Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam Bab ini akan dibahas tentang teori, konsep dan variabel dalam
penelitian yang akan dilakukan yaitu perawatan lansia dengan demensia.
1. Lanjut Usia
1.1 Defenisi lanjut usia
1.2 Teori - Teori Penuaan
1.3 Batasan batasan lanjut usia
1.4 Perubahan-perubahan pada lansia
1.5 Masalah - Masalah pada lanjut usia
2. Demensia
2.1 Tanda dan Gejala Demensia
2.2 Tahapanptahapan pada Demensia
2.3 Pencegahan
3. Keluarga
3.1 Peranan Keluarga
3.2 Fungsi Keluarga
4. Peran Perawatan Keluarga
4.1 Aktivias hidup sehari-hari pada lansia
4.2 Ciptakan Lingkungan yang aman dan nyaman.
1.
Lanjut Usia
Teori biologis meliputi teori seluler, sintesis protein, sintesis imun, teori
pelepasan, teori aktivitas, dan teori berkelanjutan.
1.2.1. Teori Biologis
Teori seluler mengemukakan bahwa sel di program hanya untuk membelah
pada waktu yang terbatas serta kemampuan sel yang hanya dapat membelah
dalam jumlah yang tertentu dan kebanyakan diprogram membelah sekitar 50 kali.
Jika sebuah sel pada lanjut usia dilepas dari tubuh dan di biakkan dari
laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat
sedikit, pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan
perbaikan jaringan sesuai dengan berkurangnya umur.
Teori sintesis protein mengemukakan bahwa proses penuaan terjadi ketika
protein tubuh terutama kolagen dan elastin menjadi kurang fleksibel dan kurang
elastis. Pada lanjut usia, beberapa protein di buat oleh tubuh dengan bentuk dan
struktur yang berbeda dari pritein tubuh orang yang lebih muda. Banyak kolagen
pada kartilago dan elastin pada kulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta
menjadi tebal, seiring dengan bertambahnya usia.
Teori sistem imun mengemukakan bahwa kamampuan sistem imun
mengalami kemunduran pada masa penuaan dan mengakibatkan terjadinya
peningkatan infeksi, penyakit autoimun, dan kanker. Terdapat juga perubahan
yang progresif dalam kemampuan tubuh untuk berespon secara adaptif
(Homeostasis), seiring dengan pengunduran fungsi dan penurunan kapasitas
untuk beradaptasi terhadap stres biologis dehidrasi, hipotermi, dan proses
penyakit akut dan kronik.
Teori Pelepasan. Teori ini memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri
lanjut usia merupakan suatu proses yang secara berangsur angsur sengaja di
lakukan mereka dengan mengurangi aktivitasnya untuk bersama sama
melepaska diri atau menarik diri dari masyarakat.
Teoti Aktivitas. Teori ini berlawanan dengan teori pelepasan dimana teori
ini berpandangan bahwa walaupun lanjut usia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi
mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain
sebagai kompensasi dan penyesuaian. dengan kata lain sebagai orang yang telah
berumur,
mereka
meninggalkan
bentuk
aktivitas
yang
pasti
dan
kemampuan
jaringan
untuk
memeperbaiki
diri/mengganti
dan
sistem pendengaran,
sistem penglihatan,
sistem cardiovaskuler,
sistem
berkaitan dengan 2 hal yaitu kenangan dan intelegensia. Lansia akan mengingat
kenangan masa terdahulu namun sering lupa pada masa yang baru, sedangkan
intelegensia tidak berubah namun terjadi perubaha dalam gaya membayangkan
(Nugroho, 2000).
c.
dan minat orang pada seluruh tingkat usia dan keberhasilan penyesuaian mereka.
Keinginan tertentu mungkin di anggap sebagai tipe keinginan dan minat pribadi,
minat untuk berekreasi keinginan sosial, keinginan yang bersifat keagamaan dan
keinginan untuk mati (Hurlock, 1999).
1.5
masalah fisik baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan
semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di
bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada perananperanan sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunga
yang memerlukan bantuan orang lain.
Lanjut usia tidak saja di tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula
berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan
sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan
berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan
dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley, 2007).
Pada usia mereka yang telah lanjut, sebagian diri mereka masih
memfunyai kemanpuan untuk bekerja. Permasalahannya yang mungkin timbul
adalah bagaiman memfungsikan tenaga dan kemampunan mereka tersebut di
dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja.
Masalah masalah pada lanjut usia di kategorikan ke dalam empat besar
penderitaan lanjut usia yaitu imobilisasi, ketidakstabilan, gangguan mental, dan
inkontinensia.
bergerak
dangangguan
komunikasi
yang
parah
(membisu),
Pencegahan
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia
diantaranya
adalah
menjaga
ketajamman
daya
ingat
dan
senantiasa
d. Mengurangi stres dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam
kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat (Hurley, 1998).
1). Beri makan otak
Anda adalah yang anda makan. Kalau banyak makan junk food, maka otak
kita jadi sampah juga. Lemak dalam makanan berkadar lemak tinggi bisa
berimbas buruk pada sinaps otak. Sinaps adalah bagian yang menghubungkan
neuron otak dan penting untuk belajar serta mengingat. Untuk menyehatkan
bagian ini, makan makanan yang
ingat, berfikir lebih jernih dan mengurangi resiko penyakit kognitif. Sebab olah
raga akan mengurangi tekanan pada tubuh, memompa energi lebih banyak ke
otak. Aktifitas ini juga memicu pelepasan bahan kimia yang menguatkan neuron.
