Anda di halaman 1dari 14

POTENSIOMETRI

[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the
contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a
short summary of the contents of the document.]

Nama Anggota :
Ida Aprilia
Indah Khoirul Nisa
Maudy Nur Rizqy RB
Naomi Marik Rarukan
Nila Ayuanji Halilah
Nurul Khotimah
Tina Dwi Rahayu
Verdy Elbian Nur

S1-A-Farmasi 2014

24 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

Studi Aplikasi Metode Potensiometri Pada Penentuan Kandungan


Karbon Organik Total Tanah

1. Pendahuluan
Salah satu komponen utama penyusun bahan organik adalah unsur karbon. Unsur
karbon di dalam tanah berada dalam 4 wujud, yaitu wujud mineral karbonat, unsur padat,
wujud humus, dan wujud sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mengalami dekomposisi
di dalam tanah.
Berkaitan dengan wujud-wujud unsur karbon tersebut di dalam tanah, maka
penentuan kandungan karbon tanah dilakukan berdasarkan kandungan karbon organik
totalnya dengan menggunakan metode potensiometri.
Prinsip penentuan kandungan karbon organik total tanah dengan metode
potensiometri adalah mengubah senyawa-senyawa karbon menjadi CO2. Selanjutnya CO2
yang dihasilkan diukur konsentrasinya secara potensiometri dengan elektroda selektif CO2
sebagai elektroda penunjuk.
Respon potensial elektroda selektif CO2 ditentukan berdasarkan persamaan Nernst
sebagai berikut :
E = E + S log aH3O+

(1)

dengan E adalah potensial elektroda selektif CO2 yang terukur relatif terhadap elektroda
referensi, E adalah tetapan yang tergantung pada struktur dan geomteri elektroda, a H3O+
adalah keaktifan ion hidronium serta S merupakan faktor Nernst dengan ungkapan S = 2,3.
2. Metodologi Penelitian
2.1.Bahan Bahan
Bahan penelitian yang digunakan meliputi KMnO4 0,1 M, NaHCO3 0,5 M, HCl
pekat, CH3COONa, NaH2PO4 0,1 M, asam oksalat 0,1 M, H2SO4 0,1 M dan sampel tanah
dari jenis latosol (A), metisol (B), alfisol (C) dan aridisol (D).

JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 25

2.2 Peralatan
Pengukuran pH dan potensial elektroda dilakukan dengan pH/mV-meter buatan
Metrohm tipe 692, sedangkan pengukuran potensial CO2 dilakukan dengan menggunakan
elektroda selektif CO2 yang dibandingkan terhadap elektroda AgAgCl sebagai referensi.
Dalam penelitian ini pengukuran potensial elektroda dilakukan pada suhu kamar (25 +
1)OC.

2.3. Prosedur Kerja


2.3.1. Penentuan waktu respon
Membuat larutan yang mengandung CO2 dengan konsentrasi 9,09 x 10-7M hingga
2,83 x 10-1M dari pengerjaan titrasi larutan NaHCO3 dengan HCl pekat, sambil dilakukan
pengadukan dengan pengaduk magnetik dan sekaligus pengukuran potensial CO2
menggunakan elektroda selektif CO2 pada setiap saat (menit). Waktu respon ditentukan
berdasarkan saat elektroda menunjukkan respon potensial yang maksimum dan stabil.

2.3.2 Penentuan daerah konsentrasi, faktor Nernst dan limit deteksi


Dari grafik ini diperoleh bagian garis yang linier sebagai daerah konsentrasi (kurva
kalibrasi). Faktor Nernst diperoleh dari harga kemiringan garis linier tersebut, sedangkan
limit deteksi ditentukan dengan cara membuat garis ekstrapolasi dari kurva linier dengan
garis horisontal pada grafik tersebut, sehingga didapatkan harga pCO2 pada titik
perpotongan kedua garis tersebut sebagai limit deteksi.

2.3.3 Penentuan pH optimum


PH optimum dipilih dari grafik yang memberikan fungsi paling linier dengan faktor
Nernst yang paling mendekati nilai teori.
2.3.4 Penentuan pengaruh ion CH3COO- dan H2PO4- terhadap respon potensial CO2
Membuat larutan yang mengandung CO2 dengan konsentrasi yang sama dengan
percobaan 2.3.3, tetapi setiap larutan mengandung ion CH3COO- 10-2 M maupun H2PO4102

M dan sambil melakukan pengadukan, diamati respon potensialnya. Hal yang sama

dilakukan terhadap larutan CO2 yang mengandung CH3COO- maupun H2PO4- dengan
konsentrasi 10-3M dan 10-4 M. Selanjutnya dibuat grafik potensial (mV) terhadap

26 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

log[CO2] untuk menentukan koefisien selektivitasnya (Kij) dari ekstrapolasi garis horisontal
dan vertikal pada grafik tersebut.
2.3.5 Kurva Kalibrasi
Kurva kalibrasi sebagai kurva pembanding untuk penentuan karbon organik total
tanah dibuat dari reaksi redoks antara campuran larutan asam oksalat 0,1 M dan H2SO4 0,1
M dengan KMnO4 0,1 M, sehingga didapatkan CO2 dengan konsentrasi 5 x 10-4 M, 10-3 M,
5 x 10-3 M, 10-2 M, 5 x 10-2 M dan 0,1 M sambil mengukur respon potensialnya bersamaan
dengan dilakukannya pengadukan. Selanjutnya membuat grafik potensial (mV) terhadap
log[CO2] sebagai kurva kalibrasi.

2.3.6 Pengukuran karbon organik total tanah


Untuk penentuan dengan metode potensiometri, 2 gram sampel tanah kering
dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi 25 ml. H2SO4 0,1 M, kemudian dititrasi
dengan KMnO4 0,1 M secara berlebih sambil diaduk dan diukur potensialnya, sampai
diperoleh CO2 yang potensialnya terbesar saat diukur dengan elektroda selektif CO2. Harga
potensial ini selanjutnya dimasukkan ke dalam persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi
yang telah dibuat.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1. Karakterisasi Elektroda Selektif CO2
3.1.1 Waktu respon elektroda selektif CO2
Hasil pengamatan menunjukkan respon potensial elektroda selektif CO2 mencapai
nilai maksimum mulai menit ke 2,5 dengan tenggang waktu stabil selama 40 detik, seiring
dengan mulai terbentuk CO2, setelah itu respon potensial perlahan-lahan turun kembali
karena CO2 mulai terlepas ke udara akibat pengadukan yang terus-menerus. Harga
potensial maksimum dan waktu respon potensial CO2 dapat dilihat pada Tabel 1.

JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 27

Tabel 1. Waktu respon elektroda selektif CO2 dalam berbagai konsentrasi CO2
[CO2] (M)

Potensial
(mV)

Waktu
(menit)

[CO2] (M)

Potensial
(mV)

Waktu
(menit)

4,74 x 10-1

93,2

2,5

9,09 x 10-4

-43,3

2,5

2,83 x 10-1

86,7

2,5

4,76 x 10-4

-50,7

2,5

9,09 x 10-2

59,4

2,5

9,09 x 10-5

-59,3

2,5

4,76 x 10-2

42,0

2,5

4,76 x 10-5

-61,5

2,5

9,90 x 10-3

4,8

2,5

9,09 x 10-6

-67,6

2,5

4,76 x 10-3

-13,8

2,5

4,76 x 10-6

-71,4

2,5

3.1.2 Daerah konsentrasi pengukuran, faktor Nernst dan limit deteksi


3.1.3 Respon potensial elektroda pada pH 2 hingga 6
Kondisi pH larutan sangat berpengaruh pada kestabilan CO2 di dalam larutan analit
yang selanjutnya berpengaruh pada respon potensialnya, sebagaimana yang tercantum pada
Tabel 2 atau diperlihatkan oleh Gambar 3a sampai dengan Gambar 3g. Grafik potensial
(mV) terhadap log [CO2] dari data pada Tabel tersebut menghasilkan kurva linier pada
pH 4 hingga 6 dengan faktor Nernst antara 51,47 sampai dengan 51,69 mV/dekade.
Kondisi yang paling optimum didapatkan pada pH 4,8 dengan faktor Nernst 51,69
mV/dekade. Keadaan ini berkaitan dengan kestabilan CO2 di dalam larutan. Pada kondisi
asam CO2 berada dalam bentuk H2CO3, sedangkan pada kondisi basa akan berubah
menjadi HCO3-.

Gambar 1. Grafik potensial terhadap log[CO2] pada konsentrasi 9,09.10-7 M-4,74.10-1M

28 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

Gambar 2. Kurva daerah konsentrasi CO2 yang mendekati persamaan Nernst (9,09.10-7 M
hingga 3,83.10-1 M)

Tabel 2. Potensial elektroda selektif CO2 dalam berbagai konsentrasi CO2 pada pH
2 hingga 6
[CO2] (M)

pCO2

Potensial, E(mV)
pH 2

pH 3

pH 4

PH 4,5

pH 4,8

PH 5

pH 6

8,2x10-2

1,087

83,2

58,0

57,0

53,9

56,7

63,0

59,2

4,3 x 10-2

1,367

54,7

40,8

48,3

39,5

39,9

44,5

42,6

8,2 x 10-3

2,087

29,2

4,3

3,6

-0,3

1,3

5,5

4,5

4,3 x 10-3

2,368

20,9

-11,7

-10,2

-15,4

-13,1

-10,7

-9,6

8,2 x10-4

3,087

7,9

-32,5

-42,0

-46,7

-46,5

-39,2

-43,9

Fak.Nernst

35,82

46,12

51,47

51,07

51,69

51,48

51,53

Intersept

110,7

103,9

114,2

108,3

111,0

115,6

113,6

Linieritas

0,999

0,990

0,995

0,998

0,999

0,996

0,999

3.1.4 Pengaruh ion CH3COO- dan H2PO4- terhadap respon potensial CO2
Berdasarkan hasil pengamatan sebagaimana yang terlihat pada Tabel.3, potensial
elektroda CO2 yang mengandung ion CH3COO- dan H2PO4-, tampak bahwa respon
potensial CO2 dipengaruhi oleh adanya kedua ion tersebut. Gambar 3a hingga 3g serta
Gambar 4a hingga 4g memperlihatkan alur antara potensial elektroda CO2 terhadap log
(CO2) dengan adanya ion CH3COO- dan H2PO4- dalam larutan. Dari harga koefisien

JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 29

selektivitas (Kij) CO2 terhadap ion CH3COO- dan H2PO4- dengan konsentrasi 10-2 M akan
mengganggu pengukuran potensial elektroda CO2 dengan Kij masing-masing 0,365 dan
0,133. Adanya kedua ion tersebut dengan konsentrasi di bawah 10-2 M tidak mengganggu
pengukuran, karena koefisien selektivitasnya relatif kecil yang praktis mendekati nol.

Tabel 3. Potensial CO2 dengan adanya CH3COO- dan H2PO4[CO2]


(M)

E(mV)
pCO2

(CH3COO-)

(H2PO4-)

10-2M

10-3M

10-4M

10-2M

10-3M

10-4M

0,208

0,683

71,2

79,2

76,8

84,5

80,5

59,7

8,2.10-2

1,087

55,4

54,6

57,0

77,0

57,6

38,8

4,2.10-2

1,368

39,1

39,1

41,4

67,9

43,9

25,3

8,2.10-3

2,087

-0,8

2,8

3,0

43,8

16,0

-6,3

4,2.10-3

2,368

-1,5

-14,8

-13,4

32,4

3,9

-20,9

8,2.10-4

3,087

-12,4

-44,7

-44,1

6,8

-18,5

-46,0

3.1.5 Kurva kalibrasi


Kurva kalibrasi diperoleh dari grafik potensial (mV) terhadap log [CO2] dari data
yang terlihat pada Tabel 4 yang menghasilkan persamaan garis Y = - 59,27 X + 180.19.
dan linieritas garis 0,996. Dalam hal ini Y = potensial CO2 dan X = - log [CO2]. Kurva ini
digunakan untuk penentuan karbon organik total dengan metode potensiometri.

Tabel 4. Respon Potensial CO2 untuk Kurva Kalibrasi


[CO2] (M)

pCO2

E(mV)

0,1

118,3

5.10-2

1,303

99,6

5.10-2

66,9

5.10-3

2,303

49,8

5.10-3

3,0

5.10-4

3,301

-21,2

30 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

Persamaan regresi linear :


E = 180,19 + 59,27 log (CO2) dengan R = 0,9960

a)

e)

b)

f)

c)

g)

d)
Gambar 3. a) s/d g) Respon potensial elektroda CO2 terhadap kosentrasi CO2 pada Ph2
sampai dengan pH6.

JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 31

a)

b)

c)

Gambar 4a s/d 4c : Respon potensial elektroda CO2 terhadap konsentrasi CO2 dengan
adanya ion CH3COO-, a). 10-2M, b). 10-3M, dan c). 10-4M.

32 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

a)

b)

c)
Gambar 5a s/d 5c : Respon potensial elektroda CO2 terhadap konsentrasi CO2 dengan
adanya ion H2PO4- a). 10-2M, b). 10-3M, dan c). 10-4M.

JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 33

3.1.6 Parameter Pengukuran karbon organik total tanah


Hasil pengukuran kondisi optimum sampel tanah dengan parameter 1, 2 dan 3 yang
tertera pada Tabel 5,6,7, memperlihatkan bahwa untuk proses degradasi karbon organik
total tanah menjadi CO2 mutlak diperlukan KMnO4, sedangkan semakin banyak jumlah
sampel tanah yang didegradasi semakin banyak pula KMnO4 yang diperlukan, sehingga
semakin besar konsentrasi CO2 yang dihasilkan.

Tabel 5. Pengaruh jumlah KMnO4 terhadap potensial dan waktu respon elektroda
selektif CO2
(Parameter 1)
Berat
Cuplikan
(gram)
2

Volume
H2SO4 ),1M
(ml)
20

Volume
KMnO4 0,1M
(ml)

E(mV)

Waktu
Respon
(menit)

0,7

26,6

15

20

0,7

26,5

15

20

0,6

26,5

16

20

0,9

26,8

15

20

-6,1

15

20*

-45,55**

Tabel 6. Pengaruh berat cuplikan dan jumlah KMnO4 terhadap potensial dan waktu
respon elektroda selektif CO2
(Parameter 2)
Berat
Cuplikan
(gram)
1

Volume
H2SO4 ),1M
(ml)
20

Volume
KMnO4 0,1M
(ml)

E(mV)

Waktu
Respon
(menit)

0,5

8,8

19

20

0,7

26,5

10

20

0,9

39,8

20

1,0

39,7

20

1,4

46,5

4
5

Tabel 7. Pengaruh jumlah H2SO4 dan jumlah KMnO4 terhadap potensial dan waktu
respon elektroda selektif CO2

34 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

Berat
Cuplikan
(gram)
2

Volume
H2SO4 ),1M
(ml)
15

Volume
KMnO4 0,1M
(ml)

Waktu
Respon
(menit)

E(mV)

