Oleh
ERIKA NURMALA SARI SILITONGA
H24104102
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ERIKA NURMALA SARI SILITONGA
H24104102
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
3
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA DENGAN PROMOSI
JABATAN KARYAWAN
(STUDI KASUS PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK CABANG
BOGOR)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ERIKA NURMALA SARI SILITONGA
H24104102
Menyetujui,
Juli 2008
4
ABSTRAK
Erika Nurmala Sari Silitonga. H24104102. Analisis Hubungan Penilaian Prestasi Kerja
Dengan Promosi Jabatan Karyawan (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk. Cabang Bogor). Dibawah bimbingan Erlin Trisyulianti, S.TP, M. Si.
Persaingan usaha yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan agar
mempertahankan keberadaannya. Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas, agar dapat menggerakkan dan mengendalikan perusahaaan dalam memperoleh
keunggulan kompetitif dan memimpin dipasar global. PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk merupakan perusahaan besar pemerintah Indonesia yang bergerak di bidang
perbankan. Bank yang memiliki fokus bisnis pada usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) ini, melaksanakan upaya pengembangan SDM dengan menerapkan penilaian
prestasi kerja agar dapat mencapai prestasi kerja yang optimal. Penilaian prestasi kerja juga
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam promosi jabatan, untuk mengembangkan karir
karyawan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi pelaksanaan penilaian
prestasi kerja yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., (2)
Mengidentifikasi pelaksanaan promosi jabatan yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., (3) Menganalisis hubungan antara penilaian prestasi kerja
terhadap promosi jabatan karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer yang
diperoleh dari wawancara dan kuesioner, dan data sekunder diperoleh dari data perusahaan
dan literatur-literatur yang relevan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
metode sensus dengan 52 responden karyawan tetap. Analisis yang digunakan untuk
penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan adalah analisis deskriptif, sedangkan untuk
mengetahui hubungan anatara penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan menggunakan
Rank Spearman by software Microsoft Excell dan SPSS 15.0 for Windows.
Berdasarkan analisis deskriptif, persepsi karyawan terhadap pelaksanaan penilaian
prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk adalah baik.
Penilaian prestasi kerja bernama Sistem Manajemen Kinerja (SMK) yang menggunakan
metode Management By Objective (MBO). Dalam SMK terdapat empat aspek yaitu aspek
pekerja, bisnis internal, pelanggan, dan keuangan, juga dilakukan penilaian terhadap
kompetensi karyawan sesuai jabatan karyawan. Penilaian ini dilaksanakan satu kali dalam
satu tahun oleh pimpinan cabang. Persepsi karyawan terhadap promosi jabatan adalah baik.
Pelaksanaan promosi jabatan dilakukan pada karyawan telah memiliki masa kerja minimal
tiga tahun dan jika terdapat job opening (lowongan jabatan). Dengan syarat utama adalah
prestasi kerja yang sesuai pada standar penilaian SMK. Kenaikan jabatan disesuaikan
dengan grade jabatan, dimana setiap jabatan memiliki tugas, tanggung jawab dan
kedalaman kompetensi yang berbeda.
Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan angka 0.906 dengan signifikansi
0,000< 0,05 ( = 0,05), diperoleh nilai thitung > ttabel = tolak H0, dengan nilai thitung = 15,13
dan ttabel = 1,96 pada = 0,05, bahwa antara penilaian prestasi kerja dan promosi memiliki
korelasi yang sangat kuat dan positif. Artinya semakin baik atau tinggi nilai dari penilaian
prestasi kerja seorang karyawan, maka semakin besar pula kesempatan promosi jabatan
yang diperolehnya, begitu pula sebaliknya. Dalam batasan Champion, nilai rs termasuk
5
kategori high association (0,906), yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang kuat
dan positif antara penilaian prestasi kerja karyawan terhadap promosi jabatan di PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
8
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Erika Nurmala Sari Silitonga dilahirkan pada
tanggal 17 April 1986 di Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Penulis adalah
anak kedua dari lima bersaudara, putri dari pasangan Simpan Silitonga, SE.
dan Naurly Pasaribu.
Pada tahun 1991 penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak di TK.
Cendrawasih Bontang, Propinsi Kalimantan Timur dan lulus pada tahun
1992. Pada tahun 1992 penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 008
Bontang sampai pada kelas IV, pada kelas V melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar
Negeri 030 Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur dan
lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998 penulis diterima di Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Negeri 1 Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara dan lulus pada tahun 2001.
Pada tahun 2001 penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis
diterima di program S1 Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah IPB
(BUD-IPB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor (FEM-IPB)
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi anggota himpunan mahasiswa
manajemen yaitu Center of Management (COM@) sebagai staf direktorat Finance pada
periode bulan Juli tahun 2007 - Januari tahun 2008, Persekutuan Fakultas Ekonomi dan
Manajemen serta Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Sekretaris, Forum
Mahasiswa Beasiswa Utusan Daerah Kutai Kartanegara (FM BUD KUKAR) sebagai
bendahara, Komisi Kesenian Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB sebagai sie.
Pelayanan Intern dan aktif menjadi panitia pada beberapa acara yang diadakan oleh
organisasi kemahasiswaan yang ada di Departemen Manajemen diantaranya Turnamen
Invitasi Basket Ball SMU sejabodetabek sebagai sie. Acara dan PMK IPB diantaranya
Festival Seni PMK IPB tahun 2006 sebagai bendahara, Kebaktian Awal Tahun 2006
sebagai sie. Acara dan Natal Civitas Akademia tahun 2007 sebagai sie. Acara. Dan juga
aktif mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan dan seminar yang diadakan oleh Departemen
Manajemen.
9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas Berkat dan
Anugerah-Nya yang senantiasa memberikan pertolongan dan penyertaan-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Hubungan Penilaian Prestasi
Kerja Dengan Promosi Jabatan Karyawan (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk Cabang Bogor). Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak
dalam memberikan saran, bimbingan, bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun
tidak langsung, sejak awal penulisan sampai akhirnya skripsi ini terselesaikan. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Erlin Trisyulianti, S. TP, M. Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya dan sabar untuk memberikan bimbingan, saran, dorongan dan
pengarahan yang sangat berarti kepada penulis selama penelitian.
2. Ibu Dra. Siti Rahmawati M.Pd selaku dosen penguji I yang telah memberikan kritik dan
saran demi perbaikan skripsi ini.
3. Bapak Eko Ruddy Cahyadi S.Hut, MM selaku dosen penguji II yang telah memberikan
kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
4. Bapak Achmad Chumaidi sebagai Pimpinan Cabang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan penelitian di PT.Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk.
5. Ibu Endah, Bapak Nugroho Ari W., Bapak Sandiman, Ibu Febri, Bapak Raya dan para
karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.yang telah membantu memberikan
informasi, pengarahan dan data perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
selama penelitian.
6. Papa, Mama, abang Sonny, adik Mely, adik Ardy dan adik Daniel tercinta yang menjadi
inspirasi penulis dalam menyelesaikan skripsi, dengan penuh cinta dan kasih sayang
memberikan dukungan, semangat, dan doa. I love you all.
10
7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Manajemen, khususnya Departemen
Manajemen yang telah membimbing dan membantu penulis menyelesaikan studi di
FEM IPB
8. Abang Manurung, kakak Risma dan adik Gerrad, dengan kasih sayang memberikan
dukungan semangat dan doanya.
9. Herikson Simbolon, chayankqiu yang menjadi tempat curahan hati dan kasih
sayangnya, dengan sabar mengingatkan, menjaga dan memberikan penulis semangat,
dorongan, dan doanya.
10. Sri, Acuy, dan Erika sebagai teman base camp penulis selama penelitian dan Barita,
yang telah membantu menyiapkan seminar skripsi penulis.
11. Dina, adik sepupu yang memberikan keceriaan, semangat dan doanya.
12. Yenni dan Sonti, sahabat seperjuangan mulai dari TPB bertemu, suka duka qt lalui
bersama di kampus Manjemen.
13. Kak Ria, Sada, Harni, temen kelompok kecil terima kasih atas dukungan dan doanya.
14. Teman-teman art.com (Komisi Kesenian) 41, Didit, Yohan, Pretty, Sonti, Tri, Angel,
Rio, Putra, yang telah memberikan dukungan dan doanya.
15. Ari, Dania, Wahyu dan Ritfan, teman satu bimbingan penulis, yang telah memberikan
semangat, masukan, dan doanya.
16. Ririn dan Sevrin, sahabat seperjuanganku di IPB, dan teman-teman FM BUD KUKAR,
terima kasih atas dukungan dan doanya.
17. Teman-teman Manajemen 41, kenangan indah bersama kita selama kuliah, takkan
kulupakan, terima kasih atas dukungannya.
Bogor, Juli 2008
Penulis
11
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
1.3 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia .................................................. 4
2.2 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja .................................................. 5
2.3 Tujuan dan Manfaat Penilaian Prestasi Kerja ................................... 6
2.4 Metode-metode Penilaian Prestasi Kerja .......................................... 8
2.5 Syarat-syarat Penilai ........................................................................ 11
2.6 Aspek-aspek Yang Dinilai ............................................................... 12
2.7 Proses Penilaian Prestasi Kerja ........................................................ 13
2.8 Hambatan Dalam Penilaian Prestasi Kerja ....................................... 15
2.9 Promosi ........................................................................................... 18
2.10 Tujuan dan Manfaat Promosi ........................................................... 19
2.11 Kriteria Promosi .............................................................................. 19
2.12 Syarat-syarat Promosi ...................................................................... 20
2.13 Jenis-jenis Promosi .......................................................................... 21
2.14 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 22
12
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
V.
37
39
39
40
41
44
44
44
46
47
49
56
62
65
65
67
70
72
75
79
81
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 85
LAMPIRAN .................................................................................................. 87
13
DAFTAR TABEL
No
Halaman
14
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Tahap Utama Penilaian Prestasi Kerja Metode MBO................................... 11
2. Proses Penilaian Prestasi Kerja Menurut Mondy ......................................... 14
3. Kerangka Pemikiran Konseptual ....................................................... ........... 26
4. Kerangka Pemikiran Operasional ...................................................... .......... 29
5. Karakteristik Usia Responden ..................................................................... 42
6. Karakteristik Jenis Kelamin Responden....................................................... 42
7. Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden .............................................. 43
8. Karakteristik Masa Kerja Responden........................................................... 43
9. Karakteristik Jabatan Responden................................................................. 44
15
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Kuesioner Penelitian ................................................................................... 87
2. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor
Cabang Bogor Dewi Sartika ........................................................................ 91
3. Form SMK ....................................................... ........................................... 92
4. Uji Validitas...................................................... ........................................... 102
5. Uji Reliabilitas ............................................................................................ 104
6. Hasil olah Rank Spearman .......................................................................... 108
16
I. PENDAHULUAN
17
perbankan harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Agar prestasi kerja
pemerintah semakin meningkat.
Pengembangan sumber daya manusia perusahaan merupakan cara perusahaan
agar dapat mempertahankan eksistensinya dalam persaingan perbankan. PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. melaksanakan upaya pengembangan SDM dengan
menerapkan penilaian prestasi kerja. Dengan adanya upaya ini diharapkan karyawan
dapat menjaga kinerja, memperbaiki, mendorong semangat kerja karyawan dalam
meningkatkan kinerjanya agar dapat lebih baik dan sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam promosi jabatan. Promosi jabatan yang diberikan berguna untuk
mengembangkan karir karyawan. Dengan ini diharapkan karyawan dapat mencapai
prestasi kerja yang optimal, yang akan memberikan pengaruh besar pada tercapainya
tujuan perusahaan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
untuk penelitian ini adalah:
a. Bagaimana pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk?
b. Bagaimana pelaksanaan promosi jabatan karyawan yang dilakukan oleh PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk?
c. Bagaimana hubungan antara penilaian prestasi kerja dengan promosi jabatan
karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk?
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
b. Mengidentifikasi pelaksanaan promosi jabatan yang dilakukan oleh PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
c. Menganalisis hubungan antara penilaian prestasi kerja dengan promosi jabatan
karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
18
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak:
a. Perusahaan
Memberikan informasi atau masukan kepada perusahaan mengenai sumber daya
manusia khususnya pada bidang penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan kerja
karyawan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan untuk
menetapkan kebijakan manajemen.
b. Penulis
Menambah wawasan dan pengalaman agar dapat meningkatkan keterampilan dan
menerapkan teori di dalam praktik nyata, khususnya masalah penilaian prestasi
kerja dan promosi karyawan.
d. Pihak lain
Sebagai bahan informasi dan acuan bagi para peneliti dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Yang berkaitan dengan masalah manajemen sumber daya manusia,
khususnya penilaian prestasi kerja dan promosi karyawan.
19
II. TINJAUAN PUSTAKA
kesatuan kebersamaan yang utuh. Menurut Dessler (1997), Manajemen sumber daya
manusia merupakan suatu kebijakan dan praktek yang dibutuhkan seseorang untuk
menjalankan sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi
perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian. Proses MSDM
mencakup tujuh kegiatan dasar (Stoner et al., 1996) yaitu perencanaan sumber daya
manusia, rekrutmen, seleksi, sosialisasi, pelatihan dan pengembangan, penilaian
prestasi, promosi, pemindahan, demosi, dan pemutusan hubungan kerja. Adapun yang
dimaksud perencanaan
sumber
daya
manusia adalah
suatu
kegiatan
yang
20
tinggi dari sebelumnya. Pemindahan dapat digunakan untuk memberikan pengalaman
kerja karyawan yang lebih luas, sedangkan demosi dan pemutusan hubungan kerja
(PHK) diberikan kepada karyawan yang bermasalah dengan hal kedisiplinan.
Hasibuan (2003) dalam Herwenita, Manajemen sumber daya manusia sebagai
kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan
sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya
dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
2.2 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja
Suatu perusahaan senantiasa perlu meningkatkan kinerja dan prestasi kerja
karyawannya. Hal ini penting dilakukan agar tujuan perusahaan dapat dicapai. Salah
satu cara untuk mengetahui kinerja karyawannya adalah dengan melaksanakan
penilaian prestasi kerja. Menurut Hasibuan (2003) dalam Herwenita (2006), prestasi
kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan serta ketetapan waktu. Prestasi kerja juga merupakan gabungan dari tiga
faktor penting yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan
penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran, serta tingkat motivasi seorang
pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor diatas, maka semakin besarlah prestasi kerja
karyawan yang bersangkutan.
Handoko (1993) dalam Maarif (2005) mengartikan penilaian prestasi kerja
sebagai melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
karyawan. Dimana kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia
dan memberikan umpan balik kepada karyawan dalam melaksanakan kerja mereka.
Sedangkan Mangkuprawira (2004), definisi penilaian prestasi kerja adalah sebagai
proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang.
Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan
untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Dengan demikian,
penilaian prestasi adalah merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung
jawabnya (Rivai, 2006).
21
2.3 Tujuan dan Manfaat Penilaian Prestasi kerja
Adapun tujuan dan manfaat dari penilaian prestasi kerja (Mangkuprawira 2004
; Arep dan Tanjung, 2002) adalah sebagai berikut :
1. Perbaikan kinerja
Umpan balik pelaksanaan kerja bermanfaat bagi
22
9. Kesempatan Kerja yang sama
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan
penempatan internal diambil tanpa adanya perbedaan.
10. Tantangan-tantangan Eksternal
Terkadang penilaian prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar
lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalahmasalah yang berhubungan dengan pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi
departemen personalia dapat menawarkan bantuan.
11. Umpan Balik pada Sumber Daya Manusia
Kinerja yang baik dan buruk diseluruh organisasi mengindikasikan bagaimana
baiknya fungsi departeman sumber daya manusia yang diterapkan.
Menurut Rivai (2006), pada dasarnya tujuan penilaian prestasi kerja karyawan
meliputi :
1. Mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini.
2. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala,
gaji pokok, kenaikan gaji istimewa, insentif uang.
3. Mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.
4. Membedakan antar karyawan yang satu dengan yang lain.
5. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam :
a. Penugasan kembali, seperti diadakannya mutasi atau transfer, rotasi
pekerjaan.
b. Promosi, kenaikan jabatan.
c. Training atau latihan.
6. Meningkatkan motivasi kerja.
7. Meningkatkan etos kerja.
8. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang
kemajuan kerja mereka.
9. Sebagai alat untuk memperolah umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki
desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier selanjutnya.
10. Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan/efektivitas.
23
11. Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karier dan
keputusan perencanaan suksesi.
12. Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai untuk mencapai
hasil yang baik secara menyeluruh.
13. Sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
gaji-upah-insentif-kompensasi dan berbagai imbalan lainnya
14. Sebagai penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun
pekerjaan.
15. Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja.
16. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif
dalam rangka memperbaiki kinerja.
17. Untuk mengetahui efektivitas kebijakan SDM, seperti seleksi, rekrutmen,
pelatihan dan analisis pekerjaan sebagai komponen yang saling ketergantungan
diantar fungsi-fungsi SDM.
18. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja menjadi
baik.
19. Mengembangkan dan menetapkan kompensasi pekerjaan.
20. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sangsi ataupun hadiah.
2.4 Metode-metode Penilaian Prestasi Kerja
Werther and Davis (1996) dalam Maarif (2005); Rivai (2006); Arep dan
Tanjung (2002) memiliki pandangan yang sama dan mengemukakan bahwa metode
penilaian prestasi kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu metode berorientasi masa lalu
dan metode berorentasi pada masa depan.
1. Berorientasi Pada Masa Lalu
a. Rating Scale (Skala Penilaian)
Pada metode ini, evaluasi subyektif dilakukan oleh penilai yaitu atasan langsung
terhadap prestasi kerja karyawan dengan skala tertentu dari nilai rendah sampai
dengan nilai tertinggi. Bentuk penilaian prestasi kerja yang paling tua dan yang
paling digunakan.
24
b. Cheklist
Metode ini dilakukan oleh atasan langsung, yang bertujuan untuk mengurangi
beban penilai karena tinggal memilih kalimat pernyataan yang menggambarkan
karakteristik dan prestasi kerja karyawan.
c. Metode Peristiwa kritis
Merupakan metode penilaian yang mendasarkan pada catatan-catatan penilai
mengenai perilaku karyawan yang sangat baik atau sangat buruk sekalipun dalam
kaitannya dengan pelaksanaan kerjanya.
d. Metode Peninjauan Lapangan
Wakil ahli departemen personalia turun ke lapangan dan membantu para penyelia
dalam penilaian kerja.
2. Berorientasi Pada Masa Depan
a. Penilaian Diri
Teknik evaluasi ini berguna untuk melanjutkan pengembangan diri. Apabila
karyawan menilai dirinya sendiri, perilaku defensif cenderung tidak terjadi,
sehingga upaya perbaikan diri juga cenderung dilaksanakan.
b. Penilaian Psikologis
Penilaiaan dengan metode ini pada umumnya terdiri dari wawancara mendalam,
tes-tes psikologi, diskusi dengan atasan langsung, dan review evaluasi-evaluasi
lainnya. Penilaian psikologis, biasanya dilakukan oleh para psikolog, terutama
digunakan untuk menilai potensi karyawan diwaktu yang akan datang. Evaluasi
terhadap intelektual, emosi, motivasi karyawan dan karakteristik hubungan
pekerjaan lainnya sebagai hasil penilaian diharapkan bisa membantu untuk
memperkirakan prestasi kerja diwaktu yang akan datang.
c. Teknik Pusat Penilaian
Untuk mengidentifikasi keahlian manajemen diwaktu yang akan datang, banyak
perusahaan besar mempunyai pusat-pusat penilaian. Assessment centers adalah
suatu bentuk penilaian karyawan yang distandarisasikan dimana tergantung pada
berbagai tipe penilaian dari penilai. Penilaian ini bisa meliputi wawancara
mendalam, tes-tes psikologi, diskusi kelompok similasi, dan sebagainya untuk
mengevaluasi potensi karyawan diwaktu yang akan datang.
25
d. Pendekatan Management By Objective
Bahwa setiap karyawan dan penyelia secara bersama-sama menetapkan tujuantujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja diwaktu yang akan datang.
Kemudian dengan menggunakan sasaran tersebut, penilaian prestasi kerja
dilakukan secara bersama pula.
Menurut Rivai (2006), manajemen berdasarkan Management By Objective
(MBO) adalah suatu bentuk penilain dimana karyawan dan penyelia bersama-sama
menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja diwaktu yang akan
datang. Penilaian kinerja berdasarkan metode ini merupakan suatu alternatif untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dari bentuk kinerja lainnya. Pemakaiannya terutama
ditujukan untuk keperluan pengembangan karyawan. Metode ini lebih mengacu pada
pendekatan hasil. Metode ini sebagai sebuah program di mana manajemen yang
melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan sasaransasaran yang hendak dicapai, yang dapat dilakukan melalui prosedur : atasan
menginformasikan tujuan yang akan dicapai unit kerjanya yang merupakan terjemahan
dari tujuan yang lebih atas, dan tentunya dengan tantangan-tantangan yang mungkin
dihadapi dalam pencapaian tujuan tersebut. Kemudian, setiap individu menentukan
tujuan masing-masing yang dibicarakan dengan atasan dalam periode waktu tertentu,
berikut tantangan-tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana cara mengatasi
tantangan tersebut. Dalam proses pencapaian tujuan, atasan dapat membantu dalam
bentuk
memberi umpan balik. Pada akhir periode yang ditentukan, atasan dan
26
Karyawan
Karyawan
Pemberian Pekerjaan
Rencana Kerja
Periode Kerja
Penilaian Kinerja
Wawancara Penilaian
1. Prestasi yang dicapai
2. Faktor-faktor yang
Berpengaruh
3. Potensi karir Jangka Pendek
4. Gagasan masa depan
5. Saran pengembangan
Pemberian Pekerjaan
Gambar 1. Tahap Utama Penilaian Prestasi Kerja Metode MBO (Rivai, 2006)
2.5 Syarat-syarat Penilai
Dalam menentukan siapa yang melakukan penilaian merupakan suatu masalah
pokok dalam proses penilaian karena penetapan penilaian ini erat sekali hubugannya
dengan persoalan apakah hasil penilaian itu obyektif atau tidak. Menurut Hasibuan
(2003) dalam Gunawan (2007), penetapan appraiser (penilai) yang kualitas sangat
sulit karena harus memilki syarat-syarat sebagai berikut :
1. Penilai harus jujur, adil, objektif, dan mempunyai pengetahuan mendalam tentang
unsur-unsur yang akan dinilai supaya penilaiannya sesuai dengan realitas atau
fakta yang ada.
27
2. Penilai hendaknya mendasarkan penilaiannya pada right or wrong (benar atau
salah), baik atau buruknya terhadap unsur-unsur yang dinilai sehingga
penilaiannya jujur, adil dan objektif.
3. Penilai harus mempunyai authority (kewenangan) formal supaya mereka dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Kriteria penyelia (penilai) menurut Rivai (2006) adalah :
a. Yang dapat berfungsi sebagai penilai dalam penilaian kinerja, ialah : atasan (atasan
langsung, atasan tidak langsung), dan bawahan langsung (jika karyawan yang
dinilai mempunyai bawahan langsung).
b. Pada umumnya karyawan hanya dinilai oleh atasannya (baik oleh atasan langsung
maupun tidak langsung). Penilaian oleh rekan dan oleh bawahan hampir tidak
pernah dilaksanakan kecuali keperluan riset.
c. Karyawan berada dalam keadaan yang sangat tergantung kepada atasannya, jika
penilaian kinerja hanya dilakukan oleh atasan langsungnya. Atasannya dapat
berlaku seolah-olah sebagai dewa yang menentukan nasib karyawannya.
d. Untuk menghindari atau meringankan keadaan ketergantungan tersebut dilakukan
beberapa usaha lain dengan mengadakan penilaian kinerja yang terbuka (penilaian
atasan dibicarakan dengan karyawan yang dinilai) atau dengan menambah jumlah
atasan yang menilai kinerja karyawan (biasanya atasan dari atasan langsung
berfungsi sebagai penilai kedua).
2.6 Aspek-aspek Yang Dinilai
Menurut Lazer dan Wikstrom (1997) dalam Rivai (2006), aspek-aspek yang
dinilai dibagi menjadi tiga kelompok menjadi :
1.
2.
28
3.
29
5.
30
1. Halo Effect
Halo effect atau kesalahan karena kesan sesaat terjadi apabila pendapat
pribadi penilai tentang karyawan mempengaruhi pengukuran prestasi kerja.
Penilai dapat mengubah estimasi (pandangannya) terhadap prestasi kerja
karyawan karena perasaan suka atau tidak suka kepada seorang karyawan.
2. Kesalahan Kecenderungan Terpusat
Penilai
cenderung
membuat
penilaian
rata-rata.
Penilai
biasanya
menghindari penilaian yang baik sekali atau buruk sekali dan memilih
memberikan penilaian yang lainnya.
3. Bias Terlalu Lunak dan Terlalu Keras
Kesalahan yang terlalu lunak disebabkan oleh kecenderungan penilai untuk
terlalu mudah memberikan nilai baik dalam evaluasi prestasi kerja karyawan.
Kesalahan terlalu keras adalah sebaliknya, yang terjadi karena penilai cenderung
terlalu ketat dalam evaluasi mereka. Kedua kesalahan ini pada umumnya terjadi
bila standar-standar prestasi tidak jelas.
4. Prasangka Pribadi
Faktor-faktor yang membentuk prasangka pribadi terhadap seseorang atau
kelompok bisa mengubah penilaian. Faktor-faktor itu adalah gender, senioritas,
kesukuan, agama, kesamaan kelompok dan status sosial.
5. Pengaruh Kesan Terakhir
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan karyawan yang paling akhir ini baik atau
buruknya cenderung lebih diingat oleh penilai.
Menurut Rivai (2006), faktor-faktor yang menghambat dalam penilaian
kinerja :
1. Kendala hukum/legal
Penilaian kinerja harus bebas dari diskriminasi tidak sah atau tidak legal.
Apa pun format penilaian kinerja yang digunakan oleh departemen SDM harus sah
dan dapat dipercaya. Jika hal tersebut tidak terpenuhi, keputusan penempatan
mungkin ditentang sebab melanggar hukum ketenagakerjaan atau hukum lainnya.
Keputusan yang tidak tepat mungkin dapat terjadi kasus pemecatan yang
diakibatkan kelalaian.kelalaian juga dapat muncul ketika keputusan pemberhentian
31
sementara, penurunan pangkat atau kegagalan dalam promosi. Oleh karena itu,
setiap keputusan hendaknya objektif dan sesuai dengan hukum.
2. Bias oleh penilai (penyelia)
Setiap masalah yang didasarkan pada ukuran subjektif adalah peluang
terjadinya bias. Bentuk-bentuk bias pada umumnya terjadi adalah :
a. Hallo Effect
Hallo effect terjadi ketika pendapat pribadi penilai (penyelia)
mempengaruhi pengukuran kinerja baik dalam arti positif maupun negatif.
Kecenderungan penilai memberikan penilaian negatif terhadap orang yang tidak
disenanginya. Sebaliknya jika seorang penyelia menyukai seorang karyawan
yang sedang dinilai secara obyektif, karyawan yang dinilai seharusnya
mmperoleh penilaian positif
b. Kesalahan Kecenderungan Terpusat
Beberapa penilai tidak suka menempatkan karyawan keposisi ekstrim
dalam arti karyawan yang dinilai sangat positif atau sangat negatif Para penilai
cenderung mengambil jalan tengah, yaitu dengan memberikan jalan tengah,
yaitu dengan memberikan nilai yang agak merata bagi para karyawan yang
dinilainya. Penilaian demikian sering dihindari bahwa penilai berlaku tidak
obyektif, karena yang berprestasi tinggi akan meras diperlakukan tidak adil dan
dirugikan, sedangkan yang berprestasi rendah memperoleh penghargaan yang
tidak wajar.
c. Bias Terlalu Lunak dan Terlalu Keras
Bias karena terlalu lunak terjadi ketika penilai cenderung begitu mudah
dalam mengevaluasi kinerja karyawan. Penilai melihat semua kinerja
karyawannya bagus dan menilai dengan baik. Bias yang terlalu keras karena
penilai yang terlalu ketat dalam mengevaluasikaryawan. Sifat terlalu dan
bersikap terlalu keras biasanya terjadi jika standar kinerja yang digunakan tidak
jelas.
d. Bias karena Penyimpangan Lintasbudaya
Setiap penilai mempunyai harapan tentang tingkah laku manusia yang
didasarkan pada kulturnya. Ketika seorang penilai diharuskan untuk menilai
32
dari karyawan yang berbeda kulturnya, mereka mungkin menerapkan
budayanya terhadap karyawan tersebut.
e. Prasangka Pribadi
Sikap tidak suka seorang penilai terhadap sekelompok orang tertentu
dapat mengaburkan hasil penilaian seorang karyawan. Misalnya, seorang
penyelia memberikan nilai yang rendah kepada karyawan wanita yang ternyata
mampu berprestasi dalam melaksanakan pekerjaan tertentu yang secara
tradisional dipandang sebagai pekerjaan pria. Atau seseorang yang, meskipun
prestasi kerjanya sangat memuaskan, mendapat penilaian negatif hanya karena
karyawan yang bersangkutan berperilaku yang berbeda dari perilaku yang
dibenarkan oleh kultur dimana penyelia dibesarkan.
f. Pengaruh Kesan Terakhir
Ketika penilai diharuskan menilai kinerja karyawan pada masa lampau,
kadang-kadang penilai mempersepsikan dengan tindakan karyawan pada saat
ini yang sebetulnya tidak berhubungan dengan kinerja masa lampau. Jadi
kinerja karyawan dinilai berdasarkan penampilan karyawan saat sekarang yang
masih diingat oleh penilai.
3. Mengurangi Bias Penilaian
Bias penilaian dapat dikurangi melalui standar penilaian dinyatakan secara
jelas, pelatihan, umpan balik, dan pemilihan teknik penilaian kinerja yang sesuai.
Pelatihan untuk penilai perlu melibatkan tiga hal :
a. Penyimpangan dan penyebab mereka harus diterangkan.
b. Peran penilaian kinerja dalam pengambilan keputusan terhadap
karyawan
33
2.9 Promosi
Istilah promosi berarti kemajuan, dimana sebuah promosi dapat terjadi ketika
seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke posisi yang lain yang lebih tinggi
dalam hal pembayaran gaji, tanggung jawab dan atau tingkat status keorganisasiannya
(Mangkuprawira, 2002). Sedangkan menurut Wursanto (1989), promosi memiliki
beberapa pengertian :
1. Promosi adalah perubahan jabatan dari jabatan semula ke jabatan yang lebih
tinggi yang mengandung tanggung jawab dan kekuasaan yang lebih besar
(kadang-kadang diikuti dengan kenaikan pangkat).
2. Promosi adalah suatu perubahan dalam kekuasaan, tingkat, derajat dan pangkat.
3. Promosi adalah kenaikan jabatan, disertai dengan kekuasan dan tanggung jawab
yang lebih besar daripada kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya.
4. Promosi adalah kemajuan seorang pegawai dalam mengerjakan suatu tugas
sehingga ia diberi tugas yang lebih besar tanggung jawabnya. Prestise dan gaji
pegawai tersebut pun lebih tinggi.
2.10 Tujuan dan Manfaat Promosi
Menurut Mangkuprawira (2002) dalam Sari (2005), promosi memiliki
manfaat baik bagi perusahaan maupun karyawan, antara lain :
1. Promosi dapat memungkinkan perusahaan memanfaatkan kemampuan karyawan
untuk memperluas usahanya.
2. Promosi dapat mendorong tercapainya kinerja karyawan yang baik. Karyawan
umumnya berupaya melakukan pekerjaan sebaik mungkin jika mereka percaya
bahwa kinerja tinggi mengarah pada adanya promosi.
3. Terdapat korelasi signifikan antara kesempatan untuk kenaikan pangkat dan
tingkat kepuasan kerja.
2.11 Kriteria Promosi
Efektivitas organisasional dan kepuasan kerja pribadi dipengaruhi oleh cara
promosi dilakukan. Hal ini penting bagi suatu organisasi untuk mengumpulkan data
yang sehat dan dapat diandalkan dalam membuat keputusan-keputusan promosional.
Menurut Simamora (1995) dalam Sari (2005), ada beberapa kriteria yang digunakan
oleh organisasi disajikan sebagai berikut :
34
1. Senioritas, ada terdapat beberapa alasan mengapa senioritas digunakan sebagai
kriteria dalam mempromosikan karyawan yaitu :
a. Dianggap cara yang absah untuk melakukan promosi karena senioritas
menghindari masalah-masalah bias dan sikap memihak manajemen yang
memberikan karyawan untuk diberi kesempatan pertama promosi.
b. Dapat menghemat waktu, mudah dan cara yang tidak menyakitkan untuk
membuat keputusan promosi.
c. Biasanya terdapat beberapa korelasi antara senioritas dan kinerja.
d. Dapat memberi imbalan pada karyawan loyal yang telah bekerja keras selama
beberapa tahun untuk menghasilkan produk dan jasa perusahaan.
2. Kinerja dan Promotability, dengan menggunakan senioritas sebagai kriteria
promosi memiliki kelemahan, sehingga banyak organisasi yang menempatkan
pentingnya performance (kinerja) dan promotability (kemampupromosian) pada
saat memindahkan karyawan kedalam pekerjaan dengan tanggung jawab yang
lebih besar.
3. Kriteria tidak resmi
a. Karakteristik pribadi dari kandidat terkadang dapat membantu maupun
merintangi kemajuan ke level organisasi yang lebih tinggi, seperti: warna kulit
(ras), jenis kelamin, agama, dapat menciptakan hambatan buatan dan tidak
terucapkan untuk promosi.
b. Nepotisme, yang merupakan penunjukan status favoritisme atau perlindungan
terhadap sanak keluarga. Nepotisme ini juga sering dikritik karena anggota
keluarga mendapatkan pekerjaan-pekerjaan dan promosi yang diinginkan
karena berdasarkan atas faktor keturunan. Menurut Undang-undang No.28
tahun1999
pasal
angka
(5),
Nepotisme
adalah
setiap
perbuatan
35
seseorang dalam keanggotaannya dalam suatu tim atau partai politik tertentu,
lulusan dari universitas tertentu dan partisipasi dalam olahraga yang baik
(seperti olahraga golf).
d. Persahabatan, ikatan informal yang kuat diciptakan antara anggota-anggota
dengan minat, nilai, kepercayaan, ide dan sikap yang sama satu sama lainnya
dapat menjadi faktor signifikan dalam memutuskan siapa yang akan
mendapatkan promosi dan siapa yang tidak. Menurut Hendra (2004),
persahabatan merupakan hubungan informal (pertemanan) dengan motivasi
untuk memperoleh kuntungan.
2.12 Syarat-syarat Promosi
Seorang karyawan dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih
tinggi, apabila persyaratan dibawah ini dipenuhi (Wursanto, 1989).
1. Ada formasi atau lowongan jabatan. Lowongan jabatan dapat terjadi karena ada
pegawai yang mengundurkan diri, pindah pekerjaan, dipensiun, dipensiun atau
meninggal dunia.
2. Pegawai yang bersangkutan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam
analisis jabatan.
3. Pegawai yang bersangkutan lulus dari seleksi (ujian dinas).
Selain syarat-syarat pelaksanaan promosi yang telah disebutkan diatas,
perusahaan dalam melaksanakan program promosinya sebaiknya juga memperhatikan
persyaratan berikut :
a. Promosi hendaknya dilakukan atas dasar kecakapan (prestasi). Promosi hendaknya
diberikan kapada pegawai yang paling cakap (berprestasi) diantara para pegawai.
b. Promosi hendaknya diselenggarakan menurut program promosi yang telah dibuat
dan sesuai dengan kebijaksaan promosi dari urusan kepegawaian.
c. Promosi hendaknya dilaksanakan atas dasar alasan-alasan yang tepat.
d. Program promosi hendaknya dilaksanakan berdasarkan metode-metode penilaian
yang objektif.
e. Semua informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan program promosi
sebaiknya disampaikan kepada para pegawai, sehingga mereka semua mengetahui
kebijaksanaan pimpinan dalam melaksanakan program promosi.
36
2.13 Jenis-jenis Promosi
Menurut Hasibuan (2003) dalam Sari (2005), terdapat 4 jenis promosi, yaitu :
promosi sementara, promosi tetap, promosi kecil, promosi kering.
1. Promosi Sementara
Seorang karyawan dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya jabatan
kosong yang harus diisi.
2. Promosi Tetap
Seseorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi
karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan. Sifat
promosi ini adalah tetap.
3. Promosi Kecil
Menaikkan jabatan seseorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan
ke jabatan yang sulit meminta keterampilan tertentu, tetapi tidak disertai dengan
peningkatan wewenang, tanggung jawab dan gaji.
4. Promosi Kering
Seorang karyawan dinaikkan jabatannya yang lebih tinggi disertai dengan
peningkatan pangkat, wewenang dan tanggung jawab tetapi tidak disertai dengan
kenaikan gaji atau upah.
2.14 Hasil Penelitian Terdahulu
Katrianingsih (2001) yang melakukan penelitian dengan judul Kajian
Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Hubungannya dalam Penentuan Promosi
Karyawan pada PT.
Pupuk
Kujang
(PERSERO)
Cikampek,
Jawa Barat
37
terhadap peluang karyawan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi karena nilai
korelasinya mencapai kurang dari 0,3. Dengan adanya nilai korelasi spearman yang
relatif rendah tersebut menyebabkan analisis unuk mengetahui hubungan antara
penilaian prestasi kerja dengan pola karir tidak dapat dilakukan lebih lanjut. Hal ini
disebabkan karena responden tidak konsisten dalam memberikan jawaban dalam
pengisian kuesioner sehingga sulit untuk mengamati keadaan yang sebenarnya
terjadi.
Lase (2007) yang melakukan penelitian dengan judul Prestasi Kerja Pejabat
Departemen Agama Republik Indonesia Pusat mengemukakan bahwa jika penilaian
pejabat terhadap motivasi berprestasi dan kecerdasan emosionalnya mengontrol
hubungan percaya diri dengan prestasi kerjanya, tetap menunjukkan hubungan yang
positif dan signifikan. Apabila kedua variabel tersebut dikontrol dengan variabel lain,
akan tetapi menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi
kerjanya. Kedua, jika penilaian terhadap percaya diri dan kecerdasan emosional
pejabat mengontrol hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi kerja, maka tidak
menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa walaupun
kedua variabel tersebut dikontrol dengan variabel lain, tetap menunjukkan hubungan
yang positif namun tidak signifikan dengan prestasi kerja pejabat. Ketiga, jika
penilaian terhadap motivasi berprestasi dan tingkat percaya diri pejabat mengontrol
kecerdasan emosional denga prestasi kerjanya, maka menunjukkan hubungan yang
positif namun tidak signifikan dengan prestasi kerjanya. Hal ini berarti walaupun
kedua variabel tersebut dikontrol dengan variabel lain, hasilnya tetap menunjukkan
hubungan yang positif namun tidak signifikan dengan prestasi kerja pejabat tersebut.
Baharum (2007) menunjukkan dari hasil kajiannya pada Hubungan Antara
Komunikasi Dalam Organisasi Dengan Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja dan
Komitmen Kerja, bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan di antara ketigatiga jenis komunikasi (komunikasi ke atas, komunikasi mendatar dan komunikasi ke
bawah) dengan kepuasan kerja. Jenis komunikasi mendatar dan jenis komunikasi ke
bawah mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan komitmen organisasi
tetapi jenis komunikasi ke atas didapat tidak mempunyai hubungan yang signifikan
dengan komitmen organisasi. Dapat juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
38
signifikan di antara ketiga-tiga jenis komunikasi (ke atas, mendatar dan ke bawah)
dengan prestasi kerja. Kepuasan kerja juga diperoleh hubungan positif yang
signifikan dengan prestasi kerja dan juga kepuasan kerja diperoleh bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan dengan komitmen organisasi.
39
pengembangan yang telah dilakukan karyawan. Menurut Dessler (1997), ada empat
alasan yang digunakan mengapa prestasi karyawan harus dinilai. Pertama, penilaian
memberikan informasi bagi penilai yang dapat digunakan dalam membuat keputusan
promosi dan gaji. Kedua, mereka memberikan sebuah kesempatan bagi atasan dan
bawahan untuk meninjau perilaku karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Ketiga, penilaian adalah bagian dari proses perencanaan karir diperusahaan, karena
penilaian memberikan sebuah kesempatan untuk meninjau rencana karir karyawan
dengan kekuatan dan kelemahannya. Keempat, penilaian membantu karyawan yang
lebih baik untuk mengatur dan meningkatkan prestasi di perusahaan Dalam suatu
perusahaan perbankan, penilaian prestasi kerja karyawan tersebut sangat berguna untuk
memperoleh hasil yang maksimal dalam usaha peningkatan produktivitas perusahaan.
Penilaian prestasi kerja merupakan suatu proses mengevaluasi atau menilai prestasi
kerja karyawan. Agar dapat memperbaiki keputusan pihak personalia dan memberikan
umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja karyawan dengan
40
memperoleh kesempatan dalam promosi jabatan, yang dapat mendorong motivasi
karyawan agar terus berprestasi. Promosi jabatan ini diharapakan dapat memberikan
kontribusi yang baik dalam mencapai tujuan perusahaan.
Penilaian prestasi kerja karyawan sangat bermanfaat bagi perusahaan, dimana
hasil dari penilaian prestasi kerja digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan yaitu kebijakan mengenai penentuan promosi jabatan karyawan. Hal ini
berguna untuk mengembangkan karir karyawan ditempat kerja. Karyawan yang telah
layak dan dinyatakan berprestasi serta memenuhi syarat-syarat karyawan yang patut
dipromosikan. Dengan harapan dapat menambah motivasi karyawan yang akan
dipromosikan maupun karyawan lain. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
dalam kerangka pemikiran konseptual, dapat dilihat pada Gambar 3.
41
Visi dan Misi
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
Bagian
pemasaran
Bagian
Operasional
Bagian
Bisnis Mikro
Strategi SDM
Promosi Jabatan
42
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Sumber daya manusia pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk sangat
berperan penting dalam melaksanakan aktivitas kegiatan operasional dalam mencapai
tujuan. Dimana pencapaian tujuan terdapat dalam visi dan misi perusahaan.
Berlandaskan visi dan misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk manajemen
sumber daya manusia melakukan pengelolaan sumber daya manusia dengan
memperhatikan kinerja karyawan yang dapat dinilai, agar dapat diketahui seberapa
baik kinerja yang dilakukan dan seberapa jauh kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan. Apakah telah sesuai yang diinginkan oleh perusahaan atau tidak.
Dimana karyawan harus dapat memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan.
Salah satu yang dapat dilakukan adalah penilaian prestasi kerja karyawannya.
Penilaian prestasi kerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia, (Persero), Tbk
ini dapat dilihat dari tujuan penilaian prestasi kerja, waktu pelaksanaan, prosedur,
penerapan metode, proses penilaian serta aspek-aspek penilaian (menurut Rivai 2006)
yaitu meliputi : kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan hubungan
interpersonal dengan menggunakan analisis deskriptif. Dimana keprofesionalisan
seorang karyawan harus memiliki kemampuan-kemampuan tersebut sebagai faktor
pendukung dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab sesuai jabatan masingmasing.
Penilaian prestasi kerja merupakan sarana untuk memberikan umpan balik bagi
pihak manajemen dan karyawan atas upaya mereka. Prestasi kerja merupakan
komponen kunci dalam proses pelaksanaan personalia yang salah satunya untuk
penentuan promosi karyawan. Identifikasi terhadap promosi dilakukan dengan
memperhatikan tujuan dan manfaat promosi jabatan, syarat-syarat, prosedur, sifat
promosi dan kriteria promosi jabatan yang meliputi senioritas (masa kerja),
performance (kinerja), promotability (kemampupromosian), kriteria tidak resmi seperti
: karakteristik pribadi (ras, jenis kelamin, agama), nepotisme, dan persahabatan
(Simamora, 1995) dalam Sari (2005) dengan menggunakan analisis deskriptif.
Diharapkan dengan adanya promosi yang didasarkan pada penilaian prestasi kerja
karyawan akan meningkatkan prestasi kerja secara individu yang sangat mendukung
produktivitas perusahaan sehingga tujuannya dapat tercapai.
43
Berdasarkan uraian diatas, promosi jabatan kerja yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan diperoleh berdasarkan penilaian prestasi kerjanya.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan penilaian
prestasi kerja karyawan dimana terdapat aspek-aspek penilaian (menurut Rivai 2006)
terhadap promosi jabatan meliputi ktriteria promosi jabatan (menurut Simamora, 1995)
di kantor cabang PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Bogor dengan
menggunakan analisis korelasi Rank Spearman. Diduga terdapat hubungan yang kuat
antara penilaian prestasi kerja terhadap promosi jabatan kerja karyawan. Untuk lebih
jelas kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 4.
.
44
Visi dan Misi
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
Manajemen SDM
Kinerja karyawan
Waktu pelaksanaan
Prosedur
Penerapan Metode
Proses
Aspek-aspek penilaian
Analisis Deskriptif
- Kemampuan teknis
- Kemampuan Konseptual
- Kemampuan hub.Interpersonal
Prestasi
Kerja
Promosi Jabatan
Analisis Korelasi
Rank Spearman
Analisis Deskriptif
45
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini bertempat di Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk yaitu berlokasi di Jalan Dewi Sartika no. 6, Bogor, Jawa Barat.
Pemilihan lokasi ini dilakukan karena PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk ini merupakan salah satu perusahaan perbankan terkemuka di Indonesia.
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan pertengahan
Juni 2008.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
obyek penelitian lapangan atau peninjauan langsung. Data primer ini diambil
melalui :
1. Wawancara yang dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dalam
perusahaan sesuai masalah yang diteliti yaitu supervisor pelayanan intern
sebagai kepala HRD dan beberapa karyawan. Hal ini dilakukan agar dapat
memperoleh data untuk menunjang penelitian lebih lanjut.
2. Teknik pengumpulan data dengan membagikan kuisioner, di mana terdapat
beberapa pertanyaan yang diajukan kepada pihak-pihak yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti (responden) untuk diisi. Kuesioner diberikan
kepada karyawan yang bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Alat ukur yang dipakai adalah dengan menggunakan skala Likert.
Menurut Umar (2003) dalam Sari (2005), adapun langkah-langkah untuk
membuat skala Likert sebagai berikut:
a. Kumpulkan sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur
dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif).
b. Berikan pernyataan-pernyataan di atas kepada sekelompok responden untuk
diisi dengan benar.
c. Respon dari tiap pernyataan dihitung dengan cara menjumlahkan angkaangka dari setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respons yang berada
46
pada posisi yang sama akan menerima secara konsisten nilai angka yang
selalu sama.
d. Mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam penelitian,
jika terdapat: pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden dan
pernyataan yang secara totalnya responden tidak menunjukkan korelasi yang
substansial dengan nilai totalnya.
Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala Likert
yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap. Informasi yang diperoleh
dengan skala Likert berupa skala pengukuran ordinal, sebagai hasil yang
diperoleh hanya dapat dibuat rangking tanpa dapat diketahui berapa besarnya
selisih satu tanggapan ke tanggapan lainnya. Rentang skala yang biasa
digunakan dalam skala Likert adalah dimana responden menyatakan setuju atau
tidak setuju mengenai pernyataan mengenal perilaku, objek, orang atau
kejadian (Kuncoro, 2003). Berikut tabel bobot penelitian (dengan bobot tertentu
pada setiap pertanyaan) :
Tabel 1. Skala Pengukuran Yang Digunakan
Bobot nilai
Jawaban Responden
Sangat setuju/mengetahui
Setuju/mengetahui
Cukup setuju/mengetahui
Tidak setuju/mengetahui
dari interval
47
3.3.3 Metode Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan saya gunakan dalam penelitian ini
adalah metode sensus. Responden yang dipilih adalah seluruh karyawan tetap
yang ada di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Responden tersebut
berjumlah sebanyak 52 orang.
3.3.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur sejauh mana alat pengukur tersebut mengukur apa yang ingin diukur.
Rumus yang digunakan dalam uji validitas adalah korelasi Product Moment
(Umar, 2004) yaitu :
r=
n( XY ) - ( X Y )
[(n X 2 - ( X )2 )(n Y 2 - ( Y ) 2 )]
keterangan :
...1)
n = jumlah responden
X = skor masing-masing
Y = skor total
pengukur
di
dalam
mengukur
gejala
yang
sama.
pengujian
s
s t2
48
Rumus varians yang digunakan :
s2 =
Di mana :
( X ) 2
..................................................3)
n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor butir
pertanyaan)
Kategori
1,00 1,80
Sangat buruk
1,81 2,60
Buruk
2,61 3,40
Cukup baik
3,41 4,20
Baik
4,21 5,00
Sangat baik
49
d. Responden-responden yang memiliki skor nilai yang sama untuk setiap
item pertanyaan dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban (1 sampai 5
bagi pernyataan yang bersifat positif dan 5 sampai 1 bagi pernyataan yang
bersifat negatif), lalu dihitung jumlah dan persentasenya. Kesimpulan
diambil berdasarkan persentase terbesar dari setiap persentase jawaban
responden yang telah dihitung.
e. Jumlah responden per item pertanyaan dikelompokkan dan dijumlahkan
menjadi per indikator sesuai kategori jawaban. Persentase jumlah
responden dihitung untuk memperoleh kesimpulan pada tiap indikator
berdasarkan
persentase
terbesar.
Perhitungan
pada
metode
ini
50
rs = 1dimana :
6 di
n n2 - 1
.4)
keterangan :
rs = 1 hubungan variabel X dan variabel Y sempurna + (mendekati 1,
hubungan sangat kuat dan +)
rs = -1 hubungan variabel X dan variabel Y sempurna (mendekati -1,
hubungan sangat kuat dan -)
rs = 0 hubungan variabel X dan variabel Y lemah sekali atau tidak ada
hubungan sama sekali
Nilai koefisien korelasi yang dapat sebelum dilaksanakan pengambilan
keputusan, dengan diuji terlebih dahulu. Pengujian ini dimaksudkan untuk
melihat apakah antara variabel dalam populasi terdapat korelasi yang berarti
atau tidak, dengan rumus sebagai berikut :
thitung =
r n-2
1 - r2
...............................................................5)
51
Efendi
(2002)
dalam
Gunawan
(2007),
yang
digunakan
untuk
0,51 sampai 0,75 atau -0,51 sampai -0,75 disebut moderately high
association, yaitu kondisi yang dapat menunjukkan hubungan yang kuat
antara variabel X dan Y.
d. 0,76 sampai 1,00 atau -0,76 sampai -1,00 disebut high association, yaitu
kondisi yang menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara variabel X
dan Y.
Hasil intreprestasi dari koefisien korelasi di atas dapat dikategorikan
ke dalam : klasifikasi sangat rendah yaitu yang terdapat pada kategori no
association, artinya jika tidak terjadi hubungan sama sekali antara penilaian
prestasi kerja dengan promosi jabatan di PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk tersebut sehingga hasilnya tidak objektif, dan moderately low
association yaitu kondisi yang dapat menunjukkan hubungan yang lemah
antara penilaian prestasi kerja dengan promosi jabatan. Sedangkan untuk
klasifikasi kuat yaitu terdapat pada kategori moreraly high association dan
high association, yang berarti dapat menunjukkan hubungan yang sangat kuat
dan positif antara penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan di PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tersebut sehingga hasil penilaiannya akan
objektif.
52
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Pada awalnya Raden Bei Aria Wirjaatmadja yang disebut juga Patih
Wirjaatmadja membentuk lembaga semacam bank yang diberi nama De
Poerwokertosche Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Hoofdeen (Bank
Bantuan dan Simpanan Milik Pribumi Purwokerto) pada masa penjajahan
Belanda. Dengan uluran tangan Patih Wirjaatmadja berupa pemberian pinjaman
pribadi dan kas masjid dengan angsuran ringan tersebut mulai menampakkan
bentuknya sebagai kegiatan perbankan dan menjadi awal kegiatan Bank
Perkreditan Rakyat di Indonesia. Maka secara resmi didirikanlah bank
perkreditan rakyat pertama di Indonesia dengan nama Hulp En Spaarbank Der
Inlandche Bestuurs Ambtenaren (Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pegawai
Pangreh Praja Berkebangsaan Pribumi) pada tanggal 16 Desember 1895 di
Purwokerto, Jawa Tengah, (yang dijadikan sebagai hari kelahiran Bank Rakyat
Indonesia (BRI)).
PT. Bank Rakyat Indonesia mengalami perkembangan, beberapa kali
melakukan perubahan nama yang berkaitan erat dengan sejarah perjuangan
bangsa Indonesia. Secara berturut-turut berubah menjadi
Poerwokertosche
53
perekonomian bangsa. Salah satu upayanya adalah dengan peningkatan
pelayanan dan keragaman usaha sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam kaitan itu
maka berdasarkan surat Dewan Moneter Nomor SEKR/BRI/328 tanggal 25
September 1956, Bank Rakyat Indonesia ditetapkan sebagai Bank Devisa.
Pemerintah
didorong
untuk
membentuk
BKTN
agar
dapat
54
Pada tanggal 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan
No.7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.21 tahun
1992 status Bank BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
dan kepemilikan 100% ditangan pemerintah. Pada tahun 2003 Bank Rakyat
Indonesia telah Go Public dan menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk.
4.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
1. Visi
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
2. Misi
5. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.
6. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional dengan melaksanakan praktek Good Corporate Governance.
7. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
4.1.3 Lima Nilai Semangat Kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
1. Integritas
Kami Bankir yang dapat dipercaya. Karena itu kami harus bertaqwa,
penuh dedikasi, jujur, selalu menjaga kehormatan dan nama baik, serta taat
pada kode etik perbankan dan peraturan yang berlaku.
2. Profesionalisme
Kami
Bankir
handal
dan
prudent.
Karena
itu
kami
harus
55
Kami yakin keberhasilan BRI sangat dipengaruhi oleh kepuasan nasabah.
Karena itu kami harus memenuhi kebutuhan dan memuaskan nasabah
dengan memberikan pelayanan yang terbaik, dengan tetap memperhatikan
kepentingan perusahaan, dengan dukungan SDM yang terampil, ramah,
senang melayani dan didukung teknologi unggul.
4. Keteladanan
Kami sebagai panutan yang konsisten bertindak adil, bersikap tegas dan
berjiwa besar. Karena itu kami tidak memberikan toleransi terhadap
tindakan-tindakan yang tidak memberikan keteledanan.
5. Penghargaan Kepada SDM
Kami menghargai SDM sebagai aset utama perusahaan. Karena itu, kami
selalu merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan SDM yang
berkualitas; kami memperlakukan pegawai berdasarkan kepercayaan,
keterbukaan, keadilan, dan saling menghargai sebagai bagian dari
perusahaan dan mengembangkan sikap kerja sama dan kemitraan; kami
memberikan penghargaan berdasarkan hasil kerja individu dan kerjasama
tim yang menciptakan sinergi untuk kepentingan perusahaan.
4.1.4
56
Putri, Jonggol, Sawangan, Parung, Semplak, Hanjasar, Bojong Gede, Telajung
Udik, Cigombong, Cimanggu, Purbasari, Cilengsi, Cariu, Warung Jambu,
Cipayung, dan Cikeas.
4.1.5 Karakteristik Responden
Dalam penelitian, responden yang diambil adalah seluruh karyawan
tetap di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Bogor, Jawa
Barat yaitu sebanyak 52 orang responden. Analisis karakteristik responden
penting dilakukan karena akan mempengaruhi kemampuan responden dalam
bekerja. Karakteristik responden ditinjau dari segi usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, masa kerja, jabatan responden, dan bagian jabatan responden.
1. Usia Responden
Usia responden dianalisis untuk mengetahui usia produktif dalam
bekerja, sehingga dapat menggambarkan kemampuan responden dalam
menyerap pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dalam
jabatannya.
Menurut
Fernandez
(2003)
dalam
http://www.goggle.co.id
Usia
14; 27%
14; 27%
19; 36%
5; 10%
57
2. Jenis Kelamin Responden
Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk secara keseluruhan
terdiri dari 57,69% pria dan 42,31% wanita, mayoritas karyawan di perusahaan
ini adalah pria (Gambar 6). Hal ini dikarenakan jenis kelamin tidak menentukan
jabatan seseorang. Yang mempengaruhi adalah tingkat pendidikan dan
kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab jabatan
sesuai kebutuhan perusahaan.
Jenis kelamin
Jenis Kelamin Laki-laki
22; 42%
27; 52%
15; 29%
9; 17%
58
4. Masa Kerja Responden
Masa kerja responden sebagian besar antara 11-20 tahun sebanyak 37%
responden dan 21-30 tahun sebanyak 13% (Gambar 8). Masa kerja rataan >10
menunjukkan bahwa karyawan memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi
untuk tetap bekerja atau menjadi karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk. Masa kerja karyawan merupakan salah satu syarat dalam
memperoleh promosi jabatan.
Masa Kerja
16; 31%
10; 19%
7; 13%
19; 37%
10; 19%
Bagian Pemasaran
Bagian Operasional
Bagian Bisnis Mikro
28; 54%
59
4.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sahih atau tidaknya
pertanyaan yang akan digunakan dalam mengevaluasi pelaksanaan penilaian prestasi
kerja karyawan dan promosi jabatan. Uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan
dengan menyebarkan kuisioner kepada 52 responden karyawan tetap, dimana
kuisioner tersebut terdiri dari 28 pertanyaan mengenai penilaian prestasi kerja
karyawan dan 26 pertanyaan mengenai promosi jabatan karyawan. Dari hasil
pengujian dengan menggunakan produk moment dalam Microsoft Excel dan SPSS
15.0 for Windows dapat diketahui bahwa seluruh pertanyaan yang terdapat di dalam
kuesioner dinyatakan sahih (r hitung > r tabel = 0,273 untuk n = 52 pada selang
kepercayaan 95%) dan dapat diandalkan. Nilai alpha yang dihasilkan dari penilaian
prestasi kerja berdasarkan humus Alpha Cronbachs sudah berada diatas 0,6 (0,931).
Sedangkan Alpha Cronbachs pada promosi jabatan sudah berada diatas 0,6 (0,818).
Data selengkapnya mengenai hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada
Lampiran 4 dan 5.
4.3 Penilaian Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk
.
4.3.1 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Penilaian prestasi kerja adalah bagian utama dari seluruh proses
penilaian atas aspek-aspek karyawan seperti karakter atau kepribadian,
penampilan dan potensinya. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja juga
merupakan salah satu tugas yang penting untuk memperbaiki dan mendorong
karyawan, agar dapat bekerja lebih baik. Hal ini berguna bagi pimpinan, agar
dapat memberikan yang terbaik bagi para karyawannya dalam mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan. Jadi tujuan penilaian yang dilaksanakan
adalah untuk mengetahui sejauhmana seorang karyawan menguasai pekerjaan
yang diberikan kepadanya berdasarkan sasaran kinerja objektif dan sasaran
kompetensinya, serta prestasi yang telah dicapainya dalam bekerja.
Penilaian prestasi kerja karyawan yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk adalah dengan menggunakan SMK (Sistem
60
Manajemen Kinerja). SMK merupakan suatu dasar yang digunakan sebagai alat
rasional untuk mencapai sasaran perusahaan.
Tujuan SMK PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk adalah sebagai
berikut :
1. Mengoptimalisasi kinerja bank.
2. Menciptakan keselarasan antara kinerja dengan jabatan.
3. Menciptakan kesadaran pekerja untuk memberikan yang terbaik bagi
perusahaan.
4. Memberikan penilaian secara objektif dan konsisten.
5. Mewujudkan hubungan yang jelas antar pencapaian rencana sasaran kinerja
dengan penghargaan serta proses pendisiplinan.
6. Memberikan penghargaan bagi pekerja secara tepat dan terarah.
7. Menciptakan iklim kerja yang kompetitif dan produktif.
8. Mengembangkan kemampuan dan motivasi pekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas 51,9% menyatakan
setuju dalam mengetahui adanya penilaian prestasi kerja karyawan tersebut, dan
minoritas 21,2% menyatakan cukup setuju. Berdasarkan Tabel 3 pendapat
responden ini termasuk kategori baik dengan skor rataan 4,06. Hal ini
menyatakan bahwa seluruh karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia mengetahui
tentang adanya penilaian prestasi kerja yang dilaksanakan, tidak ada karyawan
yang tidak mengetahui sama sekali, hanya masih perlu ketegasan dari pimpinan
agar karyawan dapat mengetahui jelas tentang penilaian prestasi kerja yang
dilaksanakan.
Tabel 3. Pendapat responden mengenai pengetahuan penilaian prestasi
karyawan.
Pendapat Responden
Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Skor rataan
Kategori
Jumlah
(orang)
14
27
11
52
4,06
Baik
Persentase
(%)
26,9
51,9
21,2
100
-
kerja
61
4.3.2
4.
Pendapat responden
prestasi kerja karyawan.
Pendapat Responden
Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Skor rataan
Kategori
4.3.3
tentang
Jumlah
(orang)
14
27
8
3
52
4,00
Baik
waktu
pelaksanaan
penilaian
Persentase
(%)
26,9
51,9
15,4
5,8
100
-
62
3. Setelah disepakati hasil rencana sasaran kinerja, kemudian dilakukan
bimbingan sasaran kinerja. Dalam bimbingan sasaran kinerja, atasan pekerja
memberikan pembinaan I yaitu komentar/catatan yang berupa tindakantindakan yang harus dilakukan karyawan untuk pencapaian target dalam
rencana sasaran kinerja tersebut. Setelah itu dilakukan kesepakatan terhadap
hasil pembinaan I antara atasan karyawan dan karyawan.
4. Setelah berjalan 1 semester
atasan karyawan
memberikan
pembinaan
selanjutnya
pada
pembinaan II, dan jika belum mencapai target atasan karyawan akan
memberikan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan karyawan selanjutnya
dalam pembinaan II untuk mencapai sasaran kinerja (pencapaian target).
5. Tahap selanjutnya, pada akhir tahun dilakukan evaluasi sasaran kinerja,
yaitu membandingkan antara rencana sasaran kinerja obyektif yang
ditetapkan dengan sasaran kinerja obyektif yang berhasil diwujudkan.
Perbandingan tersebut akan menghasilkan empat peringkat pencapaian
sasaran kinerja obyektif.
6. Melakukan penilaian dengan cara keseluruhan nilai yang diperoleh dari
masing-masing sasaran kinerja obyektif dijumlahkan, lalu dibagi dengan
jumlah seluruh sasaran kinerja obyektif yang akan menentukan peringkat
pencapaian sasaran kinerja obyektif.
7. Jika karyawan yang dinilai telah menyetujui hasil tersebut, baik karyawan
yang dinilai maupun atasan karyawan menandatangani persetujuan terhadap
hasil evaluasi sasaran kinerja obyektif disertai tanggal, bulan dan tahun.
8. Evaluasi berikutnya adalah sasaran kompetensi, dengan membandingkan
antara tingkat kedalaman terhadap pencapaian kedalaman. Perbandingan
tersebut akan menghasilkan empat peringkat pencapaian sasaran kinerja
kompetensi.
9. Melakukan penilaian kompetensi dengan cara keseluruhan nilai yang
diperoleh dari masing-masing sasaran kompetensi dijumlahkan, kemudian
63
dibagi dengan jumlah sasaran kompetensi untuk mendapatkan nilai rataan
sasaran kompetensi yang akan menentukan predikat hasil evaluasi sasaran
kompetensi.
10. Jika karyawan yang nilai telah menyetujui hasil tersebut, baik karyawan
yang nilai maupun atasan karyawan menandatangani persetujuan terhadap
hasil evaluasi sasaran disertai tanggal, bulan dan tahun.
11. Setelah melakukan penilaian sasaran kinerja obyektif dan sasaran
kompetensi, maka langkah terakhir adalah menentukan predikat hasil
evaluasi sasaran kinerja akhir, yaitu dengan menjumlahkan sasaran kinerja
obyektif dan sasaran kompetensi, dan dikurangi hukuman disiplin bila ada.
Nilai akhir akan menentukan predikat hasil evaluasi sasaran kinerja akhir.
12. Setelah mendapat persetujuan dari pemeriksa, atasan pekerja dan pekerja,
dilakukan penandatanganan hasil evaluasi sasaran kinerja akhir yang disertai
tanggal dan komentar, baik dari pemeriksa, atasan pekerja maupun pekerja
itu sendiri.
13. Setelah diketahui hasil evaluasi akhir sasaran kinerja karyawan, dilakukan
pengisian formulir pelatihan dan pengembangan. Di dalam formulir berisi
rekomendasi dan persetujuan pemeriksa dan atasan pekerja serta dilengkapi
komentar dan usulan pekerja terhadap bentuk pelatihan dan pengembangan.
Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kinerja dan kompetensi
karyawan yang dinilai.
14. Jika semua telah sepakat dan setuju maka pemeriksa, atasan pekerja dan
pekerja menandatangani formulir tersebut. Contoh form penilaian prestasi
kerja karyawan yaitu SMK (Lampiran 3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 46,2% menyatakan setuju tentang
prosedur pelaksanaan penilaian prestasi kerja dan minimal menyatakan tidak
setuju yaitu 11.5% (Tabel 5). Hal ini berarti prosedur penilaian prestasi kerja
karyawan masih perlu adanya perubahan agar dapat lebih sesuai yang
diinginkan karyawan. Namun dari perolehan rataan skor sebesar 3,62 (Tabel 5)
dikategorikan baik. Dalam artian prosedur yang dilaksanakan selama ini baik
telah diketahui dan diterima oleh karyawan.
64
Tabel 5. Pendapat responden tentang prosedur pelaksanaan penilaian prestasi
kerja karyawan.
Pendapat Responden
Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Skor rataan
Kategori
4.3.4
Jumlah
(orang)
7
24
15
6
52
3,62
Baik
Persentase
(%)
13,5
46,2
28,8
11,5
100
-
kepuasan
pelanggan
dalam
peningkatan
kualitas
65
pelayanan
yang
baik
dan
sesuai dengan
prosedur,
dan atau
66
obyektif yang ditetapkan dengan sasaran kinerja obyektif (SKO) yang
berhasil diwujudkan. Perbandingan tersebut akan menghasilkan empat
peringkat pencapaian sasaran kinerja obyektif yang dapat dilihat pada
Lampiran 3.
1. Tidak mencapai target (nilai 1), apabila RSK obyektif yang ditetapkan
tidak berhasil dicapai, atau tingkat pencapaian <85% dari RSK obyektif
yang ditetapkan.
2. Mendekati target (nilai 2), apabila pencapaian sasaran kinerja obyektif
mencapai 85%- <100% dari RSK obyektif yang telah ditetapkan.
3. Memenuhi target (nilai 3), apabila pencapaian sasaran kinerja obyektif
mencapai 100%- <115% dari RSK obyektif yang telah ditetapkan.
4. Diatas target (nilai 4), apabila pencapaian sasaran kinerja obyektif
mencapai >/=115% dari RSK obyektif yang telah ditetapkan.
Keseluruhan nilai yang diperoleh dari masing-masing sasaran kinerja
obyektif dijumlahkan, lalu dibagi dengan jumlah seluruh sasaran kinerja
obyektif untuk mendapatkan nilai rataan sasaran kinerja obyektif. Nilai
rataan sasaran kinerja obyektif akan menentukan predikat pencapaian
sasaran kinerja obyektif yang dikelompokkan atas lima predikat berikut
(Tabel 6).
Tabel 6. Pengelompokkan predikat hasil evaluasi sasaran kinerja
obyektif.
Kategori
Istimewa
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
67
b. Dorongan berprestasi
c. Orientasi pelayanan pelanggan
2. Kompetensi Spesifik (Specific Competency)
a. Berpikir analitis
b. Berpikir konseptual
c. Berpikir strategis
d. Inisiatif
e. Kepedulian terhadap kualitas dan keakuratan
f. Kerja sama
g. Membina hubungan
h. Mempengaruhi orang lain
i.
Pencapaian informasi
j.
Percaya diri
68
sasaran kompetensi berdasarkan tingkat kedalamanan karyawan terhadap
pencapaian kedalaman karyawan yang terbagi menjadi empat peringkat
kinerja akhir, yaitu :
a. Tidak mencapai target (diberi nilai 1)
Apabila pekerja tidak menunjukkan indikasi perilaku kompetensi yang
dipersyaratkan (nilai kedalaman perilaku=0), atau beda negatif
kedalaman lebih dari 1 tingkat.
b. Mendekati target (diberi nilai 2)
Apabila pekerja menunjukkan indikasi perilaku kompetensi dengan beda
negatif kedalaman 1 tingkat pada kompetensi yang dipersyaratkan.
c. Memenuhi target (diberi nilai 3)
Apabila pekerja menunjukkan indikasi perilaku sesuai tingkat kedalaman
kompetensi yang dipersyaratkan.
d. Diatas target (diberi nilai 4)
Apabila pekerja menunjukkan indikasi perilaku kompetensi pada tingkat
kedalaman kompetensi melebihi yang ditetapkan atau memiliki beda
positif kedalaman kompetensi yang dipersyaratkan minimal 1 tingkat.
Keseluruhan nilai yang diperoleh dari masing-masing sasaran
kompetensi dijumlahkan, lalu dibagi dengan jumlah seluruh sasaran
kompetensi untuk mendapatkan nilai rataan sasaran kinerja kompetensi.
Nilai rataan sasaran kinerja kompetensi akan menentukan predikat hasil
evaluasi sasaran kompetensi yang dikelompokkan atas lima predikat yang
ada pada Tabel 7.
Tabel 7. Pengelompokkan predikat hasil evaluasi sasaran kompetensi
Kategori
Istimewa
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
69
ada. Hukuman disiplin sedang dan berat dikurangi 1,00 dan hukuman
disiplin ringan dikurangi 0,50. Nilai akhir dari evaluasi sasaran kinerja akan
menentukan predikat pencapaian hasil evaluasi sasaran kinerja akhir yang
dikelompokkan atas lima predikat (Tabel 8).
Tabel 8. Pengelompokkan predikat hasil evaluasi sasaran kinerja akhir
Kategori
Istimewa
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
Jumlah
(orang)
7
23
14
8
52
3,56
Baik
Persentase
(%)
13,5
44,2
26,9
15,4
100
-
70
4. Sifat Penilaian
Penilaian sasaran kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk bersifat rahasia dan fleksibel. Rahasia dalam arti hasil penilaian hanya
diketahui oleh pihak-pihak yang terkait langsung, yaitu karyawan yang
dinilai, atasan pekerja dan pemeriksa. Fleksibel dalam arti penentuan tujuan
secara sistematis diseluruh organisasi yang dapat memudahkan perencanaan
dan koordinasi dalam penilaian sasaran kinerja karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 46,2% responden menjawab
setuju tentang jaminan kerahasiaan perusahaan terhadap penilaian prestasi
kerja karyawan, sedangkan minoritas 23,1% menjawab cukup setuju.
Berdasarkan skor rataan sebesar 3,62, termasuk kategori baik. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan telah cukup menjamin kerahasiaan
terhadap hasil penilaian prestasi kerja karyawan tersebut (Tabel 10).
Tabel 10. Pendapat responden tentang sifat rahasia penilaian perusahaan
terhadap prestasi kerja karyawan.
Pendapat Responden
Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Skor rataan
Kategori
Jumlah
(orang)
16
24
12
52
4,08
Baik
Persentase
(%)
30,8
46,2
23,1
100
-
71
Pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang tidak efektif dapat
dihindari dengan mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai dari penilaian
tersebut. Tujuan yang dimaksud adalah berdasarkan sistem manajemen
kinerja, adalah :
a. Mengoptimalisasi kinerja bank.
b. Menciptakan keselarasan antara kinerja dengan jabatan.
c. Menciptakan kesadaran pekerja untuk memberikan yang terbaik bagi
perusahaan.
d. Memberikan penilaian secara objektif dan konsisten.
e. Mewujudkan hubungan yang jelas antar pencapaian rencana sasaran
kinerja dengan penghargaan serta proses pendisiplinan.
f. Memberikan penghargaan bagi pekerja secara tepat dan terarah.
g. Menciptakan iklim kerja yang kompetitif dan produktif.
h. Mengembangkan kemampuan dan motivasi pekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,8% responden menyatakan
setuju mengenai pengetahuan tujuan penilaian prestasi kerja tersebut, dan
17,3% responden menyatakan cukup setuju. Berdasarkan skor rataan yang
diperoleh sebsar 4,12, termasuk kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden telah setuju terhadap tujuan penilaian prestasi
kerja tersebut yaitu merupakan tujuan SMK, yang dilakukan PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, dengan kata lain tujuan SMK telah sesuai
dengan penilaian yang dilaksanakan (Tabel 11).
Tabel 11. Pendapat responden tentang tujuan penilaian prestasi kerja
karyawan.
Pendapat Responden
Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Skor rataan
Kategori
Jumlah
(orang)
15
28
9
52
4,12
Baik
Persentase
(%)
28,8
53,8
17,3
100
-
72
2. Mengetahui pekerjaan yang diharapkan
Diskusi pada karyawan terlebih dahulu dilakukan PT. Bank Rakyat
Indonesia, (Persero), Tbk untuk
73
menunjukkan bahwa sebagian besar responden sangat menyetujui dengan
adanya diskusi terlebih dahulu sebelum memberikan hasil penilaian, apakah
telah sesuai target yang dicapai oleh karyawan yang dinilai (Tabel 12),
adanya kesepakatan antara kedua belah pihak tentang rencana sasaran kerja
karyawan dan hasil penilaian, sehingga atasan dapat mengetahui apa yang
akan dikerjakan karyawan dan bagaimana karyawan tersebut mencapainya,
sedangkan karyawan dapat menyetujui tugas yang akan dilakukan dengan
saran yang diberikan atasan dalam pembinaan dan hasil
kerja yang
diperoleh. Hal ini juga merupakan salah satu cara agar terjadi komunikasi
yang baik antara atasan dan bawahan sehingga hubungan akan terjalin
dengan baik.
Tabel 12. Pendapat Responden mengenai kesempatan berdiskusi
Pendapat Responden
Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Skor rataan
Kategori
Jumlah
(orang)
19
15
18
52
4,02
Baik
Persentase
(%)
36,5
28,8
34,5
100
-
74
Tabel 13. Pendapat Responden mengenai keobyektifan penilaian
prestasi
kerja karyawan.
Pendapat Responden
Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Skor rataan
Kategori
Jumlah
(orang)
15
25
9
3
52
4,00
Baik
Persentase
(%)
28,8
48,1
17,3
5,8
100
-
Jumlah
(orang)
14
19
17
2
52
3,87
Baik
Persentase
(%)
26,9
36,5
32,7
3,8
100
-
75
yang telah dilakukan, yang akan berpengaruh pada prestasi karyawan
(meningkat) dan promosi jabatan (pengembangan karirnya). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 44,2%, responden menyatakan setuju tentang manfaat
penilaian prestasi kerja karyawan dan 1,9% menyatakan tidak setuju (Tabel
15). Hal ini menunjukkan karyawan masih belum merasakan manfaat dari
penilaian tersebut dikarenakan penilaian yang masih dirasakan subyektif.
Namun berdasarkan skor rataan yang diperoleh sebesar 4,04, pendapat
responden termasuk kategori baik.
Tabel 15. Pendapat Responden tentang manfaat penilaian prestasi
karyawan.
Pendapat Responden
Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Skor rataan
Kategori
Jumlah
(orang)
16
23
12
1
52
4,04
Baik
kerja
Persentase
(%)
30,8
44,2
23,1
1,9
100
-
76
meliputi kemampuan dalam menguasai bidang kerja baik teknik maupun metode
pengerjaan, menguasai kemampuan hardskill, kedisiplinan diri dan kerja serta
kecakapan kerja karyawan untuk memberikan suatu prestasi yang lebih bagi
perusahaan. Ini berhubungan pada penilaian yang terdapat dalam SMK, dimana
karyawan dituntut untuk memenuhi pencapaian target yang telah ditentukan
oleh atasan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan dan pemahaman teknis dan
metode pekerjaan yang jelas mengenai apa yang akan dikerjakan dan
bangaimana mengerjakannya, sesuai dalam pencapaian tujuan perusahaan
Tabel 16. Rataan skor dan kategori kemampuan teknis
Pertanyaan
STS
(1)
TS
(2)
CS
(3)
S
(4)
SS
(5)
Rataan
skor
Kategori
20
16
16
3,92
Baik
27
17
4,17
Baik
21
22
4,25
Sangat
baik
11
7
20
28
21
14
4,19
4,02
Baik
Baik
24
18
4,06
Baik
60
136
108
4,10
Baik
77
masing karyawan agar dapat menunjang jabatan dan tanggung jawab kerja yang
dimiliki.
Tabel 17. Rataan skor dan kategori kemampuan konseptual
Pertanyaan
STS
(1)
TS
(2)
CS
(3)
S
(4)
SS
(5)
Rataan
skor
Kategori
13
23
13
3,88
Baik
12
23
17
4,10
Baik
33
17
4,29
Sangat baik
22
16
12
3,73
Baik
13
23
12
3,83
Baik
62
118
71
3,96
Baik
dana
dari
masyarakat
dalam
bentuk
simpanan
dan
78
Tabel 18.Rataan skor dan kategori kemampuan hubungan interpersonal
Pertanyaan
STS
(1)
TS
(2)
CS
(3)
S
(4)
SS
(5)
Rataan
skor
Kategori
26
17
4,15
Baik
18
21
13
3,90
Baik
15
24
13
3,96
Baik
10
26
13
3,94
Baik
19
27
4,40
58
116
83
4,07
Sangat
baik
Baik
4.4 Promosi Jabatan Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
4.4.1 Tujuan dan manfaat Promosi Jabatan
Dalam mempertahankan motivasi karyawan kepentingan perencana serta
pengembangan karier karyawan diperlukan ketentuan yang dapat digunakan
sebagai pedoman pengembangan karier karyawan.
1. Tujuan Promosi Jabatan :
Adapun yang menjadi tujuan dari promosi jabatan yaitu dengan
pengembangan karier karyawan adalah sebagai berikut :
a. Memberikan arah pengembangan karier karyawan secara lebih tegas dan
jelas.
b. Mengarahkan perencanaan dan pengembangan karier karyawan sesuai
dengan prinsip job-person match (yaitu prinsip atau kondisi yang
mendasari proses penempatan pekerja pada sebuah jabatan,dimana harus
mempertimbangkan kesesuaian (match) antara jabatan dan pekerja yang
79
menduduki
jabatan
tersebut
(person)),
sehingga
pekerja
dapat
pedoman
bagi
pekerja
dalam
merencanakan
dan
mengembangkan kariernya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51,9% responden
menyatakan
dikarenakan belum adanya penjelasan yang merata kepada semua pihak tentang
adanya promosi jabatan karyawan tersebut. Dan juga karena beberapa dari
karyawan belum begitu memahami promosi jabatan karyawan yang ditetapkan
oleh perusahaan. Namun berdasarkan skor rataan yang diperoleh sebesar 3,79
termasuk kategori baik
Tabel 19. Pendapat responden mengenai pengetahuan promosi jabatan
karyawan.
Pendapat Responden
Jumlah
Persentase
(orang)
(%)
Sangat setuju
10
19,2
Setuju
27
51,9
Cukup setuju
9
17,3
Tidak setuju
6
11,5
Sangat tidak setuju
Total
52
100
Skor rataan
3,79
Kategori
Baik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 46,2% responden menyatakan
setuju
mengenai
pengetahuan
tujuan
promosi
jabatan
karyawan
80
semua pihak tentang tujuan promosi jabatan karyawan tersebut atau kurang
dilakukannya sosialisasi oleh pihak perusahaan.
Tabel 20. Pendapat responden tentang pengetahuan tujuan promosi jabatan
karyawan
Pendapat Responden
Jumlah
Persentase
(orang)
(%)
Sangat setuju
11
21,2
Setuju
24
46,2
Cukup setuju
13
25,0
Tidak setuju
4
7,7
Sangat tidak setuju
Total
52
100
Skor rataan
3,81
Kategori
Baik
4.4.2 Syarat-syarat Promosi Jabatan
Promosi yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
harus memenuhi syarat-syarat tertentu dalam menduduki suatu jabatan tertentu.
Adapun syarat-syarat tersebut antara lain yaitu :
1. Job opening
Job opening atau yang disebut juga lowongan jabatan merupakan
persyaratan utama seorang karyawan dipromosikan ke jabatan yang lebih
tinggi yaitu apabila terdapat kekosongan jabatan. Seperti halnya pada
jabatan manajer dan supervisor pada masing-masing bidang dilaksanakan
jika jabatan benar-benar kosong, karena untuk menduduki jabatan tersebut
hanya untuk satu orang saja pada bidang-bidang tertentu. Lain halnya
dengan jabatan yang berada dibawahnya seperti (account officer) yang dapat
diduduki oleh dua orang atau lebih. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa ada tidaknya kesempatan promosi jabatan yang diberikan sangat
dipengaruhi oleh kekosongan jabatan yang ada (job opening).
2.
81
3. Masa Kerja
Pelaksanaan promosi jabatan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk ini dapat dilakukan apabila karyawan telah bekerja minimal selama tiga
tahun. Tetapi apabila dalam jangka waktu tiga tahun tersebut tidak terdapat
kekosongan jabatan dan SMK tidak menunjukkan prestasi kerja, maka
karyawan tidak mendapat kesempatan dalam promosi jabatan.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting dalam menduduki sebuah jabatan.
Karena dalam menduduki suatu jabatan diperlukan tingkat pendidikan yang
sesuai untuk menunjang tugas dan tanggung jawabnya. Juga dalam
menunjang pengembangan karirnya.
Persyaratan jabatan dilihat berdasarkan job opening atau formasi jabatan,
SMK, masa kerja dan latar belakang pendidikan, serta kemampuan lainnya yang
disesuaikan dengan lingkup kerjanya. Berikut ini beberapa contoh persyaratan
jabatan yang telah ditetapkan :
a. Manager :
1). Formasi grade 10-11
2). Pendidikan minimal S1
3). Syarat SMK 2 tahun terakhir mulai dari baik, sangat baik hingga istimewa
4). Masa kerja 9 tahun
5). Memiliki kompetensi inti, spesifik, dan kepemimpinan dengan tingkat
kedalaman tertentu sesuai ketetapan.
b. Supervisor :
1). Formasi grade 5-6
2). Pendidikan minimal S1
3). Syarat SMK 2 tahun terakhir mulai dari baik, sangat baik hingga istimewa
4). Masa kerja 68 tahun
5). Memiliki kompetensi inti, spesifik, dan kepemimpinan dengan tingkat
kedalaman tertentu sesuai ketetapan.
c. Administrasi Kredit :
1). Formasi grade 4
82
2). Pendidikan minimal D3-S1
3). Syarat SMK 2 tahun terakhir mulai dari baik, sangat baik hingga
istimewa
4). Masa kerja 2-3 tahun
5). Memiliki kompetensi inti dan spesifik dengan tingkat kedalaman tertentu
sesuai ketetapan.
Persyaratan diatas merupakan sebagian kecil dari persyaratan jabatan
masing-masing, karena persyaratan lainnya merupakan data rahasia perusahaan
yang tidak dapat dipublikasikan secara umum. Jabatan Manager dan Supervisor
diatas adalah contoh jabatan struktural, dimana jabatan ini memiliki bawahan
sesuai lingkup kerja masing-masing. Sedangkan jabatan administrasi kredit
(ADK) merupakan contoh jabatan fungsional, dimana jabatan ini tidak memiliki
bawahan dalam lingkup kerjanya. Untuk jabatan lainnya dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50,0% responden menyatakan
setuju/mengetahui adanya promosi jabatan karyawan tersebut, dan 5,8%
responden menyatakan tidak mengetahui tentang persyaratan promosi jabatan
karyawan (Tabel 21). Hal ini menunjukkan bahwa belum adanya penjelasan
yang merata kepada semua pihak tentang persyaratan promosi jabatan karyawan
tersebut. Dan juga karena beberapa dari karyawan belum begitu memahami
promosi jabatan karyawan yang ditetapkan oleh perusahaan. Namun
berdasarkan skor rataan yang diperoleh sebesar 3,83 termasuk kategori baik.
Tabel 21. Pendapat responden tentang persyaratan promosi jabatan karyawan.
Pendapat Responden
Jumlah
Persentase
(orang)
(%)
Sangat setuju
10
19,2
Setuju
26
50,0
Cukup setuju
13
25,0
Tidak setuju
3
5,8
Sangat tidak setuju
Total
52
100
Skor rataan
3,83
Kategori
Baik
83
menyatakan
84
Tabel 22. Pendapat responden tentang prosedur promosi jabatan karyawan.
Pendapat Responden
Jumlah
Persentase
(orang)
(%)
Sangat setuju
16
30,8
Setuju
28
53,8
Cukup setuju
5
9,6
Tidak setuju
3
5,8
Sangat tidak setuju
Total
52
100
Skor rataan
4,10
Kategori
Baik
Suatu jabatan karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia, (Persero), Tbk
menetapkan ketentuan job familiy (keluarga jabatan) yaitu sebagai pedoman
pengembangan sumber daya manusia dan perencanaan karier yang disesuaikan
dengan perkembangan organisasi. Setiap keluarga jabatan memiliki level
jabatan yang menunjukkan perbedaan tanggung jawab (akuntabilitas) yang
signifikan antara sekelompok jabatan dengan sekelompok jabatan lain dalam
keluarga jabatan yang sama. Dimana job family ini dibagi menjadi 18 job grade
(golongan jabatan) yang dimulai dari grade terendah adalah grade 3. Job grade
(golongan jabatan) adalah kelompok/golongan dari berbagai nilai/bobot/ukuran
jabatan dalam didalam suatu rentang nilai tertentu untuk menggambarkan
jabatan yang memiliki nilai/bobot/ukuran yang relatif sama. Berikut
pengelompokan golongan jabatan (eselon ) dan Corporate Title jabatan
karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk :
85
Tabel 23.
86
Tabel 24. Pendapat responden tentang keharusan pimpinan untuk terbuka dalam
pelaksanaan promosi jabatan karyawan.
Pendapat Responden
Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Skor rataan
Kategori
Jumlah
(orang)
30
13
9
52
4,40
Baik
Persentase
(%)
57,7
25,0
17,3
100
-
Jumlah
(orang)
18
24
9
1
52
4,13
Baik
Persentase
(%)
34,6
46,2
17,3
1,9
100
-
87
karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,8% responden menjawab
setuju, dan 21,2% menjawab cukup setuju dengan skor rataan sebesar 4,04
termasuk dalam kategori baik (Tabel 27). Sehingga hal ini dapat memberikan
manfaat bagi karyawan dalam mengembangkan karir. Hasil penelitian
menunjukkan 55,8% menyatakan setuju dan 1,9% menyatakan cukup setuju
dengan skor rataan sebesar 4,04 termasuk dalam kategori baik (Tabel 28).
Tabel 26. Pendapat responden tentang promosi mendorong karyawan untuk
meningkatkan prestasi.
Pendapat Responden
Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total
Skor rataan
Kategori
Jumlah
(orang)
15
33
4
52
4,21
Baik
Persentase
(%)
28,8
63,5
7,7
100
-
Jumlah
(orang)
13
28
11
52
4,04
Baik
Persentase
(%)
25,0
53,8
21,2
100
-
Tabel 28. Pendapat responden tentang promosi memberi manfaat bagi karyawan
Pendapat Responden
Jumlah
Persentase
(orang)
(%)
Sangat setuju
13
25,0
Setuju
29
55,8
Cukup setuju
9
17,3
Tidak setuju
1
1,9
Sangat tidak setuju
Total
52
100
Skor rataan
4,04
Kategori
Baik
88
4.4.5
STS
(1)
TS
(2)
CS
(3)
S
(4)
SS
(5)
Rataan
skor
Kategori
27
14
3,94
Baik
33
3,94
Baik
13
60
23
3,94
Baik
seorang
karyawan
dalam
promosi
jabatan
kinerja
dan
89
karyawan semakin maju dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya juga
dapat termotivasi dalam mengembangkan karirnya.
STS
(1)
TS
(2)
CS
(3)
S
(4)
SS
(5)
Rataan
skor
Kategori
11
30
10
3,94
Baik
28
16
4,15
Baik
31
17
4,25
Sangat
baik
10
4,00
Baik
12
27
3,79
Baik
30
13
4,04
Baik
50
179
75
4,02
Baik
90
Tabel 31. Rataan skor persepsi karyawan terhadap karakteristik pribadi
Pertanyaan
STS
(1)
TS
(2)
CS
(3)
S
(4)
SS
(5)
Rataan
skor
Kategori
11
27
14
4,06
Baik
30
15
4,12
Baik
16
57
29
4,09
Baik
STS
(1)
TS
(2)
CS
(3)
S
(4)
SS
(5)
Rataan
skor
Kategori
15
24
11
3,85
Baik
22
23
4,29
Sangat
baik
22
26
4,42
Sangat
baik
25
68
60
4,18
Baik
91
prestasi yang baik. Ini menunjukkan bahwa atasan telah berlaku cukup adil pada
seluruh karyawan tanpa memperhatikan ikatan informal seperti persahabatan
tersebut, sesuai metode yang terdapat dalam SMK yaitu penilaian prestasi yang
obyektif (sesuai sasaran) dan promosi kerja secara obyektif pula.
Tabel 33. Rataan skor persepsi karyawan terhadap persahabatan
Pertanyaan
STS
(1)
TS
(2)
CS
(3)
S
(4)
SS
(5)
Rataan
skor
Kategori
11
26
4,08
Baik
44
10
33
4,33
Sangat
baik
11
21
20
4,17
Baik
59
24
42
31
4,19
Baik
4.5 Hubungan Penilaian Prestasi Kerja Dengan Promosi Jabatan Karyawan pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Hasil analisis Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antara penilaian
prestasi kerja terhadap promosi jabatan, dapat dilihat pada
Tabel 34.
Signifikansi
0,000
Nilai rs
0,906
Kategori korelasi
Keputusan H0/H1
Tolak H0/Terima H1
Berdasarkan Tabel 33. Dapat dilihat bahwa hasil uji korelasi Rank Spearman
yang dilakukan pada penilaian prestasi kerja terhadap promosi jabatan menunjukkan
angka 0.906 dengan signifikansi 0,000< 0,05
bahwa antara penilaian prestasi kerja dan promosi memiliki korelasi yang sangat kuat
dan positif. Artinya semakin baik atau tingi nilai dari penilaian prestasi kerja seorang
92
karyawan, maka semakin besar pula kesempatan promosi jabatan yang diperolehnya,
begitu pula sebaliknya.
Untuk mengetahui keberartian koefisian antara penilaian prestasi kerja terhadap
promosi jabatan dilakukan uji hiptesis berikut :
Ho : = 0 tidak ada hubungan antara penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan.
H1 : 0 ada hubungan antara penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan.
Diperoleh hasil dengan nilai thitung = 15,13 dan selanjutnya dibandingkan dengan
ttabel = 1,96 pada = 0,05. Nilai thitung > ttabel maka tolak H0 dan terima H1, yang
berarti terdapat hubungan antara penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan. Jika
dikategorikan dengan menggunakan batasan Champion (Singarimbun dan Efendi
(2002) dalam Gunawan (2007), nilai rs termasuk kategori high association (0,906),
yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang kuat dan positif antara penilaian
prestasi kerja karyawan dengan promosi jabatan di PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk.
Hal ini membuktikan bahwa penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk memiliki hubungan kuat dan positif dengan
promosi jabatan. Untuk memperoleh kesempatan promosi jabatan, karyawan harus
memiliki value ended dalam ketegori baik, sangat baik sampai pada istimewa, melalui
kemampuan-kemampuan yang dimiliki karyawan. Kemampuan tersebut meliputi
kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan hubungan inter personal. Dimana
value ended yang diperoleh karyawan terdapat dalam form SMK. Selain tergantung
pada job opening yang ada di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. karyawan
harus memenuhi syarat SMK yaitu minimal 2 tahun terakhir adalah baik, sangat baik,
hingga istimewa. Menurut Rivai (2006) menyatakan bahwa salah satu tujuan dari
penilaian prestasi kerja karyawan adalah keputusan penempatan yaitu promosi jabatan
sebagai penghargaan yang diberikan perusahaan untuk kinerja yang lalu.
93
4.6 Implikasi Manajerial
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa penilaian prestasi
kerja memiliki hubungan yang sangat kuat dan positif terhadap promosi jabatan
karyawan. Oleh karena itu karyawan perlu memiliki prestasi kerja yang optimal agar
dapat mencapai visi dan misi perusahaan, yang pada akhirnya dapat mengembangkan
karir karyawan. Penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan dapat dilaksanakan
dengan baik apabila sesuai dengan harapan karyawan. Untuk itu atasan dapat
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sistem maupun prosedur penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan harus lebih
disosialisasikan lagi pada karyawan, misalnya dua kali sosialisasi sebelum
dilaksanakannya penilaian prestasi dan promosi jabatan, agar karyawan mengerti
lebih baik akan pentingnya penilaian prestasi kerja sehingga karyawan akan lebih
giat meningkatkan prestasi kerjanya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan atau
mengembangkan karirnya.
2. Atasan sebaiknya dapat lebih obyektif dalam pelaksaanaan penilaian prestasi kerja
dan promosi jabatan dikarenakan masih terdapat unsur subyektivitas, adanya
hambatan halo effect (pengaruh perasaan like dislike (suka atau tidak suka) atasan
terhadap bawahan/karyawan) dan masih adanya karyawan yang merasakan
kekurang adilan atasan dalam pelaksanaan tersebut.
3. Penilai (atasan) sebaiknya dapat mempertimbangkan berbagai informasi yang
diperoleh dari pihak lain (selain tim penilai) seperti rekan sekerja (satu ruangan)
karyawan yang dinilai dan menyediakan tim pengawas penilaian agar memperoleh
penilaian yang obyektif.
4. Atasan perlu menghargai ide-ide atau gagasan yang berasal dari karyawan dalam
menentukan RSK (Rencana Sasaran Kinerja) agar tercipta sasaran kinerja obyektif
yang sesuai.
5. Atasan sebaiknya dapat lebih terbuka pada karyawan dalam pelaksanaan promosi
jabatan agar karyawan boleh mendapat kesempatan yang sama dalam
mengembangkan karirnya masing-masing.
6. Menjaga hubungan yang baik antara atasan dan karyawan baik di dalam maupun
di luar lingkungan kerja agar tercipta kondisi kerja yang lebih baik.
94
7. Agar dapat meningkatkan kinerja sebaiknya perlu diadakan waktu khusus untuk
melaksanakan training dan pemberian motivasi karyawan.
95
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk menurut persepsi karyawan adalah baik. Penilaian prestasi kerja
tersebut bernama Sistem Manajemen Kinerja (SMK) yang menggunakan metode
Management By Objective (MBO). SMK dengan pendekatan pada Balanced
Scorecard, terdapat empat aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan, bisnis internal,
dan pekerja, juga dilakukan penilaian terhadap kompetensi karyawan sesuai jabatan
karyawan. Penilaian ini dilaksanakan satu kali dalam satu tahun oleh pimpinan
cabang, dimana pencapaian sasaran kinerja dan hasil penilaian dilakukan negoisasi
terlebih dahulu kemudian diperoleh hasil penilaian yang obyektif dengan standar
nilai yang telah ditentukan.
2. Pelaksanaan promosi jabatan menurut persepsi karyawan telah berjalan baik.
Pelaksanaannya dilakukan pada karyawan yang telah memiliki masa kerja minimal
tiga tahun dan jika terdapat job opening (lowongan jabatan). Dengan syarat utama
adalah prestasi kerja yang sesuai pada standar penilaian SMK. Kenaikan jabatan
disesuaikan dengan grade jabatan, dimana setiap jabatan memiliki tugas, tanggung
jawab dan kedalaman kompetensi yang berbeda.
3. Terjadi hubungan yang sangat kuat antara penilaian prestasi kerja karyawan
terhadap promosi jabatan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk yaitu sebesar
0,906 dengan signifikansi 0,000< 0,05 ( = 0,05). Hal ini menyatakan semakin baik
atau tinggi nilai dari penilaian prestasi kerja seorang karyawan, maka semakin besar
pula kesempatan promosi jabatan yang diperolehnya, begitu pula sebaliknya. Dalam
batasan Champion, nilai rs termasuk kategori high association (0,906), yaitu kondisi
yang menunjukkan hubungan yang kuat dan positif antara penilaian prestasi kerja
karyawan terhadap promosi jabatan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
96
2. Saran
1. Pihak perusahaan sebaiknya tetap mempertahankan predikat baik sistem penilaian
prestasi kerja dan promosi jabatan, agar lebih baik sebaiknya perusahaan/atasan
perlu meninjau ulang tentang apa yang diharapkan oleh karyawan yang berkaitan
dengan penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan. Hal ini dimaksudkan agar
atasan/perusahaan dapat memperhatikan persepsi dan harapan-harapan yang dapat
dituangkan dalam SMK, sehingga terjadi keselarasan antara pimpinan dan bawahan,
serta pencapaian sasaran kinerja perusahaan yang maksimal.
2. Penelitian ini hanya mengungkapkan bagaimana penilaian prestasi kerja dan
promosi jabatan karyawan, maka disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
dapat mengembangkan faktor lain seperti iklim komunikasi organisasi, motivasi
kerja karyawan dan lain-lain.
97
DAFTAR PUSTAKA
Arep, I. dan H Tanjung, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti,
Jakarta. Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. 7th Edition. PT
Prenhallindo, Jakarta.
Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. 7th Edition. PT Prenhallindo, Jakarta.
Gunawan, Ronny. 2007. Analisis Sistem Penilaian Prestasi dan Motivasi Verja Karyawan
bagian Produksi PT Elangperdana Tyre Industry. Skripsi pada Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Herwenita. 2007. Analisis Hubungan Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja dan Promosi
Jabatan Struktural Pada Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian. Skripsi pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
http://www.bri.co.id
http://www.google.co.id
Katrianingsih. 2001. Kajian Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Hubungannya dengan
Penentuan Promosi Karyawan pada PT Pupuk Kujang (PERSERO) Cikampek, Jawa
Barat. Skripsi. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. PT. Gelora Aksara
Pratama. Jakarta
Lase, Jason. 2007. Prestasi Kerja Pejabat Departemen Agama Republik Indonesia Pusat.
Jurnal Ilmiah Sutisning, Universitas Kristen Papua, Papua.
Mangkuprawira, Tb. Sjafri. 2004. Manajemen Sumberdaya Strategik. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Mangkunegara, A.A.A.P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT.
Remaja Rosda Karya, Bandung.
Maarif, Fauzia Agustina. 2005. Analisis Hubungan Penilaian Kinerja Dengan Produktivitas
Karyawan (Studi Kasus Pada Sub Divisi Group Liabilities Consumer Banking PT.
Bank Bukopin, Jakarta). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Masrur, Ahmad Rajaul. 2006. Analisis Dimensi Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Bank
Syariah Mandiri di Wilayah Jawa Timar. www. damandiri.or. id. [ 23 April 2008]
Rivai, Veitzel. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
98
Sari, W. P. 2005. Kajian Evaluasi Kinerja dan Promosi Jabatan Pada PT. Champion Kurnia
Djaja Technologies. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Sari, A.I. 2004. Analisis Hubungan antara Persepsi Pegawai Terhadap Penilaian Kinerja
Dengan Pola Karir pada PT. (Persero) Biro Klasifikasi Indonesia. Skripsi pada
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Stoner, J.A.F
dan R.E Freeman. 1992. Manajemen. Edisi Keempat. Intermedia, Jakarta.
Singarimbun, M. dan S. Effendi. 2006. Metode Penelitian Survey. Pustaka LP3ES
Indonesia. Jakarta.
Umar, H. 2004. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
87
KUESIONER
Kuesioner ini disusun dalam rangka penyusunan tugas akhir. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis hubungan penilaian prestasi kerja karyawan terhadap promosi jabatan kerja
karyawan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Bogor. Oleh karena itu
dimohon kerelaan Bapak/Ibu untuk mengisi beberapa lembar daftar pertanyaan berikut
ini. Kejujuran, keakuratan dan kelengkapan jawaban sangat diharapkan agar informasi
yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Kuesioner ini digunakan hanya untuk
tujuan penelitian, tidak berpengaruh terhadap kedudukan atau kepentingan
Bapak/Ibu. Semua informasi yang diberikan dijamin kerahasiaannya.
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN TERHADAP
PROMOSI JABATAN KERJA KARYAWAN
(STUDI KASUS PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK CABANG
BOGOR, JAWA BARAT)
Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden untuk mengisi
kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan instrument penelitian yang dilakukan oleh :
Peneliti
NRP
Departemen
Fakultas
Perguruan tinggi
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dan isilah titik-titik
sesuai dengan jawaban anda.
1. Usia
a. 20-29 tahun
b. 30-39 tahun
2. Jenis Kelamin
a. Pria
b. Wanita
3. Tingkatpendidikan
a. SLTA
b. D3
4. Masakerja
a. 1-10 tahun
b. 11-20 tahun
5. Jabatan
6. Bagian/seksi
:.
:.
c. 40-49 tahun
d. >49 tahun
c. S1
d. S2
c. 21-30 tahun
d. >30 tahun
88
Lanjutan lampiran 1
A. Penilaian Prestasi Kerja
Beri tanda checklist () pada kotak jawaban yang paling sesuai dengan pilihan anda.
Keterangan :
S : Setuju
STS : Sangat tidak setuju
SS : Sangat setuju
TS : Tidak setuju
CS : Cukup setuju
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pertanyaan
Saya sudah mengetahui mengenai penilaian prestasi
kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.
Saya mengetahui tujuan perusahaan mengadakan
penilaian prestasi kerja.
Saya mengetahui waktu pelaksanaan penilaian prestasi
kerja di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk,
Cabang Bogor.
Saya sudah mengetahui standar penilaian prestasi kerja
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Saya mengetahui prosedur (tata cara) penilaian prestasi
kerja yang dilaksanakan perusahaan ini.
Perusahaan sudah menjamin kerahasiaan dari penilaian
hasil kerja karyawan, (hanya diketahui oleh pihakpihak yang berkepentingan saja)
Perusahaan selama ini sudah objektif (adil, tidak
membeda-bedakan ras, asal daerah dan jenis kelamin)
dalam melakukan penilaian prestasi kerja saya .
Atasan saya telah memberikan kesempatan untuk
mendiskusikan hasil penilaian prestasi kerja saya atau
mengajukan keberatan, seandainya hasil penilaian
tersebut dirasakan kurang adil.
Pelaksanaan penilaian prestasi kerja selama ini
bermanfaat bagi karyawan.
Perusahaan sudah melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan penilaian prestasi kerja.
Saya mendapatkan sanksi atau teguran apabila
penilaian prestasi kerja saya buruk.
Pelaksanaan
penilaian
prestasi
kerja
akan
menumbuhkan motivasi untuk berprestasi saya.
Kemampuan Teknis
No.
Pertanyaan
1.
Mampu menguasai bidang kerja masing-masing
meliputi metode dan teknik pekerjaan
2.
Memiliki hardskill sesuai yang dibutuhkan oleh
perusahaan meliputi menggunakan sarana dan
prasarana yang disediakan.
3.
Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan
baik dan tepat waktu.
4.
Disiplin waktu
5.
Kecakapan kerja meliputi kinerja yang baik dan
pencapaian target perusahaan
6.
Frekuensi kehadiran sesuai dengan peraturan yang
berlaku
STS
TS
CS
SS
STS
TS
CS
SS
89
Lanjutan lampiran 1
Kemampuan Konseptual
No.
Pertanyaan
1.
Mampu berpikir orisinil berdasarkan inisiatif sendiri
dalam melaksanakan tugas dan memecahkan masalah.
2.
Memiliki softskill (pengetahuan) yang dibutuhkan oleh
perusahaan
3.
Memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
4.
Mampu mengambil keputusan dalam menghadapi
masalah dan menyelesaikan masalah.
5.
Memiliki ide (inovasi) dalam mengembangkan diri dan
perusahaan.
Kemampuan Hubungan Interpersonal
No.
Pertanyaan
1.
Memiliki pribadi yang baik, wajar, dan simpatik
terhadap sesama
2.
Mampu bekerja sama dengan karyawan lain baik
secara vertikal (atasan dan bawahan) maupun
horizontal (rekan sekerja/setingkat/seruangan) didalam
dan diluar pekerjaan
3.
Memiliki komunikasi yang baik antara atasan dan
bawahan maupun nasabah baik lisan dan tulisan
4.
Mampu memberikan motivasi pada diri sendiri maupun
karyawan lain untuk mencapai prestasi kerja.
5.
Memiliki sikap bijaksana dan jujur
STS
TS
CS
SS
STS
TS
CS
SS
SS
B. Promosi Jabatan
Beri tanda checklist () pada kotak jawaban yang paling sesuai dengan pilihan anda.
Keterangan :
S : Setuju
STS : Sangat tidak setuju
SS : Sangat setuju
TS : Tidak setuju
CS : Cukup setuju
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
9.
10.
Pertanyaan
Saya mengetahui jelas, jika ada promosi jabatan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
Saya sudah mengetahui tujuan promosi jabatan yang
ada di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Saya mengetahui persyaratan promosi jabatan yang
berlaku pada perusahaan ini.
Saya mengetahui prosedur (tata cara) promosi jabatan
yang dilaksanakan di perusahaan ini.
Pimpinan harus terbuka dalam memberikan informasi
yang berhubungan dengan pelaksanaan promosi
jabatan.
Pimpinan saya sudah terbuka terhadap hal promosi
jabatan di perusahaan ini.
Promosi memberikan manfaat bagi anda.
Promosi dapat mendorong saya untuk meningkatkan
prestasi.
Dengan adanya promosi jabatan keberadaan karyawan
diakui oleh perusahaan.
Promosi jabatan dapat meningkatkan kreativitas dan
inovasi karyawan.
STS
TS
CS
90
Lanjutan lampiran 1
Kriteria Promosi Jabatan :
1. Senioritas
No.
Pertanyaan
1.
Senioritas (masa jabatan kerja) tanpa adanya kerja
keras (bekerja biasa-biasa saja) merupakan salah satu
kriteria dalam promosi jabatan.
2.
Senioritas (masa kerja) dengan adanya prestasi kerja
yang baik (kerja keras) merupakan salah satu kriteria
dalam promosi jabatan sesuai dengan syarat yang
berlaku dalam perusahaan.
2. Kinerja dan promotability
No.
Pertanyaan
1.
Kecakapan kerja merupakan salah satu dari persyaratan
promosi jabatan.
2.
Prestasi kerja yang baik (kerja keras) merupakan salah
satu kriteria dalam promosi jabatan.
3.
Menyelesaikan tugas/ kerja dengan baik dan tepat
waktu (maupun dalam pencapaian target).
4.
Perusahaan melakukan promosi jabatan pada karyawan
yang mempunyai sistem manajemen kinerja yang baik
(sesuai ketetapan perusahaan).
5.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk selalu
memberikan peluang bagi karyawannya untuk
mendapatkan promosi.
6
Promosi jabatan dilakukan berdasarkan alasan-alasan
yang tepat yang berlaku pada perusahaan.
3. Kriteria tidak resmi
a. Karakteristik pribadi
No.
Pertanyaan
1.
Perusahaan telah berlaku objektif (adil, tidak
membeda-bedakan ras, jenis kelamin, dan agama)
dalam promosi jabatan seseorang.
2.
Perusahaan sudah berlaku adil dalam memberikan
peluang promosi jabatan.
b. Nepotisme
No.
Pertanyaan
1.
Perusahaan telah berlaku adil dalam melayani seluruh
karyawan.
2.
Perusahaan tidak memberlakukan nepotisme dalam
perusahaan.
3.
Saya merasa perusahaan tidak memberlakukan
nepotisme dalam hal pekerjaan/promosi jabatan.
c. Persahabatan
No.
Pertanyaan
1.
Ikatan informal (minat, nilai, sikap, kepercayaan)
seseorang yang kuat dengan karyawan lain ataupun
bawahan tidak dapat memberikan peluang promosi
jabatan.
2.
Perusahaan
memberlakukan
bahwa
ikatan
teman/persahabatan antar pimpinan dan bawahan tidak
dapat memberikan jabatan yang baik.
3.
Pimpinan telah berlaku adil dalam hal ini tanpa
mmperhatikan ikatan pertemanan/sahabat.
STS
TS
CS
SS
STS
TS
CS
SS
STS
TS
CS
SS
STS
TS
CS
SS
STS
TS
CS
SS
SELESAI
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner ini.
Lampiran 2
Manajer Operasional
Manajer Pemasaran
AO Komersial
AMBM
AMO
AMPB
AO Konsumer
AO Program
Funding
Officer
Spv. ADK
ADK
Komersial
Spv. Pel.
Intern
SEKR/SDM
Spv. Pel.
Kas
Spv. DJS II
UPN
Teller
Tunai
Pet. Logistik
ADK
Konsumer
Devisa
Spv. DJS I
Adm.
Jasa
Kliring
Arsip/IT/Lap
Teller
Kliring
Pengemudi
Teller OB
Satpam
TKK
PP. Telkom
Pramubakti
Teller PLN
PP. Pajak
NIK
Giro/Sim
Pet. ATM
Spv. Adm.
Unit
Spv.
Kantor
Kas
26 Unit
Penilik
PAU
Teller
CS
PRU
Pet. Cadangan
PP. Pensiun
91
ASPEK PELANGGAN
UKURAN KINERJA
UKURAN KINERJA
UKURAN KINERJA
PEKERJA
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Nama
: .......................................................................Nama
: ........................................................................
Nama
Jabatan
: .......................................................................Jabatan : ........................................................................
Jabatan
Tanggal
: .......................................................................Tanggal : ........................................................................
Tanggal
ASPEK KEUANGAN
ASPEK PELANGGAN
UKURAN KINERJA
:
:
:
Paraf :
Nama Pekerja
Jabatan
Tanggal
:
:
:
ASPEK PEKERJA
UKURAN KINERJA
:
:
:
Paraf :
Nama Pekerja
Jabatan
Tanggal
:
:
:
UKURAN KINERJA
TUGAS LAIN-LAIN
Jabatan
Tanggal
:
:
Paraf :
Nama Pekerja
Jabatan
Tanggal
:
:
.. + .. + .
( . + ) + 1
ISTIMEWA
3,51 - 4,00
*) Diisi dengan tanda
CATATAN:
Tanda Tangan
Nama
Jabatan
Tanggal
TINGKAT KEDALAMAN
1
2
3
4
5
..
..
..
KETERANGAN:
1 TIDAK MENCAPAI TARGET
2 MENDEKATI TARGET
3 TARGET
4 DIATAS TARGET
ISTIMEWA
3,51 - 4,00
*) Diisi dengan tanda
Tanda Tangan
Nama
Jabatan
Tanggal
(X) =
100
40%
2 SASARAN KOMPETENSI
(Y) =
90
60%
NILAI
NILAI AKHIR =
(X + Y) - Z =
ISTIMEWA
3,51 - 4.00
PEMERIKSA
Nama
: ..................................................
: ..................................................
Jabatan : ..................................................
Jabatan : ..................................................
Tanggal : ..................................................
Tanggal : ..................................................
Komentar
Komentar
Tanda Tangan
Tanda Tangan
PEMERIKSA
Tanda Tangan
ATASAN PEKERJA
Tanda Tangan
Nama
Nama
: ..................................................
: .........................................
Jabatan : ..................................................
Jabatan : .........................................
Tanggal : ..................................................
Tanggal : .........................................
IDENTITAS PEKERJA
NAMA
PERSONAL NUMBER :
JABATAN
GOLONGAN JABATAN:
UNIT KERJA
ESELON :
P
1
ATASAN PEKERJA
Tanda Tangan
Nama :
Nama
Jabatan :
Jabatan
Tanggal : .....................................................
Tanggal
: .....................................................
PEKERJA
Tanda Tangan
Nama
Jabatan
Tanggal
: .....................................................
IDENTITAS PEKERJA
NAMA
PERSONAL NUMBER :
JABATAN
GOLONGAN JABATAN:
UNIT KERJA
ESELON :
P
1
ATASAN PEKERJA
Tanda Tangan
Nama :
Nama
Jabatan :
Jabatan
Tanggal : .....................................................
Tanggal
: .....................................................
PEKERJA
Tanda Tangan
Nama
Jabatan
Tanggal
: .....................................................
TINGKAT KEDALAMAN
P
1
ATASAN PEKERJA
Tanda Tangan
Nama :
Nama
Jabatan :
Jabatan
Tanggal : .....................................................
Tanggal
: .....................................................
PEKERJA
Tanda Tangan
Nama
Jabatan
Tanggal
: .....................................................
PEKERJA
Tanda Tangan
: ....................................................................... Nama
: .....................................................................................
: ....................................................................... Jabatan
: .....................................................................................
: ....................................................................... Tanggal
: .....................................................................................
JA (FORM EK.03-A)
PENCAPAIAN SASARAN KINERJA OBYEKTIF
MENDEKATI
MENCAPAI
TARGET
TARGET
DIATAS
TARGET
TARGET
< 85%
NILAI 1
NILAI 2
NILAI 3
>/= 115%
NILAI 4
SUB JUMLAH
(a)
Paraf :
(b)
(c)
(d)
JA (FORM EK.03-A)
PENCAPAIAN SASARAN KINERJA OBYEKTIF
MENDEKATI
MENCAPAI
TARGET
TARGET
DIATAS
TARGET
TARGET
< 85%
NILAI 1
NILAI 2
NILAI 3
>/= 115%
NILAI 4
SUB JUMLAH
Paraf :
(e)
(f)
(g)
(h)
JA (FORM EK.03-A)
TIDAK
MENDEKATI
MENCAPAI
TARGET
TARGET
DIATAS
TARGET
TARGET
< 85%
SUB JUMLAH
Paraf :
NILAI 1
NILAI 2
NILAI 3
(i)
(j)
(k)
>/= 115%
NILAI 4
(l)
ISTIMEWA
SANGAT BAIK
BAIK
CUKUP BAIK
3,51 - 4,00
3,01 - 3,50
2,51 - 3,00
2,01 - 2,50
*) Diisi dengan tanda "" sesuai dengan hasil Evaluasi Kinerja Akhir
TIDAK BAIK
1,00 - 2,00
PEKERJA
Tanda Tangan
: ....................................................................... Nama
: .....................................................................................
: ....................................................................... Jabatan
: .....................................................................................
: ....................................................................... Tanggal
: .....................................................................................
NGKAT KEDALAMAN
PENCAPAIAN KEDALAMAN
MENDEKATI
MENCAPAI
TARGET
TARGET
DIATAS
TARGET
TARGET
NILAI 1
NILAI 2
NILAI 3
(m)
(n)
(o)
NILAI 4
(p)
kan indikasi perilaku kompetensi yang dipersyaratkan (nilai kedalaman perilaku = 0), atau beda negatif kedalaman lebih
ndikasi perilaku kompetensi dengan beda negatif kedalaman 1 tingkat pada kompetensi yang dipersyaratkan
ISTIMEWA
SANGAT BAIK
BAIK
CUKUP BAIK
3,51 - 4,00
3,01 - 3,50
2,51 - 3,00
2,01 - 2,50
*) Diisi dengan tanda "" sesuai dengan hasil Evaluasi Kinerja Akhir
TIDAK BAIK
1,00 - 2,00
PEKERJA
Tanda Tangan
: ....................................................................... Nama
: .....................................................................................
: ....................................................................... Jabatan
: .....................................................................................
: ....................................................................... Tanggal
: .....................................................................................
JABATAN
40
SKO
SK
1. ESELON 1 dan 2
80%
20%
2. ESELON 3, 4, 5
70%
30%
3. ESELON 6
60%
40%
54
0
SANGAT BAIK
3.01 - 3.50
BAIK
2.51 - 3.00
CUKUP BAIK
2.01 - 2.50
PEKERJA
...........................
Nama
: ...........................................
...........................
Jabatan
: ...........................................
...........................
Tanggal
: ...........................................
Komentar
TIDAK BAIK
1.00 - 2.00
Tanda Tangan
dan PENGEMBANGAN bagi Pekerja atas dasar hasil penilaian Sasaran Kinerja Obyektif dan Sasaran Kompetensi Pekerja.
KOMENTAR DAN USUL PEKERJA TERHADAP BENTUK
MENDASI ATASAN PEKERJA
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN UNTUK LEBIH
MENINGKATKAN KINERJA DAN KOMPETENSINYA
ATASAN PEKERJA
PEKERJA
Tanda Tangan
: ..................................................
Nama
: ...........................................
: ..................................................
Jabatan
: ...........................................
: ..................................................
Tanggal
: ...........................................
102
Lampiran 4. Uji Validitas
PENILAIAN PRESTASI KERJA
No
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
K10
K13
K14
K15
K16
K17
K18
K19
K20
K21
K22
K23
K24
K25
K26
K27
K28
r hitung
0.698
0.623
0.692
0.724
0.769
0.520
0.743
0.867
0.826
0.821
0.494
0.823
0.704
0.745
0.686
0.693
0.807
0.739
0.479
0.771
0.796
0.585
0.811
0.857
0.831
0.560
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
103
Lanjutan Lampiran 4
PROMOSI JABATAN
No
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
P21
P22
P23
P24
P25
P26
r hitung
0.520
0.592
0.595
0.585
0.145
0.706
0.586
0.515
0.546
0.541
0.801
0.618
0.637
0.645
0.560
0.649
0.718
0.661
0.831
0.848
0,733
0,755
0,779
0.838
0.721
0.469
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
104
Lampiran 5. Uji Reliabilitas
PENILAIAN PRESTASI KERJA
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.931
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.930
N of Items
28
Item Statistics
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
K10
K11
K12
K13
K14
K15
K16
K17
K18
K19
K20
K21
K22
K23
K24
K25
K26
K27
K28
Mean
4.06
4.12
4.00
3.56
3.62
4.08
4.00
4.02
4.04
3.87
3.98
4.00
3.92
4.17
4.25
4.19
4.02
4.06
3.88
4.10
4.29
3.73
3.83
4.15
3.90
3.96
3.94
4.40
Std. Deviation
.698
.676
.816
.916
.867
.737
.840
.852
.791
.864
.779
.767
.837
.678
.738
.768
.804
.916
.855
.748
.536
.866
.879
.697
.774
.740
.826
.693
N
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
105
Lanjutan Lampiran 5
Item-Total Statistics
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
K10
K11
K12
K13
K14
K15
K16
K17
K18
K19
K20
K21
K22
K23
K24
K25
K26
K27
K28
Scale Mean if
Item Deleted
108.08
108.02
108.13
108.58
108.52
108.06
108.13
108.12
108.10
108.27
108.15
108.13
108.21
107.96
107.88
107.94
108.12
108.08
108.25
108.04
107.85
108.40
108.31
107.98
108.23
108.17
108.19
107.73
Scale
Variance if
Item Deleted
159.131
159.274
156.942
154.719
154.725
160.644
157.844
154.222
155.775
154.867
168.211
168.629
153.111
160.430
163.124
161.193
158.614
158.896
156.152
158.038
164.329
153.500
155.903
163.509
155.671
157.205
156.354
161.534
Corrected
Item-Total
Correlation
.601
.613
.615
.642
.683
.482
.552
.721
.699
.678
.068
.049
.791
.542
.347
.432
.540
.453
.623
.617
.406
.743
.616
.348
.722
.671
.637
.464
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.928
.928
.928
.927
.927
.929
.929
.926
.927
.927
.935
.935
.925
.929
.931
.930
.929
.930
.927
.928
.930
.926
.928
.931
.926
.927
.927
.930
106
Lanjutan Lampiran 5
PROMOSI JABATAN
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.818
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.828
N of Items
26
Item Statistics
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
P21
P22
P23
P24
P25
P26
Mean
3.79
3.81
3.83
4.10
4.40
4.13
4.04
4.21
3.87
4.04
3.94
3.94
3.94
4.15
4.25
4.00
3.79
4.04
4.06
4.12
3.85
4.29
4.42
2.98
2.71
4.17
Std. Deviation
.893
.864
.810
.799
.774
.768
.713
.572
.817
.685
.916
.698
.698
.668
.590
.657
.825
.740
.698
.732
.802
.750
.637
1.129
1.035
.760
N
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
107
Lanjutan Lampiran 5
Item-Total Statistics
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
P21
P22
P23
P24
P25
P26
Scale Mean if
Item Deleted
99.08
99.06
99.04
98.77
98.46
98.73
98.83
98.65
99.00
98.83
98.92
98.92
98.92
98.71
98.62
98.87
99.08
98.83
98.81
98.75
99.02
98.58
98.44
99.88
100.15
98.69
Scale
Variance if
Item Deleted
68.935
64.918
65.175
67.554
73.469
66.514
70.067
71.917
70.275
71.087
70.033
71.367
68.896
69.386
70.359
69.923
68.190
67.205
67.570
67.446
66.725
71.425
69.153
70.104
71.348
67.511
Corrected
Item-Total
Correlation
.301
.613
.640
.458
.010
.566
.303
.201
.238
.229
.217
.199
.416
.392
.353
.350
.391
.531
.535
.517
.522
.174
.438
.149
.102
.489
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.815
.800
.799
.808
.826
.803
.814
.817
.817
.817
.819
.818
.810
.811
.813
.812
.810
.805
.805
.806
.805
.819
.809
.826
.826
.806
108
Lampiran 6. Hasil olah Rank Spearman
Hubungan antara penilaian prestasi kerja (PPK) dengan promosi jabatan
Correlations
Correlations
Spearman's rho
rho
Spearman's
PPK
PPK
PJ
PJ
Correlation Coefficient
Coefficient
Correlation
Sig. (2-tailed)
(2-tailed)
Sig.
N
N
Correlation Coefficient
Coefficient
Correlation
Sig. (2-tailed)
(2-tailed)
Sig.
N
N
PPK
PPK
1.000
1.000
..
52
52
.906**
.906**
.000
.000
52
52
**. Correlation
**.
Correlation is
is significant
significant at
at the
the 0.01
0.01 level
level (2-tailed).
(2-tailed).
PJ
PJ
.906**
.906**
.000
.000
52
52
1.000
1.000
..
52
52