Tugas Statnonpar PDF
Tugas Statnonpar PDF
Dimana:
= Nilai chi-square jenjang dua arah Friedman
= Jumlah sampel
= Banyaknya kelompok sampel
1, 3, 12 = Konstanta
= Jumlah Rank tiap kelompok sampel
Contoh Kasus :
Dilakukan sebuah penelitian pada 15 responden tentang perbedaan 3 shift kerja terhadap
kinerja perawat sebuah RS swasta di Jakarta. Berikut datanya:
Page 1
No
Kinerja Perawat
Responden
Shift 1
Shift 2
Shift 3
Nilai
Rank
Nilai
Rank
Nilai
Rank
76
70
75
71
65
77
56
57
74
67
60
59
70
56
76
77
71
73
45
47
78
60
67
62
63
60
75
10
60
59
74
11
61
57
60
12
56
60
75
13
59
54
70
14
74
72
71
15
66
63
65
Jumlah
961
32
918
22
1064
36
Page 2
Dengan
, pada
dan
Data untuk analisis terdiri atas k sampel acak berukuran n1, n2,...,nk.
Pengamatan-pengamatan bebas baik di dalam maupun di antara sampel-sampel.
Variabel yang diamati kontinu.
Skala yang digunakan setidaknya ordinal.
Populasi-populasi identik kecuali dalam hal lokasi yang mungkin berbeda untuk
sekurang-kurangnya satu populasi.
Hipotesis-hipotesis:
Page 3
Dimana:
4. Jika ada pengamatan yang sama maka rank Rij diambil rata-ratanya. Jika tidak ada
pengamatan yang sama (kembar) maka
Page 4
kelompok >= 5, nilai H tabel dapat didekati dengan tabel chi-square dengan derajat
bebas df = a - 1. Agar lebih jelas berikut dipaparkan contoh kasus uji kruskal wallis
disertai penyelesaiannya.
Contoh Kasus:
Sebuah perusahaan ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan keterlambatan
masuk kerja antara pekerja yang rumahnya jauh atau dekat dari lokasi perusahaan.
Misalkan jarak rumah dikategorikan dekat ( kurang dari 10 km), sedang (10 15 km) dan
jauh ( lebih dari 15 km). Keterlambatan masuk kerja dihitung dalam menit keterlambatan
selama sebulan terakhir.
Penelitian dilakukan pada tiga kelompok pekerja dengan sampel acak, dengan masingmasing sampel untuk yang memiliki jarak rumah dekat sebanyak 10 sampel, jarak sedang
sebanyak 8 sampel dan jauh sebanyak 7 sampel.
Data hasil penelitian dan prosedur untuk mendapatkan statistik uji Kruskal-Wallis
diberikan pada tabel berikut:
Kolom (1), (2) dan (3) adalah data pekerja menurut jarak rumah dan menit keterlambatan.
Kolom (4), (5) dan (6) adalah rangking dari keterlambatan. Ranking disusun dari nilai
Tugas Statistik Non Parametrik
Sandy Luke Nugroho (3125110299)
Page 5
Uji Wilcoxon
Uji Wilcoxon Rank Sum Test adalah uji komparatif 2 sampel bebas apabila skala data
ordinal, interval atau rasio tetapi tidak berdistribusi normal. Uji komparatif yang dimaksud
adalah uji untuk mengetahui perbedaan jumlah peringkat antara 2 kelompok. Dalam tiap
kelompok jumlah observasi atau sampel boleh beda. Uji ini merupakan analogi dari uji
Mann Whitney U Test, hanya saja menggunakan metode yang berbeda. Namun dalam fakta
penggunaannya, uji ini banyak disebut sebagai Mann Whitney U Test atau Mann Whitney
Wilcoxon (MWW). Kedua jenis uji ini identik, meskipun rumusnya berbeda.
Asumsi-asumsi:
1. Menggunakan data berpasangan dan berasal dari populasi yang sama. ini sama
dengan tujuan dari uji t berpasangan.
2. Setiap pasangan dipilih secara acak dan independent. Maksudnya ini dalam
pengambilan sampel tidak subjektif atau asal ambil. tapi pengambilan sampelnya
secara acak.
3. Skala pengukurannya minimal ordinal. dan tidak butuh asumsi normalitas. Inilah
yang membedakan dengan uji t berpasangan. disini ada dua keadaan dalam
menggunakan wilcoxon. Pertama. ketika data yang digunakan ordinal maka pakai
wilcoxon. kasus kedua ketika datanya tuh interval atau rasio maka pertama kali
lihat dulu apakah normal atau tidak. kalau normal pakai uji t berpasangan dan jika
tidak normal baru pakai wilcoxon. untuk uji normalnya bisal lihat disini. uji
normalitas. Beberapa peneliti juga mengatakan ketika data yang digunakan lebih
dari 25, ada juga yang mengatakan lebih dari 30. maka pakai uji t berpasangan.
