Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Setelah memasuki era pasar bebas dan pembangunan yang pesat, maka
bangsa indonesia dihadapkan dengan situasi pembangunan yang besar agar
mampu bersaing dengan negara lain di dunia, serta agar mampu menaikkan
taraf hidup masyarakatnya. Setiap pembangunan yang dilakukan tentu tidak
terlepas dari pembangunan industri dan industri yang akhir-akhir ini banyak
didirikan adalah industri dalam bidang kimia. Diantara produk yang
dihasilkan dari industri di bidang kimia adalah Aluminium Sulfat. Hal ini
sangat begitu penting karena mampu mengurangi ketergantungan kita
terhadap industri Luar Negeri serta mampu mengurangi pengeluaran yang
dilakukan oleh negara.
1.2. Kapasitas Pabrik
Kebutuhan Aluminium Sulfat di Indonesia setiap tahunnya semakin
meningkat. Faktor untuk memilih besarnya kapasitas produksi Aluminium
Sulfat diantaranya:
Jumlah produksi, ekspor maupun impor Alumunium sulfat di
Indonesia
Jumlah kebutuhan alumunium sulfat di indonesia
Ketersediaan utilitas penunjang
a) Tabel 1.1.
Data Impor Aluminium Sulfat di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2014.
TAHU
N
JJUMLAH (KG)
2010
247188
2011
215894
2012
463082
HARGA (US$)
2013
243369
2014
200823
JJUMLAH (KG)
HARGA (US$)
22335068
2011
41202714
2012
63537782
2013
59831413
2014
52644028
1. Bahan baku
2. Daerah pemasaran
Pemilihan lokasi pabrik mendekati daerah pemasaran sebagian
produk aluminium sulfat yang dihasilkan dipasarkan di daerah purwakarta
sendiri kemudian Cilegon Banten dan sebagian lagi dieksport ke negara
lain.
3. Penyediaan air
Sumber air untuk keperluan pabrik diambil dari waduk jatiluhur
yang dapat menyediakan air untuk keperluan pabrik yang kemudian diolah
sesuai kebutuhan.
4. Buruh
Masyarakat di daerah purwakarta Jawabarat. Memiliki jumlah
penduduk yang sangat tinggi, sehingga mudah mencari pekerja.
5. Sarana transportasi
Lokasi pabrik berada di Purwakarta Jawa Barat berdekatan tol
cikampek dan dengan jalan yang menghubungkan dengan kota-kota besar
diantaranya Karawang, Bekasi, Tangerang, Jakarta dan Banten. Selain itu
lokasi pabrik juga berdekatan dengan Pelabuhan Tanjung Priok dan
pelabuhan udara halim perdana kusuma sehingga memudahkan dalam hal
mengangkut bahan baku pendamping lainnya.
6. Tenaga listrik dan bahan bakar
Tenaga listrik diperoleh dengan operasiona sendiri yang didapat
dengan membei bahan bakar dari pertamina terdekan
7. Area Tanah
Kawasan di daerah Purwakarta banyak digunakan untuk undustri
besar dan industri kecil.
bahan. Sumber bahan baku yang baru untuk proses pembuatan yang lebih
efisien. Pada umumnya aluminium sulfat dibuat dari bauksit dan asam sulfat
60oBe 81% pada titik normal larutan, disertai dengan pengadukan selama 10
jam, hanya dapat melarutkan 16% dari jumlah aluminium sulfat yang ada di
dalam lempung.
Sumber sulfat yang mudah, seperti lumpur asam yang dibuang oleh
pabrik penyulingan minyak bumi atau cairan lain yang mengandung sulfat,
harus diteliti kemungkinannya untuk menghasilkan aluminium sulfat. Dengan
menggunakan air kawah ijen untuk menebus bauksit, lebih dari 90% dalam
cairan alam dapat dipungut sebagai aluminium sulfat.
Aluminium sulfat dapat dibuat dari asam sulfat dan bauksit
berdasarkan reaksi sebagai berikut :
Al2SO3 + 3H2SO4 Al2 (SO4)3 + 3H2O
Konsentrasi asam sulfat yang dipakai adalah 60oBe, karena bila
konsentrasi asam sulfat yang dipakai lebih besar dari 60oBe, terdapat bauksit
yang tidak terbasahi oleh asam sulfat (TB. Agra, 1975).
Alum dapat juga dibuat dalam bentuk cair dan bentuk padatan
sedangkan proses pembuatannya dapat dilakukan secara batch bila kapasitas
kurang dari 50 ton/hari. Secara komersial alum dapat diproduksi dalam 2
bentuk yaitu bentuk padatan Al2 (SO4)3. 3H2O dan dalam bentuk cairan Al(SO4)3, 27% alum merupakan kristal monoklin, tidak berbau, tidak berwarna
blok-blok
saling
bertumbukan
dan
jatuh,
kemudian
dalam sejumlah air pada suatu tangki dan selanjutkan dilarutkan lagi
dalam NaOH dengan memanaskan larutan. CO2 dilewatkan terhadap
larutan ini untuk mengatur pH antara 7-10. Di sini akan terbentuk
endapan yang berbentuk gel. Hasil endapan yang berbentuk alumina
gel disaring dan dicuci di alat penggerak pengering berputar, gel
dikeringkan pada suhu 400-800oC. Akan didinginkan di alat pendingin
berputar, dari alat pendingin berputar dimasukkan ke alat mesin
penghancur sehingga didapatkan produk yang diinginkan.
b.
di
dalam
alat
pengkristal
sehingga
terbentuk
: Al2O3
Bentuk
: Batuan mineral
Berat molekul
: 101,94 kg/kgmol
Spesifikasi gravity
: 3,990
Kemurnian
Al2O3 : 35,4%
Fe2O3 : 0,7%
SiO2
: 47,7%
Ash
: 13,2%
H2O
: 3,0%
Titik lebur
: 1999 to 2032oC
Larut
Tidak larut
2.
Rumus molekul
: H2SO4
Berat molekul
: 167oC
: -83,9oC
: 98%
Tekanan
: 0,0001 mbr
Titik lebur
: -15oC
Kenampakan
Kelarutan
Jenis
: larutan
Spesifikasi pembantu
Rumus molekul
: BaS
Bentuk
Berat molekul
4.
Spesifikasi produk
Rumus molekul
Berat molekul
: 666,41
Bentuk
Spesifikasi gravity
: 1,69 (17oC)
pH
:1
10