II.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
III.
IV.
dalam
berkomunikasi
2. Gangguan konsep diri harga diri rendah
Data yang perlu dikaji
a. Perasaan rendah diri
b. Pikiran mengarah
c. Mengkritik diri sendiri
d. Kurang terlibat dalam hubungan sosial
e. Meremehkan kekuatan/ kemampuan diri
f. Menyalahkan diri sendiri
g. Perasaan putus asa dan tidak berdaya.
3. Koping individu tidak efektif
a. Masalah yang di hadapi pasien (sumber koping)
b. Strategi dalam menghadapi masalah
c. Status emosi pasien
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan interaksi sosial ; menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif.
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 2 : Gangguan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan
harga diri rendah.
1. TUM : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
2. TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
3. TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang
dimiliki.
a. Kriteria hasil :
Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki :
kemampuan yang dimiliki
aspek positif keluarga
aspek positif lingkungan yang di miliki
klien.
b. Intervensi
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien.
Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi
penilaian negatif.
penggunaannya.
5. TUK 4 : Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
a. Kriteria evaluasi
Klien membuat rencana kegiatan harian.
b. Intervensi
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat
dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
disukai klien
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Beri peerhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian
negative
Utamakan memberikan pujian yang realistis
"Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya biasa
dipanggil Ndari, nama mbak siapa ? dan panggilan apa yang mbak
sukai ? Baiklah mbak, di sini saya akan menemani mbak, saya akan
duduk di samping mbak, jika mbak akan mengatakan sesuatu saya siap
mendengarkan."
b. Evaluasi/ validasi
"Bagaimana perasaan mbak hari ini, saya ingin sekali ingin membantu
menyelesaikan masalah mbak dan saya harap mbak mau bekerja sama
dengan saya, kalau boleh saya tahu apa yang terjaadi di rumah
sehingga mbak sampai dibawa kemari ?"
c. Kontrak
"Mbak bagaimana kalau hari ini kita bincang-bincang tentang
kemampuan yang mbak miliki, di mana kita ngobrol mbak ? berapa
lama ? baiklah bagaimana kalau kta nanti ngobrol di taman selama +
15 menit.
2. Fase Kerja
"Nah, coba mbak cari kemampuan yang bisa mbak lakukan selama
sebelum sakit. Baik, apalagi mbak ?"
"Bagus sekali ternyata mbak memiliki kemampuan yang banyak sekali."
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 15
menit tadi ?"
"Bisa mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi ?"
b. Rencana tindak lanjut
"Setelah ini kita akan berbicara mengenai kemampuan yang masih
bisa mbak gunakan selama sakit."
c. Kontrak
"Baiklah mbak, waktu kita sudah habis bagaimana kalau kita
cukupkan sampai di sini, kira-kira jam berapa kita bertemu lagi ?
tempatnya di mana ?"
"Baiklah mbak bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 11 selama + 20
menit."
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, banyak diam, kurang berkomunikasi dengan
teman-temannya.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan interaksi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah.
3. Tujuan Khusus
Tuk 3 : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Tuk 4 : klien dapat ( menetapkan ) merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
penggunaannya
b. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan.
Kegiatan mandiri
Kegiatan dengan bantuan sebagian
Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
c. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya
Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
telah direncanakan.
Beri pujian atas keberhasilan klien
Diskusikan tentang kemungkinan melaksanakan di rumah
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya. Coba sebutkan
nama saya, bagus ternyata mbak masih ingat."
b. Evaluasi/ validasi
"Mbak kelihatan cantik dan segar hari ini, bagaimana perasaan mbak
hari ini ?"
c. Kontrak
"Kemarin kita sudah berbicaara mengenai kemampuan yang mbak
miliki selama sebelum sakit, nah sekarang sesuai dengan janji kita,
bagaimana kalau kita mulai pembicaraan kita mengenai kemampuan
yang bisa mbak lakukan selama sakit atau di rumah sakit ini, di mana
kita bicara nanti mbak ? Bagaimana kalau kita bicara di ruang tamu +
30 menit.
2. Fase Kerja
"Sekarang coba mbak ssebutkan kegiatan yang bisa mbak lakukan selama
sakit."
"Baik, apalagi mbak ?"
"Mbak punya hobi apa ? memasak atau mungkin membuat ketrampilan ?"
"Nah ya itu tadi bisa mbak lakukan di rumah sakit ini, di sini tersedia
fasilitas untuk mbak bisa menggali kemampuan mbak ."
"Masih banyak kegiatan yang bisa mbak lakukan di sini sesuai dengan
bakat dan kemampuan mbak."
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 30
menit tadi ?"
"Bisa mbak ulangi lagi apa yang elah kita bicarakan tadi ?"
b. Rencana tindak lanjut
"Mulai saat ini coba mbak lakukan sedikit demi sedikit apa yang telah
kita bicarakan tadi."
c. Kontrak
"Baiklah mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita
cukupkan sampai di sini, kira-kira jam berapa kita bertemu lagi ?
tempatnya di mana ?"
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri
(Stuart dan Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189)
harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun tidak
langsung. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J (1998:352)
bahwa harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu
mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan
sumber-sumber
(fisik,
psikologis,
perilaku
atau
koping
individu
tidak
efektif
akan
menunjukkan
a.
b.
c.
d.
e.
berbicara
C. Data yang perlu dikaji pada diagnosa Isolasi sosial :menarik diri
Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
Klein mengatakan malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain
Merusak diri sendiri
Merusak orang lain
Ekspresi malu
Menarik diri dari hubungan sosial
Tampak mudah tersinggung
Tidak mau makan dan tidak tidur
Tampak ketergantungan pada orang lain
Tampak sedih dan tida melakukan aktivitas yang seharusnya dapat
dilakukan
Wajah tampak murung
Ekspresi wajah kosong,
Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
Suara pelan dan tidak jelas
Hanya memberijawaban singkat (ya/tidak)
Menghindar ketika didekati
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan harga diri rendah
E. FOKUS INTERVENSI
Pasien
SP 1
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih kemampuan kedua
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
SP 1
1. mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2. menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami pasien beserta proses terjadinya
3. menjelaskan cara - cara merawat pasien harga diri rendah
SP 2
1. melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga
diri rendah
2. melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
harga diri rendah
SP 3
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah
termasuk minum obat (discharge planning)
2. menjelaskan follow up pasien setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J, (1998). Buku Saku Diagnosa keperawatan
(terjemahan), Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
DepKes RI, (1989). Petunjuk Teknik Asuhan Keperawatan Pasien
Gangguan Skizofrenia, Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta.
Keliat, B.A, (1994). Seri Keperawatan Gangguan Konsep Diri,
Cetakan II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa
(terjemahan). Edisi 3, EGC, Jakarta
Townsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada
Keperawatan Psikitari (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta