TRIK Latar Belakang
TRIK Latar Belakang
TRIK Latar Belakang
Jawaban secara normatif adalah pada Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 12 Tahun 2011, yakni
sebagai berikut: 1)Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b.Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c.Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d.Peraturan Pemerintah;
e.Peraturan Presiden;
f.Peraturan Daerah Provinsi; dan
g.Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Apa makna hermenuetikanya? Bahwa apa yang tertera secara limitatif dari huruf a
sampai dengan huruf f adalah jenis peraturan perundangan sekaligus juga hirarki peraturan
perundang-undangan, atau dengan kata lain Jenis Peraturan Perundang-Undangan yang
menggunakan konsep hirarki. Pertanyaannya adalah bagaimana kekuatan berlakunya ?
Berdasarkan Pasal 7 ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2011 menyatakan, bahwa Kekuatan hukum
Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
Makna hermenuetikanya adalah bahwa jenis peraturan perundang-undangan yang ada
pada ayat (1) Pasal 7 UU Nomor 12 Tahun 2011 kekuatan hukum berlakunya didasarkan dengan
konsep hirarki. Jika kita perhatikan jenis peraturan perundang-undangan yang ada pada Pasal 7
ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2011 yang menggunakan konsep hirarki tidak ada Peraturan
Menteri, Peraturan yang dikeluarkan oleh Badan atau Komisi, atau Peraturan Kepala Daerah atau
dengan kata lain diluar hirarki peraturan perundang-undangan, kemudian bagaimana
keberadaannya dan kekuatan berlakunya?
Ternyata UU Nomor 12 Tahun 2011 menggunakan rumusan pasal on-off artinya
sudah ditutup dengan konsep hirarki tetapi kemudian dibukan lagi yang diluar hirarki. Hal ini
dapat kita analisis dari rumusan Pasal 8 UU Nomor 12 Tahun 2011, yaitu:
Pasal 8 ayat (1)Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi,
Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau
komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah
Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
Pasal 8 ayat (2)Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
Jika kita perhatikan frase rumusan atau klasus Pasal 8 ayat (1) UU Nomor 12 Tahun
2011 pada pernyataan : Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan .Pernyataan ini secara
hermenuetika hukum sebenarnya ingin menyatakan, bahwa jenis peraturan perundang-undangan
diluar hirarki (pasal 7ayat (1) diakui keberadaannya sebagai peraturan perundang-undangan
walaupun tidak ada didalam konsep hirarki peraturan perundang-undangan. Sedang bentuknya
jika diperinci adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Yang ditetap oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat,
2. Peraturan yang ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat,
3. Peraturan yang ditetapkan Dewan Perwakilan Daerah,
1.
2.
3.
4.
5.
keberadaan PERDA, artinya keberadaaan PERDA tersebut melaksanakan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi dari jenis peraturan perundang-undang apa. Apakah UU atau PP.
Lebih lanjut ketika mahasiswa hukum sudah dapat landasan dasar hukumnya, maka buat
konstruksi hukum dengan konsep hirarki peraturan perundang-undangan atau bagan alur norma
hukumnya dengan memetakan pasal-pasal secara sistimatis. Hal ini memudahkan untuk kelak
menyusun kerangka konsep penelitian.
Demikian sebaliknya jika mahasiswa hukum memetakan masalah penelitian memulainya
dari peristiwa hukum atau fenomena hukum, misalnya dari peristiwa hukum yang lagi hangat
dimedia masa nasional atau daerah, atau mungkin dari laporan tahunan instansi pemerintah pusat
atau daerah. Yang perlu dilakukan ketika memetakan masalah hukumnya adalah dengan
membuat konstruksi peristiwa hukum atau fakta hukum dan buatlah bagan alur peristiwa
hukumnya. Setelah itu kemudian menelusuri jenis peraturan perundang-undangan yang menjadi
acuannya, setelah itu gunakan seperti model penelusuran pertama sebagaimana dipaparkan di
atas.
Yang paling sulit dan sering menjadi hambatan mahasiswa hukum ada bagaimana
memulai memaparkan latar belakang. Patut dipahami sebagian besar paparan disusun dengan
model deduksi, yaitu dari umum kekhusus atau membentuk piramida terbalik. Hanya yang
menjadi pertanyaan apa yang ditulis pada awal latar belakang.
