Anda di halaman 1dari 3

PENGALIHAN INSTRUMEN UTANG LUAR NEGERI MENJADI UTANG DALAM

NEGERI
Oleh: Dede Hasan Rosadi 8C Khusus
Abstraksi
Dalam rangka memenuhi kebutuhan penyelenggaraan negara, dibutuhkan sumber daya keuangan yang
cukup agar segala anggaran yang sudah direncanakan bisa terealisasi dengan baik. Pemenuhan sumber
daya keuangan ini tidak hanya dicukupi dengan pendapatan negara berupa pajak dan pendapatan
negara bukan pajak,tetapi dibutuhkan intrumen lain berupa utang negara, terutama dikarenakan
kebijakan anggaran yang dianut pemerintah adalah kebijakan defisit, hal ini bukan tanpa sebab, segala
perencanaan manajemen keuangan yang dilakukan pemerintah tentu ada maksud dan tujuan, agar
kebijakan yang sudah ditetapkan bisa berjalan sesuai dengan rencana yg tujuan akhirnya adalah
memakmurkan kehidupan bangsa ini.
Keywords:utang pemerintah,government spending,manajemen utang,sun, makroekonomi

I. Pendahuluan
Pemerintah dalam rangka menerapkan
Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) bertujuan untuk menjaga
stabilitas ekonomi makro dan mendorong
pertumbuhan
ekonomi,
Dengan
tetap
mempertahankan stabilitas ekonomi makro,
kebijakan fiskal melalui APBN telah diarahkan
oleh
pemerintah
untuk
mendorong
pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya yang
ditempuh untuk mencapai tujuan ini adalah
dengan
menetapkan
kebijakan
defisit.
Kebijakan ini berguna untuk memacu
government spending yang menjadi salah satu
komponen pendorong pertumbuhan ekonomi.
Untuk membiayai defisit, pemerintah
mengandalkan berbagai pembiayaan . Sampai
saat ini, utang masih merupakan sumber utama
pembiayaan APBN untuk menutup defisit
maupun untuk pembayaran kembali pokok
utang yang telah jatuh tempo (refinancing).
Jumlah utang negara saat ini sebesar lebih
kurang 45,91 Trilyun Rupiah. Pada masa yang
lalu, peranan pinjaman luar negeri, baik yang
bersifat lunak maupun semi komersial,
merupakan sumber pembiayaan APBN yang
sangat dominan. Dalam perkembangan
selanjutnya sejak tahun 1999, selain pinjaman
luar negeri yang masih diperlukan mengingat

pinjamannya lunak dan berbunga tetap,


instrumen fiskal yang utama lainnya adalah
Surat Utang Negara(SUN), yang juga merupakan
instrumen pasar keuangan, yaitu pasar uang
dan pasar modal
II. Pengalihan Instrumen Utang Luar Negeri
menjadi Utang Dalam Negeri
Seperti telah disebutkan sebelumnya,
pengelolaan anggaran pemerintah yang saat ini
menganut prinsip defisit anggaran, tentu
diperlukan manajemen yang kuat dalam rangka
memenuhi defisit, sumber utama pendanaan
defisit terdiri dari 2 jenis utama yaitu utang dan
non utang, untuk pembiayaan neraca defisit
dengan instrumen non utang, bisa berupa
penggunaan Selisih Lebih Penggunaan Anggaran
(SILPA), privatisasi BUMN, dan penjualan devisa
negara. Seiring dengan berjalannya waktu,
sumber pembiayaan nonutang menjadi semakin
terbatas sehingga diperkirakan tidak akan
menjadi sumber pembiayaan defisit yang
dominan di masa mendatang.
Sumber
pembiayaan
defisit
pada
masa-masa
mendatang akan didominasi oleh utang.
Dari data keuangan yang diterbitkan
pemerintah, pembiayaan yang berasal dari
utang masih didominasi oleh utang luar
negeri,yang dapat berakibat adanya intervensi

asing terhadap beberapa kebijakan yang


mungkin akan diloakukan pemerintah, seperti
contoh yang pernah terjadi adalah, kasus
diberhentikannya produksi dan pengembangan
pesawat N2130 yang diproduksi oleh IPTN atas
klausul dari IMF yang menyebabkan
bangkrutnya IPTN dan berganti nama menjadi
PT DI di tahun 2000.
Untuk mengurangi pinjaman luar negeri,
pemerintah menerbitkan Surat Berharga
Negara (SBN) sebagai pembiayaan utama APBN,
yaitu pembiayaan defisit maupun refinancing
SBN ini pun terdiri dari dua jenis, yaitu Surat
Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah
(sukuk). Kedua instrumen inilah yang paling
dominan untuk pembiayaan APBN.
Apabila digambarkan dalam sebuah
grafik, struktur utang negara dapat ditampilkan
sebagai berikut:

Pengalihan instrumen utang dari


pinjaman luar negeri ke surat berharga negara
bukan tanpa alasan. Pertama, pemerintah ingin
meningkatkan pengunaan sumber-sumber
dalam negeri dalam pembiayaan APBN. Hal ini
seiring dengan tujuan pemerintah mengurangi
pinjaman luar negeri. Kedua, pemerintah ingin
mengembangkan pasar keuangan di Indonesia
karena SBN adalah instrumen pasar uang. Lalu
ketiga, surat berharga negara biasanya
digunakan perusahaan-perusahaan, lembaga
keuangan bank, asuransi untuk mengelolah
likuiditas perusahaan.
Sebagai bagian dari kebijakan fiskal,
tentunya kebijakan dan pengelolaan utang
harus sinkron dengan kebijakan dan
pengelolaan fiskal secara keseluruhan, karena
jika tidak, tentu akan percuma niat baik
pemerintah mengupayakan stabilitas ekonomi

dengan mengalihkan utang negara ke sektor


dalam negeri, Pada dasarnya, tidak ada yang
salah bila kita menempatkan kebijakan utang
sebagai bagian dari kebijakan pengelolaan
ekonomi secara keseluruhan. Karena memang,
tak ada satupun negara yang membangun
ekonominya tanpa melibatkan utang. Faktanya,
seiring dengan peningkatan utang, ekonomi kita
juga tumbuh dengan baik, seperti ditunjukkan
oleh peningkatan PDB. Teorinya, tingginya PDB
juga
menunjukkan
bahwa
kemampuan
membayar utang menjadi kian besar, karena
tentunya dengan tingginya PDB, pajak yang
ditarik juga akan tinggi. Sehingga, dana untuk
membayar utang juga tinggi.
Tetapi prakteknya, tingginya PDB, tidak
serta merta meningkatkan kemampuan
membayar utang. Perlu diketahui, utang
pemerintah dibayar melalui APBN. Dan APBN,
dibiayai pajak. Faktanya, rasio perpajakan kita
terhadap PDB (tax ratio) tak kunjung meningkat,
bertahan di level 11-12 persen. Itu artinya,
pencapaian PDB yang tinggi, yang dibiayai
dengan utang pemerintah, sebenarnya yang
kembali ke APBN untuk membayar utang
pemerintah belum optimal.
Dapat disimpulkan bahwa meskipun
utang kita dapat dikatakan relatif aman, namun
bukan berarti bahwa manajemen utang kita
telah baik. Banyak hal yang perlu dilakukan agar
kita semakin yakin bahwa manajemen utang
kita memang telah baik. Salah satunya adalah
pemanfaatan instrumen manajemen risiko
perlu dilakukan untuk melindungi utang kita
yang kian bertambah itu agar terhindar risiko
nilai tukar,oleh karena itu sinkronisasi antar
pembuat kebijakan fiskal harus dimatangkan
dengan sempurna, karena apabila ketimpangan
yang terjadi, bukan tak mungkin krisis moneter
kembali akan melanda negara kita tercinta.
III. Kesimpulan
Dalam rangka mempertahankan stabilitas
ekonomi negara, instrumen pengelolaan hutang
merupakan salah satu cara yang ditempuh
pemerintah, dan manajemen pengelolaan utang
merupakan langkah yang harus ditempuh dalam
rangka menumbuhkan laju eknomi dan

merupakan stimulus kepada pasar, karena efek


domino yang dihasilkan dari diterbitkannya
utang luar negeri, akan memacu pertumbuhan
ekonomi, selain akan memberikan jaminan
kepada pelaku pasar, dan apabila pasar dalam
negeri sudah kondusif tentunya kepercayaan
investor asing juga akan semakin naik, dan efek
jangka panjangnhya adalah meminimalkan
biaya utang pada tingkat risiko yang terkendali.
Sehingga bisa menjamin terpenuhinya financing
gap
dan
ketahanan
fiskal
yang
berkesinambungan (fiscal sustainability) yang
sesuai dengan kondisi ekonomi makro serta
biaya terendah, dan bisameningkatkan prinsip
kehati-hatian dalam pengelolaan utang
terutama untuk meminimalkan risiko, dan yang
paling utama dalam pengaliuhan utang ke
dalam negeri adalah, bisa menekan dan
menghilangkan intervensi asing atas kebijakan
yang akan diambil pemerintah di masa yang
akan datang.
Tercapainya tujuan tersebut akan secara
langsung mendukung pelaksanaan kebijakan
untuk meningkatkan ketahanan negara baik di

bidang keuangan ataupun bidang ketahanan,


sehingga stabilitas nasional secara keseluruhan
bisa tetap terjaga. Dan semakin memperkokoh
Negara Kesatuan Republik Indonesia
IV. Daftar Pustaka
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor
447/KMK.06/2005 tentang Strategi Pengelolaan
Utang Pemerintah
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Surat Utang Negara
http://kampuskeuangan.wordpress.com/2011/
05/01/manajemen-utang/
http://id.wikipedia.org/wiki/Fungsi_dan_tugas_
manajemen_keuangan
http://www.dnaberita.com/berita-68396pemerintah-terus-perbaiki-manajemen-utangluar-negeri.html.html

Anda mungkin juga menyukai