8 Usulan - 1
8 Usulan - 1
Disusun oleh :
Pokja Inisiatif Pembangunan Rendah Emisi (POKJA IPRE) Kab. Jayapura
2000
2005
2010
Gambar 1. Kondisi Tutupan/Penggunaan Lahan Kabupaten Jayapura pada Tahun 1990, 2000, 2005 dan 2010.
lebih banyak. Dalam skala bentang lahan penghitungan emisi total merupakan emisi
dikurangkan dengan sekuestrasi.
PEMUKIMAN
0.48%
HUTAN PRODUKSI
1.10%
CAGAR ALAM
0.33%
SEMPADAN DANAU
0.11%
LAIN
-0.40%
IJIN HPH
2.54%
SEMPADAN SUNGAI
6.09%
HUTAN
PRODUKSI
TERBATAS
24.32%
PERTAMBANGAN
7.67%
HUTAN LINDUNG
10.26%
PERKEBUNAN
MASYARAKAT
17.16%
HUTAN
PRODUKSI
KONVERSI
12.20%
IJIN
PERKEBUNAN
16.70%
REL merupakan istilah umum yang saat ini sudah dikenal luas dalam
pembahasan mengenai mitigasi perubahan iklim. REL ini penting untuk didefinisikan
terlebih dahulu untuk mengenali sejarah emisi masa lalu (yang telah terjadi) dan
perkiraan kejadian emisi untuk masa yang akan datang. Berkaitan dengan kegiatan
berbasis lahan maka REL yang diusulkan oleh Kabupaten Jayapura dibangun dengan
memperhatikan kebutuhan ruang untuk kegiatan pembangunan berkelanjutan (forward
looking) yang sudah di rencanakan dan tertuang dalam dokumen perencanaan
pembangunan.
66,078,266.34
50,000,000
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
6,912,659.60
2006
Salah satu manfaat alokasi penggunaan lahan (unit perencanaan) adalah untuk
mengidentifikasi dimanakah terjadinya emisi dari kegiatan penggunaan lahan yang
terjadi di Kabupaten Jayapura. Hal ini merupakan salah satu pertimbangan dalam
melihat secara lebih arif terhadap suatu kegiatan pembangunan serta menjadi dasar
penyusunan aktivitas penurunan emisi dengan pertimbangan lokasi atau sumber-sumber
emisi.
60,000,000
2005
70,000,000
Tahun
AKTIVITAS 1; Mempertahankan tutupan lahan hutan primer dan sekunder yang ada di
kawasan Hutan Lindung di sekitar Distrik (kecamatan) Unurum Guay, Yapsi, Kaureh
dengan luas areal 691.305 hektar. Kegiatan ini ditujukan mempertahankan fungsi
kawasan sebagai wilayah perlindungan alam.
AKTIVITAS 5; Rehabilitasi lahan kritis sepanjang Cagar Alam Cyclop dengan luas area
sekitar 800 hektar. Kegiatan ini direncanakan berada di Distrik Waibu, Sentani, Sentani
Barat, dan Depapre. Aktivitas ini penting dilakukan mengingat peranan dari Cagar Alam
Cyclop sebagai area tangkapan air hujan sekaligus menyimpan, serta menyediakan
beberapa sumber daya lain yang bermanfaat bagi masyarakat seperti tumbuhan, obatobatan serta keanekaragaman hayati yang ada didalamnya. Selain upaya
mempertahankan tutupan hutan di area ini maka untuk daerah-daerah kritis juga perlu
dilakukan perbaikan sehingga menjadi seperti semula dan mengembalikan fungsinya
untuk mendukung kehidupan masyarakat.
AKTIVITAS 6; Rehabilitasi pada lahan kritis di area Hutan Produksi yang ada di
Kabupaten Jayapura yaitu salah satunya terdapat di Distrik Unurum Guay, dengan luas
1.069 hektar. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya areal lahan kritis dari sisa-sisa
kegiatan pengambilan kayu yang terjadi di kawasan hutan produksi hal ini perlu
ditanggulangi dengan kegiatan rehabilitasi yang memadai.
AKTIVITAS 7; Penanaman pohon pada Kawasan Rawan Longsor yang ditujukan untuk
mengembalikan tutupan lahan hutan, dengan kegiatan di Distrik Sentani , Waibu,
Sentani Barat, Depapre, Raveni Rara dengan perkiraan luas 2.589 hektar. kegiatan yang
direncanakan adalah penanaman pohon Matoa, Kayu besi, dan Bambu. Diharapkan
dengan kegiatan tersebut semua penggunaan lahan yang bukan hutan akan
dikembalikan ke tutupan berupa hutan, hal ini dirasakan penting karena daerah ini
sangat rawan terhadap longsor yang disebabkan oleh berbagai aktivitas yang
memberikan beban terhadap lahan tersebut, sekaligus menghindari adanya korban
manusia apabila terdapat kegiatan didalamnya.
8,333,089.67
0.18%
0.45%
5.37%
1.72%
0.95%
0.42%
4.80%
0.22%
14.09%