Perlu dipahami lebih dahulu apa yang digambarkan dalam penelitian pada bagian latar
belakang penelitian hukum: Latar belakang dalam penelitian menyajikan gambaran yang dapat
menjelaskan mengapa suatu penelitian menarik untuk diteliti.[1]
Pada latar belakang penelitian hukum sebenarnya sangat mudah sebelum peneliti
menyajikan penjelasaan mengapa sesuatu menarik untuk diteliti. Misalnya mahasiswa hukum
akan membahas tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan, contoh pelaksanaan suatu
Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah. Contohnya UU Tentang Pajak dan Restribusi atau
UU Keterbukaaan Informasi Publik.
Yang perlu dilakukan adalah baca Penjelasan Umum UU atau PP yang bersangkutan,
mengapa ? Karena PENJELASAN UMUM itu menggambarkan latar belakang UU atau PP
tersebut dibentuk. Cara Copy Paste Penjelasan Umum sebagai awal paparan Latar Belakang
kemudian berikan footnote sebagai kejujuran ilmiahnya atau sebagai paparan dengan cara
menyelipkan alinea baru menurut versi saudara. Setelah itu paparkan fakta hukum atau
problematika hukum secara normatif, jika perlu masukan pra penelitian saudara, misalnya dalam
bentuk data atau paparan verbal.
Kemudian tutup dengan pernyataan peneliti, misalnya dengan kalimatBerdasarkan
Fakta hukum atau problematika normatif di atas, maka penelitian menarik untuk
menindak lanjuti dalam bentuk penelitian skripsi dengan judul ........
Untuk itu penulisan latar belakang tentunya mahasiswa hukum perlu membaca literatur
atau bisa saja makalah-makalah yang berkaitan dengan fokus masalah yang akan diangkat.
Secara teoretik bagaimana membuat latar belakan penelitian perlu didasari pada sedikitnya buku
yang membahas dengan rinci tentang cara pembuatan latar belakang serta berdasarkan sumbersumber lainnya yang berkaitan dengan latar belakang. Sehingga, paparan ini disusun dengan
judul Cara Membuat Latar Belakang Penelitian Ilmu hukum dengan tujuan untuk membantu
pembaca terutama mahasiswa fakultas hukum yang hendak menyelesaikan laporan penelitiannya
sebagai pedoman dalam penulisan latar belakang.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh mahasiswa yang akan meneliti permasalahan
hukum, yakni:
a.
b.
c.
d.
a.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
b)
c)
d)
e)
Salah hal yang penting dalam menyelesaikan tugas akhir mahasiswa hukum adalah menyusun
skripsi sebagai suatu kegiatan peneltian pada strata satu ilmu hukum. Kesulitan mahasiswa adalah ketika
menulis desain penelitian atau usulan penelitian skripsi. Untuk itu tulisan ini berupaya membantu
mahasiswa dalam memulai menulis skripsi dengan paparan yang mudah dimengerti.
Patut disadari oleh mahasiswa hukum, bahwa kegiatan penelitian merupakan sarana ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hasil-hasil yang dicapai dan berguna bagi kehidupan manusia dimulai dari
kegiatan penelitian bahkan menjadi tradisi yang berlaku dalam pergaulan masyarakat ilmiah.
Pengetahuan dan teknologi diperoleh saat ini dipastikan melalui kegiatan penelitian termasuk ilmu-ilmu
sosial yang di dalamnya termasuk ilmu hukum.
