Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agnes Shita Mawarni

NIM

: H3312002

Bisnis Makanan Fast Food dengan Pengawet


Sekarang ini bisnis di bidang makanang sudah sangat banyak dan
menjamur. Apalagi di sekitar kawasan padat penduduk misalnya sekitar kampus,
pabrik, perkantoran, dan lain-lain. Pelaku bisnis tersebut juga saling bersaing
untuk mendapatkan pelanggan yang sebanyak-banyaknya dan menjadi yang
paling sukses serta menghasilkan untung yang besar dan cepat. Banyak sekali
warung makan, restaurant, atau cafe-cafe yang menjajakan dan menyediakan
makanan siap saji.
Pada area kawasan padat penduduk dengan tipe masyarakat yang sibuk
seperti area-area kampus, pabrik, ataupun perkantoran tersebut, banyak
masyarakat yang memilih membeli makanan siap saji dibanding harus memasak
sendiri. Selain dapat menghemat waktu, mereka juga tidak perlu repot memasak,
menyiapkan masakan, ataupun membersihkan sisa makanan mereka sendiri.
Sehingga mereka dapat meluangkan waktu untuk mengerjakan kegiatan lain yang
lebih mendesak.
Maka dari itu, sekarang ini banyak sekali penjual makanan di area sekitar
kawasan tersebut yang saling bersaing menarik pelanggan sebanyak-banyaknya
dan mendapatkan untung sebesar-besarnya. Sedangkan kita tahu tipe masyarakat
yang dimaksud di atas adalah tipe masyarakat yang sibuk dan tidak suka
menunggu. Mereka lebih cenderung memilih membeli makanan di tempat makan
yang penyajian dan pelayanan yang cepat dibanding tempat makan yang
penyajiannya lama. Sehingga banyak bermunculan bisnis warung-warung makan
atau restaurant yang menajikan makanan cepat saji (fast food).
Penyajian makanan cepat saji ini dimaksudkan pelaku bisnis agar
pelanggan akan menjadi pelanggan tetap ketika mereka nyaman dengan pelayanan
yang cepat sehingga mereka tidak harus meluangkan waktu untuk menunggu.
Mereka berharap dapat menarik pelanggan yang sebanyak-banyaknya dengan

pelayanan yang cepat. Jadi, sebelum pembeli datang dan melakukan pemesanan,
aneka menu yang dijajakan sudah matang dan siap untuk disajikan ke pelanggan.
Maka dari itu, mereka harus menyiapkan dan melakukan proses produksi
makanan tersebut dalam skala banyak (dengan harapan pembeli yang banyak
pula) dengan rentan waktu yang cukup lama sebelum tempat makan siap dibuka.
Selain penyajian yang cepat, para pelaku bisnis tidak boleh melupakan
aspek rasa dan kualitas produk makanan. Karena yang paling utama di sini dan
yang menarik pelanggan tetap adalah kualitas makanan yang baik (layak
konsumsi) dan cita rasa yang enak. Sehingga bagaimanapun caranya mereka harus
mempertahankan kualitas makanan agar tetap tahan lama sampai makanan
tersebut disajikan pada pembeli. Disini banyak sekali pelaku bisnis yang
menggunakan pengawet makanan agar makanan tetap enak dan berpenampilan
menarik (tidak cepat basi). Misalnya pada penjualan ayam krispy, ayam tepung,
jamur tepung, dll, mereka banyak menggunakan pengawet agar menjaga makanan
tersebut tetap renyah dan enak dimakan. Padahal para pelanggan juga tidak
mengetahui pengawet seperti apa yang digunakan dan dampak seperti apa pula
yang ditimbulkan. Pelanggan juga tidak mengetahui apakah penjual makanan atau
pelaku bisnis tersebut menggunakan kadar pengawet yang wajar/ sesuai dosis atau
tidak. Sehingga tinggkat keamanan dan kesehatan makanan yang disajikan secara
cepat (fast food) ini tidak diketahui oleh pelanggan.
Padahal

penggunaan

pengawet

makanan

yang

berlebihan,

jika

dikonsumsi secara terus menerus dapat memicu tumbuhnya bibit-bibit kangker.


Sedangkan seperti kita tahu bahwa pedagang memproduksi makanan dalam
jumlah banyak (dengan harapan mendapat banyak konsumen) dan jika produk
makanan tersebut tidak habis dalam satu hari, ada beberapa pelaku bisnis yang
mengolahnya lagi dan menjualnya lagi di hari berikutnya. Dengan kata lain bahan
makanan yang sudah tidak layak konsumsi masih diolah kembali dan dianggap
masih layak dikonsumsi.
Maka, di lingkungan bisnis tidak hanya harapan yang harus diwujudkan.
Namun, ada tantangan bisnis untuk mewujudkan harapan tersebut tanpa
melanggar etika bisnis. Pelaku bisnis dapat mendapat pelanggan sebanyak

mungkin dengan menggunakan bahan-bahan yang aman dalam produksi


makanan. Tidak hanya itu, tantangan untuk pelaku bisnis makanan fast food ini
juga dapat berupa banyak bermunculannya pelaku bisnis lain yang bergerak di
bidang yang sama. Sehingga para pelaku bisnis harus memberikan pelayangan dan
kualitas produk makanan yang baik untuk memenangkan persaingan.
Sehingga diharapkan pelaku bisnis menjalankan bisnis sesuai etika yang
ada. Dan tidak merugikan siapapun baik produsen makanan yang lain maupun
konsumen. Penjualan makanan harus aman dan terjamin. Maka, kesehatan
konsumenpun tidak dirugikan. Penjual makanan fast food ini tidak boleh
menggunakan bahan-bahan pengawet yang berbahaya dan harus menggunakan
bahan produksi yang layak dikonsumsi. Dan dengan bermunculan lebih banyak
pesaing di sekitar, diharapkan para pelaku bisnis tetap menjalankan bisnis yang
sehat dan aman.

Anda mungkin juga menyukai