Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pendidikan pada intinya merupakan interaksi antara pendidik
(guru) dan peserta didik (murid) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar terdapat kesatuan yang
tak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar. Dalam
hal ini guru berfungsi sebagai fasilitator dan penunjuk jalan ke arah
penggalian potensi anak didik (murid), dan murid sebagai obyek yang
diarahkan dan digali potensinya1.
Tujuan pendidikan dalam Islam secara umum menurut Abdul Fathah
Jalal sebagaimana dikutip Sudiyono2 adalah menjadikan manusia sebagai abdi
atau hamba Allah SWT yang senantiasa mengagungkan dan membesarkan
asma Allah SWT dengan meneladani Rasulullah SAW, menjunjung tinggi
ilmu pengetahuan, suka mempelajari segala yang bermanfaat baginya dalam
merealisasikan tujuan yang telah digariskan oleh Allah SWT.



Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (AlBaqarah:21).

1Nata, A., Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru Murid, (Jakarta: Rajawali Press, 2001),
hlm. 84.

2Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta , 2009), hlm. 59.
1

Ayat-ayat Al Qur'an tersebut menunjukkan bahwa tujuan pendidikan


Islam sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa, yaitu untuk mewujudkan manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, sehat jasmani dan
rohani, berkepribadian, dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kepada
masyarakat dan bangsa.
Mata pelajaran Fikih diberikan pada siswa agar menyiapkan siswa
dapat menggunakan Fikih secara tepat didalam kehidupan sehari-hari. Bekal
Fikih

yang

matang

bermanfaat

memberi

solusi

terhadap

berbagai

permasalahan mengenai hukum-hukum Agama Islam. Hasil belajar pada mata


pelajaran Fikih di kelas VIIIA Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Boyolali
belum dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Berdasarkan hasil tes formatif
yang telah diadakan oleh guru,

siswa yang telah mencapai nilai kriteria

ketuntasan minimal (KKM), yaitu 70 baru 60 % dan yang belum tuntas


sebanyak 40%. Kondisi demikian menjadikan suatu perenungan bagi guru
agar hasil belajar siswa dikemudian hari dapat meningkat menjadi lebih baik.
Berdasarkan refleksi guru, dalam

kegiatan pembelajaran di kelas

cenderung menggunakan pola teacher center, yakni pembelajaran hanya


berpusat pada guru. Guru lebih banyak menerangkan materi pelajaran dengan
ceramah, sedangkan siswa hanya menjadi pendengar tanpa banyak melakukan
aktivitas yang melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran yang sedang
dilaksanakan. Hal demikian berpotensi menjadikan siswa bosan, kurang
kurang antusias dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Berdasarkan

permasalahan

tersebut,

pemecahannya agar tujuan pembelajaran

guru

perlu

mencari

dapat tercapai sesuai yang

diharapkan. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran


Fikih khususnya pada materi Hukum Makanan dan Minuman, penulis akan
menerapkan metode examples non examples. Metode ini dipilih karena
merupakan salah satu metode pembelajaran aktif untuk mengarahkan
perhatian siswa terhadap materi yang dipelajarinya dengan bantuan media
gambar3.

B. Pembatasan Masalah
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Negeri Boyolali sejumlah 41 siswa yang terdiri 18
putra dan 23 putri serta masih menempuh semester 2 tahun pelajaran
2013/2014 dan 1 orang observer.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar mata pelajaran
Fikih yang dibatasi pada pokok bahasan Fikih, yaitu mengenai Hukum
Makanan dan Minuman dengan menggunakan metode examples non
examples pada siswa kelas VIIIA MTs Negeri Boyolali.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
3Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), hlm. 111.

1. Apakah penerapan metode examples non examples dapat meningkatkan


keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Fikih pada kelas
VIIIA Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Boyolali tahun pelajaran
2013/2014?
2. Apakah penerapan metode examples non examples dapat meningkatkan
hasil belajar Fikih pada siswa kelas III VIIIA Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Negeri Boyolali tahun pelajaran 2013/2014?

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat tercapai dalam penelitian ini
meliputi hal-hal sebagai berikut.
1.

Untuk Siswa
Hasil belajar pada materi Fikih dapat meningkat lebih baik.

2.

Untuk Guru
a.

Dapat memperbaiki kinerja guru dalam proses belajar mengajar.

b.

Merupakan umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.

3. Untuk Madrasah
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan yang
dapat dipergunakan untuk peningkatan mutu madrasah.

Anda mungkin juga menyukai