Cukup setengah saja setiap hari, jangan lupa lakukan peregangan otot.
2). Olah Otak
Mengisi TTS, main games memori, ternyata juga olah otak yang
mencegah kepikunan.aktivitas ini menstimulasi otak sehingga otak kita terlatih
untuk mengingat-ingat selalu alias tidak malas berfikir. Semua itu membuat
sistem otak kita selalu siap bekerja kapan saja, tidak mogok.
3). Trik Memori
Kegiatan ini membiasakan kita mengingat-ingat dan mengontrol daya
ingat. Membuat prediksi juga bisa membantu proses daya ingat. Latihan ini
berguna sebab kadang saat kita punya suatu ide, kita lupa data-data lain yang bisa
mendukung ide tersebut.
4). Istirahatkan
Walau otak kita jenius, kalau di pakai terus juga akan lemah. Maka beri
istirahat agar kelak bisa bekerja lebih baik lagi. Sebuah studi mengatakan, tidur
90 menit di siang hari bisa membantu kinerja otak (Hurley, 1998).
3. Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah, perkawinan atau adopsi yang hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dalam perannya untuk menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya (Friedman, 1986).
3.1 Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu, dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh
anak-anak melaksanakan
Fungsi Keluarga
Adapun fungsi yang dapat di jalankan keluarga sebagai berikut :
1) Fungsi biologis : a. Untuk meneruskan keturunan. b. memelihara dan
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang
dewasa. c. mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
(Effendy, 1998).
3.3
Tugas-tugas Keluarga
Ada delapan tugas pokok keluarga sebagai berikut : (1). Pemelihara fisik
kehidupan
sehari-
hari
tergantung
pada
evaluasi
fungsional
atau total dengan enema, kateter, atau penggunaan urinal dan atau bedpan secara
teratur.
Makan meliputi aspek ketidaktergantungan meliputi bantuan mengambil
makanan atau memasukan makanannya kedalam mulut; (memotong-motong
daging terlebih dahulu dan menyiapkan makanan, seperti mengoleskan mentega
ke dalam roti). Ketergantungan berupa bantuan dalam tindakan makan ;tidak
makan sama sekali atau makan secara parenteral.
Berbagai kemunduran fisik mengakibatkan kemunduran gerak fungsional
baik kemampuan mobilitas dan perawatan diri. Kemunduran fungsi mobilitas
meliputi
penurunan
kemampuan
mobilitas
ditempat
tidur,
berpindah,
berpakaian, defekasi, dan berkemih, merawat rambut, gigi, serta kumis dan kuku.
Kemunduran gerak fungsional dapat di kelompokan menjadi tiga bagian
diantaranya : (1) mandiri, yaitu lansia mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan
orang lain. (bisa saja lansia membutuhkan bantuan alat adaptasi seperti alat bantu
jalan, alat kerja, dan lain-lain), (2) di bantu sebagian, yaitu lansia mampu
melaksanakan tugas dengan beberapa bagian memerlukan bantuan orang lain, (3)
dibantu total, yaitu aktivitas di lakukan sepenuhnya dengan pengawasan dan
bantuan orang lain karena lansia tidak dapat melakukan aktivitasnya (Shmitz,
1994).
berlaianan atau dalam lingkungan yang asing dan menakutkan, seperti langkahlangkah berikut ini :
Fokus pada konsistensi : a. Jagalah konsistensi dengan tetap meletakkan
furnitur pada tempat yang sama, b. Bantu penderita menjalin hubungan dengan
masa lalu dengan objek yang dikenali, seperti foto-foto lama, kursi kesayangan,
lemari atau pakaian, topi, atau pajangan.
nyaman. Untuk memilih kursi, sebaiknya yang punya sandaran atau tempat untuk
menaruh lengan.
Beri arah atau tanda : a. Bereksperimenlah dengan label, gambar, dan
angka yang membantu orientasi pengidap demensia dan ia jadi mengerti
keberadaannya, b. Bertanggung jawablah akan keamanan. Jaga ruangan atau
jalan bersih dan waspadai furnitur yang runcing dan menonjol. Sebaiknya taruh
kunci di pintu dan lemari. Sembunyikan tombol atau pengontrol kompor,
pemanas air, dan barang-barang berbahaya lainnya.
Hias dinding untuk membuat perbedaan : a. Pasang gorden dengan bahan
kain yang bervariasi umumnya penderita demensia menyukai tekstur kain seperti
wol atau sutera, dan dekorasiseperti ini tidak membuat bingung di banding
pemisah ruangan dari kaca atau cermin.
Cegahlah lansia jatuh : Jatuh dapat menimbulkan cedera yang dapat
mengancam nyawa orang lanjut usia, adapun langkah-langkah pencegahanya : a.
Jaga agar rumah selalu terang dengan menggunakan lampu yang terangdan
lampu di atas kepala, nyalakan lampu khusus untuk malam hari di seluruh rumah.
b. kencangkan karpet dan area di lantai. Gunakan karpet yang tidak licin. c. jaga
kabel listrik dalam keadaan rapi dan tidak malang melintang di tempat orang lalu
lalang. d. pasang pegangan tangan di kamar mandi dan di tangga. di dapur,
simpan barang-barang agar mudah di ambil jangan gunakan lemari atau rak yang
terlalu tinggi sehingga perlu tangga untuk menjangkaunya (Hurley, 1998).