Tugas Statistik Non Parametrik
Sandy Luke Nugroho (3125110299)
Page 6
alasannya dengan data yang 30 (dikatakan sampel besar) itu akan mendekati data
normal. Jadi silahkan pilih dengan bijak.
Page 7
Hipotesis:
H0 : Tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan obat
H1 : Ada perbedaaan sebelum dan sesudah menggunakan obat
Taraf nyata dan nilai T tabelnya
= 0,05 dengan n =8
tabel wilcoxon T = 3. (diperoleh dari tabel wilcoxon)
Kriteria Pengujian
H0 diterima apabila nilai uji statistik dari t tabel yaitu 3.
H0 ditolak apabila nilai uji statistik < dari t tabel yaitu 3.
Nilai uji statistik
Pasien Sebelum Sesudah selisih (d) Peringkat
A
2750
2850
-100
-8
2360
2380
-20
-2,5
2950
2930
20
2,5
2830
2860
-30
-4
2250
2300
-50
-7
2680
2640
40
5,5
2720
2760
-40
-5,5
2810
2800
10
Dari perhitungan tabel di atas untuk bagian peringkat didapatkan dari selisih sebelum dan
Tugas Statistik Non Parametrik
Sandy Luke Nugroho (3125110299)
Page 8
sesudah. Kemudian nilai selisih itu dimutlakkan artinya semuanya dibuat postif. kemudian
diurutkan dari nilai paling kecil. Dari nilai itu diurutkan peringkat dari nilai terkecil. ketika
ada nilai yang sama, dirata-ratakan peringkatnya seperti contoh diatas. kemudian nilai
negatif itu diperoleh dari tanda yang ada pada kolom selisih.
Langkah selanjutnya yaitu menjumlahkan nilai berdasarkan tanda.
Untuk tanda positif: 2,5 +5,5 +1 = 9
Untuk tanda negatif 8 + 2,5 + 4 + 7 +5,5 = 27
Untuk melihat nilai uji statistiknya yaitu dari nilai terkecil dari nilai tersebut yaitu tanda
positif 9. sehingga nilai statistiknya 9.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hasil bahwa nilai uji statistik dari t tabel. yaitu 9
3. sehingga berdasarkan kriteria pengujian diperoleh hasil terima H0. sehingga
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan obat.
Uji chi-square
Chi-Square disebut juga dengan Kai Kuadrat. Chi-Square adalah salah satu jenis uji
komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua
variabel adalah nominal. (Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan skala nominal
maka dilakukan uji chi square dengan merujuk bahwa harus digunakan uji pada derajat
yang terendah).
Uji chi-square merupakan uji non parametris yang paling banyak digunakan. Namun perlu
diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi responden atau sampel yang digunakan
besar, sebab ada beberapa syarat di mana chi square dapat digunakan yaitu:
1. Tidak ada sel dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual Count (F0)
sebesar 0 (Nol).
2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja yang
memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count ("Fh") kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misak 2 x 3, maka jumlah cell dengan frekuensi
harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
Rumus chi-square sebenarnya tidak hanya ada satu. Apabila tabel kontingensi bentuk 2 x 2,
maka rumus yang digunakan adalah "koreksi yates".
Page 9
Apabila tabel kontingensi 2 x 2 seperti di atas, tetapi tidak memenuhi syarat seperti di atas,
yaitu ada cell dengan frekuensi harapan kurang dari 5, maka rumus harus diganti dengan
rumus "Fisher Exact Test".
Pada tulisan ini, akan fokus pada rumus untuk tabel kontingensi lebih dari 2 x 2, yaitu
rumus yang digunakan adalah "Pearson Chi-Square".
Rumus Chi-Square
Contoh kasus :
Pada penelitian tentang hubungan antara merokok dengan hipertensi dengan total
sampel 110 orang laki-laki, didapatkan 35 orang menderita Coronary Heart Disease (CHD)
disertai dengan kebiasaan merokok, 25 orang menderita CHD tanpa disertai dengan
kebiasaan merokok, sedangkan sisanya 20 orang non-CHD dengan kebiasaan merokok dan
Tugas Statistik Non Parametrik
Sandy Luke Nugroho (3125110299)
Page 10
30 orang non CHD tanpa kebiasaan merokok. Hitunglah apakah terdapat perbedaan antara
merokok dengan tidak merokok terhadap kejadian CHD!
JAWABAN:
HIPERTENSI
CHD
NON CHD
35
20
25
30
60
50
MEROKOK
POSITIF
NEGATIF
TOTAL
TOTAL
55
55
110
Ho: tidak ada perbedaan yang bermakna antara merokok dengan tidak merokok
terhadap
kejadian CHD
H1:
perbedaan
ada
yang
bermakna
antara
merokok
dengan
tidak
merokok
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa X2 tabel > X2 hitung, maka Ho
diterima (H1 ditolak), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang
bermakna antara merokok dengan tidak merokok terhadap kejadian CHD.
Page 11