Anda di halaman 1dari 3

KONSEP UMUM PENYAKIT

KONSEP TENTANG KENORMALAN


Sebagian besar orang memiliki pendapat tertentu mengenai normal dan
mendefinisikan penyakit atau keadaan sakit sebagai suatu penyimpangan dari
keadaan normal atau tidak adanya keadaan normal. Akan tetapi, jika dilihat
dengan lebih cermat, konsep kenormalan telihat kompleks dan tidak dapat
didefinisikan secara singkat dan jelas. Jadi konsep penyakit tidaklah sederhana.
Segala parameter pengukuran yang dipakai pada individu atau kelompok
individu memiliki semacam nilai rata-rata yang dianggap normal. Nilai rata-rata
untuk tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah diperoleh dari pengamatan
banyak individu dan mencakup sejumlah variasi tertentu.
Variasi nilai-nilai normal

terjadi karena beberapa alasan, pertama, tiap

orang berbeda dari yang lain dalam susunan genetik mereka. Dengan demikian,
didunia ini tidak ada individu yang memiliki gen yang benar-benar sama kecuali
mereka berasal dari satu ovum yang sudah dibuahi. Kedua, tiap individu memiliki
perbedaan dalam pengalaman hidup dan interaksi mereka dengan lingkungan.
Ketiga, tiap indvidu terdapati variasi parameter fisiologik karena cara mekanisme
kontrol pada fungsi tubuh. Sebagai contoh, konsentrasi glukosa darah pada
seseorang yang sehat secar signifikan bervariasi pada

waktu yang berbeda

dalam sehari, bergantung pada asupan makanan, aktivitas individu, dan


sebagainya. Variasi ini umumnya terjadi dalam kisaran tertentu. Situasi ini
dianalogikan dengan ruangan yang suhunya dikontrol oleh termostat. Suhu
dapat sedikit turun dibawah tingkat yang diinginkan sebelum terditeksi oleh
termostat. Kemudian, tindakan korektif termostat dapat sedikit melebihi batas
suhu yang diinginkan sebelum asupan panas dihentikan. Memang variasi suhu
tubuh semacam ini dapat terjadi pada semua orang, meskipun dalam keadaan
normal. Akhirnya pada parameter fisiologik yang diukur dengan cara yang cukup
rumit, sejumlah variasi yang signifikan dalam nilai-nilai yang diamati dapat
diperoleh

dari

kesalahan

atau

ketidakcermatan

pengukuran itu sendiri.

KONSEP TENTANG PENYAKIT

yang

menyertai

proses

Penyakit dapat didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu


yang menyebabkan parameter kesehatan mereka berada dibawah kisaran
normal. Tolak ukur biologik yang paling berguna untuk kenormalan berkaitan
dengan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dalam tubuh
dan beradaptasi dengan tuntutan-tuntutan ini atau perubahan-perubahan pada
lingkungan eksternal dalam rangka mempertahankan kekostanan yang layak
pada lingkungan internal. Semua sel dalam tubuh memerlukan sejumlah tertentu
oksigen dan nutrien untuk kelangsungan hidup dan fungsinya, dan sel juga
memerlukan
kandungan

lingkungan
air,

yang

keasaman,

menyediakan

dan

kisaran

konsentrasi

suhu

garam.

yang

Dengan

sempit,
demikian

pemeliharaan kondisi internal dalam batas yang cukup sempit merupakan


gambaran penting tubuh normal. Penyakit dikatakan ada, jika beberapa fungsi
tubuh dan strkuktur tubuh menyimpang dari keadaan normal sampai pada suatu
keadaan berupa rusak atau terancamnya kemampuan untuk mempertahankan
homeostatis normal atau individu tidak dapat lagi menghadapi tantangan
lingkungan. Pandangan subjektif seseorang mengenai penyakit berkaitan dengan
gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Penyakit tidak melibatkan perkembangan suatu bentuk kehidupan yang
benar-benar baru., tetapi lebih merupakan perluasan atau distorsi proses
kehidupan yang tedapat pada individu. Bahkan pada kasus infeksi yang jelas,
yang selama menderita penyakit ini tubuh benar-benar terinvasi, agen infeksius
itu sendiri bukan merupakan penyakit tetapi hanya mencetuskan perubahanperubahan yang akhirnya bermanisfestasi sebagai penyakit. Dengan demikian
penyakit

sebenarnya

merupakan

berbagai

proses

fisiologik

yang

telah

mengalami distorsi. Untuk memahami dan mengobati penyakit secara adekuat


harus memperhitungkan identitas proses-proses normal yang dipengaruhi, sifatsifat gangguan, dan akibat-akibat sekunder gangguan semacam itu pada proses
vital yang lain.
Berdasarkan anemnesis, diyakini bahwa saat ini oenyakit merupakan
suatu bentuk kehidupan beru, semacam pemilikan tubuh oleh agen dari luar.
Dari

dugaan

ini

muncul

bahwa

bentuk

eksorsisme

tertentu

untuk

menyingkirkan agen penyakit tersebut merupakan terapi yang sesuai. Namun


dalam keadaan adanya agen infeksiusyang invasif, usaha pengobatan dengan
antibiotik

saja

dapat

tidak

menyembuhkan

pasien

jika

perhatian

yang

semestinya tidak ditujukan pada proses-proses instrinsik tubuh yang telah


menjadi kacau.
Topik yang muncul kembali dengan variasi pada volume ini adalah bahwa,
diatas segalanya, penyakit merupakan bagian dan bidang pasien. Proses
normal dan abnormal mewakili segi-segi yang berbeda pada spektrum kontinu
yang sama. Pada kenyataanya, benih-benih penyakit sering terdapat didalam
mekanisme adaptif tubuh itu sendiri, mekanisme yang merupakan suatu
pendang bermata-dua yang potensial. Sebagai contoh, leukosit, yang penting
dalam merespons serbuan mikroba, dapat menjadi agen pada cedera jaringan.
Mekanisme yang memungkinkan seseorang menjadi kebal terhadap infeksi
tertentu juga membentuk dasar untuk reaksi alergik, seperti hay fever dan asma.
Dengancara yang sama, mekanisme proliferasi sel yang memungkinkan individu
untuk memperbaiki luka dan secar konstan memperbarui populasi sel di dalam
berbagai jaringan dapat menimbulkan sifat yang tidak terkontrol, mencetuskan
kanker.

Anda mungkin juga menyukai