0,5

26,5

20

0,9

26,5

10

25

1,5

29,4

13

30

1,7

29,4

15

35

2,0

25,5

20

40

2,2

23,5

22

3.1.7 Kandungan karbon organik total tanah


Pada saat mengggunakan metode potensiometri hasil penentuan karbon organik
total tanah lebih rendah dibandingkan dengan metode titrimetri biasa. Diduga bahwa K
MnO4 yang ditambahkan tidak hanya bereaksi dengan senyawa organik namun bereaksi
pula dengan reduktor anorganik yang ada dalam tanah, antara lain senyawa besi (II). Dari
titik pandang ini metode penentuan karbon organik total dalam tanah lebih akurat
dibandingkan dengan cara titrimetri.

Tabel 8. Potensial elektroda selektif CO2 dari 2 gram sampel tanah pada kondisi optimum

Orde tanah
A1

Vol. H2SO4 0,1M


(mL)
25

Vol. KMnO4 0,1M


(mL)
1,5

E (mV)

E (mV)
rata-rata

29,4

A2

25

1,5

29,4

A3

25

1,6

29,3

B1

25

2,5

36,2

B2

25

2,4

36,3

B3

25

2,4

36,2

C1

25

2,0

34,1

C2

25

2,0

34.0

C3

25

2,0

34,1

D1

25

1,0

-8,0

D2

25

1,1

-8,0

D3

25

1,1

-8,1

29,4 + 0,2

36,2 + 0,2

34,1 + 0,2

-8,0 + 0,2

JMS Vol. 5 No. 1, April 2000 35

Tabel 9. Data hasil penentuan karbon organik total tanah dengan metode titrimetri

Vol. H2C2O4
0,1 M (mV)

Vol. KMnO4 0,1


M (mL)

Vol. KMnO4
0,1 M ratarata
(mL)

Vol. H2C2O4
0,1
M (mV)

A1

1,5

A2

1,5

A3

1,6

0,6

B1

2,5

1,0

B2

2,4

B3

2,4

1,1

C1

2,0

1.0

C2

2,0

C3

2,0

1,1

D1

1,0

0,4

D2

1,1

D3

1,1

Vol. H2C2O4
0,1M
ratarata(mV)

0,6
1,53

0,7

2,43

1,2

2,0

1,0

1,1

0,5

0,6 + 0,2

1,1 + 0,2

1,0 + 0,0

0,4 + 0,2

0,4

Tabel 10. Kandungan karbon organik total tanah dalam 2 gram sampel tanah
Orde tanah

Potensiometri
Konsentrasi (M)
2,86 x 10-3

Titrimetri

Selisih

% berat

Konsentrasi (M)

% berat

0,045

1,935 x 10-3

0,097

0,052

3,72 x 10-3

0,060

2,985 x 10-3

0,149

0,089

3,43 x 10-3

0,056

2,40 x 10-3

0,120

0,064

6,68 x 10-4

0,010

1,41 x 10-3

0,071

0,061

4. Kesimpulan
Elektroda selektif CO2 dapat digunakan untuk menentukan CO2 dalam suatu larutan
analit pada daerah konsentrasi 9,09 x 10-4 M hingga 3,8 x 10-1 M dengan faktor Nernst
pada suhu 25oC sebesar 53 mV/dekade dan limit deteksi 4,5 x 10-4 M, sedangkan kondisi
pengukuran potensial CO2 yang paling baik dilakukan pada pH 4,8.
Adanya ion CH3COO- dan H2PO4- dengan konsentrasi 10-2 M atau lebih di dalam
larutan analit dapat mengganggu pengukuran respon potensial CO2.

36 JMS Vol. 5 No. 1, April 2000

Metode potensiometri dapat digunakan sebagai metode alternatif yang lebih akurat
daripada metode titrimetri untuk penentuan kandungan karbon organik total tanah.

Daftar Pustaka
http://journal.fmipa.itb.ac.id/jms/article/viewFile/52/46

Anda mungkin juga menyukai