Anda di halaman 1dari 37

PENELITIAN KUANTITATIF

A. Pengertian
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random.
Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
(Sugiyono).
Penelitian kuantitatif menjelaskan fenomena dengan mengumpulkan data
numerik yang dianalisis menggunakan metode berbasis matematis (dalam statistik
tertentu). (Chreswel).
Penelitian kuantitatif pada dasarnya adalah tentang mengumpulkan data
numerik untuk menjelaskan fenomena tertentu, pertanyaan tertentu tampaknya segera
cocok untuk dijawab menggunakan metode yang ada (Sukamolson)
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat
sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu
yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab
rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.
Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk
mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul
selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau
inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang telah dirumuskan terbukti atau
tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil
secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada
populasi dimana sampel tersebut diambil.

Karakteristik Penelitian Kuantitatif


Dalam penelitian kuantitatif karakteristik utama adalah:
Menggambarkan masalah penelitian melalui deskripsi tren atau kebutuhan untuk
penjelasan tentang hubungan antar variabel
Memberikan peran utama untuk literatur melalui menyarankan pertanyaan penelitian
untuk diminta dan membenarkan masalah penelitian dan menciptakan kebutuhan untuk arah
(Pernyataan tujuan dan pertanyaan atau hipotesis penelitian) penelitian
Membuat pernyataan mengapa memilih masalah yang hendak diteliti, tujuan, pertanyaan
penelitian, dan hipotesis yang spesifik, sempit, terukur, dan dapat diamati

Mengumpulkan data numerik dari objek penelitian menggunakan instrumen yang valid
Menganalisis tren, membandingkan kelompok, atau terkait variabel menggunakan analisis
statistik, dan menafsirkan hasil dengan membandingkannya dengan penelitian terdahulu
Menulis laporan penelitian dengan menggunakan standar, struktur yang sesuai dan kriteria
evaluasi, dan mengambil suatu kesimpulan

B. Paradigma penelitian kuantitatif


Dalam penelitian kuantitatif yang dilandasi suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat
diklasifikasikan, da nada hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat
melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja.
Paradigma penelitian adalah pola piker yang menunjukkan hubungan antara variabel
yang akan diteliti, yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang
perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis
dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Bentuk-bentuk paradigma penelitian kuantitatif antara lain:
1. Paradigma Sederhana
Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan satu dependen.
r

Misal: X = Kualitas Guru


Y = Prestasi Belajar Murid
Berdasarkan paradigma tersebut, maka dapat ditentukan:
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua dan rumusan masalah asosiatif ada satu,
yaitu:
1) Rumusan masalah deskriptif
a) Bagaimana X?
b) Bagaimana Y?
2) Rumusan masalah asosiatif
Bagaimana pengaruh kualitas X dengan kualitas Y yang dihasilkan?
b. Teori yang digunakan ada dua yaitu teori tentang media pendidikan dan teori tentang
prestasi belajar.
c. Hipotesis yang dirumuskan ada dua, yaitu:

1) Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif ini jarang dirumuskan dalam penelitian
a) Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah
mencapai 70% baik.
b) Prestasi belajar siswa lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 99% dari
yang diharapkan.
2) Hipotesis asosiatif
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan
dengan prestasi belajar murid. Hal ini berarti bila kualitas media media
pendidikan ditingkatkan, maka prestasi belajar murid akan meningkat pada
gradasi yang tinggi.
Kata signifikan hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan digeneralisasikan
ke populasi dimana sampel tersebut diambil.
d. Teknik analisis data
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah
ditentukan teknik statistik yang akan digunakan untuk analisis data dan menguji
hipotesis.
1) Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio, maka
pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.
2) Untuk hipotesis asosiatif, bila data kedua variabel berbentuk interval dan ratio,
maka menggunakan teknik statistik korelasi produk momen.
2. Paradigma Sederhana Berurutan
Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih
sederhana.

X1

X2

Ket: X1 = kualitas input,


X3 = kualitas output,

X3

X2 = kualitas proses
Y = kualitas outcome

Dari bagan diatas menunjukkan hubungan sederhana antara satu variabel independen
dengan satu variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variabel
(X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X3 dengan Y) tersebut dapat digunakan teknik korelasi
sederhana. Naik turun harga Y dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y atas X 3

dengan persamaan Y = a + bX3. Dari sini dapat dihitung jumlah rumusan masalah
deskriptif dan asosiatif.
3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen.
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen.
Dalam paradigma ini terdapat tiga rumusan masalah deskriptif dan empat rumusan
masalah asosiatif.

X1
r3

r1

X2

r2

Misal: X1 = Kompetensi guru

Y = Prestasi belajar murid

X2 = Lingkungan sekolah
Bagan diatas merupakan paradigma ganda dengan dua variabel independen X 1 dan X2,
serta satu variabel dependen Y. untuk mencari hubungan X 1 dengan Y dan X2 dengan Y
menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X 1 dan X2 secara
bersama-sama terhadap Y menggunakan teknik korelasi ganda.
4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel independen (X 1, X2, X3) dan satu variabel
dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif untuk
yang sederhana ada 6 dan yang ganda minimal ada 1.
Perhatikan bagan berikut

X1
r1
r4

r6

X2

r2

X1

r5
r3

X3
ket: r2 berimpit dengan R
Misal: X1 = Kualitas mesin

X2 = Pengalaman kerja

X3 = Etos belajar

Y = Produktivitas kerja

Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1


dengan X2; X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana
Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3
terhadap Y digunakan korelasi ganda. Selain korelasi sederhana, dapat juga menggunakan
regresi sederhana, regresi ganda, serta korelasi parsial untuk analisis dalam paradigma ini.
5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen

Y1
r1

X1
r2

Y2
Misal: X = Tingkat pendidikan

Y1 = Karir di tempat kerja

Y2 = Disiplin kerja
Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1, dan X dengan Y2 menggunakan
teknik korelasi sederhana. Demikian juga dengan Y1 dengan Y2. Selain menggunakan
teknik korelasi sederhana dapat juga menggunakan analisis regresi dalam paradigma ini.
6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan dua variabel dependen.
Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif, dan 6 rumusan masalah hubungan hubungan
sederhana.

