Anda di halaman 1dari 12

Makalah Referat Kedokteran Beranda KONTAK AKU Selasa, 05 Oktober 2010

Osteomielitis BAGIAN ILMU RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN


BANDUNG 2010 BAB I PENDAHULUAN Sistem muskuloskeletal manusia
merupakan jalinan berbagai jaringan, baik itu jaringan pengikat, tulang maupun
otot yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Fungsi utama sistem
ini adalah sebagai penyusun bentuk tubuh dan alat untuk bergerak. Oleh karena
itu, jika terdapat kelainan pada sistem ini maka kedua fungsi tersebut juga akan
terganggu. Infeksi muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi; dapat
melibatkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang
menjadi penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan jiwa. Osteomielitis
adalah infeksi tulang dan sumsum tulang. Osteomielitis akut terutama ditemukan
pada anak-anak. Tulang yang sering terkena ialah femur bagian distal, tibia bagian
proksimal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal dan distal, serta vertebra.
(10) Osteomielitis merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan
struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik.(3)
Staphylococcus adalah organisme yang bertanggung jawab untuk 90% kasus
osteomyelitis akut. Organisme lainnya termasuk Haemophilus influenzae dan
salmonella.(14) Pada masa anak-anak penyebab osteomyelitis yang sering terjadi
ialah Streptococcus, sedangkan pada orang dewasa ialah Staphylococcus.(17)
Diagnosis infeksi tulang dan sendi biasanya dapat dibuat dari tanda-tanda yang
tampak pada pemeriksaan fisik. Pada lokasi perifer seperti efusi sendi dan dan
nyeri pada metafisis yang terlokalisir, dengan atau tanpa pembengkakan, membuat
diagnosis relatif mudah. Namun pada panggul, pinggul, tulang belakang, tulang
belikat dan bahu, penegakan diagnosis terjadinya infeksi sulit untuk ditentukan.
Sehingga, pemeriksaan penunjang, dalam hal ini, pencitraan dapat memudahkan
dan menegakkan diagnosis dari osteomielitis. Pemeriksaan pencitraan radiaografi
yang dapat dilakukan ialah foto polos, Computed Tomography (CT) scan,
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan radionuklir. Pemeriksaan tersebut dapat
memudahkan dokter dalam menegakkan diagnosis osteomielitis. (6) BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Osteomielitis (osteo-berasal dari kata Yunani
yaitu osteon, berarti tulang, myelo artinya sumsum, dan-itis berarti peradangan)
secara sederhana berarti infeksi tulang atau sumsum tulang.(13) Berdasarkan
kamus kedokteran Dorland, osteomielitis ialah radang tulang yang disebabkan
oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain juga dapat
menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang,
melibatkan sum-sum, korteks, dan periosteum.(11) 2.2 Patogenesis Infeksi dapat
terjadi secara : 1. Hematogen, dari fokus yang jauh seperti kulit, tenggorok. 2.
Kontaminasi dari luar yaitu fraktur terbuka dan tindakan operasi pada tulang 3.
Perluasan infeksi jaringan ke tulang di dekatnya. (10) Mikroorganisme memasuki
tulang bisa dengan cara penyebarluasan secara hematogen, bisa secara penyebaran
dari fokus yang berdekatan dengan infeksi, atau karena luka penetrasi. Trauma,
iskemia, dan benda asing meningkatkan kerentanan tulang akan terjadinya invasi
mikroba pada lokasi yang terbuka (terekspos) yang dapat mengikat bakteri dan
menghambat pertahanan host. Fagosit mencoba untuk menangani infeksi dan,
dalam prosesnya, enzim dilepaskan sehingga melisiskan tulang. Bakteri melarikan
diri dari pertahanan host dengan menempel kuat pada tulang yang rusak, dengan

memasuki dan bertahan dalam osteoblast, dan dengan melapisi tubuh dan lapisan
yang mendasari tubuh mereka sendiri dengan pelindung biofilm yang kaya
polisakarida. Nanah menyebar ke dalam saluran pembuluh darah, meningkatkan
tekanan intraosseous dan mempengaruhi aliran darah. Disebabkan infeksi yang
tidak diobati sehingga menjadi kronis, nekrosis iskemik tulang menghasilkan
pemisahan fragmen devaskularisasi yang besar (sequester). Ketika nanah
menembus korteks, subperiosteal atau membentuk abses pada jaringan lunak, dan
peningkatan periosteum akan menumpuk tulang baru (involucrum) sekitar
sequester. (3) Mikroorganisme, infiltrasi neutrofil, dan kongesti atau tersumbatnya
pembuluh darah merupakan temuan histologis utama osteomielitis akut. Fitur
yang membedakan dari osteomielitis kronis, yaitu tulang yang nekrosis, dicirikan
oleh tidak adanya osteosit yang hidup. Terdapat sel mononuklear yang dominan
pada infeksi kronis, dan granulasi dan jaringan fibrosa menggantikan tulang yang
telah diserap kembali oleh osteoklas. Pada tahap kronis, organisme mungkin
terlalu sedikit untuk dilihat pada pewarnaan. (3) 2.2.1 Infeksi Secara Hematogen
Jumlah infeksi secara hematogen terjadi ~ 20% dari kasus osteomielitis dan
terutama menyerang anak-anak, pada tulang panjang yang terinfeksi, dan orang
dewasa yang lebih tua dan pengguna narkoba secara intavena, dan pada tulang
belakang yang merupakan tempat yang paling umum terjadinya infeksi.(3) Infeksi
sering hanya melibatkan satu tulang, paling sering tibia, femur, atau humerus pada
anak-anak dan pada badan vertebra pada pengguna narkoba suntik dan orang
dewasa yang lebih tua. Bakteri menetap pada metafisis yang memiliki perfusi
yang baik, jaringan sinusoid vena memperlambat aliran darah, dan fenestrasi
dalam kapiler memungkinkan organisme untuk melarikan diri menuju ruang
extravascular. Disebabkan terjadi perubahan anatomi vaskular seiring dengan
bertambahnya usia, infeksi pada tulang panjang secara hematogen jarang terjadi
pada orang dewasa dan, ketika itu terjadi, biasanya melibatkan diafisis dari tulang.
(3) Manifestasi klinisnya, anak dengan osteomielitis biasanya muncul secara akut,
dengan demam, menggigil, nyeri lokal, dan dalam banyak kasus terjadi
pembatasan gerak atau kesulitan menopang badan. Eritema dan bengkak
menunjukkan perluasan nanah melewati korteks. Selama masa bayi dan setelah
pubertas, infeksi dapat menyebar melalui epiphysis ke ruang sendi. Pada anakanak usia lain, perluasan infeksi melewati korteks menghasilkan keterlibatan sendi
jika metafisis intracapsular. Jadi, arthritis septik pada siku, bahu, dan pinggul
dapat mempersulit osteomielitis pada radius proksimal, humerus, dan femur,
masing-masing. Pada anak-anak, sumber bakteremia biasanya tidak jelas. Riwayat
yang sering diperoleh adalah adanya trauma tumpul yang terjadi baru-baru ini,
diduga, hasil dari kondisi ini terjadi hematoma intraosseous yang kecil atau
penyumbatan pembuluh darah yang mempengaruhi terjadinya infeksi. Orang
dewasa dengan osteomielitis hematogen dapat terjadi baik disebabkan predisposisi
dari infeksi tempat lain (misalnya, saluran pernafasan atau kemih, katup jantung,
atau sebuah situs kateter intravaskuler) atau bakteremia tanpa sumber yang jelas.
(3) Keadaan Infant Anak-Anak Orang Dewasa Lokalisasi Involucrum Sekuestrasi
Keterlibatan Sendi Abses Jaringan Lunak Fraktur Patologis Fistula Metafisis
dengan ekstensi ke epifisis Common Common Common Common Not Common
Not Common Metafisis Common Common Not Common Common Not Common

Variabel Epifisis Not Common Not Common Common Not Common Common*
Common Tabel 2.1 Osteomielitis hematogen dari tulang berbentuk pipa (17) *
pada kasus yang tidak diobati 2.3 Klasifikasi Osteomielitis Osteomielitis secara
umum dapat dibagi menjadi jenis piogenik dan nonpiogenik. Namun terdapat
jenis pengklasifikasian lainnya, seperti berdasarkan perjalanan klinis, yaitu
osteomielitis sub akut, akut, atau kronis (aktif dan tidak aktif), yang tergantung
intensitas dari proses infeksi dan gejala yang terkait. Dari sudut pandang patologi
anatomi, osteomielitis dapat dibagi menjadi osteomielitis bentuk diffuse dan lokal
(focal), dengan yang kedua disebut sebagai abses tulang.(1) 2.3.1 Osteomielitis
Akut Biasanya osteomielitis akut disertai dengan gejala septikemia, seperti febris,
malaise dan anoreksia. Infeksi dapat pecah ke subperiosteum, kemudian
menembus subkutis dan menyebar menjadi selulitis, atau menjalar melalui rongga
subperiosteum ke diafisis. Infeksi juga dapat pecah ke bagian tulang diafisis
melalui kanalis medularis. Penjalaran subperiosteal ke arah diafisis akan merusak
pembuluh darah yang ke diafisis sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang
disebut sekuester. Periosteum akan membentuk tulang baru yang menyelubungi
tulang mati tersebut. Tulang baru yang menyelimuti tulang mati tersebut
dinamakan involukrum.(15) Perubahan jaringan lunak dapat terjadi secara nyata,
terutama pada bayi. Pembengkakan, dengan edema dan timbunan lemak yang
kabur dapat terlihat. Osteoporosis dapat dilihat antara hari kesepuluh sampai
empat belas dari onset timbulnya penyakit. Pada anak-anak seringkali terjadi pada
metafisis.(17) Involucrum dapat terlihat setelah tiga minggu dan terjadi lebih
banyak pada bayi dan anak-anak daripada orang dewasa. Tempat keluarnya dan
dekompresi pus yang terjadi dapat mencegah kompresi vaskuler dan terjadinya
infark, dan penyembuhan. CT yang konvensional tidak dapat mendeteksi
sekuester. Sekuester terlihat sebagai fragmen-fragmen dari tulang padat diantara
proses destruksi tulang lokal. Pengobatan dengan antibiotik dan/atau pembedahan,
memberi pengaruh pada perjalanan penyakitnya dengan pembentukan tulang baru
yang dapat ditemukan. (17) Dengan terapi yang adekuat pada bayi dan anak-anak,
harapan untuk kembali normal besar kecuali terjadi kerusakan pada lempeng
epifisis dan epifisis, sehingga pertumbuhan tulang yang abnormal dapat terjadi.
Pada orang dewasa, pengaruhnya tulang sering menyisakan daerah sklerotik dan
bentuk yang ireguler. Gambaran radiografi tidak pernah bias kembali normal pada
kasus yang terlambat diketahui.(17) 2.3.2 Osteomielitis Kronis Dengan
pengobatan yang benar, <5%>(3) Panjangnya gejala klinis, periode diam
(quiescence) yang panjang, dan eksaserbasi berulang merupakan ciri khas dari
osteomielitis kronis. Saluran sinus antara tulang dan kulit dapat menghasilkan
material yang purulent dan kadang-kadang membuat potongan-potongan tulang
yang nekrotik. Peningkatan produksi material yang purulent, nyeri, atau bengkak
sebagai tanda suatu eksaserbasi, disertai dengan peningkatan kadar C reactive
protein (CRP) dan ESR. Demam jarang terjadi kecuali bila obstruksi dari saluran
sinus menyebabkan infeksi jaringan lunak. Komplikasi akhir yang jarang ialah
fraktur patologis, karsinoma sel skuamosa pada saluran sinus, dan amiloidosis. (3)
2.4 Pencitraan 2.4.1 Gambaran Foto Polos Radiologis Pada osteomielitis
gambaran foto polos radiologi yang dapat ditemukan adalah hilangnya gambaran
fasia, gambaran litik pada tulang (radiolusen), sequester dan involucrum. Namun

gambaran-gambaran tersebut terhantung dari perjalanan penyakitnya. Tanda-tanda


awal gambaran radiografi dari infeksi tulang ialah edema jaringan lunak dan
hilangnya bidang fasia. Ini biasanya ditemui dalam waktu 24 hingga 48 jam dari
onset infeksi. Perubahan paling awal pada tulang adalah bukti adanya lesi litik
destruktif, biasanya dalam waktu 7 sampai 10 hari setelah terjadinya infeksi
(Gambar 2.1) (1) Gambar 2.1 Osteomielitis akut. Seorang anak laki-laki berusia 7
tahun menderita demam dan lutut yang menyakitkan selama 1 minggu. Gambaran
radiografi anteroposterior lutut kiri menunjukkan gambaran tanda-tanda radiografi
awal dari infeksi tulang: daerah osteolytic menunjukan adanya kerusakan pada
segmen metafisis dari femur distal (panah) dan pembengkakan jaringan lunak
(panah terbuka). (1) Dalam waktu 2 sampai 6 minggu, ada kerusakan progresif
dari tulang kortikal dan medula, peningkatan sklerosis endosteal menunjukkan
pembentukan tulang reaktif baru, dan reaksi periosteal (Gambar 2.2 dan 2.3).
Dalam 6 sampai 8 minggu, adanya sequester menunjukkan daerah tulang nekrotik
yang menjadi jelas, mereka dikelilingi oleh involucrum padat, menggantikan
sarung tulang baru periosteal (Gambar 2.2 dan 2.3). Sequester dan involucrum
berkembang sebagai hasil dari akumulasi eksudat inflamasi (nanah), yang
menembus korteks dan menggundulinya dari periosteum, sehingga merangsang
lapisan dalam untuk membentuk tulang baru. Tulang baru yang dibentuk pada
gilirannya akan terinfeksi juga, dan barrier yang dihasilkan infeksi tersebut
menyebabkan korteks dan spongiosa menjadi kehilangan pasokan darah dan
menjadi nekrosis. Pada tahap ini, disebut osteomielitis kronis, sebuah saluran
sinus sering bentuk (Gambar 2.5). Sequester yang kecil secara bertahap akan
diserap kembali, atau mungkin diekstrusi (extruded) melalui saluran sinus. (1)
Gambar 2.2 Osteomielitis akut gambaran anteroposterior. Gambaran radiografi
dari lutut anak laki-laki berusia 8 tahun dengan osteomielitis akut yang
menunjukkan kerusakan yang luas dari bagian kortikal dan medula dari metafisis
dan diafisis dari femur distal, bersama-sama dengan pembentukan tulang
periosteal yang baru. Perhatikan terjadinya fraktur patologis. (1) Gambar 2.3
Osteomielitis akut gambaran lateral. Gambaran radiografi lateral dari lutut anak
laki-laki berusia 8 tahun dengan osteomielitis akut yang menunjukkan kerusakan
yang luas dari bagian kortikal dan medula dari metafisis dan diafisis dari femur
distal, bersama-sama dengan pembentukan tulang periosteal yang baru. Perhatikan
adanya abses subperiosteal besar yang jelas. (1) Gambar 2.4 Osteomielitis aktif.
Sequester dikelilingi oleh involucrum, seperti terlihat di sini, pada kaki kiri anak
berusia 2 tahun, adalah suatu keadaan dari osteomielitis lanjut, biasanya terlihat
setelah 6 sampai 8 minggu infeksi aktif. (Courtesy of Dr Emas H. R., Los
Angeles, CA.) (1) Gambar 2.5 Osteomielitis kronis. Seorang pria 28 tahun dengan
penyakit sickle cell anemia yang memiliki osteomielitis, salah satu komplikasi
yang sering pada penyakit sickle cell anemia. Hasil dari sinogram yang
menunjukkan saluran sinus yang khas pada osteomielitis kronis. Perhatikan
saluran yang berkelok-kelok pada bagian medula tulang. (1) 2.4.2 CT (Computed
Tomography) Scan Deteksi osteomielitis ketika masih dalam tahap akut dini
sangat penting untuk meningkatkan probabilitas kesembuhan dan menurunkan
morbiditas. Disebabkan kurang sensitif dibandingkan MRI untuk osteomielitis
akut, CT merupakan pemeriksaan terbaik untuk membimbing aspirasi atau biopsi

(Gambar 2.6), jika secara klinis diperlukan, untuk memastikan osteomielitis atau
untuk dilakukannya uji kultur dan sensitivitas antibiotik organisme. CT juga
berguna dalam pemeriksaan penunjang terhadap infeksi pasca operasi saat
instrumen ortopedi yang luas dapat menghambat MRI (Gambar
2.7,2.8,2.9,2.10,2.11,2.12). (16) Gambaran CT dari osteomielitis tergantung stagenya, yaitu akut, subakut atau kronis. Pada osteomielitis akut, edema sumsum
tulang adalah kelainan yang ditemukan pertama kali pada pencitraan. Selanjutnya,
peningkatan periosteal dapat terjadi, yang kasusnya lebih sering pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewasa, dengan bagian akhir yaitu pembentukan tulang
subperiosteal yang baru. Abses subperiosteal juga dapat terjadi. Unenhanced CT
(CT scan yang tidak ditingkatkan) kurang sensitif dibandingkan MRI dalam
mendeteksi awal peradangan periosteal dari osteomielitis yang terjadi pada model
hewan percobaan. (16) Gambar 2.6 Gambar Biopsi yang dipandu CT scan dari
osteomielitis. Gambaran aksial panggul lebih rendah pada pasien dengan posisi
tengkurap. Biopsi jarum tulang ukuran 11 telah masuk ke bagian vertikal yang
sklerotik dari ischium kanan untuk memastikan osteomielitis dan memberikan
sampel untuk dilakukannya kultur. (16) B A Gambar 2.7 Non union (tidak
menyatunya) tulang akibat infeksi. A dan B: Gambar axial CT yang menunjukkan
fraktur serta kalus nonbridging (tidak melekat) yang tidak efektif dan gambaran
lusen intramedulla sekitar paku retrograde (retrograde nail). (16) Gambar 2.8 C:
Perubahan secara coronal yang menunjukkan fraktur yang tidak menyatu
(ununited). (16) D Gambar 2.9 D: Perubahan-perubahan yang dilakukan yang
diberikan dalam gambaran 3D menunjukkan fraktur yang tidak menyatu dan
longgarnya logam (instrument ortopedik) yang detail. Sudut pandang lateral yang
diperoleh dengan hardware (logam) berwarna putih. (16) Gambar 2.10 E: Dengan
melakukan variasi transparansi dari tulang, posisi perangkat keras (tanda panah)
menjadi lebih nyata. (16) E Gambar 2.11 F: Sudut pandang anterior menunjukkan
temuan yang sama dengan derajat yang berbeda dari kepadatan tulang.(16)
Gambar 2.12 G: Sudut pandang anterior menunjukkan temuan yang sama dengan
derajat yang berbeda dari kepadatan tulang, tanda panah menunjukan perangkat
keras ortopedi (screw). (16) Osteomielitis subakut lebih terlokalisasi. Contohnya
adalah abses Brodie (Brodie's abscess), merupakan abses piogenik yang
dikelilingi oleh daerah sklerosis dan meningkatnya jaringan granulasi.
Osteomielitis kronis ditandai dengan tulang yang nekrotik. Fragmen dari fokus
tulang yang nekrotik atau sequestrum dikelilingi oleh jaringan granulasi atau oleh
involucrum dari pembentukan periosteal tulang yang tebal dan baru. CT
menunjukkan gambaran sequestrum sebagai fragmen terisolasi yang dipisahkan
dari tulang kortikal, yang bebas di dalam rongga medula atau saluran sinus.
Gambaran CT dari osteomielitis kronis biasanya akan memperlihatkan sklerosis
yang signifikan, kelainan tulang dan resorpsi dengan bekas luka jaringan lunak
sekitar atau jaringan granulasi (Gambar 2.13 dan 2.14). (16) Gambar 2.13
Osteomielitis kronis. A: CT awal seorang pasien dengan paraplegia yang
menunjukkan sebuah ulkus jaringan lunak yang dalam yang utuh (intake), muncul
di ramus pubis inferior kanan. (16) Gambar 2.14 CT setelah 10 bulan kemudian.
Sekali lagi menunjukkan ulkus jaringan lunak, dengan perkembangan terjadinya
fragmentasi secara interval, sklerosis dan resorpsi sebagian dari ramus pubis

inferior kanan. (16) Perubahan sumsum tulang pada osteomielitis tidak spesifik,
karena dapat terlihat juga pada neoplasma, trauma, beberapa anemia, dan
gangguan sumsum tulang primer lainnya seperti myelofibrosis. Perbandingan
dengan sisi kontralateralnya dapat membantu untuk melihat apakah proses pada
sumsum tersebut adalah sistemik atau hanya unilateral saja. Gas dalam saluran
medula secara konsisten terjadi pada osteomielitis, tetapi jarang. Hal ini dapat
dilihat pada temuan radiografi sebelum kehancuran atau pembentukan tulang
baru. Gas pada jaringan lunak yang bukan disebabkan trauma adalah ciri dari
infeksi. (16) Perubahan diabetes neuropatik sering dibedakan dari osteomielitis
dan arthritis septik oleh CT. Dalam menilai osteomielitis pada diabetic foot, MRI
dengan sinyal normal pada sumsum tulang memiliki nilai prediksi negatif yang
lebih tinggi daripada CT normal. MR juga lebih sensitif untuk abses kecil dan
untuk jaringan lunak yang nonviable, terutama jika gadolinium diberikan. MR
kadang-kadang dapat membedakan antara kronis, neuropatik osteoarthropathy
yang stabil dan osteomielitis, ketika CT tidak bisa. (16) 2.4.3 Magnetic Resonance
Imaging (MRI) MRI menunjukan osteomielitis seawal seperti pemeriksaan scan
radioisotope, dan jika ada, merupakan pilihan utama dalam mendiagnosis infeksi
musculoskeletal. Dengan menggunakan weightings, atau penguatan paramagnetic,
perubahan yang terjadi pada tulang dan edema jaringan lunak dapat diketahui
sejak awal, seperti terjadinya iskemia dan kerusakan dari kortex. Perluasan
jaringan lunak dari pus dan abses paraosseus dapat terlihat. Nekrosis sentral dalam
abses dapat diketahui. Gambaran dapat didapat dari berbagai sudut. (17) Gambar
2.15 Gambaran coronal CT scan dari osteomielitis kronis menunjukkan penebalan
korteks humerus proksimal (panah). (8) Weighting yang sering digunakan ialah
T1, T2, dan fat supresseion. Sumsum tulang tampak jelas pada sinyal T1,
sedangkan korteks yang padat, yang memiliki cairan yang sedikit, memiliki sinyal
yang lebih rendah.edema dan perubahan inflamasi meningkatkan sinyal secara
dramatis pada T2-weightening dan khususnya short tau inversion recovery (STIR)
sequences.(17) Jaringan yang keras secara umum lebih baik ditunjukan oleh CT
namun perubahan jaringan lunak lebih baik terlihat menggunakan MRI. Ketika
terjadi perubahan kepadatan pada infeksi sumsum tulang, hal tersebut dapat
diperiksa menggunakan CT, namun MRI lebih baik dalam menunjukkan perluasan
patologis tulang dan jaringan lunak sekitarnya dan sangat sensitive seperti
pemeriksaan scan radioisotop. Kelebihan terakhir yaitu MRI dapat menunjukkan
focus infeksi diluar dari yang diperkirakan.(17) Gambar 2.16 Gambaran coronal
MRI T1, menampilkan osteomielitis kronis humerus proksimal (panah). (8) 2.4.4
Scaning Menggunakan Radionuclide Scintigraphy skeletal pada orang yang
diduga memiliki infeksi tulang harus didahului oleh pemeriksaan foto polos. Pada
pemeriksaan terhadap foto polos tidak dapat terlihat sampai 10-14 hari infeksi,
namun pada infeksi TBC perubahan dapat muncul pada presentasi pertama.
Menggunakan scintigraphy, diagnosis dapat ditegakan pada 48 jam setelah onset
penyakit, bahkan jika tanda-tanda klinis penyakit samar-samar. Pengobatan awal
yang agresif dapat mencegah kerusakan tulang yang berat.(17) Teknik standar
menggunakan technetium 99m-labelled phosphate dan phosphate. Tambahan dari
radionuclide pada tulang berhubungan dengan aliran darah pergantin tulang yang
local. Hal ini membuat gambaran dua jenis yang terpisah yang didapatkan pada

