Anda di halaman 1dari 32

KADIN INDONESIA

Visi 2030 & Roadmap 2010


Industri Nasional
Ringkasan Eksekutif

Rekomendasi
KADIN INDONESIA
Maret 2007
www.kadin-indonesia.or.id

Rekomendasi KADIN INDONESIA

Visi 2010 Industri Nasional

KADIN INDONESIA

Dalam periode 25 tahun ke depan dengan dasar sistem politik yang demokratis dan Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden secara langsung setiap lima tahun, dapat diciptakan Republik Indonesia sebagai
Negara Industri Maju dan Bangsa Niaga Tangguh yang makmur dalam keadilan dan adil dalam
kemakmuran, melalui :
1. Kebangkitan kekuatan rekayasa, rancang bangun, manufaktur dan jaringan penjualan produk
Industri Nasional, terutama dengan menghasilkan barang dan jasa berkualitas unggul yang
menang bersaing dengan produk negara-negara di kawasan Asia seperti Vietnam, Malaysia dan
Cina, baik dipasar domestik maupun Regional.
3. Kebangkitan kekuatan industri nasional pengolah hasil sumber daya alam dengan produk olahan
bermutu terjamin, sehingga dapat dicapai swasembada pangan secara lestari dan berkemampuan
ekspor.
5. Kebangkitan daya cipta dan kreativitas rekayasa dan rancang bangun putra-putri Indonesia,
sehingga industri nasional berbasis tradisi dan budaya bangsa dapat tumbuh berkembang kembali
melalui produk berkualitas tinggi yang dicintai dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
life style masyarakat Indonesia.

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Rekomendasi KADIN INDONESIA

Roadmap 2010 Industri Nasional

KADIN INDONESIA

Wujudkan Tiga Misi Utama Industri Nasional, untuk mencapai :


1. Pertumbuhan Ekonomi di atas 7%
2. Peningkatan Daya Tarik Investasi dan Daya Saing Bangsa
3. Penciptaan Lapangan Kerja dan Penurunan Angka Kemiskinan
Dengan menggunakan tiga ujung tombak kebijakan strategis, berupa :
1. Kebijakan untuk melakukan Restrukturisasi Total Industri Nasional
2. Kebijakan untuk melakukan Reorientasi Arah Kebijakan Ekspor Bahan Mentah
3. Kebijakan untuk melakukan Penataan Ulang Tata Niaga Pasar Dalam Negeri
yang difokuskan pada Sepuluh klaster Industri unggulan.
Dengan secara sistimatis, bertahap dan konsisten melaksanakan secara strategis, 6 (enam)
kelompok prioritas implementasi dan tindakan nyata, melalui pelbagai insentif bagi industri
nasional dalam rangkaian paket kebijakan moneter dan fiskal yang diintegrasikan kedalam kebijakan
industri dan perdagangan.

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Roadmap 2010 Industri Nasional

Fokus pada Sepuluh Klaster Industri Unggulan

KADIN INDONESIA

EMPAT KLASTER INDUSTRI UNGGULAN PENDONGKRAK PERTUMBUHAN EKONOMI DIATAS 7 %


1.

Industri Tekstil dan Produk Tekstil , Sepatu dan Alas Kaki

2.

Industri Elektronika dan Komponen Elektronika

3.

Industri Otomotif dan Komponen Otomotif

4.

Industri Perkapalan

TIGA KLASTER INDUSTRI UNGGULAN PENINGKATAN DAYA TARIK INVESTASI DAN DAYA SAING BANGSA
1.

Industri Pengembang Infrastruktur, seperti : Industri Pembangkit Sumber Energi, Industri Telekomunikasi,
Pengembang Jalan Tol, Konstruksi, Industri Semen, Baja dan Keramik

2.

Industri Barang Modal dan Mesin Perkakas

3.

Industri Petrokimia Hulu/Antara, termasuk Industri Pupuk

TIGA KLASTER INDUSTRI UNGGULAN PENGGERAK PENCIPTA LAPANGAN KERJA DAN PENURUNAN ANGKA
KEMISKINAN
1.

Industri Pengolahan Hasil Laut & Kemaritiman

2.

Industri Pengolahan Hasil Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan, termasuk Industri Makanan
dan Minuman

3.

Industri Berbasis Tradisi dan Budaya, utamanya : Industri Jamu, Kerajinan Kulit-Rotan dan Kayu (Permebelan),
Rokok Kretek, Batik dan Tenun Ikat

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Roadmap 2010 Industri Nasional

Implementasi Enam Tindakan Nyata dan Strategis untuk


Membangun Kembali Fondasi Industri Nasional dan
Melaksanakan Reorientasi Kebijakan Perdagangan Produk Ekspor

KADIN INDONESIA

1. Dukungan Insentif fiskal dan pendanaan bagi Peningkatan Investasi dan Daya Saing Industri melalui
pembenahan dan modernisasi sarana-prasarana, seperti : pemberdayaan industri nasional pembangkit
listrik dan sumber energi lainnya, modernisasi pelabuhan dan bandara, pengembangan jalan tol dan
konstruksi, peningkatan kemampuan nasional dalam industri telekomunikasi.
2. Dukungan Finansial bagi Industri Pengolahan Hasil Laut dan Kemaritiman, melalui integrasi antara
Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Hasil Laut dengan Program Peningkatan Produktivitas
Nelayan dan Program Peningkatan Kestabilan Feedstock.
Hal ini terkait dengan :
Pengembangan Kawasan/Zona Penangkapan Ikan, Klaster Pelabuhan dan Tempat Pelelangan ikan yang
menyediakan fasilitas cold storage, SPBU penyedia solar dan bahan bakar bersubsidi bagi perahu
nelayan.
Pengembangan kapasitas Laboratorium Uji Produk Perikanan di sentra-sentra produksi.
Pengembangan Pusat Benih Unggul dan Sentra Produksi Pakan Ikan Budi Daya.
Pemberdayaan Industri Perkapalan Dalam Negeri untuk program motorisasi perahu nelayan dan
pengembangan Armada Kapal Penangkap Ikan Nasional .
1. A. Dukungan prioritas kebijakan ekonomi bagi terwujudnya kemampuan Pengolahan Hasil Pertanian
dan Perkebunan di dalam negeri, melalui integrasi antara Klaster Industri Pengolahan Hasil Pertanian
dan Perkebunan dengan Program Peningkatan dan Kestabilan Feedstock yang berkualitas tinggi.
B. Dukungan Peningkatan Kepastian Hukum dan Jaminan Keamanan untuk Pengembangan Hutan
Tanaman Industri serta Pencegahan Illegal Logging, bagi terwujudnya integrasi Industri Kehutanan
(Industri Pengolahan Kayu, Panel Kayu/Plywood, Pulp & Kertas dan Mebel) dengan jaminan Feedstock
Hal ini juga terkait dengan Program Peningkatan Produktivitas Lahan, Penggunaan Benih Unggul, Pupuk
Majemuk dan Pupuk Nutrisi, Pembenahan Infrastruktur Irigasi dan Skema Pembiayaan Pertanian.
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Roadmap 2010 Industri Nasional

Implementasi Enam Tindakan Nyata dan Strategis untuk


Membangun Kembali Fondasi Industri Nasional dan
Melaksanakan Reorientasi Kebijakan Perdagangan Produk Ekspor

KADIN INDONESIA

1. Restrukturisasi, Modernisasi dan Pendalaman Struktur Industri Padat Modal dan Teknologi.
Modernisasikan mesin/peralatan produksi Industri Tekstil dan Produk Tekstil. Kembangankan Industri
Komponen dan Pendukung (Supporting Industries) Elektronika dan Otomotif.
Diperlukan insentif-insentif untuk investasi yang berorientasi pada pengembangan Industri Komponen dan
Supporting Industry, modernisasi permesinan
dan peningkatan kandungan teknologi produk. Misal :
modernisasi permesinan untuk Industri Tekstil dan Produk Tekstil, perpindahan teknologi dari Analog ke Digital
untuk Industri Elektronika yang diikuti dengan Pengembangan Industri Komponen dan Supporting Industry.
Pengembangan basis global value chain untuk Industri Otomotif.
3. Reorientasi Pendekatan Hubungan Dagang Bilateral, Regional dan Multilateral, serta Penguatan Jaringjaring Pengaman Pasar Domestik untuk Menciptakan Persaingan yang Adil bagi Pertumbuhan Industri
Dalam Negeri
Lebih selektif dalam liberalisasi perdagangan internasional dengan memperhatikan kondisi objektif industri
dalam negeri,
terutama faktor-faktor eksternal yang menghadang perkembangan dunia usaha.
Merekomendasikan agar Pemerintah melakukan Langkah-langkah Proaktif untuk mengatur pola kompetisi
pasar domestik. Perlindungan Pasar Domestik dari penetrasi barang ilegal (selundupan, barang palsu/tiruan),
produk impor yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia, Barang-barang bekas yang membahayakan
Kesehatan dan Lingkungan.
5. Reorientasi Kebijakan Ekspor Produk Bahan Mentah MIGAS dan Non MIGAS. Laksanakan proses
shifting kebijakan ekspor bahan mentah, menjadi kebijakan ekspor produk bernilai tambah tinggi
melalui proses produksi di dalam negeri
Kembangkan klaster Petrokimia terintegrasi yang terdiri dari jejaring Industri Pengolah Crude Oil (Refineries)
dan Gas Alam dengan Industri Olefin, Aromatik dan Pupuk serta industri hilir seperti Tekstil, Plastik sebagai
bahan baku Industri Komponen Elektronika, Otomotif, Perkapalan dan Industri Packaging. Bangun industri BioFuel berbasis CPO dan Etanol untuk sustainability sumber energi bagi masa depan industri
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Roadmap 2010 Industri Nasional

Target Tiga Misi Utama Industrialisasi

KADIN INDONESIA

1. Pertumbuhan Ekonomi di atas 7%


Melalui : (a). peningkatan ekspor produk berteknologi tinggi seperti Elektronika dan Komponen Elektronika,
Otomotif dan Komponen Otomotif, industri padat modal dan keterampilan sumber daya manusia seperti Tekstil
dan Produk Tekstil, Sepatu dan Alas Kaki, (b). Peningkatan kapasitas ekspor produk industri olahan berbasis
bahan baku Migas dan Non-Migas, yang berasal dari Eksplorasi Sumur Minyak dan Gas Alam yang baru.
Pembangunan 9 (sembilan) Refineries yang diintegrasikan dengan Pengembangan Industri Petrokimia, dan
Pengembangan industri berbasis teknologi yang menyerap banyak tenaga kerja.

