Anda di halaman 1dari 45

KASUS INC PATOLOGIS

ANGGOTA KELOMPOK
SANTI ROHATI
SITI NURUL ZAINAB
SUSANTI

TINJAUAN TEORI
PEB
INERTIA UTERI
PERSALINAN DENGAN VAKUM
EKSTRAKSI
Gawat Janin (Asfiksia)
RUPTUR PERINEUM

Banyak di kemukakan
sebagai sebab Preeklampsia ialah iskemia
plasenta. Akan tetapi
teori ini tidak dapat
diterangkan semua hal
yang berkaitan penyakit
ini.banyak faktor yang
menyebabkan eklampsia
dan pre-eklampsia (ilmu
kebidanan,2005)

Preeklampsia
dengan tekanan
darah sistolik 160
mmHg dan tekanan
darah diastolik
110 mmHg disertai
proteinuria lebih 5
g/24 jam.

Pengertian dan etiologi PEB

Manifestasi
klinis

TD sistolik 160mmHg
/diastolik110mmHg
Proteinuria + 3 pada tes
celup
Oliguria 500ml dalam
24jam
Sakit kepla
hebat/gangguan lihat
Nyeri epigastrum dan
ikhterus
Trombositopenia <
100.000 sel/mm
Pertumbuhan janin
terhambat
Mual dan muntah
Sarwono prawirohardjo,2010

Melakukan antenatal care


yang teratur dan teliti dapat
menemukan tanda-tanda dini
pre-eklampsia berat.

Pencegahan

Sikap terhadap kehamilan


UK >37mgg, ada
tanda gejala
impending eklampsia,
gagal terapi
konservatif, susp.
Solusio plasenta, KPD,
HAP
Fetal distress, IUGR,
NST nonreaktif,
oligohidramnion
Syndrom
HELLP
Aktif
: sambil
diobati,
kehamilan
diterminas

UK <37mgg, tdk ada


tanda diatas

Konservatif

komplikasi
Hipoksia
janin

Gagal
ginjal

kebutaan

Gagal
jantung

kejang

Hiperten
si
permane
n

distresret
al

Infark
plasenta

Abruptio
plasenta

Kematian
janin

stroke

Penanganan umum

Jika tekanan diastolik tetap lebih dari


110 mmHg. Berikan obat
antihipertensi, sampai tekanan
diastolik diantara 90-100hentika
mmHg.

n
Katerisas
MgSO4
Jika
i urin u/
dan
jumlah
memanta
berikan pantau
urin
u
cairan kemung
kurang
pengelua
IV
kinan
dari 30
ran urin
(NaCL
edema
ml
paru.
dan
0,9%
perjam
proteinur
/RL)
:
ia.
kecepat
an 1
liter/
jam. maternal dan
Buku panduan praktis pelayanan kesehatan

Ukur
Pasang
keseim
infus
bangan
dengan
cairan,
jarum
jangan
besar
sampai
(16
terjadi
gauge
overloa
atau
d
lebih)
cairan.

6. Jangan tinggalkan pasien sendiri.


7. Observasi TTV, refleks dan DJJ per jam
8. Auskultasi paru untuk menjadi tanda-tanda
edema paru.
9. Hentikan pemberian cairan IV dan berikan
diuretik misalnya furosemid 40 mg IV sekali saja
jika ada edema paru.
10. Nilai pembekuan darah (bedside clotting test).
Jika membeku < 7 menit, kemungkinan koagulasi
Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, 2010

Primer

Inertia Uteri
Sekunder

Manuaba, 2010

Sejak semula
kekuatan dan
frekuensi lemah

Pernah kuat dan


melemah

Rehidrasi

Induksi dengan
infusoksitosin
tetesan mulai 12
tetes/menit

Vacum Ekstrasi

Definisi
Ekstrasi vacum adalah suatu
persalinan buatan dengan prinsip
antara kepala janin dan alat penarikan
mengikuti gerakan alat vacum
ekstraktor (sarwono, Ilmu kebidanan)

Indikasi
Janin : gawat janin, memerlukan
persalinan segera
Ibu :
- kala dua lama
- keadaan ibu dengan
kontraindikasi meneran
- Kondisi yang memerlukan kala
dua di perpendek
- Kelelahan ibu

Syarat-syarat
Vacum

Tidak ada
kesempitan
panggul
Cukup bulan
Presentasi
kepala
Pembukaan
lengkap atau
hampir
lengkap

Lainnya

Ketuban sudah
pecah atau
dipecahkan
Ibu kooperatif
dan masih
mampu untuk
mengejan H
Penurunan
III / IV (dasar
panggul)
Kontraksi baik
Anak hidup
dan tidak
gawat janin

Kegagalan
Vacum
3 tarikan, pada 3 kontraksi, tidak
ada kemajuan
3 kali lepas, setelah satu kali gagal
nilai ulang dengan hati-hati sebelum
memasang kembali
Setelah 30 menit pemasangan
tanpa kemajuan

