nasional, pengembangan
kebudayaan
nasional, pengembangan
dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, media massa, dan pendukung
sastra Indonesia, serta pemerkaya bahasa dan sastra daerah.
1.2 Ragam Bahasa Indonesia.
Untuk mempertahankan kehidupan, manusia telah ditakdirkan satu sama lain
saling memerlukan sehingga peranan bahasa sebagai alat komunikasi sangatkah
penting. Dalam berkomunikasi, ternyata bahasa mempunyai beban yang betul-betul
tidak ringan. Beban tugasnya bukanlah hanya menyangkut proses penyampaian dan
penerimaan informasi belaka, tetapi mencakup semua aspek akspresi kejiwaan
manusia yang amat majemuk, seperti: mengejek, merayu, menggugah, meyakinkan,
menggugat, menyindir, mengkritk, menginsyafkan, menghibur. Bahasa seorang guru
harus jelas agar ajarannya dapat dimengerti dengan mudah oleh muritnya. Bahasa
penulis karya ilmiah harus bisa meyakinkan pembacanya mengenai suatu
pengetahuan. Bahsa seorang sastrawan harus sanggup menggugah peraan yang
paling halus dari manusia. Begitulah beban bahasa; berbeda satu sama lainnya sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pengguna.
Ragam bahasa ialah variasi pemakaian suatu bahasa yang secara umum tetap
berpola pada bahasa induk. (Seksi Bahasa Indonesia ITB, 1996).
Jika berbicara tentang ragam bahasa, ada tiga kriteria penting yang perlu
diperhatikan. Kriteria tersebut (lihat Sugono (2009)) adalah
1) media/sarana yang digunakan (ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan
2) latar belakang penuturn (ragam daerah, ragam bahasa resmi, ragam bahasa tidak
resmi)
3) pokok persoalan yang dibicarakan ( sesuai dengan bidang ilmu dan teknologi serta
seni, misalnya ragam bahasa iptek, ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa
ekonomi, ragam bahasa sastra).
1.2.1
bahasa yang mempunyai nilai komunikatif yang paling tinggi ialah bahasa baku atau
bahasa standar yang fungsinya menyangkut kepentingan nasional.
Tegasnya bahasa baku dipakai dalam situasi atau lingkungan resmi dan
pergaulan sopan, seperti dlam surat menyurat resmi, pengumuman yang dikeluarkan
oleh instansi resmi, perundang-undang, karangan ilmiah, buku pelajaran. Karena
fungsi-fungsi itulah, bahasa baku terikat oleh tulisan baku, tata bahasa baku, dan lafal
baku. (Suryaman, 1986).
Tulisan baku adalah tulisan Latin. Itu berarti bahwa semua tulisan yang
bersifat resmi hanya boleh ditulis dengan tulisan Latin.
Ejaaan baku adalah ejaan yang saat ini berlaku di Indonesia, yaitu: Ejaan
Yang Disempurnakan.
Kosa kata baku adalah kosa kata yang tidak menyalahai bagan proses
pembentukan istilah.
Tata bahasa baku adalah seperangkat norma yang dibakukan oleh Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B).
Lafal baku secara resmi belum dimiliki oleh bahasa Indonesia.
P3B menjelaskan bahwa Jika pendengar tidak mengenal bahasa daerah asal,
pembicara tersebut menggunakan lafal standar. Sebaliknya bila pendengar dapat
mengenal bahasa atau daerah asal pembicara, pembicara tersebut tidak menggunakan
lafal standar bahasa Indonesia. (Suryaman, 1986).
Pada umumnya, bahasa Indonesia baku sering diartikan sama dengan bahasa
Indonesia ragam ilmiah. Padahal ragam ilmiah merupakan bagian dari bahasa
Indonesia Baku. Ragam Ilmiah bercirikan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
adalah bahasa yang efektif dalam menyampaikan suatu maksud, sedangkan bahasa
yang benar adalah bahasa yang memenuhi kaidah ketatabahasaan meskipun tidak
akrab bagi pemakai bahasa.
1.3
Rangkuman
Evaluasi
Bentuk kelompok yang terdiri atas lima orang untuk berdiskusi. Setiap
kelompok mendiskusikan salah satu topik di bawah ini. Topik yang telah dipilih
salah satu kelompok tidak boleh dipilih kelompok lainnya. Hasil diskusi kelompok
dipresentasikan di hadapan kelompok lain.
Topik diskusi:
a. Penggunaan bahasa Indonesia pada media massa cetak
b. Penggunaan bahasa pada ruang-ruang publik memprihatinkan!
c. Penggunaan bahasa pada karya ilmiah mahasiswa.
d. Penggunaan bahasa pada aktivitas di kampus
e. Saat ini, masih perlukah belajar bahasa Indonesia ?