Anda di halaman 1dari 16

Morfologi Daun (Folium)

Pendahuluan
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting yang pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang
saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain ditubuh tumbuhan. Bagian batang
tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (lobus batang), dan
tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan
ketiak daun atau axilla. Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat berwarna
hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati Nampak hijau pula.
Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh
dan meningglakan bekas pada batang. Pada waktu akan utuh warna daun berubah
menjadi kekuning-kuninga. Dan akhirnya menjadi coklat. Jadi daun yang telah tua,
kemudian mati dan runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan
daun yang masih segar. Perbedaan warna ini dapat pula dilihat jika kita
membandingkan warna daun yang masih muda dengan daun yang sudah dewasa.
Daun yang muda berwarna hijau muda keputih-putihan, kadang-kadang juga ungu
atau kemerah-merahan, sedangkan yang sudah dewasa biasanya berwarna hijau
tua.
Bentuk daun yang tipis melebar, berwarna hijau dan duduknya pada batang
menghadap keatas sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan yaitu
sebagai alat untuk:
1.

Pengambilan zat-zat makanan (reabsorbsi) terutama yang berupa gas CO2

2.

Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)

3.

Penguapan air (transpirasi)

4.

Pernapasan (respirasi)

Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang


diserap adalah zat-zat anorganik. Air beserta garam-garam diambil dari tanah oleh
akar tumbuhan. Sedangkan gas asam arang (CO2) diambil dari udara melaluli
celah-celah halus yang disebut mulut daun atau stoma masuk ke dalam daun.
Kemudian dua zat tersebut diubah menjadi zat gula, dan zat-zat organic. Karena itu
untuk tugas daun ini diperlukan bantuan sinar matahari, maka daun bentuknya
pipih lebar dan selalu menhadap ke atas untuk dapat menangkap sinar matahari
sebanyak-banyaknya.

Tumbuhan sebagai makhluk hidup dapat mengatur penguapan, yaitu dapat


mencegah atau mengurangi penguapan sesuai kebutuhan hidupnya. Walaupun
tumbuhan selalu memerlukan air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, adanya
penguapan air tak dapat dihindarkan lagi pula penguapan air yang terjadi pada
tumbuhan itu memang penting pula baginya. Penguapan air melalui daun
merupakan air yang diserap dari akar dari tanah itu dari tubuh tumbuhan dalam
keadaan bergerak pada mengalir dari bawah ke atas. Hal ini penting sekali bagi
pengangkutan zat-zat makanan yang biasanya terdapat dalm bentuk larutan dan
oleh arus air dari bawah keatas itu zat-zat tadi dapat sampai di daun untk diubah
menjadi zat-zat organic. Demikian pentingnya adanya arus air, dalam tubuh
tumbuhan itu, sehingga kalau udara tempat tumbuhan itu sudah penuh uap air,
tumbuhan lalu mengeluarkan air dalam bentuk zat cair sehingga dengan demikian
tetap ada aliran air daria atas ke bawah dalam tubuh tumbuhan. Peristiwa demikian
itu dapat kita lihat pada pagi hari dalam musim hujan, misalnya pada tanaman
keladi atau talas yang mencucurkan air ke tanah melalui suatu liang yang terdapat
pada ujung daunnya. Keluarnya air dalam bentuk tetes-tetes ini dinamakan
penetesan air atau gutasi.
Semua bagian tubuh tumbuhan yang hidup memerlukan tenaga untuk
menjalankan berbagai macam pekerjaan hidupdan seperti halnya dengan hewan
dan manusia tenaga itu diperoleh dari pernafasan pula. Artinya tumbuhan pun
mengambil zat asam dari udara dan zat itu kemudian digunakan untuk membakar,
misalnya gula. Sehingga diperoleh tenaga dan dikeluarkanlah sisa pembakaran
yang biasanya berupa gas arang dan air. Daun-daun sebagai bagian tubuh
tumbuhan yang tersusun atas sel-sel yang hidup pun melakukan pernafasan
sebagaimana daun mempunyai banyak sekali mulut-mulut yang dapat menjadi
jalan masuknya udara kedalam tubuh tumbuhan, maka tidaklah berlebihan jika
daunpun dianggap sebagai suatu alat untuk pernafasan.