X1

r1

Y1
r2

r3

r6
r3

X2

Y2

r4

Hubungan antar variabel r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisis dengan korelasi
sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 bersamasama dengan X2 terhadap Y2 dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Selain teknik yang
telah disebutkan, teknik analisis regresi sederhana dan teknik regresi ganda juga dapat
digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dalam paradigma ini.
7. Paradigma Jalur

X1

r1
r2

X3

r3

X2

r4

r5
r6

Paradigma ini disebut paradigma jalur karena terdapat variabel yang berfungsi sebagai
jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk
mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara ini atau
bisa langsung ke sasaran akhir. Teknik analisis statistik yang digunakan dalam paradigma
ini dinamakan path analysis (analisis jalur). Analisis dilakukan dengan menggunakan
korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel dependen
terakhir harus lewat jalur langsung atau melalui variabel intervening. Dalam paradigma
jalur ini terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah asosiatif.
Misal : X1 = Status sosial ekonomi
X3 = Motivasi berprestasi

X2 = IQ
Y = Prestasi belajar

r1 = 0,33

r2 = 0,41

r3 = 0,30

r4 = 0,50

r5 = 0,16

r6 = 0,57

Dari bagan terlihat bahwa murid yang berasal dari status sosial ekonomi tertentu X 1 tidak
bisa langsung mencapai prestasi belajar yang tinggi Y (r1 = 0,33), tetapi harus melalui
peningkatan motivasi berprestasinya X3 (r2 = 0,41) sehingga baru dapat mencapai
prestasi Y (r4 = 0,50). Tetapi bila murid mempunyai IQ tinggi ( X 2) maka mereka
langsung dapat mencapai prestasi (Y) dengan r6 = 0,57. (contoh ini diberikan oleh
Kerlinger dalam Sugiyono).

C. Langkah-langkah penelitian
a. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah adalah bagian awal dalam membuat laporan
penelitian. Latar belakang permasalahan merupakan kunci dari sebuah proposal
penelitian.

Karena

logika penelitian dilakukan berdasar

adanya

fenomena

problematik. Biasanya diuraikan dalam bentuk deduksi, yaitu dimulai dari hal-hal
umum dan diakhiri dengan pembatasan masalah. Sehingga latar belakang harus
menunjukkan sistematika yang menjurus ke arah pemilihan suatu masalah tertentu.
Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah dalam bukunya yang berjudul
Metode Penelitian Kuantitatif ada dua model yang dapat digunakan di dalam
membuat latar belakang, yaitu:

Menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi objektif dengan kondisi


normatif/ asumsi-asumsi tertentu;

Menggambarkan perkembangan teori atau suatu kondisi objektif tanpa


membandingkannya dengan kondisi normatif. (Bambang Prasetyo dan Lina
Miftahul Jannah,Metode Penelitian Kuantitatif,(Jakarta:PT RAJA GRAFINDO
PERSADA,2005),h.57)
Penggunaan model pertama, kondisi objektif dapat digambarkan melalui data

sekunder yang ada, sedangkan kondisi normatif dapat berbentuk teori, nilai, atau
norma yang berlaku umum. Untuk penggunaan model kedua, peneliti hanya
menggambarkan karakteristik suatu gejala secara lebih rinci. Pada bagian ini, dapat
memakai alat bantu 5W dan 1H untuk menentukan kondisi objektinya yaitu what (apa
yang sering terjadi), who (siapa yang mengalaminya), when (kapan terjadinya
masalah), where (di mana prmasalahan itu muncul secara spesifik), why (mengapa
gejala tersebut dapat muncul) dan how (bagaimana hubungannya dengan gejala lain).
b. Identifikasi, Pemilihan, Sumber dan Perumusan Masalah

Identifikasi Masalah
Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa
yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, adanya kesenjangan
informasi atau teori dan sebagainya. Dalam hal ini, peneliti berkewajiban untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang hendak diteliti sehingga memiliki acuan

yang jelas dalam melakukan pengujian atau analisis statistic terhadap hipotesis
yang akan diajukan nantinya.

Pemilihan Masalah
Fraenkel dan Wallen (1990, dalam Sugiyono, 2000) mengemukakan bahwa
penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama yaitu
menarik minat peneliti, bisa dikerjakan (feasible), jelas (clear), berkontribusi
terhadap ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (significant), dan tidak
menimbulkan kerusakan bagi alam, lingkungan, dan manusia (ethical).

Sumber Masalah
Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian terdahulu,
dan lain-lain.

Perumusan Masalah
Rumusan masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Karena sifat
penelitian kuantitatif yang bersivat korelasional, maka pertanyaan yang diajukan
dimaksudkan untuk mempertanyakan hubungan antara variabel-variabel bebas
dengan variabel terikat, baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama.

c. Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari/ capai
dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang paling mudah adalah dengan
mengubah kalimat pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi kalimat
pernyataan.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis (Arikunto:1992).

d. Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah kegiatan peneliti yakni mengumpulkan teori/data/informasi
yang menjadi dasar identifikasi, penjelasan dan pembahasan masalah penelitian dari
penelitian sebelumnya. Tidak hanya itu, peneliti dapat menambahkan komentar, kritik

(kelebihan atau kekurangan teori dalam pustaka), perbandingan dengan teori


(pustaka) lain, dan kaitannya dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Adapun manfaat telaah pustaka adalah:

Untuk memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti

Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran

Untuk mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan


hipotesa

Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian

e. Pembentukan Kerangka Teori


Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penelitian,
pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka orientasi untuk
klasifikasi dan analisis data (Koentjaraningrat:1973). Kerangka teori dibuat
berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan pemikiran logis yang
dibangun oleh peneliti sendiri.
Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai relevansi yang kuat
dengan permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana seharusnya
tentang masalah yang diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus
untuk penelitian hubungan dua variabel atau lebih maka dalam landasan teori harus
dapat digambarkan secara jelas bagaimana hubungan dua variabel tersebut.
f. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara

teoritis

dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesa


merupakan kristalisasi dari kesimpulan teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka.
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih
harus dibuktikan, dites atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan sesuatu dimana
penelitian kita arah-pandangkan ke sana, sehingga ada yang menuntut kegiatan kita.
g. Memilih pendekatan
yang dimaksud dengan pendekatan di sini adalah metode atau cara mengadakan
penelitian seperti halnya: eksperimen atau non-eksperimen. Penentuan pendekatan ini

akan sangat menentukan apa variabel atau objek penelitian yang akan dilakukan dan
sekaligus menentukan subjek penelitian atau sumber dimana kita akan memperoleh
data.
h. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah mengubah konsep dengan kata-kata yang menggambarkan
perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.
Konsep yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel dibagi menjadi dua:

Variabel deskrit/katagorikal misalnya : variabel jenis kelamin.

Variabel Continues misal : variabel umur

Proses pengukuran variabel merupakan rangkaian dari empat aktivitas pokok yaitu:
Menentukan dimensi variabel penelitian. Variabel-variabel penelitian sosial sering
kali memiliki lebih dari satudimensi. Semakin lengkap dimensi suatu variabel yang
dapat diukur, semakin baik ukuran yang dihasilkan.
Merumuskan dimensi variabel. Setelah dimensi-dimensi suatu variabel dapat
ditentukan, barulah dirumuskan ukuran untuk masing-masing dimensi. Ukuran ini
biasanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan dimensi tadi.
Menentukan tingkat ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran. Apakah skala:
nominal, ordinal, interval, atau ratio.
Menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari alat pengukur apabila yang dipakai
adalah alat ukur yang baru.
i.

Menentukan dan menyusun instrument


Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan darimana data
bisa diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan apa
data akan dikumpulkan.
Menurut Arikunto (2000), instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang
digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan tersebut agar menjadi mudah
dan sistematis.

insturmen penelitian adalah alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk
mempermudah dalam mengumpulkan dan mendapatan informasi kuantitatif secara
objektif dan sistematis. Untuk melakukan pengukuran, maka instrumen penelitian
yang digunakan harus mempunyai skala.
Ada beberapa langkah umum yang bisa ditempuh dalam menyusun instrumen
penelitian menurut Teguh (2001), langkah-langkah tersebut adalah:

Analisis variabel penelitian, yaitu mengkaji variabel menjadi sub penelitian


sehingga indikatornya dapat diukur dan menghasilkan data yang akurat. Membuat
indikator variabel, peneliti dapat menggunakan teori ataupun konsep pengetahuan
ilmiah yang relevan dengan variabel tersebut, atau dengan menggunakan fakta
berdasarkan pengamatan secara langsung.

Penetapan penggunaan jenis instrumen dalam mengukur variabel, subvariabel,


ataupun indikatornya. Setiap variabel dapat diukur dengan satu atau lebih jenis
instrumen.

Menyusun kisi-kisi instrumen, dimana kisi-kisi tersebut berisi materi, jenis, dan
banyaknya pertanyaan serta waktu yang dibutuhkan. Setiap indikator akan
menghasilkan beberapa isi pertanyaan, serta abilitas yang diukur atau
kemampuan yang diharapkan dari subjek penelitian.

Menyusun item pertanyaan. Untuk menyusun item pertanyaan tersebut harus


sesuai dengan jenis dan jumlah instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
Selain itu, peneliti dapat membuat lebih dari jumlah pertanyaan yang ditetapakan,
atau pertanyaan cadangan. Setiap item pertanyaan yang telah dibuat, jawaban
atau gambaran yang diinginkan dari pertanyaan tersebut harus dibuat oleh
peneliti.
Revisi instrumen. Instrumen yang telah dibuat sebaiknya dilakukan uji coba
guna perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak
sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru.

D. Validitas dan reliabilitas instrumen

Instrumen untuk mengukur variabel yang kita teliti sebelumnya harus dilakukan uji
validitas dan reliabilitas. Bila instrumen/alat ukur tersebut tidak valid maupun reliabel, maka

tidak akan diperoleh hasil penelitian yang baik. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data tersebut valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama.
Dengan menggunakan data yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka
diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Instrumen yang valid dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini
tidak berarti bahwa hasil penelitian yang menggunakan instrumen yang telah teruji validitas
dan reliabilitasnya secara otomatis akan menjadi valid dan reliabel. Hal ini dipengaruhi oleh
kondisi obyek yang diteliti dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang
diteliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrumen unttuk mengukur
variabel yang diteliti.

CONSTRUCT VALIDITY
Disusun berdasarkan
teori yang relevan

Uji validitasnya
dengan
konsultasi ahli

Validitas
Internal/
rasional
Valid
Mengukur
apa yang
hendak
diukur
(ketepatan)

Instru
men
yang
baik

Validitas
eksternal/
empiris

External

RELIABEL
Digunakan
untuk
mengukur
berkali-kali
menghasilk
an data
yang sama
(konsisten)

Uji Validitasnya
dengan
membandingkan
program yang ada
dan konsultasi
ahli

CONTENT
VALIDITY
Disusun
berdasarkan
rancangan/progr
am yang telah
ada

Uji Validitasnya
dibandingkan dengan
standar yang telah ada
dilanjutkan dengan
analisis faktor

Disusun berdasarkan
fakta-fakta empiris
yang telah terbukti

Stability

Equivalent

Test-Retest
Kelompok
sama tetapi
waktu
berbeda

Test beda
tetapi
equivalen,
dicobakan
dalam
waktu yang
sama

Gabungan
diatas

Internal
Consistency

Diuji dengan:
Split half
KR 20, KR 21
Anova Hoytr

Dianalisa
dengan
korelasi
setelah
diuji coba

Pada bagan ditunjukkan bahwa instrumen yang baik harus valid dan reliabel.
Instrumen yang valid harus harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrumen yang
mempunyai validitas internal atau rasional bila kriteria yang ada dalam instrumen secara
rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriterianya ada di dalam
instrumen tersebut. Instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam
instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada.
Validitas instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity dan content
validity. Sedangkan untuk instrumen yang non test, cukup hanya memenuhi construct
validity. Sebuah instrumen dikatakan mempunyai validitas konstruksi jika instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Instrumen yang
harus mempunyai validitas isi adalah instrumen yang berbentuk test yang sering digunakan
untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan mengukur efektivitas pelaksanaan
program.
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent, dan gabungan
keduanya. Secara internal, reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi
butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu.
E. Pembuatan rancangan penelitian
Sebelum melakukan penelitian peneliti perlu membuat suatu rancangan penelitian.
Rancangan penelitian berguna sebagai pedoman peneliti dalam kegiatan penelitian.
Rancangan penelitian meliputi latar belakang, masalah, tujuan, kajian pustaka, hipotesis,
definisi operasional, metode penelitian, jadwal pelaksanaan, organisasi/tenaga pelaksana dan
rencana anggaran.

F. Metode penelitian
METODE-METODE PENELITIAN KUANTITATIF
EKSPERIMENTAL

NON EKSPERIMENTAL

1. Eksperimental murni

1. Deskriptif

2. Eksperimental kuasi

2. Komparatif

3. Eksperimental lemah

3. Korelasional
4. Survei
5. Tindakan

1. Penelitian Deskiptif (Descriptive Research)


a. Tujuan penelitian ini untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau bidang garapan tertentu.
b. Karakteristik penelitian ini; (a) membuat pencandraan mengenai suatu situasi
atau kejadian, sehingga penelitian ini sering disebut sebagai penelitian survei,
(b) tujuan khusus penelitian ini adalah mencari informasi faktual secara detail,
mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk justifikasi keadaan, membuat
komparasi dan evaluasi, dan hasilnya dipakai untuk bahan pengambilan
keputusan di masa depan.
c. Langkah-langkah; (a) merumuskan masalah, (b) menentukan informasi yang
diperlukan, (c) menentukan prosedur pengumpulan data,
prosedur pengolahan data, dan (e) menarik kesimpulan.

(d) menentukan

2. Penelitian Kausal Komparatif (Causal-Comparative Research)


a. Tujuan

penelitian

hubungan

ini

sebab

akibat

untuk

menyelidiki

dengan

cara

kemungkinan

mencari

kembali

faktor-faktor yang menjadi penyebab berdasarkan hasil pengamatan sebelumnya.


b. Ciri pokok penelitian ini adalah bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan
setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung.
c. Langkah-langkah

penelitian;

(a)

merumuskan

masalah,

(b)

menelaah

kepustakaan, (c) merumuskan hipotesis, (d) merumuskan asumsi-asumsi yang


mendasari hipotesis, (e) merancang pendekatan penelitian, (f) validasi teknik
pengumpulan dan interpretasi hasil, (g) analisis data, dan (h) menyusun
laporannya.

3. Penelitian Korelasional (Corelational Research)


a. Tujuan
pada

penelitian
suatu

ini

faktor

untuk

berkaitan

mendeteksi
dengan

sejauhmana

variasi-variasi

variasi-variasi

pada

satu

atau

lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.


b. Ciri-cirinya; (a) cocok dipakai jika variabel yang diteliti rumitdan/atau tak dapat
diteliti

dengan

metode

eksperimen

atau

tak

dapat dimanipulasikan, (b) memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan


saling hubungan secara serentak dalam keadaan realistik, dan (c) apa yang
diperoleh tak sekedar mengetahui ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut,
akan tetapi melihat seberapa kualitas hubungan tersebut.
c. Langkah-langkah

penelitian;

(a)

merumuskan

masalah,

(b)

menelaah

kepustakaan, (c) merancang pendekatan penelitian, (d) mengumpulkan data,


(e) analisis data, dan (f) menyusun laporan.

4. Penelitian Survei
a. Tujuan penelitian ini untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari
sejumlah besar orang terhadap topik atau isu tertentu.
b. Ciri-cirinya; (a) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang tentang
sesuatu opini, (b) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan dari
suatu
populasi, dan (c) informasi diperoleh dari populasi dan bukan dari sampel.

c. Langkah-langkah

penelitian;

(a)

merumuskan

masalah,

(b)

menelaah

kepustakaan, (c) merancang pendekatan penelitian, (d) mengumpulkan data, (d)


analisis data, dan (e) menulis laporan.

5. Penelitian Tindakan (Action Research)


a. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan ketrampilan baru atau pendekatan
baru dalam rangka memecahkan masalah praktis di lapangan atau dunia kerja.
b. Ciri-ciri pokok; (a) praktis dan relevan dengan situasi aktual dalam dunia kerja,
(b) menyiapkan kerangka kerja yang baik untuk pemecahan masalah dan
perkembangan baru, (c) fleksibel dan adaptif, dan (d) berkesan kurang ilmiah.
c. Langkah-langkah penelitian; (a) merumuskan masalah penelitian, (b) menelaah
kepustakaan, (c) merumuskan hipotesis tindakan, (d) mengatur setting penelitian
(e) menentukan kriteria evaluasi, (f) analisis data, dan (g) membuat laporan.

