PELAKSANAAN PERKERASAN
KAKU
Disusun oleh :
Luqman Try Wibowo
Moh. Nurul Aziz
Muhammad Fariza P
Muhammad Rizki F
I0112090
I0112101
I0112103
I0112104
RIGID PAVEMENT
Sumber :
TEKNIS PELAKSANAAN JALAN BETON SEMEN oleh Ir. NURCAHYO B.
SANTOSO
Tanah dasar
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Pondasi Bawah
Bahan pondasi bawah dapat berupa :
Bahan berbutir
Stabilisasi atau dengan beton kurus guling
padat ( Lean Rolled Concrete)
Campuran beton kurus (Lean Mix
Concrete).
Berdasarkan SNI-03-6388-2000
Persyaratan dan gradasi pondasi bawah harus sesuai dengan
kelas B.
Syarat penyimpangan ijin 3% - 5%.
Untuk tanah dasar dengan CBR minimum 5%, ketebelan
minimum sebesar 15 cm
Jenis bahan pengikat dapat meliputi semen, kapur, serta abu terbang
dan/atau slag yang dihaluskan.
Campuran beraspal bergradasi rapat (dense-graded asphalt).
Campuran beton kurus giling padat yang harus mempunyai kuat tekan
karakteristik pada umur 28 hari minimum 5,5 Mpa (55 kg/cm2 ).
Beton Semen
Penentuan beban lalu lintas rencana
untuk perkerasan beton semen
dinyatakan dalam jumlah sumbu
kendaraan niaga, sesuai dengan
konfigurasi sumbu pada lajur rencana
selama umur rencana.
Lalu Lintas
Lalu-lintas harus dianalisis berdasarkan hasil
perhitungan volume lalu-lintas dan konfigurasi
sumbu, menggunakan data terakhir atau data 2
tahun terakhir.
Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas dari suatu
ruas jalan raya yang menampung lalu-lintas kendaraan niaga
terbesar.
Jika jalan tidak memiliki tanda batas lajur, maka jumlah lajur
dan koefsien distribusi (C) kendaraan niaga dapat ditentukan
dari tabel berikut :
Umur Rencana
Pertumbuhan lalu-lintas
Volume lalu-lintas akan bertambah sesuai dengan umur rencana atau sampai tahap
di mana kapasitas jalan dicapai denga faktor pertumbuhan lalu-lintas yang dapat
ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut :
Dengan pengertian :
R : Faktor pertumbuhan lalu lintas
i : Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %.
UR
: Umur rencana (tahun)
Dengan pengertian :
R : Faktor pertumbuhan lalu lintas.
I : Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %.
Urm
: Waktu tertentu dalam tahun, sebelum UR selesai.
Lalu-Lintas Rencana
Bahu
Bahu dapat terbuat dari bahan lapisan pondasi bawah dengan
atau tanpa lapisan penutup beraspal atau lapisan beton
semen.
F.
.
.
.
.
Sambungan
Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang disebabkan
oleh penyusutan, pengaruh lenting serta beban lalu-lintas.
Memudahkan pelaksanaan.
Mengakomodasi gerakan pelat.
Semua sambungan harus ditutup dengan bahan penutup (joint
sealer), kecuali pada sambungan isolasi terlebih dahulu harus
diberi bahan pengisi (joint filler).
1.
2.
3.
1.
Sambungan memanjang
Sambungan melintang
Sambungan isolasi
2.
3.
CONTOH PERHITUNGAN
TEBAL PELAT BETON SEMEN pada
perkerasan kaku
Diketahui data parameter perencanaan sebagai berikut :
CBR tanah dasar = 4 %
Kuat tarik lentur (fcf) = 4 Mpa
(fc = 285/cm2, silinder)
Bahan pondasi bawah = stabilisasi
Mutu baja tulangan
BJTU 39 (fy (tegangan leleh)
= 3900 kg/cm2) untuk BMDT
BJTU 24 (fy (tegangan leleh)
= 2400 kg/cm2) untuk BBDT
Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi () = 1,3
Bahu jalan = Ya (beton)
Ruji (dowel) = Ya
PERENCANAAN
Direncanakan perkerasan beton semen untuk
jalan 2 lajur 1 arah untuk Jalan Arteri.
