Anda di halaman 1dari 12

PASAR UANG

Abd. Wafi (100231100042)


ABSTRAK
Pasar uang merupakan suatu tempat pertemuan abstrak dimana para
pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai
yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui
perantara dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dan
modal kerja khususnya terhadap pihak yang membutuhkan dana,
namun bagi pihak yang telah menanamkan modal adalah untuk
memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu serta
membantu pihak-pihak yang mengalami kesulitan keuangan.
Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang
mempunyai
kelebihan dana dan yang membutuhkan dana. Pasar
Uang berbeda dengan Pasar Modal yang tradingnya dilakukan melalui
Bursa atau Stock Exchange, Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada
tempat khusus seperti halnya dengan Pasar Modal, transaksi pada
Pasar Uang dilakukan secara OTC (Over The Counter Market),
dilakukan oleh setiap peserta (partisipan) melalui Desk atau Dealing
Room masing-masing peserta.
Kata kunci : pasar uang, pasar modal
1. PENDAHULUAN
Seperti tercantum dalam perekonomian, dimana pengembangan bidang jasa
termasuk pelayanan infrastruktur dan jasa keuangan diarahkan pada terciptanya
jaringan informasi, pelayanan keuangan yang andal, efisien dan mampu mendukung
industrialisasi serta upaya pemerataan. Didalam sasaran Pelita VI disebutkan pula
bahwa pembangunan sektor keuangan ditingkatkan, diperluas dan diarahkan untuk
memperbesar kemampuan sumber dana dalam negeri bagi pembiayaan pembangunan
nasional. Sejalan dengan kebijakan pemerintah tersebut, maka dibidang kelembagaan
serta instrumen pasar uang, Bank Indonesia harus memantapkan langkah-langkah
kebijakan yang dapat mendukung berkembangnya jenis-jenis pembiayaan lain kepada

dunia usaha selain kredit perbankan, utamanya surat-surat berharga. Perkembangan


ini memang tidak bisa dihindarkan, sejalan dengan kecenderungan sekurutisasi aset
yang akan terus mewarnai industri keuangan kita, Dalam kaitan ini, pengembangan
pasar uang yang lebih luas dan mendalam merupakan suatu kebutuhan yang sangat
penting. Dengan adanya lembaga pemeringkat diharapkan dapat memberi dukungan
yang efektif bagi pengembangan pasar uang di Indonesia sehingga jenis instrumen
yang diperdagangkan akan dapat di lihat kwalitasnya dan semakin beragam tidak
terbatas hanya SBI. Beragamnya instrumen ini akan meningkatkan efisiensi dan
pilihan penanaman dana bagi bank-bank, tetapi juga akan lebih menambah instrumen
untuk pengendalian moneter oleh Bank Indonesia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pasar Uang (Money Market) adalah pasar dengan instrumen
financial jangka pendek, umumnya yang diperjualbelikan berkualitas tinggi. Jangka
waktu instrumen pasar uang biasanya jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau
kurang. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek.
2.1 Kebutuhan Adanya Pasar Uang
Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian adalah
banyaknya perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai
antara inflows dan outflows. Misalnya, perusahaan melakukan penagihan dari klien
pada periode tertentu dan pada waktu yang lain ia harus mengeluarkan uang untuk
menutupi biaya operasionalnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut (perusahaan pada saat kasnya mengalami defisit),
maka perusahaan tersebut sementara dapat memasuki pasar uang sebagai peminjam
dengan mencari lembaga keuangan atau pihak lain yang memiliki surplus (kelebihan)
dana. Selanjutnya, pada saat perusahaan tersebut mengalami surplus dana, maka
perusahaan tersebut menjadi kreditor dalam pasar uang untuk memperoleh
pendapatan daripada membiarkan danaya tak terpakai atau idle.
2.2 Perbedaan dengan Pasar Modal
Perbedaan antara pasar modal dengan pasar uang adalah jangka waktunya.
Dalam pasar uang, diperdagangkan suratberharga berjangka waktu pendek,

sedangkan dalam pasar modal, diperdagangkan surat berharga berjangka waktu


panjang
2.3 Resiko Investasi di Pasar Keuangan
1.

Resiko Pasar (interest rate risk), yaitu resiko yang berkaitan dengan turunnya
harga surat berharga (dan tingkat bunga naik) mengakibatkan investor

mengalami capital loss.


