Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan
rahmat- Nyalah, telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini pada Program DIII Kebidanan dengan judul
GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT
KONTRASEPSI KB SUNTIK.
Penyusunan Proposal Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai kendala namun berkat
dan dorongan dari berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga sedikit demi sedikit
kendala tesebut dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima
kasih sebanyak- banyaknya kepada Pihak yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulis guna penyempurnaan dalam
menyelesaikan Proposal Penelitian ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal
atas bantuan dan jasa- jasanya dan proposal ini dapat bemamfaat bagi penulis dan rekanrekan mahasiswa.
Wassalamu Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

DAFTAR ISI

A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
E.
F.

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN .......................
Latar Belakang Masalah.
Rumusan Masalah..
Tujuan Penelitian
Mamfaat Penalitian.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur.
Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan..
Tinjauan Konsep keluarga Berencana.
Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi
Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik.
BAB IIl. METODE PENELITIAN.
Jenis Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian.
Populasi dan Sampel..
Metode Pengumpulan Data
Pengelolaan dan Penyajian Data.
Analisis Data.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah.
Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun terakhir ini sulit
terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia
telah mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia
menempati peringkat ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (RS,
2011). Untuk mampu merenda keluarga bahagia, perluh berbagi peran dengan adil suami
istri, berusaha mengatasi krisis keluarga dan mengkukuhkan integritas keluarga
(Mustakim, 2012 : 48)
Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan
Program Keluarga Berencana. (Handayani S, 2010 : 29) Sasaran program KB di bagi
menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan tidak langsung, tergantung dari usaha yang ingin di
capai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.
Sedangkan sasaran tidak lansungnya adalah pelaksana dan pengolah KB, dengan tujuan
menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu
dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, dan keluarga sejahtera.
Berbagai usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok
pembangunan keluarga sejahterah teleh dilakukan baik oleh pemerintah, maupun swasta
maupun masyarakat sendiri. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan yang berumur
antara 20- 35 tahun dimana pasangan laki- laki dan perempuan sudah cukup matang
dalam segala hal terloebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
Dari data yang diperoleh pada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar jumlah Pasangan
Usia Subur yaitu pada tahun 2009 tercatat sebanyak 2.584 PUS, kemudian pada tahun
2010 tercatat sebanyak 2.834 PUS dan Sebanyak 3.062 PUS pada tahun 2011.
Berdasarkan uaraian latar belakang tersebut diatas dengan tingginya angka akseptor
pemekai suntik, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran
Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Alat Kontrasepsi KB Suntik di wilayah kerja
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1.
2.

Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat kontrasepsi KB Suntik ?


Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap kelebihan dan kekurangan
alat kontrasepsi KB Suntik ?

C. Tujuan Penelitian
1.

Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat


kontrasepsi KB Suntik .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang pengertian
kontrasepsi KB Suntik.
b. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang tujuan kontrasepsi
KB Suntik.
c. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang kontra indikasi
kontrasepsi KB Suntik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Program
Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama bagi penentu
kebijakan dan pelaksanaa program baik instansi Departemen Kesehatan maupun pihak
di Rumah Sakit Bhayangkara Mappaouddang Makassar.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai
bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.
3. Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi pengelola institusi terutama dalam
mengembangkan ilmu kebidanan.
4. Manfaat Penulis
Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah
wawasan tentang keluarga berencana.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur
1.

Pengertian PUS
Pasangan usia subur (PUS) adalah berkisar antara usia 20-45 tahun dimana
pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih
organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia subur
harus dapat menjaga dan memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan
angka kelahiran dengan metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval
kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas
generasi yang akan datang.

2.

Masalah dan Kebutuhan yang Dialami Pasangan Usia Subur (PUS)


Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam
memperoleh keturunan dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut normal, hal
inilah yang menjadi masalah bagi PUS yaitu perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan),
perawatan kehamilan dan persalinan aman. Dalam penyelesaian maslah tersebut
diperlukan tindakan dari tenaga kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat
kontrasepsi rasional untuk menekan angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari
pasangan tersebut. Maka dari itu, petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan
yang benar dan dimengerti masyarakat luas (Http://www.geogle.com/search?q)

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan


1.

Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab
pertanyaaan what misalnya air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2012 : 1)
Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan
seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tiggi pendidikan seseorang, maka
semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu (Sulistyawati A, 2009 : 104)

C. Tinjauan Konsep Keluarga Berencana


1.

Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi
atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat
3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari
kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan
alat pencegah kehamilan, dan
setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya

Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya untuk merencanakan jumlah, interval,


dan jenis kelamin dalam lingkungan keluarga, yang dapat ditunjang oleh kemampuan sosial,
ekonomi, keamanan, dan ketahanan dalam keluarga (Manuaba I.B.G,2001 : 718).
D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
a.
Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk
pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk
seksual (Saifuddin, 2010 : U-46)
b.

Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau
menjarangkan kehamilan (Priyanto A, 2009 : 114).

c.

Kontasepsi adalah tambahan sebagai perlindungan harus dimulai dari permulaan


sakit dan berlanjut selama 7 hari kemudian ( Glasier dkk, 2005 : 60)

2. Macam metode atau cara kontrasepsi


a. Metode Kontrasepsi Sederhana
1). Tanpa alat atau obat, antara lain :
a). Metode kalender ( pantang berkala)
b). Metode lender serviks
c). Metode suhu basal
d). Coitus interuptus ( senggama terputus)
e). Metode simpto- Termal
2). Dengan alat atau obat, antara lain :
a). Mekanisme ( barrier)
b). Kondom
c). Introvagina wanita antara lain : diagfragma, spons dan kap serviks.
d). Kimiawi dengan spermisid, antara lain : vaginal cream, vaginal foam, vaginal
jelly, vagina suppositoria, vaginal tablet.
b. Metode Kontrasepsi Efektif (MKE)
1). Kontrasepsi Hormonal
a). KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil, Morning After
b). KB Suntik : Depo Provera, Cyclofem, Norigest
2). Implant/ AKBK
3). Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

c. Metode Kotrasepsi Mantap


1). Metode Operatif Pria (MOP/ Vasektomi)
2). Metode Operatif Wanita (MOW/ TUbektomi)
Sumber : ( Hartanto H, 2004 : 42- 43).
3. Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi adalah :
a. Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil dan sejahterah melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
b.

Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani S, 2010 : 29).
Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik

1. Pengertian Kontrasepsi Suntikan


Kontrasepsi suntikan adalah suatu cara kontrasepsi yang berdaya kerja
panjang ( lama), yang tidak membutuhkan pemekaian setiap hari atau setiap akan
bersenggama, tetapi tetap reversible (Hartanto H, 2004 : 163 ).
2. Macam macam Kontrasepsi Suntik
a.

Depoprovera yang mengandung progesterone sebanyak 150 mg dalambentuk


partikel kecil, pemberian suntikan setiap 12 minggu

b.

Cyclofem yang mengandung progesterone sebanyak 50 mg dan estrogen,


disuntikkan setiap bulan

c.

Norigest merupakan turun testosterone, di suntikkan setiap 8 minggu ( Manuaba I.


B. G, 2009 : 241)

Menurut (Saifuddin AB, 2006 : MK-42) terdapat dua jenis kontrasepsi suntik KB,
yaitu kontrasepsi suntikkan progesteron dan kontrasepsi kombinasi, dengan profil
umum sebagai berikut :
a.

Kontrasepsi Suntikkan Progestin


Kontrasepsi suntikksn progestin adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang
berisi hanya progesterone di suntikkan kedalam tubuh wanita secara periodik
(BPPUK, 2002).

1). Jenis- jenis kontrasepsi yang mengandung progestin, yaitu :


a). Depo Medroxyprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung 150 DMPA,
yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di dalam
bokong).
b). Depo Norittesteron enatat (depo Norisetat), yang mengandung 200 mg
Noristendron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.
2). Cara Kerja
a). Mencegah ovulasi
b). Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
c). Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.
d). Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3). Efektivitas
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan/ tahun, asal penyuntikkan di lakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
4). Keuntungan
a). Sangat efektif
b).Pencegahan kehamilan jangka panjang
c). Tidak berpengaruh pada hubungan suami- istri
d). Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
e).Dapat digunakan oleh perempuan usia >
perimenopause
f).Menurunkan
kejadian
penyakit
g).Mencegah
radang
panggul
h). Sedikit efek samping

35
jinak

tahun sampai
.
payudara

5). Keterbatasan
a). Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
Siklus haid yang memendek atau memanjang
Perdarahan yang banyak atau sedikit
Perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
Tidak haid sama sekali
b). Klien tergantung pada sarana pelayanan kesehatan
c). Tidak dapat di hentikan sewaktu- waktu sebelum disuntik
d). Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian

berikut.
pemakaian

6). Indikasi Kontrasepsi suntikan progestin


a). Usia reproduksi
b). Nullipara dan yang telah memiliki anak
c). Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
d). Setelah melahirkan
e). Setelah abortus
7). Kontra indikasi kontrasepsi suntikan progestin
a). Hamil atau di curigai hamil
b). Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c). Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenorhoe.
d). menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
8). Waktu pemberian kontrasepsi suntikan progestin
a). Setiap saat selama siklus haid, dan ibu tidak hamil
b). Mulai hari 1 sampai 7 siklus haid.
c). untuk ibu post partum dapat diberikan pada hari 3- 5, dan
sesudah air susu ibu (ASIO terbentuk).
b. Kontrasepsi Suntika Kombinasi
1). Jenis suntikan kombinasi, adalah :
a). 25 mg Depo Medrosiprogesteron asetat dan 5 mg estrodiol
spionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem).
b). 50 mg norentindron enantat dan 5 mg estradiol valeret yang
diberikan injeksi IM sebulan sekali.
2). Cara kerja
a). Menekan ovulasi
b).Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
c). Menghambat transprtasi gamet oleh tuba.
3). Efektifitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama
penggunaan.
4). Keuntungan kontrasepsi
a). Resiko terhadap kesehatan kecil
b). Tidak mempenharuhi hubungan suami istri
c). Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
d). Pencegahan kehamilan jangka panjang
5). Keterbatasaan
a). Terjadinya pola haid tidak teratur.
b). Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan , dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntik kedua atau ketiga.
c). Ketergantungan klien terhadap peleyanan kesehatan.
d). Penambahan berat badan
6). Indikasi kontrasepsi suntikan kombinasi
a). Usia reproduksi
b). Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan
c). Pasca melahirkan dan tidak menyusui
d). Anemia

7). Kontra indikasi suntikan kombinasi


a). Hamil atau di duga hamil
b). Menyusui dibawah 6 mkinggu pasca persalinan
c). Penyakit hati akut (virus hepatitis)
d). Usia > 35 tahun yang merokok
e). Keganasan payudara
f). Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migran.
8). Waktu pemberian kontrasepsi suntikan kombinasi
a). Suntik di berikan dalam waktu 7 hari siklus haid
b). Pasca persalinan 6 bulan serta belum haid dan tidak hamil
c). Pasca keguguran

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitia hanya
menggambarkan keadaan objek, tidak ada maksud untuk menggeneralisasi hasilnya.
Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah- langkah pengumpualan data,
klasifikasi, pengelolaan pembuatan kesimpulan dan laporan tentang alat kontrsepsi KB
Suntik pada pasangan usia subur (Sulistyaningsih, 2011 : 8).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

2.

Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tgl 29 s/d 31 Januari 2013.

C. Populasi dan Sampel


1.

Populasi
Populasi adalah sekelompok orang atau objek dengan satu karakteristik umum yang
dapat di observasi (Sulistyaningsih, 2011 : 64). Semua akseptor KB di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.

2.

Sampel
Sampel adalah subset yang di cuplik dari populasi, yang akan diamati dan di ukur oleh
peneliti (Sulistyaningsih, 2011 : 65). Sehubungan dengan keterbatasan biaya dan
waktu yang dimiliki, saya mengambil sampel dalam penelitian ini adalah semua
akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak 382 orang pada Rumah
Sakit Bhayangkara tahun 2011.

D. Cara pengumpulan Data


1. Pengumpulan data
Alat ukur yang di dalam peneltian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada
responden untu di jawabnya ( Sulistyaningsih, 2011 : 122).
Jenis data yang di kumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi pengetahuan, sikap, tentang penggunaan alat kontrasepsi Kb suntik , semua data
tesebut diatas diperoleh dari hasil pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder yaitu data
penunjang dari data primer.

2. Data yang dikumpulkan adalah :


a. Data Primer
Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari responden
menggunakan kuesioner dengan metode angket. Data primer dalam penelitian ini
adalah pengetahuan pasangan usia subur terhadap KB Suntik.
b.

Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer yang di peroleh
dari instansi terkait berupa : pencacatan dan pelaporan cakupan pasangan usia
subur di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

E. Langkah Pengoloahan Data


Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument pengumpulan
data berupa alat ukur kuesioner yang di buat khusus oleh peneliti sendiri dengan
berpedoman pada perpustakaan yang ada. Setelah data terkumpul dari lembar kuesioner
yang ada maka dilakukan pngolahan data.
1.

Pengolahan data tersebut dengan tahap- tahap sebagai berikut :


a.

Editing
Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa
kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, dan kseragaman data.

b.

Koding
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data
perluh disederhanakan yaitu dengan simbol- simbol tertentu, untuk setiap jawaban
(pengkodean). Pengkodean dilakukan dengan memberi nomor halaman, daftar
pertanyaan, nomor variabel, nama variabel, dan kode.

c.

Tabulasi data
Setelah selesai pembuatan kode selanjutnya dengan pengolahan data kedalam
satu tabel menurut sifat- sifat yang di miliki yang mana sesuai dengan tujuan
peneltian ini dalam hal I I dipakai tabel untuk penganalisaan data.

2.