Pada hakekatnya, bahwa penelitian mengandung metode atau cara yang harus dilalui sebagai
syarat dalam penelitian. Metode dilaksanakan pada setiap kegiatan penelitian didasarkan pada cakupan
ilmu pengetahuan yang mendasari kegiatan penelitian. Meskipun masing-masing terdapat karakteristik
metode yang digunakan pada setiap kegiatan penelitian, akan tetapi terdapat prinsip-prinsip umum yang
harus difahami oleh semua peneliti seperti pemahaman yang sama terhadap validitas dari hasil capaian
termasuk penerapan prinsip-prinsip kejujuran ilmiah
Pertanyaan yang perlu diajukan apa yang menjadi ruang lingkup penelitian ? Jawaban atas
pertanyaan ini adalah patut disadari dahulu oleh mahasiswa hukum bahwa Ilmu hukum sebagai bagian
dari ilmu-ilmu sosial dalam perkembangannya tidak terlepas dari kegiatan penelitian ilmu sosial pada
umumnya, sehingga mahasiswa hukum tidak hanya mengandalkan teori-teori hukum yang ada dalam
ilmu hukum tetapi juga bisa memfaatkan teori-teori ilmu sosial paling sedikit manfaatkan hasil hasil
penelitian sosial, karena bisa jadi masalah-masalah hukum diawali dengan masalah-,masalah sosial yang
memiliki kaitan dengan suatu regulasi atau peraturan perundang-undangan.
Cara menyusun Latar Belakang Penelitian
1.
Tentukan dahulu tipe penelitian apakah penelitian hukum normatif atau penelitian hukum empirik atau
kombinasi dari keduanya, karena akan berpengaruh metode penelitian yang akan dipilih oleh calon
penelitian.
2.
Jika penelitian hukum normatif, mahasiswa hukum biasanya akan melakukan identikasi masalah melalui
masalah-masalah yang ditimbulkan dari peraturan perundang-undangan. Pada tataran ini mahasiswa
hukum harus melihat dengan kritis bentuk peraturan perundang-undangannya, apakah UUD, TAP MPR,
UU/PERPU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri atau peraturan lembaga
negara, apakah MA, BPK, MK dll atau yang pada level daerah Peraturan Daerah Provinsi, Peraturan
Daerah Kota/Kab, Peraturan Gubernur, Peraturan Walikota/Peraturan Bupati, Peraturan Desa, atau
sebuah Surat Keputusan.
3.
Jika mahasiswa hukum sudah mendapatkan salah bentuk peraturan perundang-undangan diatas, maka
langkah selanjutkan menyusun konstruksi hukum dari peraturan perundang-undangan. Misalnya kita
ambil contoh mahasiswa setelah melakukan penelusuran menemukan suatu peraturan menteri nomor X.
Apa yang harus dilakukan terhadap peraturan menteri tersebut.
4.
Mahasiswa hukum eksplorasi dahulu dengan cara pasal berapa dari PERMEN itu yang menjadi fokus
analisis dan berkaitan dengan masalah penelitian. Berikutnya cari dahulu dasar hukum dikeluarkan
PERMEN
tersebut,
bagaimana
caranya,
maka
lihat
konsideran
hukumnya
dari
PERMEN
Apa yang dilakukan selanjutnya mahasiswa hukum mencari PP dimaksud identifikasi pasal berapa yang
memerintahkan lahir PERMEN tersebut, catat teks normanya. Namun mahasiswa harus jeli walaupun
pasal yang menjadi dasar PERMEN sudah diketemukan dapat dipastikan pasal-pasal itu tidak berdiri
sendiri, maka lihat di BAB berapa pasal itu berada, bisa jadi berkaitan dengan pasal lain didalam PP
tersebut.Dan jangan lupa melihat pada BAB I Ketentuan Umum bisa jadi ada definisi operasional yang
bisa dijadikan konsep.
6.
Setelah menemukan dasar hukum di dalam PP, maka langkah selanjutnya mencari dasar hukum dari PP
tersebut, karena secara hukum PP melaksanakan Undang-Undang. Apa yang dicari di undang-undang
adalah Pasal yang memerintahkan terbitnya PP tersebut dan perlu diingat pasal yang menjadi dasar
dikeluarkan PP pun tidak berdiri sendiri terkait dengan Pasal lain dalam Undang.
7.
Jika sudah ketemu Undang-Undangnya, maka langkah selanjutnya mencari dasar hukum dari UU di
dalam Undang-Undang Dasar atau mungkin UU itu juga lahir dari UU lain, maka cari pasal yang
memerintahkan ada UU tersebut.
8.