2. Peningkatan Daya Tarik Investasi dan Daya Saing Bangsa


Melalui : (a). langkah restrukturisasi untuk penciptaan Struktur Biaya produksi yang kompetitif dengan
meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri dari industri pengembang infrastruktur seperti pengembang
jalan tol, industri pembangkit sumber enersi, industri telekomunikasi, (b). Implementasi kebijakan pendalaman
struktur industri untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan komponen setengah jadi, dengan
pengembangan klaster supporting industry dan jaringan industri komponen, agar terjadi : (i). Pengurangan
impor bahan baku dan produk komponen setengah jadi, dengan kebijakan stimulus fiskal bagi terciptanya
jaringan supporting industry dan industri komponen pada sektor elektronika dan otomotif, (ii). Penciptaan &
implementasi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk non-tariff barrier bagi produk industri negara lain, (iii).
Pemberantasan penyelundupan untuk menghilangkan distorsi pasar domestik, (iv).Pembenahan infrastruktur
jalan raya dari Kawasan Industri ke Pelabuhan Bongkar Muat & Bandara, untuk penurunan biaya transportasi,
logistik dan distribusi produk industri ke pasar, (v). Modernisasi Alat Peralatan Produksi dengan penggunaan
mesin berenergi efisien dan ramah lingkungan.

3. Penciptaan Lapangan Kerja dan Penurunan Angka Kemiskinan


Melalui : (a). Langkah pemberdayaan : (i). sektor Industri Berbasis Pertanian & Perkebunan, (ii). sektor
Industri Berbasis Tradisi & Budaya, dan (iii). sektor Industri Tekstil & Produk Tekstil, sebagai Motor Pencipta
Lapangan Kerja. (b). Pelaksanaan Reorientasi Kebijakan Ekspor, dari orientasi ekspor bahan mentah menjadi
orientasi ekspor produk setengah jadi atau produk akhir. (c). Pelaksanaan langkah Restrukturisasi Total
Industri Nasional untuk peningkatan efisiensi dan produktivitas, dengan pengembangan klaster Industri dan
Modernisasi Permesinan.
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

1.
2.
3.

Pertumbuhan Ekonomi di atas 7%


Peningkatan Daya Tarik Investasi dan Daya Saing Bangsa
Penciptaan Lapangan Kerja dan Penurunan Angka Kemiskinan

Roadmap 2010 Industri Nasional

KADIN INDONESIA

1.Reorientasi Kebijakan Ekspor Produk Bahan Mentah MIGAS dan Non MIGAS.
Laksanakan proses shifting kebijakan ekspor bahan mentah, menjadi kebijakan
ekspor produk bernilai tambah tinggi melalui proses produksi di dalam negeri.
1. Reorientasi Pendekatan Hubungan Dagang Bilateral, Regional dan Multilateral, serta Penguatan
Jaring-jaring Pengaman Pasar Domestik untuk Menciptakan Persaingan yang Adil bagi
Pertumbuhan Industri Dalam Negeri.

10

INDUSTRI UNGGULAN

1. Restrukturisasi, Modernisasi dan Pendalaman Struktur Industri Padat Modal dan Teknologi. Modernisasikan
mesin/peralatan produksi Industri Tekstil dan Produk Tekstil. Kembangankan Industri Komponen dan Pendukung
(Supporting Industries) Elektronika dan Otomotif.
3. A. Dukungan prioritas kebijakan ekonomi bagi terwujudnya kemampuan Pengolahan Hasil Pertanian dan Perkebunan di dalam
negeri, melalui integrasi antara Klaster Industri Pengolahan Hasil Pertanian dan Perkebunan dengan Program Peningkatan dan
Kestabilan Feedstock yang berkualitas tinggi.
B. Dukungan Peningkatan Kepastian Hukum dan Jaminan Keamanan untuk Pengembangan Hutan Tanaman Industri serta
Pencegahan Illegal Logging, bagi terwujudnya integrasi Industri Kehutanan (Industri Pengolahan Kayu, Panel Kayu/Plywood,
Pulp & Kertas dan Mebel) dengan jaminan Feedstock.

1. Dukungan Finansial bagi Industri Pengolahan Hasil Laut dan Kemaritiman, melalui integrasi antara Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Hasil Laut
dengan Program Peningkatan Produktivitas Nelayan dan Program Peningkatan Kestabilan Feedstock.

IMPLEMENTASI 6 LANGKAH STRATEGIS

3 MISI UTAMA
INDUSTRIALISASI

1. Dukungan Insentif fiskal dan pendanaan bagi Peningkatan Investasi dan Daya Saing Industri melalui pembenahan dan modernisasi sarana- prasarana, seperti :
pemberdayaan industri nasional pembangkit listrik dan sumber energi lainnya, modernisasi pelabuhan dan bandara, pengembangan jalan tol dan konstruksi, peningkatan
kemampuan nasional dalam industri telekomunikasi.
4 (EMPAT) KLASTER INDUSTRI UNGGULAN
PENDONGKRAK PERTUMBUHAN EKONOMI
DIATAS 7 %
1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Sepatu dan Alas
Kaki
2. Industri Elektronika dan Komponen Elektronika
3. Industri Otomotif dan Komponen Otomotif
4. Industri Perkapalan

3 (TIGA) KLASTER INDUSTRI UNGGULAN


PENINGKATAN DAYA TARIK INVESTASI DAN DAYA
SAING BANGSA

3 (TIGA) KLASTER INDUSTRI UNGGULAN


PENGGERAK PENCIPTA LAPANGAN KERJA DAN
PENURUNAN ANGKA KEMISKINAN

1. Industri Pengembang Infrastruktur, seperti Industri Pembangkit


Sumber Energi, Pengembang Jalan Tol, Telekomunikasi,
Kontruksi, Semen, Baja dan Keramik
2. Industri Barang Modal dan Mesin Perkakas
3. Industri Petrokimia Hulu/Antara, termasuk Industri Pupuk

1.
2.
3.