Gawat Janin (Asfiksia)


Gangguan sirkulasi
menuju janin

Faktor ibu

Gangguan aliran :
lilitan tali pusat,
kehamilan lewat
waktu

Gangguan his

Pengaruh obat

TD turun : HAP
Vasonkontriksi
arterial : hipertensi,
PER/PEB, Eklamsia
Gangguan
pertukaran nutrisi O2
: solusio plasenta

Bersihkan jalan nafas


dari lendir : mulutt dan
tenggorok, Sal.nafas
bag atas

Jaga kehangatan

Rangsangan taktil

Tersedia ruang gawat


darurat : penghisap
lendir, O2 masker

Kepala bayi :
posisi lebih
rendah

Langkah pertolongan
neonatus

Ada 4 tingkat robekan


yang dapat terjadi
pada persalinan :
Robekan
tingkat I
yang
mengenai
mukosa
vagina
dan
jaringan

Robekan
tingkat II
mengenai
alat-alat
dibawahny
a

Robekan
tingkat III
mengenai
sfingter
ani

Robekan
tingkat IV
mengenai
mukosa
rektum

Robekan Tingkat III dan IV


kaji ulang prinsip dasar perawatan
Berikan dukungan emosional
Pastikan tidak ada alergi terhadap lignokain atau obat-obatan
sejenis
Periksa vagina, perineum, dan serviks
Antisepsis pada daerah robekan
Jahitan mukosa vagina : mulai dari 1 cm di atas puncak luka di
dalam vagina sampai pada batas vagina
Jahitan otot perineum : jahitan pada daerah perineum sampai
ujung luka pada perineum secara jelujur
Jahitan kulit : jahitan subkutikuler kembali ke arah batas
vagina, akhiri dengan simpul mati pada bagian dalam vagina

Saiffudin, 2010

Robekan Tingkat III dan IV


Jika robekan tingkat
III tidak diperbaiki
dengan baik, pasien
dapat menderita
gangguan defekasi
Robekan Tingkat III
dan flatus. Jika
dan IV
robekan rektum
tidak diperbaiki,
dapat terjadi infeksi
dan fistula
rektovaginal.

Ny M Tn. S
G2P1A0 H. 39mgg >2hari
d/ PK II + PEB + Inertia
Uteri

SURAT RUJUKAN

Ps dtg ke UGD kiriman PKM


Tambora d/ G2P1A0 H.aterm
Tgl
inpartu PK II d/ PEB trpsg Inf
3/5/14 RL+MgSO4 6 gr + DC
J
Kel utma: Mules (+) sejak jam
08.00
00.00, keluar air-air sejak jam
04.00.
Q.
Check:
pusing
(-),
S
Pand.kabur (-), Nyeri ulu hati
(-), sesak (-), Gerak bayi (+),
perdarahan (-)

Riw. Kehamilan sekarang


Hamil anak ke2 usia 9bulan
ANC rutin di PKM Tambora dikatakan
normal
Blm pernah USG
TD tinggi saat pembukaan lengkap J.
07.30 TD:170/135, diberikan
nifedipine 10 mg + MgSO4 4gr/bolus
-> 6gr drip -> TD:160/100 ->
Nifedipine 10mg
HPHT : 1/8/2013 TP: 8/5/2014

Persalinan
Pernah
yll

melahirkan
by
perempuan
BB:3700
tahun 2007
oleh bidan
dengan
partum
spontan

Riw. Penyakit
(-)
Riw. Operasi
(-)
Alergi obat (-)

Pemeriksaan Fisik
S.generalis: KU : baik, Kes: CM,
Konj: tidak pucat, Sklera: tdk
ikhterik, TD: 140/100,
Nd:92x/mnt, Sh:36,7, Rr: 23x/mnt,
oedema: -/ S.Obstetri : Palp Abd: TFU: 34cm,
O/
teraba kepala 3/5 bagian, Puki,
DJF (+) 145x.mnt, His 4x1035,
relaksasi (+), TBJ :3410gr
Inspeksi : Tampak blood slym(+),
terpsg DC urin keluar bercampur
darah 10cc

O/

PD a/i menilai keadaan


Portio tidak teraba
Pembukaan lengkap
Ketuban (-)
Presentasi kepala
Kepala HIII
Posisi UUK kiri depan
Molase tidak ada

A/

G2P1A0 H. 39mgg>2hr d/ PK II
+ PEB + Inertia Uteri sekunder
Janin tunggal hidup presentasi
kepala
Maspot : Eklampsia, solusio
plasenta PK II lama, HPP, Gawat
Janin, Asfiksia

P/

R/ Diagnostik
Cek PEB rutin, skrining
R. Th/
Obs. Ketat KU + TTV
Obs His + DJF
Lapor dr jaga
Obs di KB
Cek PEB rutin, skrining
R/ lapor dr konsulen

J 08.30

J 08.35
J 08.40

Penj keluarga (+), SIT (+)