Setelah lengkap, maka tugas mahasiswa hukum atau peneliti adalah membuat konstruksi hukum atau
membuat bagan alur yuridis normatif mulai dari UUD sampai dengan PERMEN yang sudah ditelusuri
sejak awal. Apa gunanya kelak dalam analisis penelitian sebagai DAS SOLLEN atau yang seharusnya
atau dasar analisis baik secara teks, konteks dan kontektualisasi ketika melakukan analisis penelitian dari
sisi penelitian normatif.
9.
Kemudian juga berguna ketika mahasiswa hukum atau peneliti ingin menganalisis implementasinya
dalam tataran penerapan peraturan perundang-undangan, tetapi ingat dalam penelitian hukum normatif
hanya sebagai pelengkap analisis atau kajian, misalnya bahwa ada permasalahan antara norma hukum
atau sinkronisasi baik sinkronisasi vertikal atau sinkronisasi horisontal, artinya bisa jadi antar UndangUndang atau bisa jadi antara PERMEN belum sejalan dengan maksud PP.
10. Jika konstruksi hukum sudah sistimatis tersusun akan menjadi mudah ketika menyusun kerangka teori dan
kerangka konsep, karena peta permasalahan sudah terfokus. Kemudian memudahkan ketika
merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.
Bagian II berikut ini saya ambilkan contoh yang disusun oleh DOSEN: MUHAMAD MUHDAR
Balipapan, Maret 2010
Contoh Penyusunan Usulan Penelitian Kerangka Usulan Penelitian
Aspek Pertanggungjawaban Hukum atas Kasus Pembuangan Sisa Bahan Bakar Minyak di Teluk
Balikpapan
;judul harus bersifat metodologis/dapat ditelusuri dengan suatu metode tertentu & minimal terdiri atas dua
variabel;
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahap I
Pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat
ini tanpa menghilangkan kebutuhan generasi yang akan datang. Kebutuhan generasi saat ini dan
generasi yang
akan datang tergantung dari ketersedian sumber daya, termasuk sumber daya alam pada kawasan
pesisir. Sumber daya alam pada kawasan pesisir tersimpan kebutuhan manusia dan memerlukan
proteksi hukum untuk menjaga kesinambungannya dalam memenuhi kebutuhan manusia.;pada bagian
ini memerlukan uraian yang bersifat ideal yang dapatbersumber dari rumusan hukum, asas, termasuk
penyataan-pernyataan dari sumber yang memadai, juga dapat dilakukan melalui pernyataan-peryataan
dari penulis sendiri;
Tahap II
Dari data factual, nampak bahwa kegiatan pengangkutan bahan bakar minyak yang menggunakan alur
kawasan pesisir Teluk Balikpapan digunakan untuk membuang sisa-sisa minyak yang tidak terpakai.
Beberapa upaya telah dilaksanakan untuk menentukan kualifikasi hukum, subjek hukum yang terlibat,
penentuan tingkat kerugian melalui dugaan terjadinya pencemaran ;pada bagian ini berisi pengungkapan
data faktual berupa peristiwa hukum yang terjadi di masyarakat. Kemampuan mengungkapkan data
faktual dan bagian ini harus dibekali dengan kemampuan teoretik hukum agar dapat membedakan
adanya peristiwa hukum atau bukan. Untuk penelitian dengan menggunakan pendekatan yuridis
normatif, substansi yang perlu dikemukakan pada bagian ini adalah hasil telusuran bahan hukum
yang akan dianalisis sesuai dengan keinginan penulis dapat berupa hubungan,konflik sistem hukum,
asas hukum atau eksistensi suatu produk hukum;
Konsep Ideal Vs Fakta
Tahap III
Berdasarkan hal tersebut di atas, tindakan tersebut dapat mengancam ekosistem kawasan pesisir
sehingga dapat mengancam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan pada kawasan pesisir.
Peristiwa hukum berupa tindakan yang membuang sisa-sisa minyak yang tidak terpakai memerlukan
bentuk pertanggungjawaban hukum. ;pada alur pikir dalamteknis penyusunan latar belakang, tahap
ketiga ini kualifikasi sebagai pernyataan masalah yang berasal dari hasil analisis dari konsep ideal
dan faktual sehingga nampak adanya kesenjangan antara keduanya;\
Alur pikir yang dpt digunakan dalam penyusunan latar belakang penulisan
1.