2. Resiko Reinvestment, yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu
aset finansial yang harus di re-invest dalam aset yang berpendapatan rendah
(resiko yang memaksa investor menempatkan pendapatan yang diperoleh dari
bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah
akibat turunnya tingkat bunga.
3. Resiko Gagal Bayar (default risk atau credit risk), yaitu resiko yang terjadi
akibat peminjam (debitur) tidak mampu memenuhi kewajibannya sesuai
dengan yang diperjanjikan.
4. Resiko Inflasi (resiko daya beli atau purchasing power risk). Untuk
menghadapi hal tersebut kreditur biasanya berusaha mengimbangi proyeksi
inflasi dengan mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi.
5. Resiko Valuta (currency risk atau exchange rate risk).
6. Resiko Politik, ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan
ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang
diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari
modal yang diinvestasikan.
7. Marketability atau Liquidity Risk, ini dapat terjadi apabila instrument pasar
uang yang dimiliki sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya
menjual kembali surat berharga tersebut memberi resiko untuk tidak dapat
mencairkan kembali instrument pasar uang dalam bentuk uang tunai pada saat
membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo.
2.4 Instrumen Pasar Uang
a. Call Money (Interbank Call Money Market) Call Money adalah penempatan
atau peminjaman dana jangka pendek (dalam hitungan hari) antar bank. Call

Money merupakan instrument bank dalam mengatasi kekurangan atau


kelebihan dana jangka pendek yang bersifat sementara.
b. Sertfikat Bank Indonesia (SBI. SBI adalah surat berharga dalam mata uang
rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang
berjangka waktu pendek.
Tujuan bank Indonesia mengeluarkan SBI untuk mengurangi peredaran uang
di dalam masyarakat.
SOR adalah tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran tingkat
bunga dari peserta lelang. Selanjutnya, SOR tersebut akan dapat dipakai sebagai
indikator bagi tingkat suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya. SOR
merupakan kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan penjualan SBI secara lelang
kepada Bank atau Lembaga Keuangan atau melalui Broker, dengan tujuan:

a. Untuk mengendalikan baik volume uang beredar maupun tingkat bunga


melalui target volume yang diinginkan dan tingkat bunga dalam suatu batas
tertentu.
b.

Dengan menyerahkan tingkat bunga pada Prime Dealer untuk jumlah 60%,
maka tingkat bunga menjadi wajar.

Pola pembelian SBI:


a. Pembelian melalui Pasar Perdana (langsung ke BI)
b. Pembelian melalui Pasar Sekunder
c. Pembelian melalui Broker
Sebelum jatuh tempo SBI boleh diperjualbelikan, baik oleh Bank, LKBB,
maupun masyarakat atau dunia usaha setiap saat melalui pasar sekunder. Untuk itu
Security House (perantara) akan membeli atau menjual SBI setiap hari dengan tingkat
diskonto yang berlaku di pasar. Untuk memperlancar perdagangan SBI ini Bank
Sentral Indonesia menunjukkan beberapa market dan broker yang terdiri dari Bankbank Umum sebagai lembaga penunjang dalam perdagangan SBI. Market maker
disini bertindak sebagai penggerak pasar sekunder.
III.

PEMBAHASAN

Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik
dana

jangka

pendek

dapat

menawarkan

kepada

calon

pemakai

yang

membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang


dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari
perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu
tahun, yang dapat diperjualbelikan didalam pasar uang, sedangkan Perbedaan antara
pasar modal dengan pasar uang adalah jangka waktunya. Dalam pasar uang,
diperdagangkan suratberharga berjangka waktu pendek, sedangkan dalam pasar
modal, diperdagangkan surat berharga berjangka waktu panjang
Pasar uang secara universial didefinisikan sebagai pasar sarana terjadinya
transaksi surat berharga berjangka waktu pendek (umumnya kurang dari satu tahun)
baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing. Dewasa ini eksistensi pasar uang
terutama dimaksudkan untuk penyesuaian likuiditas bagi lembaga-lembaga keuangan
yang mempunyai akses ke pasar uang, sebagai konduit atau penyalur yang digunakan
oleh otoritas moneter dalam melaksanakan kebijakan moneter serta menyediakan
informasi tentang biaya modal (cost of capital) dan ekspektasi.
Piranti keuangan (money market Iinstrument) yang diperjual belikan di pasar
uang Indonesia pada dewasa ini,selain Promes dan Wesel yang telah cukup
dikenal,juga terdapat Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat berharga Pasar uang )
SPBU), Sertifikat Deposito (SDs),Surat berharga Komersial (Commercial Paper)dan
Bankerss Acceptance (BA)
3.1 Ciri-ciri Pasar Uang:
1. Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek.
2. Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang
mempunyai kelebihan dana dan yang membutuhkan dana.
3. Tidak terikat pada tempat tertentu seperti halnya pasar modal.