Industri Pengolahan Hasil Laut & Kemaritiman


Industri Pengolahan Hasil Pertanian, Peternakan, Kehutanan
dan Perkebunan, termasuk Industri Makanan dan Minuman
Industri Berbasis Tradisi dan Budaya, utamanya Industri
Jamu, Kerajinan Kulit-Rotan dan Kayu (Permebelan), Rokok
Kretek, Batik dan Tenun Ikat

FOKUS PADA 10 INDUSTRI UNGGULAN


Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

KADIN INDONESIA

Visi 2030 & Roadmap 2010


Industri Nasional
Pengantar dan Rekomendasi
A.

Perubahan Peta Persaingan Industri sebagai Dampak Liberalisasi


Ekonomi, Free Trade Agreement, Tingkat Pertumbuhan Produktivitas
dan Iklim Investasi

A.
C.

Sasaran Strategis Industri Nasional Menjelang 2010 dan 2030


Perbaikan Iklim Usaha & Investasi untuk Peningkatan Daya Saing
Indonesia

KADIN INDONESIA

Visi 2030 & Roadmap 2010


Industri Nasional

A. Perubahan Peta Persaingan Industri


Sebagai Dampak Liberalisasi Ekonomi, Free Trade Agreement,
Tingkat Pertumbuhan Produktivitas dan
Iklim Investasi

Perubahan Geostrategis Akibat Liberalisasi


Ekonomi & Perundingan Pasar Bebas
UNI EROPA
Pop. : 380 mil.
GDP : $10.5 tri.

NAFTA
Pop. : 420 mil.
GDP: $12.3 tri.

2003

ASEAN
Pop. : 530 mil.
GDP : $0.7tri.

KADIN INDONESIA

EU
15 25
countries

NAFTA
3 Countries
USA, Canada, Mexico

EU-Mexico
FTA

34 countries
Free Trade Areas
of Americans

Free Trade
Agreement
Integration
2010-2030

Gabung ke Selatan

India-ASEAN
FTA

MERCOSUR

EU-MERCOSUR
FTA

4 countries
Argentina, Brazil,
Paraguay, Uruguay

FreeTradeAreas
of Americans
Pop.: 830 million.
GDP : $13.4 trillion.

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

Japan-Singapore
EPA
Japan-ASEAN
CEPA
NZ
Pop. : 4 mil
GDP : $0.08tri.

AFTA
AUSSY
Pop. : 19 mil
GDP : $0.5tri.

Uni Eropa
yg Diperbesar (25)
Pop. : 450 million.
GDP : $11.0 trillion.

Sumber: World Bank

INDIA
Pop. : 1,050 mil
GDP : $0.6tri.

China-ASEAN
FTA

Uni Eropa
gabung Eropa
Timur

USA-Singapore FTA

FTAA

JAPAN
Pop. : 130 mil.
GDP : $ 4.3tri.

CHINA
Pop. : 1,280 mil.
GDP : $1.4tri.

AUSTRALIA-NZ FTA (CER)


ASEAN, China,
Japan, India, Aussy & NZ

- FTA

Pop. : 3,013 million.


GDP : $7.6 trillion.
Remarks: GDP as of 03, Pop .(Population) as 02.

11

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Proyeksi Perkembangan Ekonomi Dunia


Menjelang 2010
Proyeksi Pertumbuhan
Gross Domestik Produk 2006- 2010

Perkembangan lingkungan internasional secara bertahap


semakin kurang mendukung kemajuan ekonomi negara
berkembang. Melemahnya permintaan konsumen AS
semakin menyulitkan negara-negara yang pasar
ekspornya tidak beragam,
sementara itu sikap
menghindari resiko (risk aversion) di kalangan pelaku
pasar uang semakin meningkat. Pertumbuhan ekonomi
negara-negara
berkembang
diperkirakan
akan
mengalami penurunan selama lima tahun ke depan.
Pada tahun 2010 ekonomi negara berkembang tumbuh
6,2%.

(rata-rata per tahun)

Perdagangan dunia diperkirakan akan meningkat dengan


tingkat pertumbuhan rata-rata sekitar 8% per tahun.
Negara-negara berkembang di Asia diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan ekspor yang paling cepat,
khususnya dipacu oleh pertumbuhan ekspor China.
Perkembangan industri nasional ke depan diharapkan
dapat memperoleh manfaat dari ekspor regional yang
tumbuh dengan cepat. Pada saat yang sama, tingkat
persaingan di lingkungan regional diperkirakan akan
semakin ketat.