Konsep Ideal biasanya berisi ketentuan-ketentuan perundang-undangan atau teori-teori yang difahami
secara umum sebagai suatu keharusan. Terdiri atas satu atau lebih dari dua paragraf.
2.
3.
Pernyataan masalah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah mekanisme pertanggungjawaban hukum terhadap peristiwa pembuangan sisa bahan
bakar minyak yang tidak terpakai di wilayah perairanTeluk Balikpapan?
2. Apakah Pertanggungjawaban hukum atas terjadinya pencemaran yang menggunakan penggabungan
pendekatan
pada
semua
instrumen
sanksi
yang
tersedia
dalam
hukum
lingkungan
dapat
diterapkan?;Rumusan masalah substansinya dapat diperoleh melalui bahan pada tahap iii pada bagian
pendahuluan;
C. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui mekanisme pertanggungjawaban hukum terhadap peristiwa pembuangan sisa bahan
bakar minyak yang tidak terpakai di wilayah perairanTeluk Balikpapan.
2.
Untuk mengetahui bentuk Pertanggungjawaban hukum atas terjadinya pencemaran yang menggunakan
penggabungan pendekatan pada semua instrumen sanksi yang tersedia dalam hukum lingkungan dapat
diterapkan.;rumusan pada bagian ini berasal dai kontruksi kalimat pada rumusan masalah dengan
kalimat pasif atau rumusan lain dengan tidak mengurangi substansi pada pertanyaan-pertanyaan dalam
rumusan masalah;
D. Kegunaan
Kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini dilihat dari dua sisi yaitu sisi akademis dan sisi praktis:
1. Dari Sisi Akademis
Dari sisi akademis kegunaan penelitian di samping berguna bagi pengembangan ilmu penulis juga dapat
bermanfaat bagi peneliti-peneliti yang akan datang. Pentingnya hasil penelitian ini bagi peneliti-peneliti
yang akan datang terutama terletak pada sisi ketersediaan data awal, karakteristik termasuk masalahmasalah yang belum mendapatkan analisis yang fokus.
2. Dari Sisi Praktis
Secara praktis penelitian ini berguna bagi informasi dan sekaligus solusi yang ditawarkan kepada pihak
yang berkepentingan. Beberapa hal tawaran praktis dalam penelitian ini menyangkut mekanisme
penyelesaian kasus pembuangan sisa minyak yang tidak terpakai di Teluk Balikpapan, penerapan sanksi
yang tersedia dalam perspektif hukum lingkungan. <nampaknya materi dari bagian kegunaan/faedah
penelitian ini telah menjadi konstruksi standar meskipun tidak bersifat tetap>
E. Definisi Istilah
Beberapa definisi istilah yang relevan dalam usulan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kawasan pesisir adalah.
2. Mekanisme penyelesaian sengketa
3. Pembangunan yang berkelanjutan
4. Jalur litigasi dan non litigasi
5. Pencemaran lingkungan hidup
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian yang bersifat deskriptif analitis berupa penggambaran
terhadap pelaksanaan mekanisme penyelesaian kasus pembuangan sisa bahan bakar minyak tidak
terpakai di Teluk Balikpapan yang bersumber dari pengangkutan bahan bakar minyak. Di samping itu,
akan memberikan gambaran terhadap pilihan para pihak dalam menentukan mekanisme penyelesaian
sengketa berupa jalur non litigasi.
B. Sumber Data
Sumber data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan sumber data primer dan
data sekunder. Penggunaan data primer akan diperoleh melalui pihak penegak hukum yang terkait
(referensi) dan para pihak terkait dengan kasus yang dijadikan objek dalam penelitian.
