Rekomendasi
KADIN INDONESIA
Maret 2007
www.kadin-indonesia.or.id
KADIN INDONESIA
Dalam periode 25 tahun ke depan dengan dasar sistem politik yang demokratis dan Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden secara langsung setiap lima tahun, dapat diciptakan Republik Indonesia sebagai
Negara Industri Maju dan Bangsa Niaga Tangguh yang makmur dalam keadilan dan adil dalam
kemakmuran, melalui :
1. Kebangkitan kekuatan rekayasa, rancang bangun, manufaktur dan jaringan penjualan produk
Industri Nasional, terutama dengan menghasilkan barang dan jasa berkualitas unggul yang
menang bersaing dengan produk negara-negara di kawasan Asia seperti Vietnam, Malaysia dan
Cina, baik dipasar domestik maupun Regional.
3. Kebangkitan kekuatan industri nasional pengolah hasil sumber daya alam dengan produk olahan
bermutu terjamin, sehingga dapat dicapai swasembada pangan secara lestari dan berkemampuan
ekspor.
5. Kebangkitan daya cipta dan kreativitas rekayasa dan rancang bangun putra-putri Indonesia,
sehingga industri nasional berbasis tradisi dan budaya bangsa dapat tumbuh berkembang kembali
melalui produk berkualitas tinggi yang dicintai dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
life style masyarakat Indonesia.
KADIN INDONESIA
KADIN INDONESIA
2.
3.
4.
Industri Perkapalan
TIGA KLASTER INDUSTRI UNGGULAN PENINGKATAN DAYA TARIK INVESTASI DAN DAYA SAING BANGSA
1.
Industri Pengembang Infrastruktur, seperti : Industri Pembangkit Sumber Energi, Industri Telekomunikasi,
Pengembang Jalan Tol, Konstruksi, Industri Semen, Baja dan Keramik
2.
3.
TIGA KLASTER INDUSTRI UNGGULAN PENGGERAK PENCIPTA LAPANGAN KERJA DAN PENURUNAN ANGKA
KEMISKINAN
1.
2.
Industri Pengolahan Hasil Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan, termasuk Industri Makanan
dan Minuman
3.
Industri Berbasis Tradisi dan Budaya, utamanya : Industri Jamu, Kerajinan Kulit-Rotan dan Kayu (Permebelan),
Rokok Kretek, Batik dan Tenun Ikat
KADIN INDONESIA
1. Dukungan Insentif fiskal dan pendanaan bagi Peningkatan Investasi dan Daya Saing Industri melalui
pembenahan dan modernisasi sarana-prasarana, seperti : pemberdayaan industri nasional pembangkit
listrik dan sumber energi lainnya, modernisasi pelabuhan dan bandara, pengembangan jalan tol dan
konstruksi, peningkatan kemampuan nasional dalam industri telekomunikasi.
2. Dukungan Finansial bagi Industri Pengolahan Hasil Laut dan Kemaritiman, melalui integrasi antara
Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Hasil Laut dengan Program Peningkatan Produktivitas
Nelayan dan Program Peningkatan Kestabilan Feedstock.
Hal ini terkait dengan :
Pengembangan Kawasan/Zona Penangkapan Ikan, Klaster Pelabuhan dan Tempat Pelelangan ikan yang
menyediakan fasilitas cold storage, SPBU penyedia solar dan bahan bakar bersubsidi bagi perahu
nelayan.
Pengembangan kapasitas Laboratorium Uji Produk Perikanan di sentra-sentra produksi.
Pengembangan Pusat Benih Unggul dan Sentra Produksi Pakan Ikan Budi Daya.
Pemberdayaan Industri Perkapalan Dalam Negeri untuk program motorisasi perahu nelayan dan
pengembangan Armada Kapal Penangkap Ikan Nasional .
1. A. Dukungan prioritas kebijakan ekonomi bagi terwujudnya kemampuan Pengolahan Hasil Pertanian
dan Perkebunan di dalam negeri, melalui integrasi antara Klaster Industri Pengolahan Hasil Pertanian
dan Perkebunan dengan Program Peningkatan dan Kestabilan Feedstock yang berkualitas tinggi.
B. Dukungan Peningkatan Kepastian Hukum dan Jaminan Keamanan untuk Pengembangan Hutan
Tanaman Industri serta Pencegahan Illegal Logging, bagi terwujudnya integrasi Industri Kehutanan
(Industri Pengolahan Kayu, Panel Kayu/Plywood, Pulp & Kertas dan Mebel) dengan jaminan Feedstock
Hal ini juga terkait dengan Program Peningkatan Produktivitas Lahan, Penggunaan Benih Unggul, Pupuk
Majemuk dan Pupuk Nutrisi, Pembenahan Infrastruktur Irigasi dan Skema Pembiayaan Pertanian.
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation
KADIN INDONESIA
1. Restrukturisasi, Modernisasi dan Pendalaman Struktur Industri Padat Modal dan Teknologi.
Modernisasikan mesin/peralatan produksi Industri Tekstil dan Produk Tekstil. Kembangankan Industri
Komponen dan Pendukung (Supporting Industries) Elektronika dan Otomotif.
Diperlukan insentif-insentif untuk investasi yang berorientasi pada pengembangan Industri Komponen dan
Supporting Industry, modernisasi permesinan
dan peningkatan kandungan teknologi produk. Misal :
modernisasi permesinan untuk Industri Tekstil dan Produk Tekstil, perpindahan teknologi dari Analog ke Digital
untuk Industri Elektronika yang diikuti dengan Pengembangan Industri Komponen dan Supporting Industry.
Pengembangan basis global value chain untuk Industri Otomotif.
3. Reorientasi Pendekatan Hubungan Dagang Bilateral, Regional dan Multilateral, serta Penguatan Jaringjaring Pengaman Pasar Domestik untuk Menciptakan Persaingan yang Adil bagi Pertumbuhan Industri
Dalam Negeri
Lebih selektif dalam liberalisasi perdagangan internasional dengan memperhatikan kondisi objektif industri
dalam negeri,
terutama faktor-faktor eksternal yang menghadang perkembangan dunia usaha.
Merekomendasikan agar Pemerintah melakukan Langkah-langkah Proaktif untuk mengatur pola kompetisi
pasar domestik. Perlindungan Pasar Domestik dari penetrasi barang ilegal (selundupan, barang palsu/tiruan),
produk impor yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia, Barang-barang bekas yang membahayakan
Kesehatan dan Lingkungan.
5. Reorientasi Kebijakan Ekspor Produk Bahan Mentah MIGAS dan Non MIGAS. Laksanakan proses
shifting kebijakan ekspor bahan mentah, menjadi kebijakan ekspor produk bernilai tambah tinggi
melalui proses produksi di dalam negeri
Kembangkan klaster Petrokimia terintegrasi yang terdiri dari jejaring Industri Pengolah Crude Oil (Refineries)
dan Gas Alam dengan Industri Olefin, Aromatik dan Pupuk serta industri hilir seperti Tekstil, Plastik sebagai
bahan baku Industri Komponen Elektronika, Otomotif, Perkapalan dan Industri Packaging. Bangun industri BioFuel berbasis CPO dan Etanol untuk sustainability sumber energi bagi masa depan industri
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation
KADIN INDONESIA
1.
2.
3.
KADIN INDONESIA
1.Reorientasi Kebijakan Ekspor Produk Bahan Mentah MIGAS dan Non MIGAS.
Laksanakan proses shifting kebijakan ekspor bahan mentah, menjadi kebijakan
ekspor produk bernilai tambah tinggi melalui proses produksi di dalam negeri.
1. Reorientasi Pendekatan Hubungan Dagang Bilateral, Regional dan Multilateral, serta Penguatan
Jaring-jaring Pengaman Pasar Domestik untuk Menciptakan Persaingan yang Adil bagi
Pertumbuhan Industri Dalam Negeri.
10
INDUSTRI UNGGULAN
1. Restrukturisasi, Modernisasi dan Pendalaman Struktur Industri Padat Modal dan Teknologi. Modernisasikan
mesin/peralatan produksi Industri Tekstil dan Produk Tekstil. Kembangankan Industri Komponen dan Pendukung
(Supporting Industries) Elektronika dan Otomotif.
3. A. Dukungan prioritas kebijakan ekonomi bagi terwujudnya kemampuan Pengolahan Hasil Pertanian dan Perkebunan di dalam
negeri, melalui integrasi antara Klaster Industri Pengolahan Hasil Pertanian dan Perkebunan dengan Program Peningkatan dan
Kestabilan Feedstock yang berkualitas tinggi.
B. Dukungan Peningkatan Kepastian Hukum dan Jaminan Keamanan untuk Pengembangan Hutan Tanaman Industri serta
Pencegahan Illegal Logging, bagi terwujudnya integrasi Industri Kehutanan (Industri Pengolahan Kayu, Panel Kayu/Plywood,
Pulp & Kertas dan Mebel) dengan jaminan Feedstock.
1. Dukungan Finansial bagi Industri Pengolahan Hasil Laut dan Kemaritiman, melalui integrasi antara Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Hasil Laut
dengan Program Peningkatan Produktivitas Nelayan dan Program Peningkatan Kestabilan Feedstock.
3 MISI UTAMA
INDUSTRIALISASI
1. Dukungan Insentif fiskal dan pendanaan bagi Peningkatan Investasi dan Daya Saing Industri melalui pembenahan dan modernisasi sarana- prasarana, seperti :
pemberdayaan industri nasional pembangkit listrik dan sumber energi lainnya, modernisasi pelabuhan dan bandara, pengembangan jalan tol dan konstruksi, peningkatan
kemampuan nasional dalam industri telekomunikasi.
4 (EMPAT) KLASTER INDUSTRI UNGGULAN
PENDONGKRAK PERTUMBUHAN EKONOMI
DIATAS 7 %
1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Sepatu dan Alas
Kaki
2. Industri Elektronika dan Komponen Elektronika
3. Industri Otomotif dan Komponen Otomotif
4. Industri Perkapalan
1.
2.
3.
KADIN INDONESIA
A.
C.
KADIN INDONESIA
NAFTA
Pop. : 420 mil.
GDP: $12.3 tri.
2003
ASEAN
Pop. : 530 mil.
GDP : $0.7tri.
KADIN INDONESIA
EU
15 25
countries
NAFTA
3 Countries
USA, Canada, Mexico
EU-Mexico
FTA
34 countries
Free Trade Areas
of Americans
Free Trade
Agreement
Integration
2010-2030
Gabung ke Selatan
India-ASEAN
FTA
MERCOSUR
EU-MERCOSUR
FTA
4 countries
Argentina, Brazil,
Paraguay, Uruguay
FreeTradeAreas
of Americans
Pop.: 830 million.
GDP : $13.4 trillion.
Japan-Singapore
EPA
Japan-ASEAN
CEPA
NZ
Pop. : 4 mil
GDP : $0.08tri.
AFTA
AUSSY
Pop. : 19 mil
GDP : $0.5tri.
Uni Eropa
yg Diperbesar (25)
Pop. : 450 million.
GDP : $11.0 trillion.
INDIA
Pop. : 1,050 mil
GDP : $0.6tri.
China-ASEAN
FTA
Uni Eropa
gabung Eropa
Timur
USA-Singapore FTA
FTAA
JAPAN
Pop. : 130 mil.
GDP : $ 4.3tri.
CHINA
Pop. : 1,280 mil.
GDP : $1.4tri.
- FTA
11
KADIN INDONESIA
12
Populasi
Indikator
Ekonomi
Dunia
Angkatan kerja
GDP(per kapita)
GWP (Produk Bruto Dunia
Tingkat inflasi
Sumber: CIA World Bookfact
13
Perkembangan
industri
nasional
dipengaruhi
oleh
perkembangan ekonomi domestik dan internasional. Oleh
karena itu, peta industri nasional ke depan harus
memperhatikan perkembangan yang diperkirakan akan terjadi
pada perekonomian domestik dan internasional.
The
Economist
Intelligence
Unit
memproyeksikan
perekonomian Indonesia akan tumbuhan dengan laju ratarata 6,2% per tahun selama periode 2006-2010. Perkiraan
yang cukup optimis mengingat pada tahun 2005 pertumbuhan
ekonomi tercatat hanya 5,6%. Tahun 2006 ini, EIU
memperkirakan pertumbuhan ekonomi 5,9% lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi selama semester pertama yang
dilaporkan oleh BPS (5,0%). Proyeksi pertumbuhan ekonomi
yang mencerminkan arah positif tersebut bersifat tentatif,
dapat tercapai apabila terjadi aliran modal asing dan
pertumbuhan investasi dalam negeri yang stabil.
Inflasi diperkirakan akan terus menurun selama lima tahun ke
depan. Pada tahun 2010 laju inflasi diperkirakan 3,6%.
Penurunan inflasi selama lima tahun ke depan sebagian
disebabkan oleh perkembangan harga minyak internasional
yang diperkiakan akan mulai menurun mulai tahun 2007.
Sejalan dengan penurunan inflasi, tingkat bunga deposito
diperkirakan akan terus menurun dan bekisar antara 5
sampai 6 persen.
14
25
20
15
10
5
0
22.61
20.98
18.9
22.43
17.21
6.78
4.41
2001
2002
2003
2004
2005
JanMar
2005
JanMar
2006
Sumber : BI
38.4
37.3
9.1
36.1
34.8
10.2
9.8
10.8
0
2002
Sumber : BPS
KADIN INDONESIA
15
2003
2004
2005
Unemployment
Tahun
KADIN INDONESIA
Jumlah
1900
40 juta
1950
80 juta
1971
120 juta
1990
180 juta
2000
200 juta
2035*)
300 juta
Sumber : GAPMMI
*) Proyeksi
2000
2005
2010
2015
20.6
29.8
50.4
25.2
28.3
53.5
29.9
26.6
56.5
34.6
24.7
59.3
4,0
4,0
4,0
4,0
1,9
1,8
1,7
1,6
0.60
0.56
0.52
0.49
Jumlah (juta)
Kota
Desa
Total
Rata-rata anggota Rumah Tangga
Total
Rata-rata anak tinggal bersama orangtua
Total
Persentase anak dibawah 15 tahun
dalam rumah tangga
Total
Sumber : GAPMMI
Pasar Domestik memiliki peluang untuk dimanfaatkan sebagai daya tarik atau
stimulus bagi pertumbuhan industri dan sektor jasa nasional.
Dalam waktu 30 tahun, jumlah penduduk akan bertambah lebih dari 100 juta orang. Dengan asumsi jumlah
kelahiran 4,5 juta & kematian 1,5 juta /tahun. Harus ada usaha keras untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk.
Kebutuhan barang dan jasa yang amat besar, akan diincar oleh produsen luar negeri. Harus ada usaha
keras untuk meningkatkan produksi dalam negeri
16
KADIN INDONESIA
17
KADIN INDONESIA
Peta Kebutuhan Bahan Makanan & Minuman Indonesia sebagai Daya Tarik
Program Peningkatan Produktifitas Industri Berbasis Hasil Pertanian.
URAIAN
2005
2010
2015
2020
218
237
256
275
2025
Jumlah Penduduk
juta jiwa
Kebutuhan :
Beras
Juta ton
29.43
31.99
34.55
37.11
39.67
Ikan
Juta kg
2,725
2,963
3,200
3,438
3,675
Telur
Juta kg
759
825
891
957
1,023
Daging ayam
Juta kg
828
901
973
1,045
1,117
Daging
Juta kg
2,006
2,180
2,355
2,530
2,705
Susu
Juta liter
1,766
1,920
2,074
2,228
2,381
Buah
Juta kg
8,131
8,840
9,549
10,258
10,966
Sayur sayuran
Juta kg
Juta Ha
11.65
11.65
11.65
11.65
11.65
Produktivitas (gabah
kering giling)
Ton/Ha
4.56
4.56
4.56
4.56
4.56
Juta
ton/Ha
29.66
29.66
29.66
29.66
29.66
Juta
ton/Ha
0.23
-2.33
-4.89
-7.45
-10.01
7,434
8,082
8,730
294
9,378
10,025
Sumber : GAPMMI
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation
18
1986-1995
Ton/ha
1996-2000
Ton/ha
Padi Sawah
4.00
4,49
4,59
Padi Ladang
1.62
2,05
2,24
Padi (total)
3.70
4,22
4,34
Jagung
1.62
2,10
2,63
Kedelai
0.89
1,10
1,20
Karet Rakyat
0.32
0,36
0,40
Karet Negara
0.87
0,77
0,80
Kelapa Sawit
Neg
2,59
3,47
3,84
Kelapa Sawit
Swasta
2,16
1,77
1,87
Kelapa Sawit
2,33
2,08
2,09
19
2010
2015
2020
2025
Tanaman Pangan
15,862,014
15,962,014
16,062,014
16,162,014
16,262,014
Perkebunan
10,298,406
12,458,406
14,618,406
16,778,406
18,938,406
Hortikultura
403,839
413,839
423,839
433,839
443,839
26,564,259
28,834,259
31,104,259
33,374,259
35,644,259
TOTAL
Perkembangan kebutuhan luas lahan tanam untuk komoditas tanaman pangan, perkebunan dan
hortikultura pada tahun 2025 diproyeksikan sesuai dengan kebutuhan penambahan luas areal untuk
tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura agar sasaran produksi untuk mendukung kebutuhan
dalam negeri dan ekspor dapat tercapai.
20
KADIN INDONESIA
Non-tradable
10
Pertumbuhan
ekonomi
lebih
dididorong oleh sektor Jasa atau
non tradable yang mencakup sektor
jasa konstruksi, finansial, transport
dan
komunikasi,
utility,
perdagangan, hotel dan restoran
dan jasa lainnya yang tumbuh 6 %.
8
6
GDP
4
Tradable
Q1
Q2 01
Q3 01
Q4 01
Q1 01
Q2 02
Q3 02
Q4 02
Q1 02
Q2 03
Q3 03
Q4 03
Q1 03
Q2 04
Q3 04
Q4 04
Q1 04
Q2 05
Q3 05
Q4 05
Q1 05
Q2 06
Q3 06
Q4 06
-0
6
0
Q1-01
PDB
Q1-02
Q1-03
Non-tradeable
Q1-04
Q1-05
Tradeable
Q1-06
Industri
8
6
4
2
0
Q1-01
Q1-02
Non-tradeable
Q1-03
Q1-04
Q1-05
Tradeable
Q1-06
Sumber : IRSA
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation
22
KADIN INDONESIA
(Miliar Rp)
%
12.0
800,000
700,000
10.0
600,000
8.0
500,000
400,000
6.0
300,000
4.0
200,000
2.0
100,000
Total Kredit Bank Umum
Pertanian
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
0.0
188,871 234,611 292,921 378,134 487,426 225,133 269,000 307,594 365,410 437,942 553,548 689,671
13,860
15,525
17,630
26,002
39,308
23,777
19,504
20,864
22,332
24,307
32,376
36,678
7.3
6.6
6.0
6.9
8.1
10.6
7.3
6.8
6.1
5.6
5.8
5.3
Pangsa (dalam %)
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang masih memerlukan perhatian dari
banyak pihak termasuk pemerintah dan pihak perbankan.
Terdapat indikasi bahwa sektor pertanian Indonesia saat ini masih banyak yang pembiayaannya
diperoleh dari sektor informal ataupun pembiayaan secara informal (self-financing).
Dilihat dari pangsanya, sektor pertanian hanya memiliki pangsa yang kecil. Pada tahun 2005 pangsa
sektor pertanian sebesar 5,3%.
23
Masalah Utama :
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian
KADIN INDONESIA
100%
Lainnya
Jasa-jasa
80%
Perdagangan
60%
Industri
40%
Pertanian
20%
0%
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
00
01
02
03
04
05
Dengan porsi 40% lebih dari seluruh pekerja, sektor pertanian tetap merupakan sektor utama dari
lapangan pekerjaan di Indonesia walaupun sejak tahun 1986 terlihat ada penurunan dan mulai meningkat
lagi di tahun 1996.
Seiring dengan proses industrialisasi peningkatan tenaga kerja terjadi di sektor industri dan sektor
perdagangan.
Pada tahun 2005, persentase tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian sebesar 44.0%.
24
Worker
Absorb
Wood &
wood product
4
2
Textile
& Clothing
Electronic
II
KADIN INDONESIA
0
-2 0
-0.5
-4
0.5
Chemical
1.5
2.5
-6
III
IV
-8
-10
-12
Foreign
Exchange Balance
Automotive
& Machinery
25
Masalah Utama :
Tingkat Kemiskinan
KADIN INDONESIA
25
20
15
10
0
96
98
99
Urban
00
01
Rural
02
03
04
05
Total
26
KADIN INDONESIA
Sumber : Worldbank, Making the New Indonesia work for the poor, November 2006
27
80%
60%
40%
20%
0%
86
87
88
89
90
91
92
93
94
96
97
98
15 - 35 jam seminggu
99
00
01
02
03
04
05
>35 seminggu
28
KADIN INDONESIA
Sumber : IRSA
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation
29
KADIN INDONESIA
Sumber : IRSA
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation
30
KADIN INDONESIA
Sumber : IRSA
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation
31
KADIN INDONESIA
Sumber : IRSA
Didukung oleh Matsushita Gobel Foundation
32