Sumber : Economist Intelligence Unit Global Outlook August 2006

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi


dunia tumbuh 5,1% tahun 2006. Tahun depan (2007),
ekonomi dunia diperkirakan akan tumbuh lebih rendah
(4,9%). Kekhawatiran terhadap munculnya masalah inflasi,
kondisi pasar uang yang ketat dan lompatan harga minyak ke
tingkatan yang lebih tinggi, tetap menghantui perkiraan
perkembangan ekonomi dunia ke depan. Economist
Intelligence Unit memperkirakan selama lima tahun ke depan
(2006-2010) ekonomi dunia
tumbuhan rata-rata 4,7% per tahun.

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

KADIN INDONESIA

Harga minyak diperkirakan akan mulai menurun pada


tahun 2007. Penurunan harga minyak di pasar
internasional memberi harapan akan peningkatan yang
lebih lambat pada biaya produksi perusahaan industri
dan selanjutnya dapat memacu pertumbuhan industri
domestik yang lebih cepat.

12

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dan GWP Dunia


KADIN INDONESIA

Populasi

Indikator
Ekonomi
Dunia

: 6.7 Miliar pada 2010 (tumbuh 1.14%)


di 271 negara
: 3 Miliar
: US$ 9,300
: US$ 59.59 Triliun (tumbuh 1.14%)
: 4.1% (tumbuh -3.2%)

Angkatan kerja
GDP(per kapita)
GWP (Produk Bruto Dunia
Tingkat inflasi
Sumber: CIA World Bookfact

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

13

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2010


KADIN INDONESIA

Proyeksi Indikator Ekonomi Indonesia 2010

Perkembangan
industri
nasional
dipengaruhi
oleh
perkembangan ekonomi domestik dan internasional. Oleh
karena itu, peta industri nasional ke depan harus
memperhatikan perkembangan yang diperkirakan akan terjadi
pada perekonomian domestik dan internasional.
The
Economist
Intelligence
Unit
memproyeksikan
perekonomian Indonesia akan tumbuhan dengan laju ratarata 6,2% per tahun selama periode 2006-2010. Perkiraan
yang cukup optimis mengingat pada tahun 2005 pertumbuhan
ekonomi tercatat hanya 5,6%. Tahun 2006 ini, EIU
memperkirakan pertumbuhan ekonomi 5,9% lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi selama semester pertama yang
dilaporkan oleh BPS (5,0%). Proyeksi pertumbuhan ekonomi
yang mencerminkan arah positif tersebut bersifat tentatif,
dapat tercapai apabila terjadi aliran modal asing dan
pertumbuhan investasi dalam negeri yang stabil.
Inflasi diperkirakan akan terus menurun selama lima tahun ke
depan. Pada tahun 2010 laju inflasi diperkirakan 3,6%.
Penurunan inflasi selama lima tahun ke depan sebagian
disebabkan oleh perkembangan harga minyak internasional
yang diperkiakan akan mulai menurun mulai tahun 2007.
Sejalan dengan penurunan inflasi, tingkat bunga deposito
diperkirakan akan terus menurun dan bekisar antara 5
sampai 6 persen.

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

14

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Kendala Jangka Panjang Kebijakan


Ekonomi Indonesia
Indonesia External Debt Repayment
(US$ Bill)

Dalam jangka panjang hingga tahun 2030,


ekonomi indonesia masih terkendala oleh
kebutuhan pembiayaan bagi :
Pembayaran kembali hutang hutang jatuh tempo
yang merupakan warisan masa lalu. Untuk hal
tersebut tekanan terhadap nilai tukar rupiah
masih
perlu
dikelola
dengan
seksama.
Managemen Foreign Exchange Requirement
untuk pembayaran External Debt Repayment,
akan selalu menjadi kendala tersendiri bagi
kebebasan untuk mengatur kebijakan ekonomi
yang lebih mandiri.

25
20
15
10
5
0

22.61

20.98

18.9

22.43
17.21
6.78

4.41
2001

2002

2003

2004

2005

JanMar
2005

JanMar
2006

Sumber : BI

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


memerlukan
sumber
pembiayaan
bagi
pengembangan dan pembangunan iinfrastruktur
ekonomi, berupa jalan jalan raya, kereta api,
bandar
udara,
pelabuhan
dan
jaringan
komunikasi serta pasokan sumber enersi
penggerak industri.

The Number of Indonesia People


Who Lived Under The Poverty Line &
Unemployment (Mill People)
40
20

Angka pengangguran yang tinggi dan angka


kemiskinan mayoritas penduduk juga masih tetap
akan menghantui upaya pengembangan
kesejahteraan.

38.4

37.3

9.1

36.1

34.8

10.2

9.8

10.8

0
2002
Sumber : BPS

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

KADIN INDONESIA

15

2003

2004

Under Poverty Line People

2005

Unemployment

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Kekuatan Pasar Domestik, Stimulus bagi


Pertumbuhan Industri Nasional
Jumlah Penduduk

Tahun

KADIN INDONESIA

Karakteristik Rumah Tangga Indonesia 2000-2015

Jumlah

1900

40 juta

1950

80 juta

1971

120 juta

1990

180 juta

2000

200 juta

2035*)

300 juta

Sumber : GAPMMI

*) Proyeksi

2000

2005

2010

2015

20.6
29.8
50.4

25.2
28.3
53.5

29.9
26.6
56.5

34.6
24.7
59.3

4,0

4,0

4,0

4,0

1,9

1,8

1,7

1,6

0.60

0.56

0.52

0.49

Jumlah (juta)
Kota
Desa
Total
Rata-rata anggota Rumah Tangga
Total
Rata-rata anak tinggal bersama orangtua
Total
Persentase anak dibawah 15 tahun
dalam rumah tangga
Total

Sumber : GAPMMI

Pasar Domestik memiliki peluang untuk dimanfaatkan sebagai daya tarik atau
stimulus bagi pertumbuhan industri dan sektor jasa nasional.
Dalam waktu 30 tahun, jumlah penduduk akan bertambah lebih dari 100 juta orang. Dengan asumsi jumlah
kelahiran 4,5 juta & kematian 1,5 juta /tahun. Harus ada usaha keras untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk.
Kebutuhan barang dan jasa yang amat besar, akan diincar oleh produsen luar negeri. Harus ada usaha
keras untuk meningkatkan produksi dalam negeri

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

16

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Peta Distribusi Penduduk, Luas Daerah


dan Pertumbuhan Penduduk

KADIN INDONESIA

Peta Distribusi Penduduk, Luas Daerah dan Pertumbuhan Penduduk


sebagai Daya Tarik Investasi dan Revitalisasi Industri Nasional

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

17

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Peta Kebutuhan Bahan Makanan & Minuman


Indonesia

KADIN INDONESIA

Peta Kebutuhan Bahan Makanan & Minuman Indonesia sebagai Daya Tarik
Program Peningkatan Produktifitas Industri Berbasis Hasil Pertanian.
URAIAN

2005

2010

2015

2020

218

237

256

275

2025

Jumlah Penduduk

juta jiwa

Kebutuhan :

Beras

Juta ton

29.43

31.99

34.55

37.11

39.67

Ikan

Juta kg

2,725

2,963

3,200

3,438

3,675

Telur

Juta kg

759

825

891

957

1,023

Daging ayam

Juta kg

828

901

973

1,045

1,117

Daging

Juta kg

2,006

2,180

2,355

2,530

2,705

Susu

Juta liter

1,766

1,920

2,074

2,228

2,381

Buah

Juta kg

8,131

8,840

9,549

10,258

10,966

Sayur sayuran

Juta kg

Luas Panen padi

Juta Ha

11.65

11.65

11.65

11.65

11.65

Produktivitas (gabah
kering giling)

Ton/Ha

4.56

4.56

4.56

4.56

4.56

Produksi beras nasional

Juta
ton/Ha

29.66

29.66

29.66

29.66

29.66

Balance beras (+/-)

Juta
ton/Ha

0.23

-2.33

-4.89

-7.45

-10.01

7,434

8,082

8,730

294

Jumlah penduduk Indonesia saat ini


sekitar
218
juta
jiwa,
apabila
diasumsikan semuanya mengkonsumsi
beras rata-rata sebesar 135 kg/tahun
dan produktivitas padi (sebagai Gabah
Kering Giling/GKG) sebesar 4,56
Ton/Hektar, maka Indonesia pada
tahun 2005 masih surplus 0,23 juta ton
beras.

Namun demikian, dengan asumsi laju


pertumbuhan penduduk 1,74 % per
tahun, maka pada tahun 2025 jumlah
penduduk Indonesia diperkirakan akan
mencapai sebesar 294 juta jiwa.
Apabila
tidak
ada
peningkatan
produktivitas atau penambahan luas
panen padi di masa yang akan datang,
Indonesia akan menjadi net importir
beras dengan jumlah yang cukup besar
kurang lebih 10 juta ton.

9,378

10,025

Sumber : GAPMMI
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

18

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Produktifitas Pengelolaan Lahan untuk Berbagai


Jenis Komoditi Pertanian (1980-2000)
KADIN INDONESIA

Produktifitas Pengelolaan Lahan untuk Berbagai Jenis Komoditi Pertanian,


sebagai momentum untuk Revitalisasi Industri Berbasis Hasil Pertanian
1980-1985
Ton/ha

1986-1995
Ton/ha

1996-2000
Ton/ha

Padi Sawah

4.00

4,49

4,59

Padi Ladang

1.62

2,05

2,24

Padi (total)

3.70

4,22

4,34

Jagung

1.62

2,10

2,63

Kedelai

0.89

1,10

1,20

Karet Rakyat

0.32

0,36

0,40

Karet Negara

0.87

0,77

0,80

Kelapa Sawit
Neg

2,59

3,47

3,84

Kelapa Sawit
Swasta

2,16

1,77

1,87

Kelapa Sawit

2,33

2,08

2,09

Sumber: Bayu Krisnamurti, Revitalisasi


Pertanian, 29 Januari 2005

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

Permasalahan utama sektor pertanian dan perkebunan


adalah rendahnya produktivitas yang dipengaruhi oleh :
(a). Rendahnya ketersediaan pupuk pada tingkat petani,
(b). konversi lahan pertanian dan perkebunan produktif
menjadi lahan yang tidak produktif (c). manajemen
pertanian dan perkebunan milik rakyat tidak didukung
oleh infrastruktur benih unggul dan pengetahuan
pemupukan memadai.

Industri berbasis kebun tanaman keras seperti kelapa


sawit, karet, teh dan kopi memberikan kontribusi
terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp.
44,5 trilyun dan penghasil devisa sebesar US$. 5,27
milyar pada tahun 2004. Hasil ini masih dapat
ditingkatkan produktivitasnya secara bertahap, untuk
dikembangkan menjadi dua kali lipat pada 2025.