3.2 Tujuan Pasar Uang:


Dari pihak yang membutuhkan dana:
1. Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.
2. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
3. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
4. Sedang mengalami kalah keliring.
Dari pihak yang menanamkan dana:
1. Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu.
2. Membantu pihak-pihak yang mengalami kesulitan keuangan.
3. Spekulas
3.3 Pelaku Pasar Uang:
1. Bank
2. Yayasan
3. Dana Pensiun
4. Perusahaan Asuransi
5. Perusahaan-perusahaan besar
6. Lembaga Pemerintah
7. Lembaga Keuangan lain

8. Individu Masyarakat
3.4 Peserta Pasar Uang
1.
2.
3.
4.

Lembaga keuangan
Perusahaan besar
Lembaga pemerintah, dan
Individu-individu

3.5 Mekanisme Pasar Uang


Pasar Uang berbeda dengan Pasar Modal yang terjadinya dilakukan melalui
Bursa atau Stock Exchange, Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada tempat khusus
seperti halnya dengan Pasar Modal, transaksi pada Pasar Uang dilakukan secara OTC
(Over The Counter Market), dilakukan oleh setiap peserta (partisipan) melalui Desk
atau Dealing Room masing-masing peserta.
3.6 Fungsi Pasar Uang
1. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek
2. Sebagai penghimpun danas berupa surat-surat berharga jangka pendek
3. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untul melakukan investasi
4. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka
pendek kepada perusahaan di Indonesia.
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan untuk
mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera
dipenuhi. Dengan demikian pasar uang merupakan sarana alternatif khususnya bagi
lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan, dan pesertapeserta lainnya, baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun
dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya, Pasar uang
juga merupakan sarana pengendali moneter (secara tidak langsung) oleh otoritas
moneter dalam melaksanakan operasi terbuka, karena di Indonesia pelaksanaan
operasi pasar terbuka oleh Bank Sentral yaitu BankIndonesia dilakukan melalui pasar
uang dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
sebagai instrumennya.

3.7 Indikator Pasar Uang


Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak
mengamati perkembangan pasar uang, Indikator pasar uang meliputi:
1. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp)
Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam
meminjam danadalam bentuk rupiah.
2. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp)
Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk rupiah.
3. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (US$)
Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam
meminjam danadalam bentuk US $.
4. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$)
Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk US $.
5. J1BOR (Jakarta Interbank Offered)
Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam antar bank.
6. Suku bunga deposito Rupiah (%/Th)
Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya
dalam bentuk Rupiah.
7. Suku bunga deposito US$ (%/Th)
Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya
dalam bentuk US $.
8. Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata
uang terhadap mata uang lainnya.
9. Suku bunga kredit
Tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau lembaga keuangan lainnya
kepada para kreditor.
10. Inflasi
Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus suatu
waktu tertentu.

11. Indeks Harga Konsumen (IHK)


Angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus
dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu.
12. Sertifikat Bank Indonesi (SBI)
Instrumen investasijangka pendek yang bebas resiko.
3.8 Perkembangan Pasar Uang
Perkembangan pasar uang di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
diwarnai oleh dampak dari kejadian kejadian eksternal maupun internal. Beberapa
hal diantaranya yaitu dampak krisis Meksiko, peningkatan suku bunga domestik
akibat konsolodasi bank-bank dan ketatnya likuiditas perbankan serta munculnya
jenis produk dan diversifikasi piranti pasar uang yang lain maupun munculnya
spekulasi valuta asing. Dalam situasi pasar keuangan dalam negeri yang semakin
terintegrasi dengan pasar keuangan luar negeri, maka kejadian collapse-nya sektor
keuangan di suatu negara, khususnya emerging countries, akan berpengaruh terhadap
sektor keuangan di

tanah air. Peristiwa krisis Meksiko pada akhir 1994 telah

membawa gejolak pada pasar uang valas kita, yaitu terjadinya pelarian modal (capital
fliht ) khususnya jangka pendek. Sebaliknya pada tahun 1995/96 pasar valas dalam
negeri ditandai oleh cukup derasnya arus modal masuk dari luar negeri.
Perkembangan ini selain berkaitan dengan melebarnya selisih antara suku
bungan dalam dan luar sahamnya dimiliki oleh pemerintah diperbolehkan
menerbitkan obligasi yang diterbitkan atas unjuk sehingga mudah diperdagangkan.
Upaya pengembangan lainnya terutama mengenai kelembagaan dan