osteomielitis, yaitu: (17) 1. Gambaran kelompok darah dari daerah yang nyeri
segera setelah penyuntikan. Hal ini menunjukkan peningkatan radioaktif local,
jika positif, pada daerah yang mengandung banyak darah. 2. Gambaran
scintigraphy skeletal tertunda setelah 3-4 jam. Saat ini radionuclide telah
diabsorbsi menjadi kristal-kristal tulang. Hal ini memberikan gambaran skeletal
dengan penekanan lokal pada daerah peningkatan aliran darah dan pergantian
tulang. Hal ini juga yang membedakan antara osteomielitis dan selulitis. (17)
Gambar 2.17 Osteomielitis, kronis. Tiga fase dari technetium-99m diphosphonate
bone scan pada pasien yang sama seperti menunjukkan peningkatan aktivitas pada
tulang metatarsal ketiga dan keempat dan di kaki ketiga. (2) Dengan
menggunakan teknik ini dapat dikatakan bahwa selain lebih sensitif dalam
mendeteksi adanya fokal infeksi, juga pemeriksaan ini hampir akurat memberikan
hasil positif atau negatif. Namun tidak spesifik karena tumor dan infeksi
memberikan gambaran yang hampir sama. Ambilan technetium terbatas jika
pembuluh darah tersumbat karena proses infeksi oleh tamponade atau thrombus,
meskipun , pada neonatus, sampai 30% scan dapat negatif disebabkan hal
tersebut. (17) 2.5 Bentuk Osteomielitis Lainnya Abses Brodie Lesi ini, awalnya
dijelaskan oleh Brodie pada tahun 1832, merupakan suatu osteomielitis lokal
bentuk subakut, umumnya disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Insiden
tertinggi (sekitar 40%) adalah pada dekade kedua. Lebih dari 75% kasus terjadi
pada pasien laki-laki. Onsetnya sering diam-diam (tidak diketahui), dan
manifestasi sistemik umumnya ringan atau tidak ada. Abses, yang biasanya terjadi
pada metafisis tibia atau femur, bentuknya biasanya memanjang, dengan marjin
baik dibatasi maupun dikelilingi oleh daerah sklerosis yang reaktif. (9), (10)
Seringnya, tidak ada sequester , namun saluran yang radiolusen dapat dilihat
membentang dari lesi menuju ke lempeng pertumbuhan (Gambar 2.18). Suatu
abses tulang dapat melewati lempeng epifisis, tetapi jarang berkembang, menetap,
terlokalisasi dan kavitas dapat secara bertahap terisi jaringan granulasi di epifisis.
(9) Gambar 2.18 Gambaran antero-posterior dari lutut kaki kiri anak 11 tahun
dengan abses Brodie sub akut pada proksimal diafisis dan metafisis dari tibia yang
ditunjukkan oleh gambaran radioluscen yang meluas sampai lempeng
pertumbuhan.(1) Osteomielitis Sklerosing Garre Pada kelainan ini yang menonjol
adalah sklerosis tulang dengan tanda-tanda destruksi yang tidak nyata. (10) Jenis
ini jarang ditemukan. (17) Bersifat kronis, dan biasanya hanya 1 tulang yang
terkena dengan pelebaran tulang yang bersifat fusiform. Diagnosis diferensial
yang penting adalah osteoid osteoma. (10) Gambar 2.19 Osteomielitis kronis
tampak lateral. Foto radiografi polos yang menunjukkan osteomielitis sklerosing
Garre. (2) Gambar 2.20 Osteomielitis kronis tampak anteroposterior. Foto
radiografi polos yang menunjukkan osteomielitis sklerosing Garre.(2) 2.6
Osteomielitis Pada Neonatus Dan Bayi Osteomielitis pada neonatus dan bayi
seringkali hanya dengan gejala klinis yang ringan, dapat mengenai satu atau
banyak tulang dan mudah meluas ke sendi di dekatnya. Biasanya lebih sering
terjadi pada bayi dengan 'risiko tinggi' seperti prematur, berat badan kurang.
Tindakan-tindakan seperti resusitasi, venaseksi, kateterisasi, dan infus, secara potensial dapat merupakan penyebab infeksi. Kuman penyebab paling sering adalah
streptococcus. (10) Osteomielitis dan artritis septik pada bayi biasanya disertai