Sementara sektor pertanian


khususnya padi perlu
ditingkatkan produktivitas nya agar jaminan pasokan
kebutuhan pangan nasional secara berkesi nambungan
dapat terlaksana dan, impor beras yang tahun 2004
mencapai 1,28 juta ton dapat dikurangi secara bertahap
untuk memenuhi target swasembada pada tahun 2025.

19

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Perubahan Peta Permintaan Lahan Produktif


KADIN INDONESIA

Pada tahun 2025, Kebutuhan Lahan Tanaman Pangan, Perkebunan dan


Hortikultura akan berhadapan dengan Pertumbuhan Permintaan lahan atas
Rumah Penduduk, Perkantoran dan kompleks kawasan Industri.
Komoditas
Tanaman

Luas Lahan Tanam (Hektar)


2005

2010

2015

2020

2025

Tanaman Pangan

15,862,014

15,962,014

16,062,014

16,162,014

16,262,014

Perkebunan

10,298,406

12,458,406

14,618,406

16,778,406

18,938,406

Hortikultura

403,839

413,839

423,839

433,839

443,839

26,564,259

28,834,259

31,104,259

33,374,259

35,644,259

TOTAL

Sumber : Kadin Indonesia, diolah dari berbagai sumber

Perkembangan kebutuhan luas lahan tanam untuk komoditas tanaman pangan, perkebunan dan
hortikultura pada tahun 2025 diproyeksikan sesuai dengan kebutuhan penambahan luas areal untuk
tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura agar sasaran produksi untuk mendukung kebutuhan
dalam negeri dan ekspor dapat tercapai.

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

20

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Peta Kontribusi Kemampuan Ekspor


Industri Nasional (1985-2005)

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

KADIN INDONESIA

Struktur ekspor industri manufaktur non-migas Indonesia


mengalami pergeseran yang cukup berarti dan cenderung
semakin beragam. Industri Barang dari logam dan Alat Alat Listrik
(yang paling tinggi adalah produk elektronika) berkontribusi 12,2
%, Tekstil dan Produk Tekstil 15,6 % . Sisanya adalah Industri
Berbasis Sumber Daya Alam termasuk MIGAS.
Walaupun di satu sisi ekspor hasil Industri berbasis sumber daya
alam seperti minyak kelapa sawit, bahan kimia dan kertas dan
barang-barang dari kertas, kontribusinya cenderung meningkat,
tetapi pada umumnya dominasi satu komoditi tertentu semakin
berkurang.
Ekspor kayu dan karet olahan, misalnya, peranannya terus
menurun demikian pula ekspor tekstil dan garmen.
Namun demikian, barang-barang hasil industri berbasis sumber
daya alam seperti yang berbasis kehutanan dan berkebunan dan
industri padat karya masih berperan sangat dominan dalam
ekspor barang-barang hasil industri manufaktur Indonesia.
Kenaikan ekspor produk alat alat listrik yang meningkat 2 kali lipat
selama kurun waktu 10 tahun terahir memperlihatkan peranan
Industri elektronika yang tidak dapat diabaikan.
Walau hanya tumbuh rata-rata 1,2% per tahun selama lima tahun
teralhir, produk tekstil dan pakaian jadi masih mempunyai peran
yang sangat penting, 15,6% dari total ekspor barang industri nonmigas pada tahun 2005.
Dengan pertumbuhan rata-rata 31,9% pertahun (2001-05), minyak
kelapa sawit diperkirakan dapat menjadi komoditi andalan ekspor
dalam beberapa waktu ke depan.
21

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


KADIN INDONESIA

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Saat Ini Tidak Didukung oleh Pertumbuhan


Sektor Riel, melainkan oleh Pertumbuhan Sektor Jasa dan Konsumsi, sehingga
tidak menciptakan lapangan kerja
10

Non-tradable

10

Pertumbuhan
ekonomi
lebih
dididorong oleh sektor Jasa atau
non tradable yang mencakup sektor
jasa konstruksi, finansial, transport
dan
komunikasi,
utility,
perdagangan, hotel dan restoran
dan jasa lainnya yang tumbuh 6 %.

8
6

GDP
4

Tradable

Q1
Q2 01
Q3 01
Q4 01
Q1 01
Q2 02
Q3 02
Q4 02
Q1 02
Q2 03
Q3 03
Q4 03
Q1 03
Q2 04
Q3 04
Q4 04
Q1 04
Q2 05
Q3 05
Q4 05
Q1 05
Q2 06
Q3 06
Q4 06
-0
6

0
Q1-01
PDB

Q1-02

Q1-03

Non-tradeable

Q1-04

Q1-05

Tradeable

Q1-06
Industri

Kontribus i terhadap pertum buhan ( poin %)

8
6
4
2
0
Q1-01

Q1-02

Non-tradeable

Q1-03

Q1-04

Q1-05

Tradeable

Q1-06

Sejak krisis ekonomi tahun 1998,


pertumbuhan
ekonomi
tidak
berasal dari pertumbuhan sektor
Riel atau tradable. Sektor yang
mencakup
sektor
pertanian,
pertambangan dan manufaktur.
Tercatat pada kwartal 2005 sektor
Riel atau tradable ini hanya tumbuh
3,3 %.

