Anda di halaman 1dari 2

Struktur nama sekarang (nama keluarga + nama pemberian) belum terwujud sebelum 1870an

ketika pemerintah membuat sistem registrasi keluarga baru. Di masa feudal Jepang, nama
merefleksikan status sosial seseorang. Nama juga merefleksikan keanggotaan seseorang
misalnya terhadap kepercayaan seperti Buddhist dan Shint, militer-feudal, perdagangan,
pelayan, atau budak, dan sebagainya.
Sebelum masa feudal, nama klan di Jepang ditonjolkan, yaitu nama dengan menggunakan no (no
berarti dari, walaupun asosiasinya dalam urutan terbalik dalam bahasa Jepang, dan umumnya
tidak secara eksplisit dituliskan dalam penamaan seperti ini). Sehingga, nama Minamoto no
Yoritomo ( ) adalah Yoritomo () dari klan Minamoto (), contoh lain adalah
Fujiwara no Kamatari ( ), Ki no Tsurayuki ( ), dan Taira no Kiyomori (
).
Kaisar Jepang dan keluarganya tidak memiliki nama keluarga karena alasan sejarah, hanya nama
pemberian seperti Hirohito () yang jarang digunakan di Jepang. Ketika anak lahir dalam
keluarga kekaisaran, mereka diberikan nama pemberian sebagaimana gelar istimewa. Misalnya
gelar Akihito (Tsugu-no-miya Akihito ()) adalah Tsugu-no-miya ( Pangeran
Tsugu) dan dikenal sebagai Pangeran Tsugu semasa kecilnya. Gelar ini biasanya digunakan
hingga dia menjadi pewaris tahta atau mewarisi salah satu nama keluarga kepangeranan dalam
sejarah ( Hitachi-no-miya, Mikasa-no-miya, Akishino-no-miya, etc).
Banyak anggota dari keluarga imperial yang menjadi rakyat biasa setelah Perang Dunia II, dan
mengadopsi nama keluarga imperial sebagai nama biasa, seperti Asaka Yasuhiko.
Nama Jepang ( Jinmei) di masa sekarang ini biasanya terbentuk dari nama keluarga diikuti
nama pemberian. Urutan nama sudah hal yang biasa di negara-negara yang telah lama menjadi
bagian dari lingkungan budaya China, termasuk China, Korea, dan Vietnam. Tidak ada
perbedaan antara nama tengah dan nama pemberian seperti di negara-negara barat. Setiap orang
Jepang memiliki satu nama keluarga dan satu nama pemberian tanpa nama tengah (kecuali untuk
keluarga kekaisaran yang tidak memiliki nama keluarga/nama akhir seperti yang dijelaskan
sebelumnya). Nama pemberian disebut namae () atau shita no namae ( yang
berarti nama bawah), sedangkan nama keluarga disebut myji ( atau ), uji (), sei ().
Secara historis, myji, uji, dan sei memiliki perbedaan makna. Sei awalnya adalah nama keluarga
matrilineal (dari keluarga ibu), yang kemudian hanya bisa diperuntukkan bagi kaisar. Uji
awalnya digunakan untuk keturunan patrilineal, tetapi kemudian dilebur dengan myji
bersamaan waktu ketika sei kehilangan arti matrilineal. Nama keluarga yang umum di Jepang
adalah Sato () (yang paling umum), Suzuki () (yang umum kedua), Takahashi ()
(yang umum ketiga), dan Kato () (yang umum kesepuluh). Berdasarkan perkiraan, terdapat
kira-kira 10.000 nama keluarga yang berbeda yang digunakan di Jepang saat ini. Nama keluarga
mempunyai kekerapan yang berbeda di tiap daerah, misalnya nama Chinen (), Higa (),
dan Shimabukuro () sudah biasa di daerah Okinawa tapi tidak demikian di daerah lain di

Jepang. Banyak nama keluarga yang diturunkan dari alam, misalnya Ishikawa () yang
berarti batu sungai, Yamamoto () yang berarti dasar gunung, Inoue () yang berarti
atas mata air.

Anda mungkin juga menyukai