Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Perusahaan merupakan suatu jenis kegiatan produksi yang mengelola

sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan kebutuhan barang dan jasa bagi


masyarakat yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Tujuan utama didirikan perusahaan selaku entitas bisnis adalah
mendapatkan keuntungan yang digunakan untuk kelangsungan usaha itu sendiri.
Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuannya itu juga sangat
dipengaruhi oleh kemampuan manajemen perusahaan yang bertugas untuk
melihat kemungkinan dan kesempatan yang akan terjadi di masa yang akan
datang, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu para
pengelola perusahaan tersebut dituntut untuk bisa mengalokasikan sumber-sumber
ekonomi perusahaan agar bisa beroperasi secara efisien.
Hal tersebut juga sejalan dengan tujuan salah satu perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT. Telkom Indonesia, Tbk. Perusahaan ini
mulai mengeluarkan saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1995 dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Selang waktu 11 tahun
ternyata PT. Telkom Indonesia, Tbk ini mampu menaikan nilai kapitalisasi
pasarnya yang mulanya pada tahun 1995 hanya 20,5 triliun menjadi 184,5 triliun
pada tahun 2006, terjadi kenaikan yang sangat drastis hanya dalam kurun waktu
11 tahun dengan harga saham yang selalu fluktuatif. Bahkan dalam kurun waktu 5
tahun terahir ini pun, saham PT. Telkom Indonesia, Tbk ini cenderung terus

mengalami kenaikan. Hal tersebut membuktikan bahwa pengelolaan modal yang


dilakukan oleh PT. Telkom Indonesia, Tbk ini sudah cukup bagus.
Untuk lebih mengetahui kinerja PT. Telkom Indonesia, Tbk dalam
mengelola modal yang diperoleh dari para investor, perlu adanya pengukuran
mengenai kinerja perusahaan tersebut. Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan
dalam mengukur kinerja perusahaan tersebut, terutama harapan-harapan dari para
investor yang menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut. Para investor
tersebut pastinya menginginkan supaya perusahaan mampu untuk terus
mengakumulasikan kekayaannya, sehingga saham yang dipegang para investor
tersebut harganya bisa semakin naik. Akumulasi kekayaan tersebut bersumber
pada kemampuan perusahaan dalam menampilkan kinerja, rencana bisnis
(investasi), serta citra dan reputasi perusahaan yang bagus.
Kinerja keuangan atau prestasi keuangan sebenarnya dapat dilihat dengan
menggunakan analisis rasio keuangan. Namun rasio keuangan juga memiliki
beberapa kekurangan seperti perlu adanya ukuran-ukuran pembanding. Untuk
mengatasi kelemahan dari analisis rasio keuangan tersebut maka dikembangkan
ukuran kinerja keuangan yang baru yaitu Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added (MVA). Kedua metode ini pertama kali diperkenalkan oleh
perusahaan konsultan Stern Stewert Manajemen Sevices (SSMS) dari Stren &
Stewert Co, New York, Amerika Serikat pada tahun 1989.
EVA dan MVA adalah suatu alat pengukuran dengan memperhatikan
secara tepat semua faktor-faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai
(value). EVA disebut sebagai metrik kinerja (performance metric) yang

menggambarkan efisiensi perusahaan dalam periode tertentu, sedangkan MVA


disebut sebagai metrik kekayaan (Wealth Metric) yang menggambarkan beberapa
kekayaan yang bisa diciptakan atau dihilangkan sampai saat ini.
EVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu
investasi. EVA yang bernilai positif menandakan bahwa perusahaan berhasil
menciptakan nilai bagi pemilik modal, hal tersebut terjadi karena perusahaan
mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modal.
Kekuatan terbesar yang dimiliki oleh EVA adalah kaitan langsungnya terhadap
harga saham. Menurut beberapa peneliti, EVA dianggap mempunyai kemampuan
yang lebih baik daripada pengukur kinerja yang baik seperti ROA, ROE, ROCE,
EPS, Residual Income dan indikator-indikator lainnya.
Pendekatan MVA untuk menilai perusahaan dapat dibilang lebih
komperehensif dan lebih objektif. Sebagai contoh, perusahaan yang agresif dalam
melakukan investasi akan memiliki EVA yang negatif, karena investasi yang
dilakukan perusahaan tersebut belum tentu membuahkan hasil. Hal tersebut belum
tentu dapat membuktikan bahwa perusahaan dapat dikatakan jelek, karena jika
para investor menilai investasi yang dialakukan perusahaan tersebut dapat
membuat perusahaan semakin bagus dimasa yang akan datang maka para investor
akan menghargai saham perusahaan tersebut lebih tinggi sehingga nilai dan MVA
perusahaan semakin tinggi juga.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian mengenai
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED
(MVA) TERHADAP HARGA SAHAM PT. TELKOM INDONESIA, Tbk.

1.2

Indentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan yang bisa

diidentifikasikan sebagai berikut :


1. Bagaimana pengaruh dan hubungan Economic Value Added (EVA)
terhadap harga saham PT. Telkom Indonesia, Tbk.
2. Bagaimana pengaruh dan hubungan Market Value Added (MVA)
terhadap harga saham PT. Telkom Indonesia, Tbk.
3. Bagaimana pengaruh dan hubungan Economic Value Added (EVA)
dan Market Value Added (MVA) secara bersama-sama terhadap harga
saham PT. Telkom Indonesia, Tbk.
4. Seberapa besar pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market
Value Added (MVA) terhadap harga saham PT. Telkom Indonesia,
Tbk.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang efektivitas
metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added dalam menilai
kinerja perusahaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Menguji dan menjelaskan mengenai pengaruh dan hubungan
Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham PT. Telkom
Indonesia, Tbk.
2. Menguji dan menjelaskan mengenai pengaruh dan hubungan Market
Value Added (MVA) terhadap harga saham PT. Telkom Indonesia,
Tbk.
3. Menguji dan menjelaskan mengenai pengaruh dan hubungan
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) secara
bersama-sama terhadap harga saham PT. Telkom Indonesia, Tbk.
4. Menguji dan menjelaskan mengenai seberapa besar pengaruh
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
terhadap harga saham PT. Telkom Indonesia, Tbk.

1.4

Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :
1. Aspek Pengembangan Ilmu, yaitu :
a. Penulis, penelitian ini diharapkan menambah wawasan mengenai
masalah-masalah yang terjadi dalam praktek kegiatan bisnis
khususnya investasi.
b. Peneliti lain, penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi
untuk penelitian sejenis yang lebih dalam.
2. Aspek Guna Laksana, yaitu :
a. Perusahaan, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan
dalam perbaikan atau peningkatan kinerja keuangan perusahaan
serta menjadi alat ukur kinerja keuangan perusahaan yang dapat
mencerminkan nilai perusahaan.
b. Investor, penelitian ini diharapkan memberikan masukan pada para

investor untuk berinvestasi di PT. Telkom Indonesia, Tbk.

Anda mungkin juga menyukai