6. Penelitian Eksperimen Murni (True Experimental Research)


a. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki kemungkkinan-kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompok control yang tak dikenai perlakuan.
b. Ciri-ciri penelitian ini: (a) menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisikondisi eksperimental secara ketat, baik dengan control maupun manipulasi
langsung maupun dengan randomisasi, (b) menggunakan kelompok control untuk
dibandingkan dengan kelompok eksperimental, (c) pengontrolan varians, (d)
internal validity, (e) eksternal validity, (f) manipulasi tidak hanya terhadap satu
variabel bebas, (g) seringkali dikatakan sebagai jenis penelitian yang paling
akurat, akan tetatpi juga berpeluang besar untuk dibuat-buat.
c. Langkah-langkah penelitiannya: (a) menelaah kepustakaan, (b) merumuskan
masalah, (c) merumuskan hipotesis, (d) mendefinisikan pengertian dasar dan
variabel utama, (e) menyusun rancangan penelitian, (f) melakukan eksperimen
(g) mengatur data kasar untuk mempermudah analisis selanjutnya, (h)
menentukan batas penerimaan atau penolakan hasil, dan (i) menginterpretasikan
hasil.

7. Penelitian Eksperimen Semu (Quasi-Experimental Research)

a. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan


bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam
keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan
semua variabel yang relevan.
b. Ciri-ciri pokok penelitian ini: (a)

mengkaji tentang keadaan praktis,

(b) subyeknya manusia, (c) seringkali menyerupai penelitian tindakan.


c. Langkah-langkah

penelitiannya

sama

dengan

penelitian

eksperimen

yang sebenarnya, dengan pengakuan secara teliti terhadap masing-masing


keterbatasan

dalam

hal

validitas

internal

dan

eksternal.

8. Penelitian Eksperimen Lemah (Weak_Experimental Research)


a. Tujuan penelitian ini untuk kepentingan latihan dalam melaksanakan penelitian
eksperimen.
b. Desain dan perlakuannya seperti eksperimen, tetapi tidak ada pengontrolan
variabel.
c. Langkah-langkah penelitiannya sama dengan penelitian eksperimen yang
sebenarnya,

dengan

pengakuan

secara

teliti

terhadap

masing-masing

keterbatasan dalam hal validitas internal dan eksternal.

Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup,
dan waktu yang sudah ditentukan. Sugiyono (2002:55) mengemukakan, populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdir atas obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jika populasi penelitian tidak terlalu banyak, maka peneliti sebaiknya
melakukan penelitian terhadap keseluruhan anggota pada populasi. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh keakuratan data penelitian. Akan tetapi, jika jumlah populasi terlalu
besar, maka peneliti dapat meneliti beberapa anggota populasi yang tentunya
merepresentasikan anggota yang terdapat dalam populasi tersebut.
b. Sampel

Menurut sugiyono (2002:56), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dianggap sebagai sumber data yang penting
untuk mendukung penelitian.
Perhitungan banyaknya sampel didasarkan pada perhitungan presentase dari jumlah
populasi terjangkau. Merujuk pada suharismi arikunto (2006:131) mengemukakan,
apabila subjek populasi lebih dari 100, maka sampel dapat diambil antara 10% sampai
15%.

G. Metode pengumpulan data


Pengumpulan data
Dalam melakukan penelitian, salah satu langkah yang harus dilakukan peneliti adalah
mengumpulkan data. Metode pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif adalah:
a. Interview
Interview atau wawancara adalah metode pengumpulan data yang menghendaki
adanya komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek atau rresponden. Menurut
donald ari dkk. Menyatakan bahwa ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara
berstruktur dan wawancara tak berstruktur. Dalam awancara berstruktur pertanyaan
dan alternatif jawaban yang diberikan kepada subjek telah ditetapkan terlebih dahulu
oleh pewawancara. Wawancara tak berstruktur lebih bersifat informal. Pertanyaanpertanyaan tentang pandangan, sikap, keyakinan subjek atau tentang keterangan
lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subjek.
b. Angket
Angket adalah alat untuk mengumpulkan data berupa daftar pertanyaan yang
disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis.
1. Angket langsung dan tidak langsung
Suatu koesioner disebut langsung apabila angket tersebut dikirim langsung kepada
orang yang dimintai pendapat. Jika angket dikirim kepada seseorang yang
dimintai pendapat tentang keadaan orang lain, angket atau koesioner disebut
angket tidak langsung.
2. Angket terbuka dan tertutup
Angket tertutup merupakan angket yang mengendaki jawaban pendek, atau
jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Angket terbuka atau
isian merupakan angket yang berupa item-item pertanyaanyang tidak disertai
alternatif jawabannya, melainkan mengharapkanresponden untuk mengisi dan
memberi komentar atau pendapat.
c. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan
terhadap objek penelitian. Observasi dapat silaksanakan secara langsung dan tidak
langsung.