Sejak krisis ekonomi 1998 hingga


2005, Pertumbuhan ekonomi belum
diikuti oleh meluasnya kesempatan
kerja baru
Industri Manufaktur memerlukan
kebijakan dan langkah aksi yang
komprehensif
untuk
dapat
direvitalisasi
dan
dibangkitkan
kembali menjadi mesin pendorong
pertumbuhan kesempatan kerja dan
peningkatan ekspor non migas .

Sumber : IRSA
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

22

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Peta Tantangan Masa Depan :


Pembiayaan di Sektor Pertanian

KADIN INDONESIA

(Miliar Rp)

%
12.0

800,000
700,000

10.0

600,000
8.0

500,000
400,000

6.0

300,000

4.0

200,000
2.0

100,000
Total Kredit Bank Umum
Pertanian

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

0.0

188,871 234,611 292,921 378,134 487,426 225,133 269,000 307,594 365,410 437,942 553,548 689,671
13,860

15,525

17,630

26,002

39,308

23,777

19,504

20,864

22,332

24,307

32,376

36,678

7.3

6.6

6.0

6.9

8.1

10.6

7.3

6.8

6.1

5.6

5.8

5.3

Pangsa (dalam %)

Sumber : Bank Indonesia, 2006

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang masih memerlukan perhatian dari
banyak pihak termasuk pemerintah dan pihak perbankan.

Terdapat indikasi bahwa sektor pertanian Indonesia saat ini masih banyak yang pembiayaannya
diperoleh dari sektor informal ataupun pembiayaan secara informal (self-financing).

Dilihat dari pangsanya, sektor pertanian hanya memiliki pangsa yang kecil. Pada tahun 2005 pangsa
sektor pertanian sebesar 5,3%.

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

23

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Masalah Utama :
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian

KADIN INDONESIA

100%

Lainnya
Jasa-jasa

80%

Perdagangan

60%

Industri
40%
Pertanian

20%

0%
86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

00

01

02

03

04

05

Sumber : Bank Indonesia, Desember 2006

Dengan porsi 40% lebih dari seluruh pekerja, sektor pertanian tetap merupakan sektor utama dari
lapangan pekerjaan di Indonesia walaupun sejak tahun 1986 terlihat ada penurunan dan mulai meningkat
lagi di tahun 1996.

Seiring dengan proses industrialisasi peningkatan tenaga kerja terjadi di sektor industri dan sektor
perdagangan.

Pada tahun 2005, persentase tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian sebesar 44.0%.

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

24

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Peta Posisi Industri Nasional Terhadap


Kemampuan Perolehan Devisa dan
Penyediaan Lapangan Kerja
Mining

Worker
Absorb

Wood &
wood product

4
2

Textile
& Clothing
Electronic

II

KADIN INDONESIA

Oil & Gas

0
-2 0

-0.5

-4

0.5

Chemical

1.5

2.5

-6

III

IV

-8
-10
-12

Foreign
Exchange Balance

Automotive
& Machinery

Sumber : BPS, Depnakertrans, diolah


Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

25

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Masalah Utama :
Tingkat Kemiskinan

KADIN INDONESIA

Tingkat kemiskinan di Indonesia perlu diturunkan melalui


Program Pengembangan Sektor Riel
%
30

Tingkat kemiskinan lebih


tinggi terjadi di daerah
pedesaan,
yang identik
dengan sektor pertanian.
Pada tahun 2005 jumlah
penduduk miskin sebanyak
35 juta dan sebagian besar
berada di daerah pedesaan
(22,7 juta).

25

20

15

10

0
96

98

99

Urban

00

01

Rural

02

03

04

05

Total

Sumber : Bank Indonesia 2006

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

26

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Tantangan Masa Depan :


Penurunan Persentase Penduduk Dibawah Garis Kemiskinan

KADIN INDONESIA

Momentum penurunan persentase Penduduk Dibawah Garis Kemiskinan


perlu dipertahankan

Sumber : Worldbank, Making the New Indonesia work for the poor, November 2006

Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

27

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Pengangguran di Sektor Pertanian


KADIN INDONESIA

Pengangguran di Sektor Pertanian perlu diserap dalam Program Pengembangan


Industri Berbasis Sumber Daya Alam
dan Industri Kecil
Menengah
100%

80%

60%

40%

20%

0%
86

87

88

89

90

91

<15 jam seminggu

92

93

94

96

97

98

15 - 35 jam seminggu

99

00

01

02

03

04

05

>35 seminggu

Sumber : Bank Indonesia, Desember 2006

Sekitar 50 % pekerja di sektor pertanian bekerja kurang dari 35 jam seminggu


(1/2 Pengangguran)
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

28

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Peta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Daya Saing Indonesia

KADIN INDONESIA

Sumber : IRSA
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

29

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Peta Persepsi Daya Saing Investasi


Perbandingan antara tahun 2004 (biru) dengan
1996 (merah)

KADIN INDONESIA

Sumber : IRSA
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

30

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Peta Persepsi Daya Saing Investasi


Perbandingan Indonesia (biru) dengan rata-rata
regional (East Asia) (merah)

KADIN INDONESIA

Sumber : IRSA
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

31

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Peta Persepsi Investor Terhadap


Iklim Investasi Indonesia Dibandingan dengan
Negara Berpendapatan Menengah Kebawah
(lower middle income)

KADIN INDONESIA

Sumber : IRSA
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation

32

Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional

Anda mungkin juga menyukai