Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisikan tentang bill of material baterai lithium pack untuk
lampu PJU, proses pengumpulan dan pengolahan data. Data yang dikumpulkan
meliputi data keuangan yang berkaitan dengan proses produksi baterai lithium
pack. Tahap berikutnya adalah pengolahan data yaitu melakukan penghitungan
dan penilaian kelayakan usaha.
4.1 Bill Of Material (BOM)
BOM merupakan daftar dari seluruh material, parts dan subassemblies
yang disertai dengan kuantitas dari masing-masing bagian yang dibutuhkan dalam
membuat satu unit produk. Berikut ini adalah gambaran BOM untuk baterai
lithium pack yang diproduksi oleh Divisi Production Lithium:
Tabel 4.1 Data BOM

IV-1

Daftar material yang dibutuhkan dapat dilihat pada gambar 4.1 yang
menjelaskan bahwa satu produk lithium pack terdiri dari rakitan modul lithium,
box panel, screw, bolt, dan modul phocos. Rakitan modul lithium dibuat dengan
menggunakan modul lithium, kabel konektor merah panjang 8cm, base plate
ukuran 34x5 cm, kabel konektor merah panjang 65 cm, dan kabel konektor hitam
panjang 25 cm. Modul lithium terdiri dari 8 cell lithium yang disusun sesuai
dengan ukuran voltase dan arus yang diharapkan dan diberi heat dissipation
sheet. Sedangkan modul phocos dirangkai dari phocos, battery management
system (BMS), terminal box 6, scun Y, 2,5-3 mm, base plate 38x12 cm, kabel
konektor merah 20cm, bolt 2 mm, dan kabel konektor hitam 20 cm.
4.2 Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, data data diperoleh dengan cara
wawancara dan observasi langsung di Production Lithium. Wawancara dilakukan
dengan bertanya secara langsung kepada manager dan pekerja untuk mengetahui
berbagai informasi yang berkaitan dengan data keuangan. Sedangkan untuk
observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung proses pembuatan baterai
lithium pack untuk membuat BOM.
Berikut ini adalah hasil dari pengumpulan data yang diperoleh mengenai
data keuangan di Production Lithium :
Tabel 4.2 Data Investment Cost

Sumber : (PT Nipress, 2014)


Berdasarkan data diatas total biaya investasi yang diperlukan adalah Rp
2.040.608.000 untuk memulai bisnis produksi baterai lithium.

IV-2

Tabel 4.3 Data Material Cost

Sumber : (PT Nipress, 2014)


Pada data tersebut total biaya material yang dibutuhkan untuk
memproduksi satu baterai lithium pack untuk lampu PJU adalah Rp 6.268.842.
Baterai tersebut menggunakan cell lithium dengan kapasitas 3,3V 30Ah yang
diimpor dari taiwan. Selain menggunakan baterai dari taiwan, akan diuji juga
studi kelayakan dengan menggunakan baterai cell lithium dari UNS yaitu Smart
UNS. Smart UNS memiliki kapasitas 3,3V 1Ah dengan harga Rp 40.000 per 1 Ah.
Tabel 4.4 Data Biaya Tenaga Kerja

IV-3

Pada tabel tersebut dibutuhkan 18 operator dengan honor operator tiap


bulannya adalah Rp 2.800.000 berdasarkan UMP di Bogor dan total biaya tenaga
kerjanya adalah Rp 81.200.000.
Tabel 4.5 Data Biaya Overhead Pabrik

Pada data tersebut total biaya overhead pabrik yang diperlukan tiap bulan
sebesar Rp 40.821.128,96.
Tabel 4.6 Data Biaya Umum dan Administrasi

Pada data tersebut total biaya umum dan administrasi tiap bulan dengan
asumsi per hari produksi 100 unit baterai adalah Rp 658.884.000 yang terdiri dari
biaya alat tulis dan kantor, biaya telepon dan air, honor mandor, honor manager
serta admin cost sebesar 5% per produk dari material cost.
Tabel 4.7 Data Biaya Penjualan

IV-4

Pada data tersebut diperlukan biaya penjualan berupa biaya iklan yang
dibebankan tiap produknya sebesar Rp 100.000.
4.3 Pengolahan Data
Setelah data keuangan yang berkaitan dengan proses produksi baterai
lithium pack dikumpulkan, tahapan berikutnya adalah tahapan pengolahan data.
Pengolahan data dilakukan dengan membagi menjadi 2 macam yaitu
menggunakan baterai cell lithium dari taiwan dan menggunakan baterai Smart
UNS. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui apakah nantinya investasi usaha
produksi baterai lithium pack ini layak dilakukan atau tidak dan juga sebagai
pembanding antara keduanya.
Data permintaan produk lampu PJU berdasarkan dari situs Bappeda
Jakarta bahwa tiap tahunnya jakarta akan membangun 24.000 titik lampu PJU.
Berdasarkan data tersebut penulis membagi ke dalam 3 market share yaitu 20%,
40%, dan 60%.
Tabel 4.8 Data Jumlah Produksi Tiap Market Share

Dari hasil pengolahan data keuangan, maka didapatkan hasil penilaian


apakah investasi tersebut layak atau tidak sebagai berikut :
1. Baterai Cell Lithium Taiwan

Market share 20%


Tabel 4.9 Data Harga Pokok Produksi

IV-5

Dari gambar 4.9 dapat diketahui bahwa pembelian bahan baku


tiap tahunnya Rp 30.090.439.484, biaya total tenaga kerja tiap
tahunnya Rp 604.800.000, biaya BOP sebesar Rp 532.984.428 per
tahun sehingga total biaya produksi tiap tahunnya untuk produksi
4800 unit adalah Rp 31.228.223.911
Tabel 4.10 Data Biaya Pokok Penjualan

Dari tabel 4.10 dapat diketahui biaya umum dan administrasi


sebesar Rp 1.882.521.974 dan biaya penjualan untuk 4800 unit
adalah Rp 480.000.000 tiap tahunnya, sehingga total biaya pokok
penjualan sebesar Rp 33.590.745.886
. Tabel 4.11 Data Estimasi Harga Jual

Dari tabel 4.11 dapat diperoleh harga jual satuan sebesar Rp


7.150.000 dengan total pendapatan Rp 34.320.000.000

IV-6

Market share 40%


Tabel 4.12 Data Harga Pokok Produksi

Dari gambar 4.12 dapat diketahui bahwa pembelian bahan baku


tiap tahunnya Rp 60.180.878.968, biaya total tenaga kerja tiap
tahunnya Rp 604.800.000, biaya BOP sebesar Rp 532.984.428 per
tahun sehingga total biaya produksi tiap tahunnya untuk produksi
9600 unit adalah Rp 61.318.663.395
Tabel 4.13 Data Biaya Pokok Penjualan

Dari tabel 4.13 dapat diketahui biaya umum dan administrasi


sebesar Rp 3.387.043.948 dan biaya penjualan untuk 9600 unit
adalah Rp 960.000.000 tiap tahunnya, sehingga total biaya pokok
penjualan sebesar Rp 65.665.707.344

IV-7

. Tabel 4.14 Data Estimasi Harga Jual

Dari tabel 4.14 dapat diperoleh harga jual satuan sebesar Rp


6.920.000 dengan total pendapatan Rp 66.432.000.000

Market share 60%


Tabel 4.15 Data Harga Pokok Produksi

Dari gambar 4.15 dapat diketahui bahwa pembelian bahan baku


tiap tahunnya Rp 90.271.318.452, biaya total tenaga kerja tiap
tahunnya Rp 604.800.000, biaya BOP sebesar Rp 532.984.428 per
tahun sehingga total biaya produksi tiap tahunnya untuk produksi
14400 unit adalah Rp 91.409.102.879
Tabel 4.16 Data Biaya Pokok Penjualan

IV-8

Dari tabel 4.16 dapat diketahui biaya umum dan administrasi


sebesar Rp 4.891.565.923 dan biaya penjualan untuk 14400 unit
adalah Rp 1.440.000.000 tiap tahunnya, sehingga total biaya
pokok penjualan sebesar Rp 97.740.668.802
Tabel 4.17 Data Estimasi Harga Jual

Dari tabel 4.17 dapat diperoleh harga jual satuan sebesar Rp


6.843.000 dengan total pendapatan Rp 98.539.200.000
2. Baterai Cell Lithium dengan Smart UNS Cell

Market share 20%


Tabel 4.18 Data Harga Pokok Produksi

Dari gambar 4.18 dapat diketahui bahwa pembelian bahan baku


tiap tahunnya Rp 39.315.655.484, biaya total tenaga kerja tiap
tahunnya Rp 604.800.000, biaya BOP sebesar Rp 532.984.428 per
tahun sehingga total biaya produksi tiap tahunnya untuk produksi
4800 unit adalah Rp 40.453.439.911

IV-9

Tabel 4.19 Data Biaya Pokok Penjualan

Dari tabel 4.19 dapat diketahui biaya umum dan administrasi


sebesar Rp 2.343.782.774 dan biaya penjualan untuk 4800 unit
adalah Rp 480.000.000 tiap tahunnya, sehingga total biaya pokok
penjualan sebesar Rp 43.277.222.686
. Tabel 4.20 Data Estimasi Harga Jual

Dari tabel 4.20 dapat diperoleh harga jual satuan sebesar Rp


9.170.000 dengan total pendapatan Rp 44.016.000.000

Market share 40%


Tabel 4.21 Data Harga Pokok Produksi

Dari gambar 4.21 dapat diketahui bahwa pembelian bahan baku


tiap tahunnya Rp 78.631.310.968, biaya total tenaga kerja tiap
tahunnya Rp 604.800.000, biaya BOP sebesar Rp 532.984.428 per