aktivitas-

aktifitas pendukung lainnya, yaitu dengan mengaktifkan peran Pialang Pasar Uang
(Broker) dan pendirian lembaga dana penyanggah simpanan (Deposi Protection
Skim). Peranan pialang pasar uang sejak diperkenalkan tahun 1991 nampaknya masih
bisa ditingkatkan selain untuk mengurangi segmentasi pasar uang antara bank dengan
cara menghubungkan bank yang kekurangan dan kelebihan dana (dalam hal terjadi
pembatasan credit line antara dua bank yang melakukan deal, maka pialang dapat
melakukan name-switch kepada bank ketiga), selain itu diharapkan juga pialang dapat

memberikan informasi harga dan nominal pasar scunder SBI. Selain itu untuk
mendung kegiatan pialang dalam memperlancar transaksi dan mengefisienkan
perdagangan piranti pasar uang khususnya di pasar sekunder perlu pula dibentuk
Lembaga Diskonto (Discount House).
Dalam rangka lebih meningkatkan dan memelihara kepercayaan masyarakat
pada perbankan khususnya terhadap upaya pengembangan pasar uang tampaknya
perlu dibentuk suatu sistem perlindungan simpanan uang masyarakat pada bank
(Dana Penyangga Simpanan) dengan cara perlindungan langsung dalam bentuk
perlindungan deposan kecil dalam hal bank bermasalah ditetapkan untuk dilikuidasi
dan perlindungan tidak langsung dengan cara mencegah terjadinya kegagalan bank
dalam bentuk penyangga bank bermasalah (mekanisme DPS terlihat pada lampiran 4
dan 5).
Selanjutnya, hadirnya lembaga penunjang sektor keuangan seperti lembaga
pemeringkat efek (PT Pefindo) diharapkan dapat membantu meningkatkan
kredibilitas surat utang yang diterbitkan di pasar uang di mata investor. Sementara itu,
untuk mendukung tersedianya informasi yang akurat, handal, tepat waktu dan terkini,
Bank Indonesia sejak tahun 1994 terus mengembangkan informasi mengenai pasar
uang melalui PIPU (Pusat Informasi Pasar Uang) yang dapat diakses semua pelaku
pasar uang. Disisi lain, dalm rangka menunjang pengembangan pasar uang diperlukan
pemikiran untuk membuat suatu Reference Rate bagai pelaku pasar uang baik calon
penerbit maupun investor guna mengetahui arah perkembangan suku bunga pasar.
Upaya ini telah coba dilakukan dengan memperkenalkan Jakarta Interbank Offered
Rate (JIBOR) dalam PIPU pada tahun 1995 yang merupakan masukan dari 24 bank
yang dipilih berdasarkan keaktifannya di pasar uang.
IV.

PENUTUP

4.1 Simpulan
Dari beberapa penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pasa uang
merupakan suatu tempat pertemuan abstrak atau sebagai pasar sarana terjadinya

transaksi surat berharga berjangka waktu pendek (umumnya kurang dari satu tahun)
baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing yang bertujuan untuk untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas dan modal kerja khususnya terhadap pihak yang membutuhkan
dana, namun bagi pihak yang telah menanamkan modal adalah untuk memperoleh
penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu serta membantu pihak-pihak yang
mengalami kesulitan keuangan.
Sedangkan pelaku dari pasar uang itu sendiri diantaranya adalah : Bank,
Yayasan, Dana Pensiun, Perusahaan Asuransi, Perusahaan-perusahaan besar,
Lembaga Pemerintah, Lembaga Keuangan lain dan Individu Masyarakat.
Pasar uang dan pasar modal sebetulnya merupakan sarana investasi dan
mobilisasi dana.
Pasar uang juga merupakan suatu sistim pasar yang memfasilitasi terjadinya
perdagangan antar produk dan turunan keuangan seperti misalnya bursa efek yang
memfasilitasi perdagangan saham, obligasi dan waran, Pertemuan antara pembeli dan
penjual untuk memperdagangkan produk keuangan dalam berbagai cara termasuk
penggunaan bursa efek, secara langsung antara penjual dan pembeli (over-thecounter), Dalam dunia akademis, mahasiswa bidang studi keuangan akan
menggunakan kedua makna tersebut namun mahasiswa ekonomi hanya menggunakan
makna yang kedua.

Daftar Pustaka
Gilarso, T. 1976. Dunia Ekonomi Kita, Uang Bank-Koperasi, Yogyakarta:Yayasan
Kanius.
Soetatwo dan Faried Wijaya. 1980. Lembaga-lembaga Keuangan dan Bank,
Perkembangan, Teori dan Kebijaksanaan, Yogyakarta:BPFE

Putong, Iskandar. 2002. Penggantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta:Ghalia


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai