Anda di halaman 1dari 1

Saat ini, isu kesetaraan jender di Indonesia semakin mudah ditemukan disekitar kita.

Sebagai
contoh, tidak sedikit perempuan yang berani untuk menjabat diposisi posisi yang biasanya
dijabat oleh seorang laki-laki, misalnya ketua suatu organisasi. Hal ini menurut saya
merupakan salah satu tanda kemodernitas zaman serta mulai terbukanya pikiran manusia
untuk melakukan tindakan tindakan yang anti mainstream.
Namun, bila ditinjau dari segi budaya tradisonal Jawa, kesetaraan jender tidaklah dibenarkan,
karena menurut masyarakat zaman dahulu bahwa semua itu sudah ada porsinya masingmasing. Lelaki identik dengan kekuatan dan ketegasannya dalam memimpin serta perempuan
identik dengan lemah lembut dan kesabarannya. Dan ini sudah berjalan sedemikian ribu
tahun lamanya, hubungan mendasar dan saling melengkapi antara lelaki dan perempuan.
Bolehlah perempuan menduduki jabatan sebuah posisi yang biasanya dijabat oleh lelaki, tapi
sebaiknya tetap diajarkan tata krama dan kelemah lembutan seorang perempuan. Karena,
bagaimanapun juga, seorang perempuan hendaknya memenuhi kodratnya sebagai perempuan.
Bukankah keadilan itu adalah pas sesuai porsinya dan tidak harus sama rata? Dan bukankah
perbedaan itu ada supaya hidup lebih berwarna?

Anda mungkin juga menyukai