IV-10

tahun sehingga total biaya produksi tiap tahunnya untuk produksi


9600 unit adalah Rp 79.769.095.395
Tabel 4.22 Data Biaya Pokok Penjualan

Dari tabel 4.22 dapat diketahui biaya umum dan administrasi


sebesar Rp 4.309.565.548 dan biaya penjualan untuk 9600 unit
adalah Rp 960.000.000 tiap tahunnya, sehingga total biaya pokok
penjualan sebesar Rp 85.038.660.944
. Tabel 4.23 Data Estimasi Harga Jual

Dari tabel 4.23 dapat diperoleh harga jual satuan sebesar Rp


8.938.000 dengan total pendapatan Rp 85.804.800.000

Market share 60%


Tabel 4.24 Data Harga Pokok Produksi

IV-11

Dari gambar 4.24 dapat diketahui bahwa pembelian bahan baku


tiap tahunnya Rp 117.946.966.452, biaya total tenaga kerja tiap
tahunnya Rp 604.800.000, biaya BOP sebesar Rp 532.984.428 per
tahun sehingga total biaya produksi tiap tahunnya untuk produksi
14400 unit adalah Rp 119.084.750.879
Tabel 4.25 Data Biaya Pokok Penjualan

Dari tabel 4.25 dapat diketahui biaya umum dan administrasi


sebesar Rp 6.275.348.323 dan biaya penjualan untuk 14400 unit
adalah Rp 1.440.000.000 tiap tahunnya, sehingga total biaya
pokok penjualan sebesar Rp 126.800.099.202
. Tabel 4.26 Data Estimasi Harga Jual

Dari tabel 4.26 dapat diperoleh harga jual satuan sebesar Rp


8.860.000 dengan total pendapatan Rp 127.584.000.000
Dalam menilai suatu investasi layak atau tidaknya, terdapat berbagai
macam indikator dalam menilainya. Untuk dapat menilai kelayakan investasi pada
kasus ini peneliti melakukan analisis dengan perhitungan nilai NPV, PP, B/C Ratio
dan IRR. Berikut perhitungan atas empat indikator tersebut:

IV-12

Payback period(PP)
Metode ini digunakan untuk menunjukan berapa lama jangka waktu

pengembalian initial cash investment yang akan dilakukan. Contoh


perhitungan PP untuk baterai lithium pack impor dengan market share
20% sebagai berikut :
Dengan nilai investasi total sebesar :
Investasi
: Rp 2.040 .608.000
Maka nilai PP lithium pack impor dengan market share 20%
sebagai berikut:
Payback Period=1+(

( 2.040 .608.0001.335 .414 .233 ) X 101


x 12 bulan)
2.040 .608 .000 X 101

= 1 tahun 6 bulan

Internal Rate of Return(IRR)


Internal Rate of Return merupakan tingkat bunga yang menyamakan

present value aliran kas keluar yang diharapkan dengan present value
aliran kas masuk yang diharapkan. Contoh perhitungan IRR untuk baterai
lithium pack impor dengan market share 20% sebagai berikut:
Dengan nilai investasi total sebesar :
Investasi
: Rp 2.040 .608.000
Net Cashflow
: Rp 1.335.414 .233
Maka nilai IRR lithium pack impor dengan market share 20%
sebagai berikut:
IRR=50 +(

278.506 .428,57
x ( 60 50 ))
(278.506.428,5727.175 .988,28)

= 59,111%

Net Present Value(NPV)


Metode ini merupakan selisih antara present values precede dengan

present value intial investment. Dengan asumsi discount rate 10%, maka
contoh perhiutngan nilai Net Present Value untuk baterai lithium pack
dengan cell lithium impor adalah sebagai berikut :
NPV

= - Rp

2.040 .608.000 + Rp 5.062.270.604


IV-13

= Rp 3.021.662.604,49

Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)


Metode ini merupakan perbandingan nilai ekuivalen semua benefit

terhadap nilai ekuivalen semua biaya. Berikut contoh perhitungan nilai


B/C Ratio untuk lithium pack dengan lithium cell impor dengan market
share 20% :
B/C Ratio
B/C Ratio

= PWbenefit/(PW cost)
Rp 506.206 .502.040
=
Rp 482.059 .886 .698+ Rp 2.040.608 .000,00
= 1,046

Karena nilai B/C Ratio lebih dari 1, maka investasi ini dinilai layak.
Berikut ini adalah hasil dari penilaian dan perbandingan antara baterai
impor dengan baterai Smart UNS dengan menggunakan rasio alat bantu pemulih
investasi sebagai berikut:

IV-14

Tabel 4.27 Hasil pengolahan data dengan rasio alat bantu pemulih investasi
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semua investasi layak dilakukan. Perbedaannya yang paling kelihatan adalah baterai
impor memiliki payback period yang lebih lama daripada baterai lithium pack dengan Smart UNS cell pada market share 20%.
Dari segi IRR dan NPV baterai lithium pack dengan Smart UNS cell juga lebih tinggi daripada baterai impor. Untuk B/C Ratio
baterai impor memiliki nilai lebih tinggi daripada baterai lithium pack dengan Smart UNS cell dan harga jualnya lebih murah.

IV-15

Anda mungkin juga menyukai