Beberapa responden yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah pihak Pertamina dan Pemerintah Kota
Balikpapan.;penentuan sumber data primer disesuaikan dengan objek yang diajukan dan terpenting
adalah menyangkut tingkat relevansi dengan informasi yangakan dibutuhkan;
Sumber data sekunder berasal dari beberapa bahan hukum yang relevan yang meliputi:
1. Bahan hukum primer yang mencakup ketentuan perundang-undangan termasuk asas hukum
2. Bahan hukum sekunder mencakup dasar-dasar teoretik atau doktrin yang relevan
3. Bahan hukum tertier adalah bahan yang berasal dari kamus atau ensiklopedi;pada penggunaan data
SEKUNDER digunakan baik dengan menggunakan pendekatan yuridis empiris maupun yuridis
C. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data terutama dalam prosedur pengumpulan data primer dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling atau judgemental sampling (tidak semua populasi dijadikan
sampel namun hanya sampel yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan alasan kuat dapat
memberikan data). Penentuan data yang berasal dari Pertamina dan
Pemerintah Kota Balikpapan menyangkut data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan pertama
dalam penelitian ini. Data yang berasal dari beberapa ahli, penegak hukum dan para pihak dibutuhkan
dalam rangka untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan nomor dua dalam penelitian ini. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara(interview);Data primer dikumpulkan dengan
menggunakan
kategorisasikan berdasarkan
data
yang
relevan
dengan
pertanyaan-pertanyaan
primer, sekunder dan tertier prosedur pengumpulannya dilakukan dengan menempatkan kategorisasi
hukum terhadap mengkualifikasi hukum yang ditentukan dalam usulan penelitian seperti bahan hukum
menyangkut pengetian pencemaran, pertanggungjawaban hukum, mekanisme penyelesaian sengketa,
akibatakibat hukum ditimbulkan atas pilihan mekanisme dalam proses penyelesaian kasus pembuangan
sisa bahan bakar minyak tidak terpakai di Teluk Balikpapan yang bersumber dari kegiatan pengangkutan
bahan bakar minyak.
D. Analisis Data
Keseluruhan data yang diperoleh baik primer maupun sekunder dianalisis secara kualitatif dan diberikan
penggambaran mengenai mekanisme penyelesaian kasus pembuangan sisa bahan bakar minyak tidak
terpakai di Teluk Balikpapan yang bersumber dari kegiatan pengangkutan bahan bakar minyak. Analisis
diarahkan pada pendekatan penjatuhan sanksi Perdata dan Kekuatan hukum dari mekanisme
penyelesaian sengketa melalui jalur non litigasi dapat menjadi pilihan utama dari para pihak.;pada bagian
ini hanya diperlukan informasi mengenai bagaimana data yang diperoleh dianalisis. Pada bagian BAB IV
Pembahasan, analisis dilakukan dengan menerangkan seluruh jangkauan-jangkauan pertanyaan
penelitian
termasuk
menegaskan
hubungan-hubungan,
pembenar/validitas
putusan
sengketa/
pengadilan, meneliti benar tidaknya proses, rujukanrujukan hukum yang digunakan dsb;
E. Jadual Penelitian
sesuakan tanggal, bulan dan tahun pengajuan judul, pembimbingan, seminar usulan penelitian,
penelitian, seminar hasil, dan ujian akhir;
Catatan:
Dalam format hasil skripsi dilengkapi sturukturnya sebagai berikut:
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian;hasil penelitian berasal dari data yang dikumpulkan oleh peneliti dan telah disusun
berdasarkan sasaran penelitian;
B. Pembahasan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran;saran hanya berisi rekomendasi yang dirumuskan oleh peneliti namun bukan untuk menjawab
permasalahan dalam pokok penelitian, saran dirumuskan berdasarkan penelusuran yang menurut
penulis dapat bermanfaat secara praktis maupun bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
berdasarkan kedekatan objek;
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN;jika ada;
IV. DAFTAR RUJUKAN
A. Buku
Kountur, Ronny, 2004, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, PPM, Jakarta.
Mertokusumo, Sudikno, 1996, Penemuan Hukum, Sebuah Pengantar, Liberty, Yogyakarta
-------,1987, Hukum Acara Perdata, Liberty, Yogyakarta
Soekanto, Soerjono; Mamoedji, dan anzwar, Bruce, 1985, Penelitian Hukum Normatif, Radjawali, Jakarta.
Sumardjono, S.W. Maria, 1989, Pedoman Usulan Penelitian, FH-UGM Yogyakarta
Nama pengarang yg dimuat dalam daftar rujukan hanya nama yang dikutip dalam naskah;
B. Peraturan-peraturan
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dst
Dst...