Analisa Data
Analisa data yang di gunakan dalampenelitian ini deskriptif adalah dengan
menggunakan presentasi dengan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut :

P = x 100%
Keterangan :
P : Presentase yang di cari
F : Frekuensi atau variabel yang di teliti
n : Jumlah sampel

F. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR MAKASSAR yang tembusannya di sampaikan ke Kepala Rumah
Sakit Bhayangkara Makassar. Setelah mendapat persetujuan barulah melekukan
penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
1.

Infoment Consent
Infoment consent atau lembar persetujuan di berikan kepada subyek yang akan
di teliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan dan dampak yang
mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika pengetahuan pasangan
usia subur (PUS) tentang alat kontrasepsi diteliti, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan tersebut. Jika pasangan usia subur (PUS) menolak untuk di teliti
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak- haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)


Untuk menjaga kerahasian pasanag usia subur (PUS), peneliti tidak
mencatumkan nama koresponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
memberi nomor pada masing- masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi pasangan usia subur (PUS) di jamin oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

KUESIONER PENELTIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTRASEPSI
DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
1. Identitas Responden
No. Responden :
Nama

Umur

Pendidikan
Alamat

I.

:
:

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang pada setiap jawaban.
A. Pertanyaan tentang pengertian alat kontrasepsi KB suntik
1.

2.

3.

Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi ?


a.

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan

b.

Kontrasepsi adalah upaya untuk menghentikan kehamilan

c.

Kontrasepsi adalah upaya untuk menggugurkan kehamilan

Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi KB suntik ?


a.

Cairan yang disuntikkan untuk menggugurkan kehamilan

b.

Cairan yang disuntikkan untuk menghentikan kehamilan

c.

Cairan yang disuntikkan kedalam tubuh wanita untuk mencegah kehamilan

d.

Tidak tahu

Yang tidak termasuk jenis kontrasepsi KB suntik adalah ?


a.

Kontrsepsi suntikkan progesteron dan kombinasi

b.

Kontrasepsi estrogen

c.

Kontrasepsi Pil KB

d.

Tidak tahu

4.

Apakah anda mengetahui cara kerja alat kontrasepsi KB suntik ?


a.

Mencegah haid

b.

Mencegah ovulasi ( pembuahan )

c.

Meningkatkan kesuburan

d.

Tidak tahu

B. Pertanyaan tentang tujuan alat kontrasepsi Kb suntik


1.

2.

3.

4.

Apa tujuan kontrasepsi KB suntik /


a.

Menjaga kesehatan anak

b.

Meningkatkan kesuburan

c.

Mencegah kehamilan

d.

Tidak tahu

Apa keuntungan kontrasepi KB suntik ?


a.

Pencegahan kehamilan jangka panjang

b.

Pencegah kehamilan jangka pendek

c.

Pencegah terjadinya haid

d.

Tidak tahu

Apa kerugian kontrasepsi KB suntik ?


a.

Sering ditemukan pusing

b.

Sering ditemukan gangguan haid

c.

Terjadi gangguan pola tidur

d.

Tidak tahu

Kapan waktu pemberian kontrasepsi KB suntik ?


a.

Setiap saat selama siklus haid

b.

Selama masa kehamilan

c.

Saat usia memasuki masa subur

d.

Tidak tahu

C. Pertanyaan tentang kontra isndikasi alat kontrasepsi KB suntik


1.

2.

3.

4.

Apa kontra indikasi kontrasepsi KB suntik ?


a.

Hamil atau di duga hamil

b.

Melahirkan

c.

Tidaak tahu

Apakah ibu menyusui dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?


a.

Dapat

b.

Tidak dapat

c.

Tidak tahu

Apakah ibu dengan penyakit hepatitis dapat menggunakan alat kontrasepsi KB


suntik ?
a.

Dapat

b.

Tidak dapat

c.

Tidak tahu

Apakah ibu yang mengalami anemia dapat menggunakan alat kontrasepsi KB


suntik ?
a.

Dapat

b.

Tidak dapat

c.

Tidak tahu

DAFTAR PUSTAKA
Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC
Handayani S, 2010. Buku Ajar Pelayana Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan,
Anggota Ikapi
Manuaba I. B. G, 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta : EGC
Manuaba I. B. G, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Mustakim, 2012. Cakrawala KB, Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga. Jakarta :
Referensi
Notoatmodjo S, 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Saifuddin, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirhardjo
Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Priyanto A, 2009. Komunikasi Konseling : Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan
untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika
Sulistyaningsih, 2012. Metodelogi
Yogyakarta : Graha Ilmu

Penelitian Kebidanan Kebidanan Kuantatif-Kualitatif.

Sulistyawati A, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
Http ://www. geogle com/search?q=artikel pasangan usia subur & ie ,
Http ://www. posyandu.org/pngertian-kb.html,

Anda mungkin juga menyukai