Pembahasan
A.

Daun Tunggal

Daun tunggal adalah daun yang setiap tangkai daun hanaya mendukung satu
helaian daun. Bagian dari batang tempat duduknya daun yang disebut nodus, dan
sudut atas antara daun dan batang di sebut ketiak daun. Daun tunggal
memnpunyai bagian-bagian daun yang berbedaantara golongan tumbuhan satu
dengan yang lain.
Daun tunggal dibagi menjadi :
1.

Bagian-bagian daun

Daun lengkap

1. Upih atau pelepah daun :jagung, rumput-rumputan,pinang dan pisang


2.

Tangkai daun (petiolus)

3.

Helaian daun(lamina)

Daun tidak lengkap


1.

Daun bertangkai

Daun bertangkai adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian daun.
Contoh : Hibiscus tiliaceus, Carica papaya, Ficus septica.
2.

Daun duduk

Daun duduk adalah daun yang hanya terdiri helaian daun. Contoh : Biduri
(Calotropis gigantea), Tempuyung (Sonchus coleraceus)
3.

Daun berupih

Daun berupih adalah daun yang mempunyai upih daun dan helaian daun
Contoh: Jagung (Zea mays), Jali (Coix lacrima-jobi), Padi (Oryza sativa)
4.

Daun yang terdiri dari tangkai saja

Yaitu daun yang biasanya melebar menyerupai helaian daun dan di sebut phyllodia.
Contoh : daun Oxalis bupleurifolis, Akasia (Acacia auriculifornis)

2.

Bangun/bentuk daun

Bagian terlebar di tengah

Orbicularis (bulat atau bundar). Contoh : pepaya (Carica papaya), ketela


(Manihot esculenta)

Peltatus (Perisai). Contoh : Teratai besar (Nelumbium nelumbo), Keladi


(Colocasia esculentum)

Ovalis atau ellipticus (jorong). Contoh : Nyamplung (Calphillum inophylum),


Namgka (Artocarpus integra)

Oblongus (memanjang). Contoh : Srikaya (Annona squamosa), Sirsat (Annona


muricata)

Lanceolatus (lanset). Contoh : Kamboja (Plumeria acuminata), Oleander


(Nerium oleander)


Ovatus (Bulat telur). Contoh : Lombok rawit (Capcisum frutescens), Kembang
sepatu (Hisbiscus rosa-sinensis)

Triangularis (segi tiga). Contoh : Bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Deltoideus (delta). Contoh : Air mata pengantin (Antigonon leptopus)

Rhomboideus (belah ketupat). Contoh : Bengkuang (Pachirrhisus erosus)

Cordatus (jantung). Contoh : Waru (Hibiscus tiliaceus)

Reniformis (ginjal). Contoh : Daun kaki kuda (Centela aciatica)

Sagitatus (anak panah). Contoh : Daun enceng (Sagittariasagittifolia)

Hastatus (tombak). Contoh : Wewehan (Monochoria hastata)

Bagian terlebar diatas tengah helaian daun

Obowatus (bulat telur terbalik). Contoh : Sawo kecik (Manilkara kauki)

Obcordatus (jantung terbalik). Contoh : Sidaguri (Sida retusa), Semanggi


gunung (Oxalis corniculata)

Cuneatus (segi tiga terbalik / pasak). Contoh : Semanggi (Marsilea crenata)

Spathulatis (sudip atau apatel). Contoh : Tapak liman (Elephantopus scaber),


Lobak (Rhapanus sativus).
Tidak ada bagian yang terlebar

Liniaris (garis). Contoh : Rumput geganjuran (Paspalum commersonii), Suket


griting (Ctynodon dactylon)

Ligulatus (pita). Contoh : Jagung (Zea mays), Jali (Coix lacryma)

Enziformis (pedang). Contoh : Nenas sebrang (Agave sisalana)

Subulatus (paku atau dabus). Contoh : Araucaria cunning hamii

Acerosus (jarum). Contoh : Tusam (Pinus merkusii)

3.

