Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Leukemia akut
Unclassified : 4%.
Etiologi
Penyebab/faktor risiko :
Faktor keturunan
Kelainan kromosomal
Bahan kimia
Radiasi
Faktor hormonal
Diagnosis
Anamnesis
Penderita anemia berat harus dicurigai leukemia.
Kelemahan tubuh
Berat badan menurun
Anoreksia
Pasien mudah sakit
Sering demam.
Riwayat perdarahan easy bruising, nyeritulang, nyeri
sendi
Tumor/ pembesaran perut (hati, limpa) telah
diketahui oleh pasien/orang tuanya.
Pemeriksaan fisik
Laboratorium :
Darah
1. Anemia normositik normokromik, kadang
normablas.
2. Hitung jenis : granulosit rendah, bisa sampai
nol, limfosit dewasa normal atau menurun
sekali, ditemukan limfoblas yang dapat tinggi
sekali puluhan persen sampaimendekati 100%.
3. Trombositopenia (dapat sampai kurang dari
10.000) dan uji saring perdarahan
menunjukkan uji tourniquet biasanya positif,
waktu perdarahan memanjang.
4.Retikulositopenia
5.Pungsi sumsum tulang: diagnostik pasti
pendesakan eritropoesis, trombopoesis dan
granulopoesis
Sumsum tulang:
didominasi oleh limfosit muda (limfoblast)
Ro foto toraks AP dan lateral :
Leukosit 50.000/mm3
Foto rontgen dada : tampak masa mediastinal.
Meningeal leukemia
Setelah 1 minggu pemberian deksametason :
- jumlah blast > 1000/mm di darah tepi
Kriteria :
a. Remisi total:
Pemantauan
a. Umum :
Perdarahan, anemia;
Infeksi, sepsis;
Organomegali, limfodenopati
Lain-lain:
Infeksi berat/sepsis mempunyai prognosis tak baik.
Perdarahan memberi prognosis kurang baik.
Common ALL mempunyai prognosis > pre B-ALL > TALL > B-ALL. B-ALL palingburuk (belum ada fasilitas).
d. Pasien LLA dengan hiperploidi punya masa
remisi paling panjang dibanding lainnya.
e. Pasien pseudoploidi punya remisi paling pendek
(bila perlu dapat
diperiksa).
Tanda-tanda 1 s/d 5 dalam praktek digunakan
untuk
mengelompokkan pasien dalam high risk dan
non-high/normal risk
Diagnosis
Gejala klinis seperti LLA; pada leukemia
monositik infitrasi lebih sering terjadi
seperti pada gingiva atau kelenjar parotis
(sindroma Mickulicz).
Laboratorium
Sel mieloid dominan. Pungsi sumsum
tulang: sumsum tulang didominasi oleh
turunan myeloid stem cell, sistem lain
terdesak.
Tatalaksana
Sitostatika:
kombinasi Daunorubisin (atau Doxorubisin,
lebih toksik), Arabinosa sitosin dan
Tioguanin merupakan standar terapi.
Vinkristin, Prednison, 6 MP dan
Siklofosfamid dapat ditambahkan (lihat
protokol terapi keganasan).
Diagnosis
Tatalaksana
Pembagian stadium bermanfant untuk
tatalaksana terapi:
- stadium I : radio terapi
- stadium II : radiotarapi dengan/tanpa
kemoterapi
- stadium III & IV: kemoterapi
Kemoterapi
- MOPP (nitrogen-mustard, onkovin/vinkristin,
procarbazin dan prednison)
paling baik untuk stadium lanjut.
- ABVD (Adriamisin, Bleomisin, Vinblastin dan
Dekarbazin).
Untuk kasus resisten
Prognosis :
Pasien stadium IA dan IIA
80%.
50%.