Anda di halaman 1dari 2

PERENCANAAN LANSKAP DANAU TOBA SEBAGAI KAWASAN WISATA

TERINTEGRASI BERBASIS ECO-VILLAGE TOURISM DALAM UPAYA


MELESTARIKAN SUMBER DAYA LOKAL YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang berada pada jalur pegunungan api dunia atau
sering dikatakan sebagai ring of fire. Kondisi geografis Indonesia yang berada pada daerah
pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific
membuat Indonesia selalu harus siaga dalam menghadapi ancaman bencana gempa, letusan
gunung berapi dan tsunami, namun kondisi tersebut ternyata memberikan keunikan tersendiri
kepada Indonesia dengan kehadiran beberapa tempat yang muncul akibat kejaiban alam. Salah
satu keajaiban alam yang terbentuk akibat letusan dasyat gunung berapi adalah Danau toba.
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30
kilometer yang terletak diProvinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau
terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik
bernama Pulau Samosir. Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang
lalu dan merupakan letusan supervolcano. Danau Toba sebagai salah satu tujuan wisata di
dunia tentunya memiliki keunikan tersendiri dari segi kelestarian alam nya, namun belakang ini
kerusakan lingkungan menjadi ancaman besar terhadap kelestarian alam danau terbesar se
Asia Tenggara ini. Penebangan hutan secara liar menjadi penyebab terjadinya longsor dan
banjir. Sebagai kawasan wisata yang menjadi salah satu destinasi wisata utama di pulau
Sumatra, Danau Toba menyimpan potensi keunikan dari segi sejarah, budaya, dan keindahan
alamnya. Kekayaan yang dimiliki Danau Toba nampakya belum secara maksimal dimanfaatkan
sebagai salah satu potensi wisata yang dimiliki oleh Indonesia. Perencanaan kawasan Danau
Toba yang ramah lingkungan namun tetap dapat memaksimalkan potensi sebagai atraksi utama
kegiatan wisata perlu dilakukan. Potensi wisata dari segi wisata alam, budaya, sejarah,
pertanian dan air seharusnya dapat dikembangkan secara maksimal, namun tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan. Kegiatan wisata yang sudah ada belum secara efektif
memanfaatkan potensi sumber daya yang ada. Perencanaan kawasan Danau Toba berbasi EcoVillage Tourism akan memaksimalkan kegiatan wisata dengan membentuk desa-desa wisata
dengan keunikan dan pendekatan explorasi sumber daya local sebagai salah satu atraksi
kegiatan wisata yang tetap memperhatikan lingkungan khususnya hutan-hutan warisan sebagai
saksi sejarah terbentuknya Danau Toba. Melalui analisis keterhubungan ruang dan Landscape
Resource Assesment akan dapat direncanakan suatu kawasan wisata dengan konsep
pembentukan desa-desa wisata yang terintegrasi. Pembentukan desa-desa wisata bertujuan
untuk memberikan pengalaman yang berbeda kepada wisatawan dari satu desa ke desa yang
lain. Perjalanan wisata dari satu desa ke desa lain akan menunjukan atraksi yang berbeda
beda tergantung kepada potensi yang dimiliki oleh setiap kawasan wisata tersebut. Dalam arti
lain, akan dibentuknya suatu perencanaan yang terintegrasi dengan memberikan jalur
interpretasi terhadap potensi sumber daya local yang dimiliki. Perencanaan kawasan yang akan
focus terhadap pengembangan wisata dengan sumber daya alam yang terdiri dari elemen

pembentuk bumi yaitu air, udara dan tanah akan membuat wisatawan merasakan kekayaan
sumber daya yang dimiliki oleh Danau Toba. Perencanaan Lanskap Danau Toba berbasis
Integrated Eco-Village Tourism diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam
mengkolaborasikan antara kepentingan wisata dengan kelestarian alam, sehingga seluruh
potensi sumber daya local dapat dieksplor secara maksimal namun tidak mengesampingkan
kepentingan kelestarian alam.

Anda mungkin juga menyukai