 SD AGUSTUS 2003
DKI JAKARTA
BAN TE N
JAWA BARAT

JAWA TENGAH

6707
28
316

YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
B A L I 192
A C E H 15
SUMATERA UTARA
SAMATERA BARAT
SUMATERA SELATAN
R I A U 72
J A M BI
18
BENGKULU
9
LAMPUNG

179
113
621
260
30
59

26

KALIMANTAN TENGAN
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN SELATAN
SULAWESI UTARA
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI TENGAH
A M B O N
IRIAN JAYA
NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR

2
86
20
21
44
125
1
19
19
3
2

LIFT
Apabila terjadi sesuatu hal yang
membahayakan, penumpang
tidak dapat berbuat apa apa,
Aspek
kehandalan
dan
keselamatan
penumpang
merupakan faktor dasar dalam
pertimbangan
perancangan
pesawat lift.

K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan
keamanan
pesawat
lift,
telah
ditetapkan syarat-syarat K3,
Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan
Menaker
No
03/Men/1999
Kepmenaker
No.
:
407/M/BW/1999

Per.
Kep

UNDANG UNDANG NO. 1 TH


1970 (Psl 4) Upaya pengendalian kecelakaan
Perencanaan

Pembuatan

Pemasangan

Pemakaian

Pemeliharaan

PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift
(Perat. Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999)
adalah bahwa Pesawat lift dinilai mempunyai potensi
bahaya tinggi,
Pasal 25
Pengurus yang membuat, memasang, memakai
pesawat lift dan
perubahan teknis maupun
administrasi harus mendapat ijin dari Menteri atau
pejabat yang ditunjuknya.

PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER


03/MEN/1999)
DESAIN LIFT

IJIN
K3

DESAIN
KONSTRUKSI
PEMASANGAN LIFT

PABRIKASI LIFT

IJIN
K3

AS BUILT DRAWING
TEST & Commissioning
PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN

PEMASANGAN
LIFT

IJIN
K3

PEMAKAIAN
LIFT

IJIN PEMBUATAN (PABRIKASI) LIFT


Pasal 24
Ayat (1)
Pembuatan dan atau
pemasangan lift harus sesuai
dengan gambar rencana yang
disahkan oleh Menteri atau
pejabat yang ditunjuk
Ayat 2
Dokumen perencanaan
-Gambar konstruksi lengkap
-Perhitungan konstruksi
-Spesifikasi dan sertifikasi
material
Ayat 3
Proses pembuatannya harus
memenuhi SNI atau Standar
internasional yang diakui

DESAIN PEMBUATAN
Engineering design :
Konsep desain
Standar desain
Checking perhitungan
konstruksi

Memenuhi
syarat

IJIN K3
PABRIKASI LIFT

IJIN PEMASANGAN LIFT


Perencanaan pemasangan lift
Pasal 24 Ayat (4)
Gambar rencana pemasangan
lift terdiri :
-Denah ruang mesin dan
peralatannya
-Konstruksi mesin dan
penguatannya
-Diagram instalasi listrik
-Diagram pengendali
-Rem pengaman
-Bangunan ruang luncur dan
pintu-pintunya
-Rel pemandu dan
penguatannya
-Konstruksi kereta
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan,
tinggi vertikal
-Perhitungan tali baja

Doc.Lengka
p
Analisis
Analisis: :
Evaluasi
Evaluasigambar
gambardan
dansertifikat
sertifikat
Checking
perhitungan
Checking perhitungankekuatan
kekuatankonstruksi
konstruksi

Memenuhi
syarat

IJIN K3
LAIK
KONSTRUKSI LIFT

IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER


03/MEN/1999)
Pasal 30
Ayat (1)
Setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar
uji yang ditentukan

Standar uji K3 lift :


SNI 1718 1989 E
Bentuk laporan :
-38 - L
-39 - L

AS BUILT DRAWING LIFT

TEST & COMMISSIONING


-PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA
-PENGUJIAN PEMBEBANAN
-PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES

Memenuhi
syarat

IJIN K3
LIFT LAIK
OPEPASI

1 tahun

Pola Pengawasan
K3
Commissioning

Gambar
rencana

Test &
Commissioning

Pasang

Pengesahan
gambar rencana

Pemakaian

Pengesahan
Pemakaian

Test
Berkala

GAMBAR
RENCANA

MEKANISME PENGAWASAN K3

EVALUA
SI
OK

RIKSA UJI
BERKALA

IJIN
PEMASANGAN

PEMASANGAN
PEMASANGAN

RIKSA UJI

OK
IJIN
PEMAKAIAN

PEMAKAIAN
PEMAKAIAN

KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT


KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99

PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan
pekerjaan
Proyek pemasangan
TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
(67 ORANG)
TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
(71 ORANG)
PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

KARTU LISENSI K3
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
No : 64/PNKK/07.03
Berlaku s/d : 28 Juli 2008
Nama
: FRANSISCUS WARTOYO
Tempat & tgl lahir : Yogyakarta, 2 April 1954
Instansi/Perh.
: PT. Toshindo Elevator Utama
Alamat
: Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 Kelapa Gading Jakarta Utara
Jakarta, 28 Juli 2003
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJA

Ir. Imam Subari


NIP. 160009422

KOMPETENSI
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999

Tugas dan tanggung jawab :


1. Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan
eskalator;
2. Membantu pemeriksaan dan pengujian lift dan
eskalator;

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI


KARTU LISENSI K3
PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
No : 48/PNKK/07.03
Berlaku s/d : 28 Juli 2008
Nama
: SLAMET RIYANTO
Tempat & tgl lahir : Semarang, 28 Mei 1963
Instansi/Perh.
: Pemda Jawa Tengah
Alamat
: Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243
Jakarta, 28 Juli 2003
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJA

Ir. Imam Subari


NIP. 160009422

KOMPETENSI
TEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999

Tugas dan tanggung jawab :


Mengawasi keselamatan operasi lift dan
eskalator;
Mengambil tindakan pengamanan keadaan
darurat operasi lift dan eskalator;

PASAL 5 (1) UU No 1/170

1.

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI


KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN
MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
TERHADAP DITAATINYA UNDANG
UNDANG INI DAN MEMBANTU
PELAKSANAANYA
Pegawai
pengawas K3 adalah pegawai teknis berkeahlian

khusus dari Depnakertrans, sebagai Pejabat


Fungsional dan
sebagai PPNS
2.

Ahli K3
Adalah Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Depnakertrans
ditunjuk oleh MENAKERTRANS

-> Professional <-

Anda mungkin juga menyukai