destruksi yang luas dari tulang, tulang rawan, dan jaringan lunak sekitarnya. Pada
neonatus ada hubungan antara pembuluh darah epifisis dengan pernbuluh darah
metafisis, yang disebut pembuluh darah transfiseal, hubungan ini menyebabkan
mudahnya infeksi meluas dari metafisis ke epifisis dan sendi. Kadang-kadang
osteomielitis pada bayi juga dapat mengenai tulang lain seperti maksila, vertebra,
tengkorak, iga, dan pelvis. (10) Tanda paling dini yang dapat ditemukan pada foto
roentgen ialah pembengkakan jaringan lunak dekat tulang yang terlihat kira kira 3
hari setelah infeksi. Demineralisasi tulang terlihat kira-kira 7 hari setelah infeksi
dan disebabkan hiperemia dan destruksi trabekula. Destruksi korteks dan sebagai
akibatnya pembentukan tulang subperiosteal terlihat pada kira-kira 2 minggu
setelah infeksi, lihat gambar 2.21. (10) Gambar 2.21 Osteomielitis pada bayi.
Tampak destruksi tulang yang luas pada humerus kanan dengan pembentukan
tulang subperiosteal. Fraktur patologis di daerah kolum humeri dengan
pembengkakan jaringan lunak di sekitar sendi.(10) 2.7 Osteomielitis pada tulang
lain Tengkorak Biasanya osteomielitis pada tulang tengkorak terjadi sebagai
akibat perluasan infeksi di kulit kepala atau sinusitis frontalis. (10),(17) Proses
destruksi bisa setempat atau difus. Reaksi periosteal biasanya tidak ada atau
sedikit sekali.(10) Mandibula Biasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses
gigi, atau ekstraksi gigi. Namun, infeksi osteomielitis juga dapat menyebabkan
fraktur pada mulut.(10),(17) Infeksi terjadi melalui kanal pulpa merupakan yang
paling sering dan diikuti hygiene oral yang buruk dan kerusakan gigi.(17) Gambar
2.22 Osteomielitis supuratif akut pada wanita berusia 44 tahun. CT scan
menunjukkan sebuah lesi non ekspansi dan lesi osteolitik (tanda panah) pada
mandibula kanan. terdapat pula perubahan dari inflamasi jaringan lunak
perimandibular (hanya kepala panah). (5) Pelvis Osteomielitis pada tulang pelvis
paling sering terjadi pada bagian sayap tulang ilium dan dapat meluas ke sendi
sakroiliaka. Sendi sakroiliaka jarang terjadi. Pada foto terlihat gambaran destruksi
tulang yang luas, bentuk tak teratur, biasanya dengan sekwester yang multipel.
Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi. Secara klinis sering disertai abses dan
fistula.(10) Bedanya dengan tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung lebih cepat,
dan pada tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi. Dalam diagnosis
diferensial perlu dipikirkan kemungkinan keganasan. (10) Osteitis pubis
merupakan infeksi bagian bawah yang sekitar simfisis pubis yang merupakan
komplikasi dari operasi dari prostat dan kandung kemih atau , jarang akibat
operasi pelvis lainnya.(17) Kaki Luka tusuk pada kaki sering terjadi pada anakanak dan pada masyarakat yang berjalan kaki tanpa alas kaki. Infeksi jaringan
lunak dapat mengarah kepada terjadinya osteomielitis, sering disertai dengan
kerusakan sendi. (17) Osteomielitis secara radiografis diidentifikasi oleh adanya
pembengkakan jaringan lunak, daerah radioluscen atau daerah destruktif dalam
tulang itu sendiri, atau reaksi periosteal focal. (7) Gambar 2.23 Osteomielitis pada
kaki. Pasien diabetes, terjadi pembengkakan jaringan lunak yang signifikan dan
kerusakan struktur tulang phalanx distal ibu jari. 8 Osteomielitis Pada Tulang
Belakang Vertebra adalah tempat yang paling umum pada orang dewasa terjadi
osteomielitis secara hematogen. Organisme mencapai badan vertebra yang
memiliki perfusi yang baik melalui arteri tulang belakang dan menyebar dengan
cepat dari ujung pelat ke ruang diskus dan kemudian ke badan vertebra. Sumber