Ujung Daun (Apex folili)

Runcing (acutus). Contoh : Mengkudu (Morinda citrifolia)


Meruncing (acuminatus). contoh : Sirsat (Annona muricata), Durian (Durio
zibethinus)

Tumpul (obtusus). Contoh : Sawo kecik (Manilkara kauki)


Membulat (rotundus). Contoh : Kaki kuda (Centela asiatica)
Rompang (truncatus). Contoh : Jambu monyrt (Annacardium occidantale),
Semanggi (Marsilea crenata)
Terbelah (retusus). Contoh : Sidaguri (Sida retusa), Bayam (Amaranthus hybricus)
Berduri (mucronatus). Contoh : Nanas (Agave sp)

4.

Pangkal daun (Basis folili)

Runcing (acutus); biasanya terdapat pada daun memanjang, lanset, dll


Meruncing (acuminatus); biasanya pada daun bulat telur sungsang atau bentuk
sudip.
Tumpul (Obtusns); biasanya pada daun bentuk bulat telur, jorong.
Membulat (Roduntatus); pada daun bangun bulat telur, jorong.
Rata (Trincatus); terdapat pada daun bangun segitiga, delta, dan tombak.
Berlekuk (Emargiantus); terdapat pada daun bangun jantung, ginjal, dananak
panah.

5.

Tulang daun (nervus) / pertulangan daun (Nervatio)

Berdasarkan besar kecilnya, dibedakan :


Costa (ibu tulang daun)
Nervus latelaris (tulang tulang cabang)
Vena (urat daun)
Berdasarkan arah tulang tulang cabang yang besar :
Penninervis (bertulang menyirip)
Palminervis (bertulang menjari)
Curvinervis (bertulang melengkung)
Rectinervis (bertulang sejajar)

6.

Tepi daun (Margo folili)

Integer (rata) yaitu tanpa toreh


Divisus (bertoreh)

7.

Daging daun(Intervenium)

Berdasarkan tebal-tipis daging daun pada helaian daun dapat dibedakan menjadi :
Membrannaceus (tipis seperti selaput)
Papyraceus atau chartaceus (seperti kertas)
Herbaceus (tipis lunak)
Perkamenteus (seperti perkamen)
Coriaceus (seperti kulit atau belulang)
Carnosus (berdaging)

8.

Warna daun

Warna daun yang sering kita jumpai :


Viridis (hijau)
Flavus (kuning)
Ruber (merah)
Brunneus (cokelat)
Virescens (kehijauan)

9.

Permukaan daun

Permukaan daun dibedakan menjadi :

Leavis (licin)
Glaber (gundul)
Scamber (kasap)
Rugosus (berkerut)
Pilosus (berbulu)
Villosus (berbulu halus)
Hispidus (berbulu kasar)
Lepidus (bersisik)

B.

Daun Majemuk

Daun Majemuk adalah daun dimanahelaiannya disusun oleh sejumlahbagian-bagian


terpisah yang berbentukseperti daun dan diseut anak daun(leaflet)
1.

Bagian-bagian daun majemuk

Ibutulangdaunn (Petioluscommunisataurachis)
Tangkaianak daun (Petiolus)
Anak daun primer (Pinnae)
Anak daun sekunder (Pinnulae)
Berdasarkan susunan anak daun pada ibu tangkai dibedakan menjadi :
Pinnatus (daun majemuk menyirip)
Daun manemuk yang anak daunnya terdapat di
kana kiri ibu tangkai daun, jadi tersusun seperti
sirip pada ikan.
Macam-macam:
1.