Diberikan nifedipine 10mg,
cek UL gagal urin sdkt 2cc
Os dibawa ke KB
a/p dr konsulen
Pitosin 5 Unit Synto ~ protokol
Percepat kala II dengan Vakum
ekstraksi

Os merasa gelisah ingin meneran

J 08.50
S/
O/

KU: Baik, Kes: CM,


Palp abd : His 4x1040, DJF 162x/mnt
PD a/i menilai kemajuan
Portio tdk teraba
Pembukaan lengkap
Ket
Presentasi kepala
Kepala H III +
UUK kiri depan
Molase -

Trpsg inf RL + 5U synto


Trpsg DC -> w.kuning -> di aff

A/

P/

G2P1A0 H. 39mgg>2hr d/ PK II
+ PEB
Janin Tunggal hidup Presentasi
kepala
Maspot : eklampsia, solusio
plasenta, HPP, Gawat janin,
asfiksia
Obs KU, TTV, His dan DJF
Obs. Balance cairan
Siapkan VE

J.
08.55

Cup vakum
kiwi dipasang

di pastikan
tidak ada
bagian yang
terjepit

tekanan
dinaikkan

saat ada his


pasien
dipimpin
meneran,

sambil
dilakukan
penarikan ->
kepala maju
besar

-> ruptur
perineum

By lahir
spontan letak
blkng kepala

JK perempuan

bayi langsung
menangis, AS
8/9

ket hijau
encer

by
dikeringkan
dengan
handuk

diganti kain
kering,

pemotongan
tali pusat

By dibawa ke
infarm
warmer,
dilakukan
suction ket
hijau encer

by
dihangatkan

J 09.00

J 09.05

Dilakukan palpasi : tidak ada janin


kedua
Os dpt synto 10 unit synto / IM, paha
kanan bagian luar vastus lateralis
Dilakukan PTT
Uri lahir spontan, lengkap (foetal),
kont. Uterus baik, TFU sepusat,
perdarhn mengalir dilakukan
eksplorasi -> stosel 150 cc
Dilakukan inspekulo d/ spekulum sims
: tampak portio lecet -> di deep dgn
betadine -> tdk tampak ruptur portio
Laserasi jalan lahir grade III

a/p dr jaga
Psg inf RL ksg taka -> loading
Inf RL + 20U synto pertahankan

J
09.10

Kontrksi uterus baik, Tfu


sepusat, perdrhn tdk mengalir
->melakukan penjahitan satu
bonsak oleh bidan
Perdrhn total : 500cc
Ibu obsrvsi di KH
By di obsvasi di lantai V

Konfirmasi hasil DPL


J 10.00

Hb: 12,9, L:16,6, Ht:36,9,


Tr:307,

R/ cek DPL 6 jam post VE

PEMBAHASAN

Pada kasus ini didapatkan bahwa G2P1A0 hamil


aterm d/ PEB, lama kala 1 : 8 jam 20 menit, lama
kala II 40 menit, lama kala III 5 menit, dan lama
kala IV 5 menit, KPD 5 jam. Dilakukan terminasi
kehamilan secara aktif dengan persalinan vakum
atas indikasi PEB. (sarwono, 2012)
Dalam kasus ini surat rujukan dari PKM terdapat
analisa (PEB) yang tidak sesuai dengan pemeriksaan
yg dilakukan (os datang dengan kejang) yang
seharusnya dengan eklampsia karena sudah kejang.
Diagnosis PEB dalam kasus ini ditegakkan karena
adanya TD tinggi namun tidak adanya pemeriksaan
penunjang protein urin sehingga diagnosis belum
pasti. Walapun menurut teori PEB digolongkan jika
ditemukan gejala satu atau lebih (sarwono, 2012)

Dalam kasus ini terjadi inertia uteri sekunder


his sebelumnya 4x10 40 menjadi 4x10
35 detik dengan dikoreksi oleh induksi
pitosin sesuai dengan teori (manuaba, 2010)
Dalam kasus ini syarat persalinan vakum
sudah terpenuhi sesuai teori dan atas
indikasi persalinan segera dan kondisi yang
memerlukan kala dua di perpendek yaitu
PEB.
Bayi lahir JK Perempuan AS 8/9 BB:3500gr
PB:50cm, dilakukan langkah pertolongan
neonatus yaitu atas indikasi ketuban hijau
encer sudah sesuai teori. (Manuaba, 2010)

Pada kasus ini terjadi ruptur


perineum Grade III karena tidak
dilakukan episiotomi atas indikasi
kepala sudah turun dan dilakukan
penjahitan oleh bidan dengan
didampingi dokter, walaupun dalam
teori perlu dinilai diperlukannya
episiotomi (Saifudin, 2010)
Pada kasus ini pendarahan total
sebanyak 500cc.

Daftar Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohadjo
Saiffudin, Abdul Bari. 2010. buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohadjo
Manuaba, Ida Ayu. 2010. Ilmu Kebidanan,
penyakit kandungan dan KB. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai