PENDAHULUAN
Asam urat sudah dikenal sejak 2.000 tahun yang lalu dan menjadi salah satu penyakit
tertua yang dikenal manusia. Dulu, penyakit ini juga disebut "penyakit para raja" karena
penyakit ini diasosiasikan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang
enak-enak. Penyakit asam urat erat kaitannya dengan pola makan. Salah satu cara
penyembuhan tentu dengan mengontrol asupan makanan. Jika pola makan tidak
dirubah, kadar asam urat dalam darah yang berlebihan akan menimbulkan penumpukan
kristal asam urat. Apabila kristal terbentuk dalam cairan sendi, maka akan terjadi
penyakit gout (asam urat).
Berdasarkan jurnal penelitian Best Practice & Research Clinical Rheumatology
pada tahun 2010, terhadap 4683 orang dewasa menunjukkan bahwa angka prevalensi
gout dan hiperurisemia di Indonesia pada pria adalah masing-masing 1,7 dan 24,3%.
Dimana rasio perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 34:1 untuk gout, dan 2:1
untuk hiperurisemia. [1]
Menurut data yang diperoleh dari Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo
(RSCM), Jakarta, penderita penyakit gout dari tahun ketahun semakin meningkat dan
terjadi kecenderungan diderita pada usia yang semakin muda. Hal ini tebukti dengan
hasil rekam medik RSCM pada tahun 1993-1995 mengalami kenaikan yaitu pada tahun
1993 tercatat 18 kasus, pria 13 kasus dan wanita 5 kasus (1 kasus umur 2 - 25 tahun, 12
kasus umur 30-50 tahun, dan 5 kasus umur > 65 tahun). Pada tahun 1995 jumlah kasus
yang tercatat adalah 46 kasus, 37 pria dan 9 wanita ( 2 kasus umur 2-25 tahun, 40 kasus
umur 30-50 tahun dan 4 kasus umur > 65 tahun ). Jadi prevalensi kejadian gout lebih
banyak terjadi antara umur 30-50 tahun. [21]
Oleh sebab itulah, penulis tertarik untuk membuat penelitian ini yang
diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menentukan pola makan diet rendah
purin tanpa mengurangi asupan gizi seimbang. Masalah tersebut akan diselesaikan
dengan menggunakan Algoritma branch and bound dengan memperhatikan Tabel
Angka Kecukupan Gizi Tahun 2004 [2] dan Daftar Komposisi Bahan Makanan
(DKBM).[3]
1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diselesaikan pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana mengoptimalkan menu makanan penderita asam urat yang sesuai
dengan Angka Kecukupan Gizi tanpa menimbulkan kambuhnya asam urat.
2. Bagaimana menerapkan algoritma branch and bound untuk mengoptimalkan
menu makanan penderita asam urat
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di atas adalah :
1. Pengguna dari aplikasi ini adalah penderita asam urat.
2. Sumber asam urat berasal dari buku Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat,
sedangkan Tabel Angka Kecukupan Gizi bagi Orang Indonesia dan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM) berasal dari Departemen Kesehatan RI.
3. Penelitian tidak membahas hubungan antara jumlah kalori dan jumlah purin pada
setiap bahan makanan.
4. Masalah yang akan diselesaikan adalah pengoptimalan menu makanan penderita
semua golongan asam urat dengan memperhatikan keluaran dari aplikasi berupa
daftar menu makanan dan daftar kandungan bahan makanan.
5. Keluaran dari aplikasi ini berupa daftar menu makanan berdasarkan tingkat purin
per makanan dan kalori yang dibutuhkan.
6. Masukan dari pengguna berupa jenis kelamin, golongan asam urat, umur, berat
badan, dan menu makanan yang dinginkan.
7. Pembahasan hanya dibatasi pada analisa dan perancangan aplikasi dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP, Database Management System MySql,
dan desain web dengan CSS (Cascading Style Sheet).