Bab I Pendahuluan
1.1 Umum
Koordinasi adalah penyelarasan secara teratur atau penyusunan kembali
kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dari individu-individu untuk mencapai
tujuan bersama. David R. Hamptonm mengatakan Agar pelaksanaan pekerjaan
menjadi sukses maka organisasi memerlukan penyatupaduan sumbangan dari
unit-unit khusus. Untuk tujuan kita, ini yang di maksud koordinasi. Seperti Polisi
yang mempunyai unit unit untuk menyokong satuan POLRI.
Pra Operasi Polri dilaksanakan dalam rangka tugas tugas penting seperti
pengamanan pemilu, penjagaan operasi saat lebaran ataupun natal. Pelatihan ini
juga membutuhkan kerjasama dari instansi-instansi hukum terkait agar dapat
menjalankan tugas dengan baik nantinya.
Munculnya kesan bahwa anggota Polri kurang professional dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, khususnya selaku aparat penegak
hukum, sejatinya tidak dapat dibebankan kepada anggota/institusi Polri semata,
namun dipengaruhi pula oleh faktor eksternal, di antaranya koordinasi yang lemah
dan kurang sinergis dengan instansi penegak hukum (penyidik) lainnya.
Sebagaimana diketahui berdasarkan sistem hukum nasional, di luar Polri banyak
institusi yang diberi kewenangan untuk melakukan penyidikan atas suatu tindak
pidana. Akibat lemahnya koordinasi antar institusi penegak hukum menyebabkan
munculnya tarik menarik kewenangan antara instansi penegak hukum yang pada
akhirnya bermuara pada melemahnya proses penegakan hukum secara
keseluruhan.
1.2 Dasar
Diberikannya kewenangan pada institusi lain untuk terlibat dalam proses
penyidikan sejatinya telah memiliki dasar pijakan yuridis, baik dalam Kitab
6.2 Rekomendasi
1).Membentuk kelompok kerja khusus yang bertugas untuk melakukan
pengkajian terhadap