Secara Umum, daun majemuk menyirip dibedakan menjadi 3, yaitu :

Menyirip Beranak daun satu (Unifoliolatus), contohnya :berbagai jenis daun


jeruk

Menyirip genap (abruptepinnatus)

contohnya : daun asam(Tamarindus indica), pohon leci


(Litchi chinensis), kepulasan (Nephelium mutabilae)

Menyirip Gasal

(Imparipinnatus) contohnya: daun pacar cina (Aglaia adorata) dan mawar (Rosa
sp)
(Paripinnatus)contohnya : Casia absus

2.
Berdasarkan duduknya anak-anak daunpada ibu tangkai dan menurut
besarkecilnya anak-anak daun yang terdapatpada satu ibu tangkai.

Majemuk menyirip dengan anak daun berpasang-pasanagan.

Majemuk menyirip berseling

Majemuk menyirip berselang-seling. Contohnya : anak daun tomat (Solanum


licopersicum)
3.

Majemuk menyirip ganda

Menyirip ganda dua (bipinnatus)

Menyirip ganda tiga (tripinnatus)

Selain itu,

Menyirip ganda sempurna

Menyirip ganda tidak sempurna

Dan,

Menyirip genap ganda dua sempurna

Menyirip gasal ganda dua tidak sempurna

Menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna

Palmatus (daun majemuk menjari)


Daun majemuk yang semua anak daunnya tersusunmemencar pada ujung ibu
tangkai seperti letaknya jari-jari.

Macam-macamnya :

Beranak daun dua (bifoliatus)

Beranak daun tiga (trifoliatus)

Beranak daun lima (quinquinlolatus)

Beranak daun tujuh (septemfoliatus)

Sealain itu ada,


Majemuk menjari beranak daun 3 ganda dua, contohnua Aegopodium dan Aquilegia
vulgaris

Pedatus (daun majemuk bangun kaki)


Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari , tetapi anak daun
yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada pada tangkai
anak daun yang di sampingnya. Contohnya:Arisaema filiformae (Araceae).

Digitato pinnatus (daun majemuk campuran)


Suatu daun majemuk ganda yang mempunyaicabang-cabang ibu tangkai
memencar seperti jaridan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapipada
cabang-cabang ibu tangkai ini terdapatanak-anak daun yang tersusun menyirip.
Jadi,campuran susunan yang menjari dann menyirip.Contohnya:Daun sikejut
(Mimosa pudica L.)

C.

Duduk Daun (Phyllotaxis)

Philotaksis adalah aturan mengenai letaknya daun. Untuk mengetahui tata letak
daun pada batang harus ditentukan lebih dahulu jumlah daun yang terdapat pada
satu buku-buku batang ,kemungkinannya adalah :
1.

Pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun.

2.

Pada tiap-tiap buku-buku batang hanya terdapat dua daun.

3.

Pada tiap buku-buku batang hanya terdapat lebih dua daun.

1.

Filotaksis/tataletakdaun

Letak daun terhadap sesamanya pada batang pada buku :

a.

Sehelai daun

Monostik
:daun terdapat pada satu sisi yang sama
(ortostik)/daun terdapat dalam satu garis lurus vertical sejajar batang.

Distik
:daun terdapat pada dua baris vertical sejajar
batang (2 ortostik). Spirodistik(180o). Misal pada tumbuhan Graminae

Tristik
Cyperaceae

:terdapat 3 ortostik, spirotristik(120o). Misal Pada

Daun spiral/tersebar
: terdapat> 3 ortostik Mis.Nicotiana tabacum : 5
ortostikBrassica oleracea : 8 ortostik

b.

Dua helai daun


Berhadapan distikha

Berhadapan bersilang (decussates) ; satu pasangan daun tegak lurus


pasangan daun berikutnya (90o). Terdapat 4 ortostik. Misal Ixora javanica
c.

