Anda di halaman 1dari 22

1

Pemberian perlakuan

Pengontrolan variabel

Paling tinggi validitasnya

Bisa melihat hubungan sebab akibat


apabila ingin melihat pengaruh / dampak
dari suatu treatment sebaiknya gunakan
penelitian eksperimen

1.Tinjauan literatur
2.Identifikasi & Batasan Masalah
3.Merumuskan Hipotesis
4.Menyusun rencana eksperimen
Menentukan dependent dan independent variables
Memilih desain eksperimen
Menentukan sample
Menyusun alat eksperimen dan alat ukur
Menyusun prosedur pengumpulan data
Menyusun hipotesis

5. Pengumpulan data I (pretest)


6. Melakukan eksperimen (perlakuan)
7. Pengumpulan data II (posttest)
8. Pengolahan dan Analisis data
9. Menyusun laporan

True

experiment designs
(sungguhan)

Quasi

experiment designs (semu)

Pre-experiment

designs

1. Validitas Internal

Sejarah (history) : Kejadian-kejadian yang sedang terjadi di


lingkungan pada waktu yang sama ketika variabel yang
sedang dibuat eksperimen sedang diuji atau dilakukan
pengukuran sehingga sangat mungkin hasil eksperimen
akan terganggu oleh adanya kejadian tersebut

Kematangan (maturitas)
Maturasi mempunyai pengertian bahwa adanya proses
perubahan yang terjadi pada responden pada saat mereka
sedang berpartisipasi dalam penelitian eksperimen.
Biasanya hal ini terjadi pada penelitian yang memerlukan
waktu panjang

1. Validitas Internal

Testing

Testing mengacu pada efek-efek yang terjadi karena adanya pratest yang mendahului test yang sebenarnya yang akan
dikenakan pada para responden. Kegiatan pra-test ini akan
mempengaruhi para responden dalam mengerjakan test yang
sebenarnya.
Instrumen
Penggunaan instrumen penelitian adakalanya dapat mengancam
validitas internal hasil perlakuan. Misalnya, penggunaan
instrumen yang tidak valid dan tidak raliabel, penggunaan
instrumen yang berbeda pada kelompok-kelompok subjek
penelitian

Mortalitas (drop out)

Ancaman ini terjadi apabila dalam proses pelaksanaan eksperimen


beberapa anggota kelompok keluar karena atasan-alasan
tertentu

2. Validitas Eksternal

Generalibitas atau kemampuan mewakili (populasi) hasil


penelitian, yang mana hasil penelitian dapat
diaplikasikan dalam konteks waktu, tempat dan
kelompok orang (obyek penelitian) yang berbeda. Hanya
penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang
hasil dapat dikatakan mencerminkan populasi.

Model

desain eksperimen ini adalah yang paling lemah,


oleh karena itu disebut eksperimen lemah atau weak
experimental. Istilah lainnya adalah pra eksperimen atau
pre experimental,karena sepintas modelnya seperti
eksperimen tetapi bukan. Mengapa disebut eksperimen
lemah atau pra eksperimen, karena tidak ada penyamaan
karakteristik (random) dan tidak ada pengontrolan variabel

Dalam eksperimen murni (true experimental) pengujian


variabel bebas dan variabel terikat dilakukan terhadap
sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjeksubjek yang diteliti dalam kedua kelompok tersebut (juga
pada masing-masing kelompok) diambil secara acak.
Pengambilan sampel secara acak, hanya mungkin apabila
subjek-subjek tersebut memiliki karakteristik yang sama.
Dalam pelaksanaan penelitian, kesamaan karakteristik
subjek tersebut memang dibuat sama atau disamakan.
Ciri utama dari true experimental adalah adanya kelompok
kontrol dan sampel yang dipilih secara random.

Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan


merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni,
seolah-olah murni.
Bentuk desain eksperimen ini merupakan
pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan experimen.
Desain ini lebih baik dari pre-experimental design.
Quasi Experimental Design digunakan karena pada
kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian.

R
01 (T1)
X
02 (T2)

= Randomisasi
= Pengukuran Pertama (pretest)
= Perlakuan
= Pengukuran Kedua (postest)

1. Postes Only Design


Eksperimen

Postes

02

Sifat : Deskriptif, cepat, mudah


Kerugian : Hasil dpt menyesatkan
1

2. One Group Pretest-Postest


Pretes

01

Perlakuan

Postes

02

Sifat : Dapat mengetahui perubahan yg terjadi


Kelemahan : Ancaman thd validitas
sejarah, testing,maturisasi,instrumen

1. Pretest-posttest with Control Group


Pretes
R (Kelompok Eksperimen)

01

R (Kelompok Kontrol)

01

Perlakuan

Postes

02
02

Sifat : Lebih kuat dalam menghadapi ancaman validitas


Internal

2. Randomized Salomon Faur Group


Pretes
R (Kel. Eksperimen)
R (Kel. Kontrol)
R (Kel. Kontrol)
R (Kel. Kontrol)

01
01

Perlakuan
X
X

Postes
02
02
02
02

Sifat :Dapat menghadapi ancaman validitas eksternal

3. Posttest Only Control Group Design


Perlakuan
R (Kelompok Eksperimen)
R (Kelompok Kontrol)

Postes

02
02

Sifat : Dgn Randomisasi kedua kelompok dianggap sama


Kelemahan: Tdk dpt mengetahui besarnya pengaruh

1. Time Series Design


Pretes

01 02 03 04

Perlakuan

Postes

05 06 07 08

Dengan menggunakan serangkaian obsevasi,


memungkinkan validitasnya lebih tinggi

2. Control Time Series Design


Pretes

Perlakuan

Postes

Kelompok Eksperimen

01 02 03 04

05 06 07 08

Kelompok Kontrol

01 02 03 04

05 06 07 08

Sifat : Validitas Internal Lebih Tinggi

3. Non-Equivalent Control Group


Pretes
Kelompok Eksperimen

01

Kelompok Kontrol

01

Perlakuan

Postes

02
02

4. Separate Sampel Pretest-Posttest


Pretes
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol

02

Perlakuan

Posttes

X
X

02

Sifat :Digunakan untuk menghindari pengaruh atau


efek dari tes

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai