Anda di halaman 1dari 4

Dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa tidak dapat

dilepaskan dari aktivitas membaca dan menulis. Hal ini diperlukan untuk
memperdalam pengetahuan mahasiswa. Membaca dan menulis pada dasarnya
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Untuk dapat melakukan aktivitas menulis,
mahasiswa dituntut membudayakan aktivitas membaca. Namun demikian,
aktivitas membaca yang menjadi landasan menulis ini ternyata belum begitu
maksimal. Hal itu dapat dilihat dari budaya plagiatisme. Plagiatisme adalah
budaya menjiplak karya seseorang tanpa izin dari pemilik karya tersebut. Memang
cara ini sangat praktis atau instan yang selalu digunakan dalam pengerjaan tugas
kuliah. Sehingga tanpa berpikir mahasiswa hanya mencari sebuah referensi di
internet dan men-copy paste. Itulah yang sering ditemukan dalam penyelesaian
tugas karya ilmiah dan penyusunan makalah.
Mahasiswa dituntut memiliki kemampuan menulis dalam menunjang
keberhasilan studi-nya. Misalnya dosen memberikan tugas mahasiswa menyusun
karya ilmiah sebagai bagian dari penilaian akhir. Mahasiswa yang mendapatkan
tugas menyusun karya ilmiah tersebut tentu saja harus menuliskannya secara baik,
sistematis, dan mudah dipahami. Dengan penyusunan karya ilmiah yang baik
dipastikan memudahkan dosen memahami kerangka berpikir mahasiswa dalam
penyajian karya ilmiahnya. Penyusunan karya ilmiah secara baik, sistematis, dan
mudah dipahami jelas akan memberikan nilai positif. Banyaknya tugas menulis
karya ilmiah yang diberikan dosen berarti menuntut mahasiswa selalu membuka
literatur, membacanya, dan menuliskan apa yang didapat dari buku atau referensi
yang pernah dibaca. Kebiasaan membaca dan kemampuan menuangkan pemikiran

dalam tulisan yang dimiliki mahasiswa dipastikan akan berbanding lurus dengan
peningkatan prestasi akademiknya.
Dalam penulisan karya ilmiah yang baik memang mahasiswa dituntut
untuk menuangkan apa yang dipikirkannya. Bukan meniru secara keseluruhan apa
yang dikatakan orang lain. Dan hal ini belum diterapkan di dunia pendidikan di
Indonesia. Sedangkan negara tetangga saja atau Malaysia dapat menghasilkan
mahasiswa yang kreatif. Hal ini dilihat dari hasil publikasi karya ilmiah. Indonesia
ternyata masih berada di urutan bawah dalam hal publikasi karya ilmiahnya. Itu
disebabkan penulisan karya ilmiah yang kurang bagus. Seperti terjadinya
menjiplak karya orang lain yang sudah dipublikasikan.
Beberapa waktu yang lalu saya membaca harian Kompas, terdapat sebuah
wacana tentang kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional
untuk menyelesaikan masalah ini. Kebijakan itu tertuang dalam surat edaran
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dirjen Dikti) perihal pembuatan makalah
yang diterbitkan melalui jurnal ilmiah oleh mahasiswa sebagai syarat kelulusan
dan menjadi sarjana yang rencananya mulai diberlakukan mulai Agustus 2012 ini.
Kebijakan tersebut juga dijelaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh
mengatakan bahwa ada tiga hal pokok yang mendasari lahirnya kebijakan ini,
yakni: 1) Karya ilmiah mahasiswa yang masih rendah dipublikasikan bila
dibandingkan dengan Negara lain. 2) Sebagai upaya mendorong budaya menulis
dalam persepektif keilmuan di kalangan mahasiswa. 3) Meminimalisir plagiatisme
dalam menulis karya ilmiah.
Dengan adanya kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
menulis karya ilmiah mahasiswa atau lulusan sarjana di Indonesia. Sehingga hasil

karya imiah yang dihasilkan para mahasiswa indonesia dapat bersaing dengan
mahasiswa internasioanl. Dan hal ini dapat memperbaiki mutu publikasi karya
ilmiah di kancah internasional.
Sehingga dari artikel saya ini dapat disimpulkan bahwa rendahnya
kemampuan menulis karya ilmiah di kalangan mahasiswa indonesia disebabkan
karena mahasiswa indonesia kurang membaca. Oleh karena itu, sebagai
mahasiswa mari kita budayakan kegiatan membaca kita. Agar kita dapat
memperoleh berbagai informasi dan dapat mengaplikasikan hasil membaca kita
sehingga dapat memperbaiki kualitas menulis karya ilmiah di kalangan
mahasiswa. Bukan hanya itu, mahasiswa diharapkan berperan dan berpartisipasi
aktif dalam setiap perlombaan karya tulis ilmiah sebagai upaya menerapkan dan
menguji ilmu pengetahuan terkait jurusan dan program studi-nya. Dan
mengembangkan ilmu pengetahuan terkait jurusan dan program studi-nya melalui
karya tulis yang dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://edukasi.kompasiana.com
2. Harian KOMPAS Kamis, 9 Februari 2012
3. www.google.com

Anda mungkin juga menyukai