Tiga helai daun atau lebih

Daun dalam karangan misal Nerium oleander dan Lilium martagon

Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)


Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku batang
(nodus). Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit
membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin, seperti pada bambu
(Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.) dan semua rumput pada umumnya.
Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun. Untuk
mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih
dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang.
Pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun.
Tata letak daunnya dinamakan: Tersebar (Folia sparsa).
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama tadi mengelilingi
batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka
perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b, yang dinamakan
juga: Rumus daun atau Divergensi.
Garis-garis tegak lurus (Garis vertikal) yang menghubungkan antara 2 daun pada
batang dinamakan : Ortostik. Garis piral melingkari batang yang menghubungkan
daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas menurut urutan tua mudanya
dinamakan : Spiral genetik.

Pecahan a/b menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut-turut, jika
diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut antara dua daun berturut-turut pun
tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut: sudut divergensi.
Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan a/bnya, dapat terdiri
atas pecahan-pecahan : , 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. yang disebut deret
Fibonacci.
Angka-angka diatas memperlihatkan sifat berikut :
1.
Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.) merupakan suatu
pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang
dua suku yang ada di depannya, dan penyebutnya merupakan hasil penjumlahan

kedua penyebu dua suku yang di depannya, atau Tiap suku dalam deretan itu
merupakan suatu pecahan yang pembilangnya merupakan selisih antara penyebut
dan pembilang suku yang di depannya, dan penyebutnya adalah jumlah penyebut
suku di depanya dengan pembilang suku itu sendiri. Pada tumbuhan dengan tata
letak daun tersebar, kadang-kadang duduk daun rapat berjejal-jejal karena ruasruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama
tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun-daun
yang mempuyai susunan demikian disebut suatu : roset (rosula).Roset ada 2
macam :
a.
Roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejaljejal diatas tanah,contoh. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak liman
(Elephantopus scaber L.).
b.
Roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung
batang contoh. padapohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacammacam palma
lainnya.Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan
tata letak tersebar dapat teratur sedemikian rupa pada suatu bidang datar, dan
membentuk suatu pola seperti mosaik (pola karpet).Susunan daun yang demikian
itu disebut mosaik daun.
2.

Pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun

Pada setiap buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan (terpisah oleh jarak
sebesar 1800). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya
membentuk suatu silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Tata letak daun
yang demikian ini dinamakan : berhadapan-bersilang (folia opposita atau folia
decussata),contoh. pada mengkudu (Morinda citrifolia L.), soka (Ixora poludosa
Kurz.), dll.
3.

Pada tiap bulu-buku batang terdapat lebih dari dua daun

Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berkarang (Folia verticillata),dapat
a.l. ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.), alamanda (Allamanda
cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.).
Bagan (Skema) dan diagram tata letak daun.
a.

Bagan tata letak daun

Batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya digambar membujur


ortostikortostiknya demikian pula buku-buku batangnya. Daun-daun digambar
sebagai penampang melintang helaian daun yang kecil. Pada bagan akan terlihat
misalnya pada daun dengan rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1, 6, 11, dst atau
daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan terletak pada ortostik yang sama.
b.

Diagram tata letak daun atau disingkat diagram daun

Untuk membuat diagramnya batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut


yang memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-lingkaran yang
sempurna. Pada setiaplingkaran berturut-turut dari luar kedalam digambarkan
daunnya, seperti pada pembuatan bagan tadi dan di beri nomor urut. Dalam hal ini
perlu diperhatikan, bahwa jarak antara dua daun adalah 2/5 lingkaran, jadi setiap
kali harus meloncati satu ortostik. Spiral genetikya dalam diagram daun akan
merupakan suatu garis spiral yang putarannya semakin keatas digambar semakin
sempit.
D.

Perkembangan Daun Lebar

Perkembangan daun dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:


1.

Inisiasi

2.

Differansiasi awal

3.

Perkembangan sumbu daun

4.

Asal mula helaian daun

5.

Histogenesis jaringan helaian daun

E.

Faktor Struktural Daun Tumbuhan Air

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuhan air:


1.

Temperatur

2.