Perencanaan meliputi :
Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan
(BBTT)
Perkerasan beton bersambung dengan tulangan
(BBDT)
Perkerasan beton menerus dengan tulangan
(BMDT)
1. Analisis Lalu-lintas
Tabel Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan
Jenis dan Bebannya
Analisis Lalu-lintas
Kolom 1 : Jenis kendaraan = Bus
Kolom 2 : Konfigurasi beban sumbu (ton) : RD = 3 ton
dan RB = 5 ton
Kolom 3 : Jumlah kendaraan = 300 kendaraan/hari
Kolom 4 : Jumlah Sumbu Per Kendaraan = 2 buah
Kolom 5 : Jumlah Sumbu = 300 x 2 = 600 buah
Kolom 6 : Beban sumbu STRT = 3 ton
Kolom 7 : Jumlah sumbu STRT = 300 buah
Kolom 8 : Berat Sumbu STRG = 5 ton
Kolom 9 : Jumlah Sumbu = 300 buah
Analisis Lalu-lintas
Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN) selama
umur rencana (20 tahun)
JSKN = 365 x JSKNH x R
= 365 x 4100 x 33,07
= 4,95 x 107
Analisis Lalu-lintas
Tabel Jumlah Lajur Bedasarkan Lebar Perkerasan dan Koefisien
Distribusi
(C) Kendaraan Niaga Pada Lajur Rencana
JSKN rencana
= JSKN x C
= 4,95 x 107 x 0,7
=3,46 x 107
2. Perhitungan Repetisi
Sumbu Yang Terjadi
Contoh untuk jenis sumbu STRT :
Beban sumbu = 6 ton
Jumlah sumbu = 310 buah
Total sumbu dari semua beban sumbu = 2710 buah
Proporsi beban = 310/2710 = 0,11
Total sumbu dari semua beban sumbu = 4100 buah
dari semua jenis sumbu
Proporsi sumbu = 2710/4100 = 0,66
Lalu-lintas rencana = 3,46 x 107
Repetisi yang terjadi= 0,11 x 0,66 x 3,46 x 107 = 2,6 x
106
Perhitungan Repetisi
Sumbu Yang Terjadi
Tabel Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana
3. Perhitungan Tebal
Pondasi Bawah
7. Analisa
Fatik
0,2
8
33
kN
27,
5kN
22
kN
16,5
kN
11
kN
8. Analisa
Erosi
1,9
8
33
kN
27,
5kN
22
kN
16,5
kN
11
kN
ANALISIS Tulangan
Perkerasan Beton Bersambung
Tanpa Tulangan
Tebal pelat
= 16,5 cm
Lebar pelat
= 2x3,5 m
Panjang pelat
= 5,0 m.
Sambungan susut dipasang setiap jarak 5 m.
Ruji digunakan dengan diameter 28 mm, panjang 45
cm, jarak 30 cm
Batang pengikat digunakan baja ulir 16 mm, panjang
70 cm, jarak 75 cm
PERKERASAN BETON
TANPA TULANGAN
mengalami retak
akibat
UNTUK
MENGENDALIKAN
RETAK
DIGUNAKAN
TULANGAN
konsentrasi tegangan
yang tidak dapat
dihindari dengan
pengaturan pola
sambungan
Perhitungan Tulangan
Perkerasan Beton Bersambung Dengan
Tulangan
Tebal pelat
= 16,5 cm
Lebar pelat
= 2x3,5 m
Panjang pelat
= 15 m
Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi
bawah = 1,3
Kuat tarik ijin baja = 240 MPa
Berat isi beton
= 2400 kg/m3
Gravitasi (g)
= 9,81 m/dt2
a. Tulangan Memanjang
> As perlu
Diperlukan tulangan diameter 12 mm, jarak 22,5 cm
b. Tulangan Melintang
> As perlu
Diperlukan tulangan diameter 12 mm, jarak 45 cm
Perhitungan Tulangan
Perkerasan Beton Menerus
Dengan Tulangan
Tebal pelat
= 16,5 cm
Lebar pelat
= 2x3,5 m
Kuat tekan beton (fc)
= 285 kg/cm (silinder)
Tegangan leleh baja (fy) = 3900 kg/cm
Es/Ec
=6
Koefisien gesek antara beton dan pondasi bawah = 1,3
fcf
= 40 kg/cm
Ambil fct
= 0,5 fcf = 0,5 x 40 = 20 kg/cm
fy
= 3900 kg/cm
Sambungan susut dipasang setiap jarak 75 m
Ruji digunakan ukuran diameter 28 mm, panjang 45 cm dan jarak
30 cm
a. Tulangan Memanjang
Dikontrol
terhadap jarak teoritis antar retakan (Lcr)
Dicoba
diameter 16 mm jarak 160 mm (As = 13,25 cm2/m)
u = 4/d = 4/1,6 = 2,5
p = 13,25/(100 . 16,5) = 0,008
Ambil = (1,97 . )/d = (1,97 . )/1,6 = 20,79 kg/cm 2
Ambil = 400 . 10-6
= 14850 . = 14850 . = 250.697 kg/cm2
Diminta :
a)
Menentukan tebal lapis tambah dengan lapis pemisah,
bila kondisi perkerasan lama secara struktur telah
rusak (C = 0,35)
b)
Menentukan tebal lapis tambah langsung, bila kondisi
perkerasan lama mengalami retak awal (C = 0,75)
Menentukan
tebal lapis tambah yang diperlukan dengan
persamaan :
Diminta :
Mnentukan tebal lapis tambah perkerasan beton aspal di
atas perkerasan tersebut.
Penyelesaian :
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan prosedur
buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Jalan Raya dengan Metoda Analisa SKBI-2.3.26.1987
dengan lalu-lintas dan umur rencana seperti di atas,
didapatkan tebal lapis tambah beron aspal (Tn) = 22 cm.
Perencanaan Tulangan
1.
2.
3.
4.
5.
Penempatan Tulangan
Pelaksanaan Perkerasan
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan Rigid Pavement ini
adalah sebagai berikut:
A. Pekerjaan Tanah
. Timbunan Tanah Biasa
. Penyiapan Badan Jalan
. Pekerjaan Perkerasan Berbutir
. Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregat Kelas
B
B.
.
.
.
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Lantai Kerja LC, tebal 7 cm
Pekerjaan Baja Tulangan
Pekerjaan Rigid Pavement (K-350, tebal 30 cm)
Pelaksanaan Perkerasan
1.
Pelaksanaan Perkerasan
2.
Pelaksanaan Perkerasan
Tahapan pelaksanaan pekerjaan Lapis Pondasi Agregat
Kelas B adalah seperti berikut ini:
. Mengangkut material dari quary menuju ke lokasi dengan
menggunakan dumptruk.
. Mengeluarkan material dumptruk untuk kemudian
dihamparkan.
3.
Pelaksanaan Perkerasan
Pelaksanaan Perkerasan
Pelaksanaan Perkerasan
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Lantai Kerja Tebal 7 cm
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan lantai kerja ini
adalah sebagai berikut:
1.
Memasangan bekisting yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
Pelaksanaan Perkerasan
2.
Pelaksanaan Perkerasan
3.
Pelaksanaan Perkerasan
Pekerjaan Baja Tulangan
Pemotongan dan Pembengkokkan Baja Tulangan
Pelaksanaan Perkerasan
Tahapan Pekerjaan Perkerasan Jalan dengan Beton (rigid
pavements) adalah sebagai berikut:
1.
Memasang bekisting acuan di atas beton lantai kerja (lean
Concrete). Dalam penghamparan perkerasan beton
semen, dikenal dua metode pelaksanaan yaitu :
Metode Acuan tetap (Fixed Form Paving Method).
Metode Acuan Gelincir (Slipform Paving Method).
A.
.
B.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bekisting
2.
3.
DOWEL
TIE BAR
4.
5.
BEKISTING
6.
7.
Perawatan
Beton
8.
9.
TERIMA KASIH