markisa
secara
komersial.
Beberapa
daerah
yang
Produksi (Ton)
1994
1995
1996
1997
1994
1995
1.272
1.405
3.738
3.489
9.600
1.251
1.342
1.700
2.710
3.272
12.710
5.961
1996
6.046
1997
Sumatera
Musim panen buah markisa pada umumnya dari bulan November sampai
dengan bulan April tahun berikutnya dengan puncaknya pada bulan DesemberJanuari, kemudian sesudah bulan April, praktis tidak ada buah. Namun demikian di
Sulawesi Selatan telah dikembangkan sambung batang antara tanaman markisa
varietas edulis sebagai batang atas dan varietas flavicarpa sebagai batang bawah.
Keunggulan dari sistem penyambungan tersebut adalah bahwa varietas flavicarpa
mempunyai perakaran dalam, batang lebih besar dan tahan terhadap nematoda.
Dengan kondisi tersebut, tanaman markisa dapat berbuah sepanjang tahun,
sehingga produktivitasnya meningkat 20 30 ton buah/ha per tahun, sementara itu,
jika hanya dari varietas edulis saja, maka produktivitas hanya 5 10 ton buah/ha per
tahun. Dengan teknik penyambungan tersebut diharapkan produksi markisa di
Indonesia akan meningkat dan tersedia sepanjang tahun.
II. 3. Peluang Pasar
Sari buah markisa termasuk salah satu sari buah tropis yang semakin
meningkat popularitasnya di negara-negara barat karena rasa dan aromanya yang
khas. Pada umumnya sari buah markisa digunakan sebagai bahan campuran
dengan sari buah lainnya. Hanya dikonsumsi buah segar langsung yang masih
belum banyak dikenal oleh konsumen di negara-negara tersebut.
Negara produsen markisa adalah negara-negara di Amerika Selatan seperti
Kolombia, Ekuador, Brazil, Argentina dan Peru, kemudian ada juga beberapa negara
dari benua Afrika seperti Kenya, Zimbabwe, Burundi dan Afrika Selatan. Sedangkan
dari benua Asia dan Australia, produsen markisa adalah Australia, New Zealand,
India, Indonesia, Malaysia, Thailand dan Philipina. Pemasaran utama dari produk ini
adalah ke Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada), Eropa (Belanda, Jerman
dan Inggris), Amerika Selatan (Brasil, Chile dan Argentina), Australia dan beberapa
negara Asia (Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Bahrain dan Kuwait).
Pemasaran markisa pada umumnya dalam bentuk sari buah, baik dalam
bentuk single strengh maupun frozen concentrate, selain itu sejak tahun 1994 dari
Sulawesi Selatan telah diekspor ke Australia dalam bentuk pulp. Sedangkan untuk
Sumatera Selatan, ekspor ke Malaysia dan Singapura dalam bentuk juice.
Pemasaran buah markisa segar belum banyak berkembang karena kondisi kulit
buah markisa yang mudah mengeriput sehingga penampakkannya kurang menarik.
Pasar sari buah markisa cenderung tidak stabil. Jika pada tahun 1991
harganya mencapai US$ 6.000 per ton, maka pada tahun 1992, harga tersebut turun
mencapai US$ 2.000 per ton. Hal ini disebabkan karena adanya kelebihan produksi
di pasaran. Sejak itu banyak produsen yang meninggalkan usahanya, sehingga
pada tahun 1994, harga pasaran sari buah meningkat kembali akibat berkurangnya
produksi sampai US$ 6.000 dan bahkan pada bulan Juli 1995, harga sari buah
markisa dari Ekuador yang dijual di Brasil mencapai US$ 10.500 per ton. Namu
demikian, pada tahun-tahun berikutnya harga sari buah markisa cenderung turun
pada tahun 1996, harganya berkisar antara US$ 4.000 US$ 5.000 per ton. Dari
salah satu eksportir di Ujung Pandang didapatkan keterangan bahwa harga FOB
pulp markisa yang diekspor ke Australia untuk pengiriman bulan Pebruari 1999
mencapai US$ 1.250 per ton atau equivalent dengan US$ 5.000 per ton dalam
bentuk concentrated juice.
Negara-negara pengimpor buah dan sari buah antara lain adalah Amerika
Serikat, Belanda, Jerman, Perancis, Inggeris, Brasil, Chilli, Argentina, Jepang,
Taiwan, Korea Selatan, Australia, Arab Saudi, Kuwait dan Bahrain.
Volume (Ton)
1994
144.283
100.762,90
1995
198.195
186.253,87
1996
162.915
174.198,23
1997
161.810
147.482,29
1998
139.725
115.890,29
dikuasai oleh negara-negara tersebut. Produksi sari buah yang dihasilkan oleh
negara-negara tersebut diperkirakan sekitar 12,000 ton per tahun. Di Brasil luas
tanaman markisa diperkirakan mencapai 40,000 ha dengan produksi 450,000 ton
buah markisa.
Di Afrika produksi markisa selain di ekspor juga dikonsumsi lokal. Produsen
terbesar buah markisa adalah Kenya yang pada tahun 1994 telah mengekspor 948
ton buah markisa ke Eropa dan Asia. Lebih dari 95% buah markisa Kenya di ekspor
ke Eropa. Negara-negara pengekspornya adalah Belanda, Inggris, Belanda dan
Perancis. Di Kenya, produksi buah markisa berlangsung sepanjang tahun, tetapi
produksi terendah terjadi pada bulan Juni dan Juli.
Di Negara-negara Asia, selain Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina juga
membudidayakan markisa tetapi di negara-negara tersebut, seperti juga di Indonesia
pemasaran markisa lebih banyak untuk konsumen dalam negeri. Di New Zealand,
panen buah markisa terjadi pada bulan Februari sampai dengan Juli dengan
puncaknya pada bulan Maret-April. Sekitar 23 30% produksinya dalam bentuk
buah segar diekspor khususnya ke Amerika Selatan sekitar 80% dan Kanada 15%
sedangkan sisanya diekspor ke negara-negara di Pasifik dan Australia.