Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PENGUJIAN MATERIAL

Oleh :
Nurul Tri Alona Sari (1206217313)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2014

1. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan sifat mekanik hasil uji tarik logam dengan
struktur kristal FCC, BCC & HCP (Kekuatan dan Keuletan).
Keuletan merupakan suatu sifat yang menggambarkan kemampuan logam menahan
deformasi hingga terjadinya perpatahan. Sifat ini dalam beberapa tingkatan harus dimiliki
oleh bahan bila ingin dibentuk (forming) melalui proses rolling, drawing, bending,
stretching, hammering, cutting, dan sebagainya. Kekerasan (hardness) adalah salah satu
sifat mekanik (mechanical properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus
diketahui khususnya untuk material yang dalam penggunaannya akan mangalami
pergesekan (frictional force). Susunan kristal sangat menentukan sifat mekanis pada logam
karena susunan kristal tersebut akan membuat ikatan-ikatan atom yang berbeda-beda.
Logam dengan struktur kristal BCC (Body Centered Cubic) mempunyai kerapatan atom
yang lebih rendah dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC (Face Centered
Cubic). Perbedaan kerapatan atom itu dapat dilihat dari jumlah bidang gesernya. Pada
struktur kristal BCC, jumlah bidang gesernya lebih sedikit dari struktur kristal FCC,
sehingga kemampuan atom-atom untuk bergeser lebih sulit. Dengan demikian, logam
dengan struktur kristal BCC membutuhkan energi lebih besar untuk mengerakkan
dislokasi. Hal ini yang menyebabkan logam dengan struktur kristal BCC lebih sulit
dibentuk jika dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC yang mempunyai kekuatan
rendah tetapi memiliki keliatan yang tinggi (ductility). Dapat dikatakan bahwa kekerasan
pada struktur kristal FCC tidak terlalu keras, namun keuletan atau ductilitynya tinggi.
Namun pada BCC cenderung kekerasannya tinggi, namun ductility nya tidak tinggi,
sehingga cenderung material yang bersifat getas. HCP (hexagonally close-packed) apabila
dibandingkan dengan material FCC juga memiliki kekerasan yang lebih tinggi namun
ductility atau keuletannya rendah. Sehingga HCP juga cenderung material yang bersifat
getas.

Nurul Tri Alona Sari (1206217313)Page 2

2. Jelaskan perbedaan antara spesimen standar uji tarik menurut ASTM dan JIS.
Pengujian tarik merupakan jenis pengujian yang paling banyak digunakan karena
mampu memberikan informasi representatif dari perilaku mekanis material. Pengujian tarik
dilakukan untuk berbagai kebutuhan. Hasil dari pengujian tarik digunakan dalam pemilihan
material dalam aplikasi engineering atau dunia ilmu ketenikan. Sifat tarik material biasanya
disertakan dalam spesifikasi material untuk memastikan kualitas material tersebut. Sifat tarik
material digunakan untuk memprediksi perilaku material tersebut pada berbagai beban yang
diberikan kepadanya. Prinsip dari pengujian tarik adalah sampel atau benda uji dengan
ukuran dan bentuk tertentu ditarik dengan beban kontinyu sambil diukur pertambahan
panjangnya.
Pada standar ASTM ( American Society for
Testing and Material) itu dipergunakan
kebanyakan di dunia internasional
sebagai standar untuk melakukan
pengujian tarik. Sedangkan JIS
(Ja

panese Industrial Standards) hanya dipergunakan di


dalam wilayah jepang. Perbedaan antara kedua standar

ini

terletak pada besar diameter maupun ketebalan benda


yang diuji. Selain itu perbedaan lainnya adalah adanya
aturan penggunaan atau pembuatan sampel
berdasarkan jenis material ataupun
paduannya, yang menentukan ketebalan,
panjang, maupun diameter dari benda yang
akan diuji. Pada ASTM E8/E8M11 merupakan standar dari ASTM
untuk sampel pengujian material.
Sedangkan pada JIS yang dipergunakan dapat dilihat
pada dokumen JIS Z2241.

Nurul Tri Alona Sari (1206217313)Page 3

Anda mungkin juga menyukai