bakteremia termasuk dari saluran kemih (terutama di kalangan pria di atas usia
50), abses gigi, infeksi jaringan lunak, dan suntikan IV yang terkontaminasi, tapi
sumber bakteremia tersebut tidak tampak pada lebih dari setengah pasien.
Diabetes mellitus yang membutuhkan suntikan insulin, suatu prosedur invasif
medis baru-baru ini, hemodialisa, dan penggunaan narkoba suntikan membawa
peningkatan risiko infeksi tulang belakang. Banyak pasien memiliki riwayat
penyakit sendi degeneratif yang melibatkan tulang belakang, dan beberapa
melaporkan terjadinya trauma yang mendahului onset dari infeksi. Luka tembus
dan prosedur bedah yang melibatkan tulang belakang dapat menyebabkan
osteomielitis vertebral nonhematogeno atau infeksi lokal pada diskus vertebra. (3)
Osteomielitis pada vertebrae jarang terjadi, hanya 10% dari seluruh infeksi tulang
(Epstein, 1976), dan dapat muncul pada seluruh usia. (17) Kuman penyebab
terbanyak ialah Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. (15) Pasien yang
menderita penyakit ini sering memiliki riwayat infeksi kulit atau pelvis.
Penyebaran infeksi biasanya menuju badan vertebra daripada bagian yang lainnya,
dan pada bagian yang mengandung banyak darah. Badan vertebrae memiliki
banyak pembuluh darah, khususnya di bawah end plate dimana terdapat sinusoid
yang besar dengan aliran pelan sehingga berpotensi untuk terjadi infeksi.
Osteomielitis spinal lebih banyak terjadi pada regio lumbalis daripada regio cervix
dan sacrum.(17) Kelainan ini lebih sulit untuk didiagnosis. Gejala umumnya lebih
ringan dibandingkan osteomielitis akut. Biasanya ada demam, rasa sakit pada
tulang dan spasme otot.(10) Pada anak, anak akan mengeluh nyeri punggung dan
pada pemeriksaan didapat spasme hebat otot erektor trunkus sehingga mirip gejala
rangsangan meningeal, seperti nyeri pada elevasi kaki lurus atau fleksi leher dan
anak tidak mau atau tidak mampu membungkuk.(15) Proses lebih sering
mengenai korpus vertebra dan dapat timbul sebagai komplikasi infeksi saluran
kencing dan operasi panggul.(10) Gambar 2.24 Gambar radiografi polos dari
discitis tulang belakang / osteomielitis. Tampak tulang belakang lumbal lateral
yang menunjukkan penyempitan ruang diskus L3-4 (panah). (12) Pada stadium
awal tanda-tanda destruksi tulang yang menonjol, selanjutnya terjadi
pembentukan tulang baru yang terlihat sebagai sklerosis. Lesi dapat bermula di
bagian sentral atau tepi korpus vertebra. (10) Gambar 2.25 Gambaran MRI dari
osteomielitis/discitis. A. gambaran sagital T1-weighted tulang belakang lumbal
pada pasien yang sama seperti gambar 2.24, gambar ini menunjukkan sinyal T1hypointense (tanda panah yang padat) berpusat di sekitar ruang antara L3-4. (12)
Gambar 2.26 Post penyuntikan gadolinium sagital fat suppresed T1-weighted
gambar menunjukkan sumsum (panah putus-putus) dan peningkatan diskus
dengan erosi endplate. (12) Pada lesi yang bermula di tepi korpus vertebra, diskus
cepat mengalami destruksi dan sela diskus akan menyempit.(10) Penyempitan
sendi antar diskus (antar korpus) vertebra dapat dilihat setelah penyakit berjalan
lebih dari 2 (dua) minggu. (15) Dapat tirnbul abses paravertebral yang terlih'at
sebagai bayangan berdensitas jaringan lunak sekitar lesi. Di daerah torakal, abses
ini lebih mudah dilihat karena terdapat kontras paru-paru. Di daerah lumbal lebih
sukar untuk dilihat, tanda yang penting adalah bayangan psoas menjadi kabur.
(10) Untuk membedakan penyakit ini dengan spondilitis tuberkulosis, sukar;
biasanya pada osteomielitis akan terlihat sklerosis, destruksi diskus kurang, dan

sering timbul penulangan antara vertebra yang terkena proses dengan vertebra di
dekatnya (bony bridging). (10) 2.9 Penatalaksanaan Antibiotik harus diberikan
hanya setelah didapatkan hasil kultur.(3),(4) Penggunaan obat bakterisida telah
direkomendasikan, meskipun data yang menunjang masih kurang. Antibiotik
harus diberikan pada dosis tinggi, dengan demikian, untuk sebagian besar obat,
administrasi secara parenteral diperlukan. Terapi empiris dipandu oleh temuan
pada pewarnaan Gram dari spesimen tulang atau abses atau antibiotik dipilih
untuk menutupi kemungkinan besar patogen; terapi seperti biasanya biasanya
harus mencakup obat dosis tinggi yang aktif terhadap S. aureus (seperti oxacillin,
nafcillin, cefazolin , atau vankomisin) atau-jika organisme gram-negatif yang
mungkin terlibat maka dapat digunakan sefalosporin generasi ketiga,
aminoglikosida, atau sebuah fluorokuinolon. Terapi empiris juga harus meliputi
obat yang aktif terhadap bakteri anaerob dalam penentuan suatu ulkus dekubitus
atau infeksi kaki diabetes. (3) Outpatient parenteral antimicrobial therapy (OPAT)
atau terapi antimikroba parenteral rawat jalan yang sesuai untuk pasien dapat
membuat pasien termotivasi dan stabil, dan hal ini merupakan kemajuan penting
dalam manajemen pengobatan osteomielitis. Antibiotik yang memerlukan dosis
yang jarang, seperti ceftriaxone, ertapenem, daptomycin, dan vankomisin, dapat
memfasilitasi terapi rumah, tapi pilihan antibiotik ini memiliki spektrum aktivitas
yang terlalu luas.(3) Setelah pemberian terapi parenteral selama 5-10 hari dan
setelah terjadi resolusi dari tanda-tanda infeksi aktif, antibiotik oral telah sukses
digunakan pada anak-anak dengan osteomielitis hematogen. Dosis penisilin atau
sefalosporin oral yang diperlukan untuk pengobatan osteomielitis pediatrik adalah
dosis tinggi, dan orang dewasa mungkin tidak mentolerir dosis seperti juga pada
anak-anak. Dengan pengecualian dari fluoroquinolon, rifampisin, dan linezolid,
beberapa data mendukung penggunaan antibiotik oral untuk orang dewasa dengan
osteomielitis. Untuk pengobatan infeksi karena Enterobacteriaceae, oral
fluorokuinolon telah berhasil seperti pemberian antibiotik -lactam secara IV.
Perhatian harus dilakukan dalam penggunaan fluoroquinolones sebagai agen
tunggal untuk pengobatan infeksi karena resistensi S. aureus atau P. aeruginosa
dapat berkembang selama terapi.(3) Dapat dilakukan secara bedah melalui
drainase dan mengeluarkan tulang mati (sequestrum) tetapi sering terjadi
kekambuhan. (14) 2.10 Diferensial Diagnosis Biasanya, gambaran radiografi
osteomyelitis sangat karakteristik dan diagnosis mudah dibuat sesuai dengan
riwayat klinis, dan pemeriksaan radiologis tambahan seperti skintigrafi, CT, dan
MRI jarang diperlukan. Namun demikian, osteomyelitis dapat juga meniru
kondisi lainnya. Khususnya dalam bentuk akut, osteomielitis mungkin
menyerupai histiocytosis sel Langerhans atau sarkoma Ewing (Gambar 2.27).
Perubahan jaringan lunak pada masing-masing kondisi, bagaimanapun, adalah
khas dan berbeda. Pada osteomyelitis, pembengkakan jaringan lunak adalah
diffuse, dengan hilangnysa fasia, sedangkan histiocytosis sel Langerhans , tidak
disertai oleh pembengkakan jaringan lunak yang signifikan atau massa. Perluasan
dari sarkoma Ewing ke dalam jaringan lunak muncul sebagai massa jaringan
lunak yang jelas dengan fasia tetap ada. Durasi gejala pasien juga memainkan
peranan penting diagnostik. Tumor seperti sarkoma Ewing membutuhkan waktu
4-6 bulan untuk menghancurkan tulang pada tingkat/keadaan yang sama dengan

osteomyelitis yang membutuhkan waktu hanya dalam 4 sampai 6 minggu, dan


histiocytosis sel Langerhans membutuhkan waktu hanya 7 sampai 10 hari saja.
Meskipun keadaan yang berbeda ini, namun pola kerusakan tulang secara
radiografi, reaksi periosteal, dan lokasi dalam tulang mungkin sangat mirip pada
tiga kondisi ini (lihat Gambar 2.28). (1) Gambar 2.27 Osteomyelitis yang
menyerupai sarcoma Ewing. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun mengeluhkan
rasa sakit di kaki kanannya selama 3 minggu. Radiograf anteroposterior
menunjukkan lesi di bagian meduler dari diaphysis femoral distal dengan
kerusakan tulang mouth eaten type, yang berhubungan dengan reaksi periosteal
dan jaringan lunak yang menonjol kecil. Gambaran radiografi ini menyarankan
diagnosis sarkoma Ewing, disebabkan tidak adanya massa jaringan lunak yang
pasti dan periode gejala yang pendek. Namun, diagnosis osteomyelitis diketahui
setelah dikonfirmasi dengan pemeriksaan biopsi. (1) Gambar 2.28 Sarcoma
Ewing. Pria berusia 24 tahun mengeluhkan rasa sakit dan bengkak di pergelangan
kaki kiri selama 8 minggu, ia juga demam. Radiografi anteroposterior pergelangan
kaki menunjukkan lesi yang merusak bagian distal fibula, suatu massa jaringan
lunak juga jelas. Penampilan dari gambaran ini adalah infeksi (osteomyelitis),
tetapi diagnosis sarcoma Ewing ditegakkan setelah dikonfirmasi dengan hasil
boipsi. (18) BAB III KESIMPULAN Osteomielitis adalah infeksi tulang atau
sumsum tulang. Osteomielitis dapat meyerang orang pada semua usia.
Pemeriksaan penunjang atau pencitraan yang dapat dilakukan adalah foto polos,
CT scan, MRI, dan Radioisotop bone scan, yang memiliki keunggulan masingmasing. Pada pemeriksaan foto polos radiologi akan kita dapatkan hilangnya
gambaran fasia, gambaran litik pada tulang (radiolusen), sequester dan
involucrum. Pada CT scan pun akan didapatkan gambaran serupa, namun
gambaran tampak lebih jelas, gambaran didapat dari segala arah dan CT scan
adalah pemeriksaan terbaik untuk biopsy guiding. Jaringan yang keras secara
umum lebih baik ditunjukan oleh CT scan. Gambaran MRI lebih jelas
menunjukkan perluasan patologis tulang dan jaringan lunak sekitarnya.
Sedangkan pemeriksaan scan radioisotop sensitif untuk osteomielitis disebabkan
sifat radioisotop pada bone scan akan memperlihatkan daerah kerusakan sel tulang
atau gambaran kehitaman yang memusat pada daerah sel-sel yang rusak, namun
tidak spesifik, karena kerusakan sel tidak hanya ditunjukan oleh osteomielitis saja.
Gambaran radiografi foto polos osteomyelitis sangat khas dan diagnosis dapat
mudah dibuat disesuaikan dengan riwayat klinis, sehingga pemeriksaan radiologis
tambahan lainnya seperti skintigrafi, CT, dan MRI jarang diperlukan. BUTUH
DAFTAR PUSTAKANYA ??? (Gambar sulit di Upload, jadi gak muncul)
Hubungi aja 02291339839 Jangan berpikir macam2 dulu Dok, he2... SMS aja
dulu... Salam TS Diposkan oleh Makalah Referat Kedokteran di 02.50 Kirimkan
Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest 3 komentar: Anonim23 Juni 2011 08.03 gambarnya dunk Balas
Anonim12 November 2012 06.33 thank u so much TS hope u dont mind that i
save ur page ^_^ keep posting.. ganbatte.... Balas Anonim23 Juli 2013 18.51 boleh
donk di posting gambarnya, supaya kita2 lebih paham trims... Balas Muat yang
lain... Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Arsip Blog
2010 (84) Oktober (5) Osteomielitis Luka Bakar Quality Of Life 2

Epidemiologi Bibir Sumbing Alergi Susu Sapi Pada Anak Agustus (18) Juli
(61) Mengenai Saya Foto Saya Makalah Referat Kedokteran Lihat profil
lengkapku Kunjungan widgeo.net Ada yang mau ditanyakan ?? Followerzzz 2010
dr. Mantap. Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.
Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt

Anda mungkin juga menyukai