Anda di halaman 1dari 4

Proses Industri Kimia II

Zat Additive

Kelompok 3
Astrid Agustin

3335120870

Bening Dwipermata

3335121040

Khumaedi Muharom

3335121014

Rievan Putra P

3335121200

Widia Pratiwi

3335121196

Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan Zat Additive ?
2. Apa yang dimaksud dengan Zat Additive Alami dan Sintetis ?
3. Mengapa perlu penambahan zat additive pada bahan pangan atau makanan ?
4. Bagaimana batasan penggunaan bahan additive yang anda ketahui, sehingga bahan
additive tersebut diijinkan ditambahkan pada bahan pangan ?
5. Bagaimana penentuan expired date pada makanan ?
Jawaban :
1. Zat Additive adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan
makanan untuk meningkatkan mutu makanan.
2. -

Zat additive alami adalah zat tambahan makanan yang diperoleh dari alam tanpa
di sintetis atau dibuat terlebih dahulu.

Zat additive sintetis adalah zat tambahan makanan yang diperoleh melalui sintetis
(pembuatan), baik di laboratorium maupun industri dari bahan-bahan kimia yang
sifatnya hampir sama dengan bahan alami yang sejenis

Zat Additive terdiri dari beberapa jenis :


a. Pewarna, Pewarna merupakan zat yang dapat memberi warna
pada makanan dan memberikan tampilan yang menarik
dalam penyajiannya.
Alami : kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel
Sintetis

b. Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa, dapat memberikan aroma dan
mempertegas rasa pada makanan.
Alami : kayu manis, serai, ketumbar, jahe, merica, lada, pala, dan daun salam.

Sintetis: Monosodium Glutamat (MSG) yang biasanya lebih dikenal dengan nama
Vetsin,

c. Pengawet, Pengawet, bahan yang sering digunakan untuk mengawetkan makanan


supaya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pengawet dapat
menghambat mikroorganisme untuk menguraikan makanan sehingga tidak mudah
membusuk dalam jangka waktu tertentu.
Alami : gula dan garam
Sintetis

d. Pemanis, zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga


menimbulkan rasa manis.
Alami : sukrosa (olahan gula, tebu, gula aren, dan gula merah)
Sintetis

e. Anti Oksidan, suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah
teroksidasi. Banyak produk makanan dalam kemasan kaleng yang menggunakan
anti oksidan. Beberapa jenis zat anti oksidan yang digunakan dalam pengolahan
makanan, di antaranya asam askorbat dan butilhidroksianisol (BHA). Asam

askorbat digunakan pada pengolahan daging dan buah kalengan. Sedangkan,


butilhidroksianisol (BHA) digunakan untuk kemasan makanan.
3. a. Meningkatkan kandungan gizi pada makanan
b. Menjaga kualitas dan tekstur makanan sehingga tetap terlihat segar
c. Menjaga agar makanan dapat tahan lama
d. Memberikan warna pada bahan makanan sehingga terlihat menarik
e. Memberikan rasa sedap pada makanan
f. Memberikan aroma yang khas pada makanan
4. Batasan penggunaan bahan additive makanan di atur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan
Makanan. Inti dari peraturan tersebut, agar zat additive yang digunakan tidak melebihi
batas penggunaan zat-zat kimia (yang menjadi bahan penyusun zat additive), masingmasing zat kimia mempunyai nilai batas yang berbeda.
5. Expiration date ditentukan berdasarkan tiga hal : kestabilan kimia, penguapan, dan
faktor manusia.
-

Kestabilan kimia tergantung pada jenis bahan yang digunakan.

Penguapan biasanya terjadi pada cairan dalam produk, sukar dihindari karena
tutup botol biasanya tidak berfungsi secara sempurna. Penguapan dapat
mengakibatkan konsentrasi bahan kimia dalam produk mengalami perubahan.

Faktor manusia yaitu kelalaian manusia, seperti lupa menutup botol produk,
mencampur suatu produk dengan produk lain tanpa sengaja sehingga masuknya
debu, bakteri, dll.

Anda mungkin juga menyukai