Udara

3.

Konsentrasi

4.

Komposisis garam garam dalam air

Ciri struktural tumbuhan air


1.

Penyusutan pada jaringan-jaringan penunjang dan pelindung

2.

Berkurangnya jumlah jaringan

3.

Adanya ruangan udara


Epidermis

a.
Epidermis tumbuhan air tidak mempunyai fungsi bersifat melindungi dan
berperan pula dalam pertukaran gas
b.

Kutikula sangat tipis,sebagaimana dinding sel

c.

Banyak mengandung kloropas

DAUN
a.
Daun yang tenggelam dalam air tidak berstomata (kadang dijumpai stomata
pstigal)
b.

Daun yang terapung stomata terdapat pada permukaan bagian atas

c.
Daun-daun dibagi menjadi euping-euping silindris sempit yang sangat
memperluas daerah singgung dengan air
d.
Daun-daun yang terapung untuk daun yang tergenang air dibagi-bagi
kedalam eumping sempit
e.

Terdapat ruangan udara berisi gas

Kesimpulan
1.
a.

Daun tunggal
Bagian-bagian daun terdiri dari daun lengkap daun tidak lengkap

b.
Bangun / bentuk daun meliputi Bagian terlebar ditengah, bagian terlebar di
bawah tengah helaian daun, bagian terlebar diatas tengah helaian daun, tidak ada
bagian yang terlebar
c.
Ujung daun terdiri dari Runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul
(obtusus), membulat (rotundus), rompang (truncatus), terbelah (retusus)berduri
(mucronatus)
d.
Pangkal daun meliputi runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul
(Obtusns), membulat (roduntatus), rata (trincatus), berlekuk (emargiantus)
e.
f.

Tulang daun terdiri dari ibu tulabg daun, tulang cabang daun, dan urat daun
Tepi daun terdiri dari rata dan bertoreh

g.
Daging daun dibedakan menjadi membrannaceus, papyraceus, herbaceus,
perkamanteus, coriaceus, carnosus.

h.
Warna daun dapat dibagi menjadi warna hijau, kuning, merah, coklat, dan
kehijauan.
i.
Permukaan daun dapat dibedakan menjadi licin, gundul, kasap, berkerut,
berbulu, berbulu halus, berbulu kasar, bersisik.
2.

Daun majemuk

a.
Bagian daun majemuk terdiri dari Ibutulangdaunn
(Petioluscommunisataurachis), tangkaianak daun (Petiolus), anak daun primer
(Pinnae), anak daun sekunder (Pinnulae)
b.
Berdasarkan susunan anak daun pada ibu tangkai dibedakan menjadi :
pinnatus (daun majemuk menyirip), palmatus (daun majemuk menjari), pedatus
(daun majemuk bangun kaki), digitato pinnatus (daun majemuk campuran)

3.

Duduk daun (Phyllatoxis)

a.
Tata letak daun pada batang dapat dibedakan dari sehelai daun, dua helai
daun, dan tiga helai daun atau lebih.
4.

Perkembangan daun lebar.

a.

Inisiasi

b.

Differansiasi awal

c.

Perkembangan sumbu daun

d.

Asal mula helaian daun

e.

Histogenesis jaringan helaian daun

5.

Faktor struktural tumbuhan

a.
Faktor yang mempengaruhi tumbuhan air antara lain : temperatur, udara,
konsentrasi, dan komposisi garam dalam air
b.
Ciri struktural tumbuhan air adalah : penyusutan pada jaringan-jaringan
penunjang dan pelindung, berkurangnya jumlah jaringan, adanya ruangan udara
c.
gas.

Daun tumbuhan air : tidak memiliki stomata, memiliki ruangan udara berisi

Daftar Pustaka
Tjitrosoepomo, Gembong, dkk. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Sudarsono. 2008. Diktat Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: FMIPA UNY
Ratnawati, Budiwati, Sudarsono. 2012. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta: FMIPA UNY

Anda mungkin juga menyukai