Observasi langsung adalah mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat)


terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik di dalam situasi sebenarnya
maupun di dalam situasi buatan. Sedangkan observasi tak langsung adalah
mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki dengan
perantara sebuah alat. Pelaksanaannya dapat berlangsung dalam situasi buatan
maupun dalam situasi sebenarnya.
Beberapa jenis observasi dapat dikemukakan sebagai berikut:
a). Observasi partisipan
adalah observasi dimana orang yang melakukan pengamatan berperan serta
ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang diobservasi.
b). Observasi nonpartisipan
observasi dikatakan nonpertisipan apabila observer tidak berperan serta ikut
ambil bagian kehidupan observee.
c). Observasi sistematik (stuctured observetion)
observasi sitematik apabila pengamatan menggunakan pedoman sebagai
instrumen pengamatan.
d). Obervasi non sistematik
observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan
instrumen pengamatan.
e). Observasi ekperimental
pengamatan dilakukan dengan cara observee di-masukkan delam kondisi
tertentu. Kondisi itu diciptakan oleh peneliti sehingga gejala yang akan dicari muncul.
d. Tes
Tes adalah latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,pengetauan, sikap,
intelegensikemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Beberapa
jenis tes yang biasa digunakan dalam penilaian pendidikan yaitu: tes kepribadian, tes
bakat, tes intelegensi, tes minat, tes prestasi, tes sikap (performance test)
e. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan cara untuk mengumpulkan data dengan mencatat
data-data yang sudah ada..

ANALISIS DATA
Syarat sebelum dilakukan uji Product Moment Correlation, Partial Correlation, Multiple
Correlations dan lainnya yang sejenis)
1. Uji Normalitas

Lielifors

Kolmogorof Smirnof (untuk N kecil)

Chi kuadrat (untuk N banyak)

P-P Plot

2. Uji linearitas (terutama untuk syarat uji Regresi)

Kurve-Fit

Syarat sebelum dilakukan uji beda (t-test, Anova dan yg lainnya yang sejenis)
1. Uji Normalitas

Lielifors

Kolmogorof Smirnof (untuk N kecil)

Chi kuadrat (untuk N banyak)

P-P Plot

2. Uji Homogenitas

Uji F, Barlets dan Levenes test

1. Chi-Kuadrat (

Metode chi-kuadrat digunakan untuk mengadakan pendekatan dari beberapa faktor


atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi (fo) dengan
frekuensi yang diharapkan (fe) dari sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan
yang signifikan atau tidak.
Rumus yang digunakan untuk menghitung
(

yaitu:

= nilai chi-kuadrat
= frekuensi yan gdiobservasi (frekuensi empiris)
= frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

Rumus mencari frekuensi teoritis (fe)


(

= frekuensi yang diharpakan (frekuensi teoritis)


= jumlah frekuensi pada kolom
= jumlah frekuensi pada baris
= jumlah keseluruhan baris atau kolom

2. Korelasi Spearman Rank


Metode korelasi spearman rank (rho) bisa juga disebut korelasi berjenjang, atau
korelasi berpangkat dan ditulis dengan notasi ( ). Rumus korelasi spearman rank
yang digunakan yaitu:
(

= nilai korelasi spearman rank


= selisih setiap pasangan rank
= jumlah pasangan rank untuk spearman (5<n<30)

Bila dilanjutkan untuk mencari signifikan, maka digunakan rumus

3. Korelasi pearson product moment (PPM)


Teknik analisis korelasi PPM termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan
data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak
(random); datanya berdistribusi normal; data yang dihubungkan berpola linear; dan
data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang
sama. Kalau salah satu persyaratan tersebut tidak terpenuhi analisis korelasi tidak
dapat dilakukan.

Rumus yang digunakan korelasi PPM.


(
*

)
(

)(

) +*

) +

korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 r
+1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada
korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan
dikonsultasikan denga Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut:

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,80-1,000

Sangat kuat

0,60-0,799

Kuat

0,40-0,599

Cukup kuat

0,20-0,399

Rendah

0,00-0,199

Sangat rendah

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y


dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut.
KP = r2 x 100% ;
KP = nilai koefisien determinan
r

= nilai koefisien korelasi

pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari
makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji
dengan uji signifikansi dengan rumus :

= nilai t
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah sampel

4. Korelasi ganda
Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan
kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih
dengan satu variabel depanden.
Rumus :
Dimana:

=korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan

variabel Y
= korelasi product moment antara X1 dengan Y
= korelasi product moment antara X2 dengan Y
= korelasi product moment antara X1 dengan X2

5. Korelasi parsial
Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui
pengaruh atau mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen,
dimana salah satu variabel independennya dibuat tetap/dikendalikan. Jadi, korelasi
parsial menyatakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua
variabel atau lebih setelah satu variabel yang diduga dapat mempengaruhi hubungan
variabel tersebut tetap/dikendalikan.

Rumus:

Dapat dibaca korelasi antara X1 dengan Y, bila variabel X2 dikendalikan/tetap.

Analisis regresi
Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua
variabel atau lebih, sedangkan analisis regresi digunakan untuk memprediksikan
seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen
dimanipulasi.
Sebelum analisis regresi digunakan maka diperlukan uji linearitas dan keberartian.

1. Regresi linear sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal satu variabel
independen dengan satu variabel dependen.
Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:

Dimana
= subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
= harga Y ketika harga X=0 (harga konstan)
= angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel
independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) arah garis turun.
= subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Harga b =
Harga a = Y-bX

Dimana
r = koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan variabel Y.
Sy = simpangan baku variabel Y
Sx = simoangan baku variabel x
Selain itu harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut
(

) (

)(

)(

)(

Uji linearitas regresi

Rumus-rumus yang digunakan dalam uji linearitas


JK(T) =
( )
( | )

( )

( )( )

}=

( )( )( ) -

( )
(

( )
)

( )

( )
( )

{
( )

( | )

Dimana:
JK(T) = Jumlah kuadrat total
JK(a) = jumlah kuadrat koefisien a
JK(ba) = jumlah kuadrat regresi (ba)
JK(S) = jumlah kuadrat sisa
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok
JK(G) = jumlah kuadrat galat

Uji keberartian
Ho : koefisien arah regesi tidak berarti (b=0)
Ha : koefisien itu berarti (b0)
Untuk menguji hipotesis nol, dipakai statistik

(F hitung) dibandingkan

dengan F tabel dengan dk pembilang =1 dan dk penyebut = n-2. Unutk menguji


hipotesis nol, kriterianya adalah tolak hipotesis nol apabila koefisien F hitung
lebih besar dari harga F tabel berdasarkan taraf kesalahan yang dipilih dan dk
yang bersesuaian.

1. Uji t (t-test)
Uji t pada dasarnya adalah untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan mean dari dua
sampel atau dua variabel. Masing-masing variabel tersebut berskala internal/rasio dan
adanya linearitas dan normalitas. Berikut beberapa rumus Uji t dan penggunannya.
a. Uji t untuk sampel yang berkorelasi

(
(

)
)

t = koefisien t
= Mean sampel 1
= mean sampel 2
= beda antara skor Mean 1 dan 2
= beda pangkat 2

b. Uji t untuk sampel yang terpisah dan variannya homogen

= koefisien t

= jumlah deviasi pangkat dua

||

= mean masing-masing sampel


= jumlah kasus pada tiap sampel

c. Uji t untuk sampel terpisah dan varian heterogen

= mean sampel 1

= mean sampel 2
= varian sampel 1
= varian sampel 2
= jumlah kasus masing-masing sampel

d. Uji homogenitas dengan F tes

= Koefisien F tes
= varian kelompok 1 (yang besar)
= varian kelompok 2 (yang kecil)

e. Uji Z
Uji Z digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan mean dari dua
sampel/variabel. Masing-masing variabel berskala interval. Jumlah N biasanya
lebih besar dari 30 (diatas 30). Jadi jumlah sampel yang lebih dari 30 dapat
menggunakan uji Z.
Rumusnya sebagai berikut:

Z = koefisien Z

= mean sampel 1

= mean sampel 2
= varian sampel 1
= varian sampel 2
= jumlah kasus sampel 1
= jumlah kasus sampel 2

2. Analisis Varian (Anova atau Anava)


Analisis varian digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan mean yang
lebih dari dua sampel. Masing-masing datanya berskala interval atau rasio. Dalam
anava, dituntut adanya normalitas, linearitas dan homogenitas.
a. Analisis varian untuk sampel yang sama

Keterangan:
F

= Koefisien F

VAS = Variasi antar sampel


VDS = Variasi dalam sampel

b. Analisis varian untuk sampel yang tidak sama (unequal sample)


( )

Keterangan:
F

= Koefisien F
( )

= suatu ukuran variansi antar sampel yang disebut Treatment Mean


Square
yang diperoleh dengan jalan membagi (SS/T r) dengan derajat
kebebasan
(df) - (K-1)

MSE

= Ukuran variansi di dalam sampel, dan merupakan pooled variance


yang disebut error mean square, ini dapat diperoleh dengan jalan
membagi SSE dengan derajat kebebasannya k(n-1)

c. Ananlisis varian untuk dua arah (anava dua arah)


Anava dua arah digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan pengaruh
dari dua variabel yang berbeda terhadap sesuatu variabel. Datanya masingmasing berskala rasio atau interval.
Untuk ROW

Untuk Column

Untuk Interaction

Keterangan:
= Mean Sum Squares between ROW
= Mean Sum Squares Within Cells

= Mean Sum Squares between Column


= Column

d. Analisis Kovarians (ANACOVA)


Analisis kovarians digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang pengaruh antara
variabel satu dengan variabel lain, dimana dilakukan pengendalian atau control
yang lebih teliti dari analisis varians. Masing-masing variabelnya berskala
interval. Kovarian merupakan perpaduan antara analisis varian dan analisis
regresi.

KEUNTUNGAN PENELITIAN KUANTITATIF


1. Menyediakan perkiraan populasi yang besar.
2. Menunjukkan luasnya kordinasi sikap yang dimiliki oleh orang-orang.
3. Menyediakan hasil yang dapat dihubungkan dengan statistik.
4. Memungkinkan untuk perbandingan statistik antara berbagai kelompok.
5. cermat, berdasarkan definisi dan standar.
6. memiliki tingkatan kejadian, tindakan, tren, dll
7. Dapat menjawab pertanyaan seperti "Berapa banyak?" dan "Seberapa sering?"
Pendapat Chreswell:
Keuntungan Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif memungkinkan peneliti untuk mengukur dan menganalisis data.
Hubungan antara variabel independen dan dependen dipelajari secara rinci. Hal ini
menguntungkan karena peneliti lebih objektif tentang temuan penelitian. Penelitian
kuantitatif dapat digunakan untuk menguji hipotesis dalam eksperimen karena
kemampuannya untuk mengukur data menggunakan statistik.
Kekurangan Penelitian Kuantitatif
Kerugian utama dari penelitian kuantitatif adalah konteks penelitian atau percobaan
diabaikan. Penelitian kuantitatif tidak mempelajari hal-hal di alam atau mendiskusikan hal
yang terjadi pada orang yang berbeda seperti yang dilakukan oleh penelitian kualitatif.
Kerugian lain adalah besarnya sampel yang harus dipelajari; semakin besar sampel dari
populasi yang diteliti, semakin akurat statistic yang diperoleh.

PERBEDAAN PENELITIAN KUANTITATIF DENGAN PENELITIAN KUALITATIF


Kedua pendekatan penelitian ini memiliki perbedaan-perbedaan. Perbedaanperbedaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perspektif Teori
Penelitian kuantitatif adalah penganut aliran positivisme yang perhatiaannya ditujukan
pada

fakta-fakta.

Sedangkan

penelitian

kualitatif

adalah

penganut

aliran

fenomenologis, yang menitikberatkan kegiatan penelitian ilmiahnya dengan jalan


penguraian (describing) dan pemahaman (understanding) terhadap gejala-gejala
social yang diamatinya. Pemahaman bukan hanya dari sudut pandang peneliti tetapi
lebih penting lagi adalah pemahaman terhadap gejala dan fakta yang diamati
berdasarkan sudut pandang subyek yang diteliti atau inner understanding.

2. Pendekatan
Kegiatan peneliti pada pendekatan penelitian kuantitatif adalah:

Mengidentifikasi variabel-variabel masukan dan keluaran yang menjadi pusat


perhatiaannya

Mengeliminir atau mengontrol variabel-variabel (jika pengontrolan variabel


tidak dapat dilakukan meskipun di laboratorium maka pengontrolan dapat
dilakukan dengan menggunakan manipulasi statistik)

Memilih subyek secara random

Melakukan treatment

Membandingkan pengaruh treatment dengan menggunakan batas kesesatan


tertentu.

Sedangkan kegiatan peneliti pada pendekatan kualitatif adalah dengan memulai


kerjanya dengan memahami gejala-gejala/variabel yang menjadi pusat perhatiaannya.
Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menceburkan diri (melakukan participation
observation) ke dalam medan dengan pikiran seterbuka mungkin, serta membiarkan
berbagai inpresi timbul. Selanjutnya peneliti mengadakan check dan recheck dari satu
sumber dibandingkan dengan sumber lain sampai peneliti merasa puas dan yakin
bahwa informasi yang dikumpulkan itu benar.

3. Tujuan
Penelitian kuantitatif memusatkan perhatian pada variabel-variabel serta hubungan
antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Tujuannya adalah untuk
mengadakan verivikasi yaitu mengetes teori-teori dengan perantara hipotesis dengan
menggunakan teknik statistik.
Penelitian kualitatif bertujuan menemukan ciri-ciri sifat dari fenomena-fenomena
yang menjadi variabel dalam satu kategori; selanjutnya peneliti mencari hubungan
antara fenomena dengan jalan membandingkan perbedaan/persamaan sifat dari
berbagai gejala yang ditemukan. Kemudian peneliti menggolong-golongkan gejala
yang mempunyai sifat-sifat yang sama dan membuat generalisasi (jagan diartikan
generalisasi dalam kuantitatif) sampai membuat sebuah teori. Penemuan teori seperti
itu dalam kualitatif disebut grounded theory.

4. Sikap
Peneliti kuantitatif adalah reductionist; sebenarnya reduksi dilakukan sebelum
pengumpulan data lapangan dilakukan melalui proses pembatasan terhadap variabelvariabel yang menjadi focus penelitian. Oleh sebab itu, peneliti kuantitatif memasuki
lapangan dengan sejumlah hipotesis dan sejumlah research questions. Sehingga
dengan

demikian

peneliti

kuantitatif

hanya

mencari

atau

mengumpulkan

informasi/data yang diperlukan untuk menjawab research questions dan membuktikan


hipotesis-hipotesis yang telah diformulasikan sebelumnya.
Sedangkan peneliti kuantitatif adalah penganut ekspansionisme dan mengumpulkan
data/informasi selengkap-lengkapnya sehingga memungkinkan bagi peneliti kualitatif
bersifat kompleks serta memahami fenomena-fenomena tersebut secara utuh.

5. Desain
Desain untuk penelitian kuantitatif adalah preordained atau ditentukan terlebih
dahulu dan tidak dapat diadakan perubhan pada saat penelitian lapangan berlangsung.
Jika perubahan desain dilakukan selama penelitian berjalan maka akan berakibat
sangat fatal. Sebab hal ini akan berarti mengacaukan hubungan antara variabelvariabel yang telah dirumuskan sebelumnya. Lebih-lebih jika hubungan-hubungan
antara variabel tersebut telah dirumuskan menjadi hipotesis-hipotesis dan apalagi jika
alat ukur serta instrument pengumpulan data telah dikembangkan dan disusun searah

dengan rumusan hipotesis yang akan dibuktikan. Dengan demikian, disamping


preordained maka desain penelitian kuantitatif juga bersifat fixed.
Sebaliknya, desain penelitian kualitatif bersifat lentur atau electric, sehingga tidak
perlu terlalu lengkap, karena sifatnya yang electric maka pada saat penelitian
lapangan sedang berjalan dapat berubah sejalan dengan diketemukannya fenomenafenomena baru di lapangan. Bahkan desain penelitian kualitatif dapat berkembang
disesuaikan dengan kebutuhan. Jadi, disamping electic, desain penelitian kuatatif
juga bersifat emergent.

6. Hakikat Realitas
Sesuai paradigma positivism maka peneliti kuantitatif memandang bahwa realita itu
bersifat tunggal dan fragmental sehingga dapat dipisah-pisah menjadi variabelvariabel (indpenden dan dependen) serta dapat diteliti secara terpisah-pisah. Dasar ini
pula yang digunakan oleh peneliti kuantitatif sebagai alasan mengapa variabelvariabel yang tidak diperlukan dapat dipisahkan atau dikontrol.
Sebaliknya, sebagai penganut paradigm fenomenologisme, peneliti kualtatif
beranggapan bahwa realita itu selalu berubah-ubah dipengaruhi oleh waktu, tempat
dan situasi. Disamping itu peneliti kualitatif percaya bahwa realita itu bersifat ganda,
sehingga hanya dapat diteliti secara keseluruhan (holistic) dan tidak dapat dipisahpisah secara parsial.

7. Gaya
Peneliti kuantitatif menerapkan gaya intervensi dengan jalan mengatur/memanipulasi
situasi dan kondisi sesuai dengan desain/rancangan peneliti yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, peneliti memanipulasi kondisi variabel-variabel bebas dan
tergantung yang diingini untuk observasi.
Sedangkan gaya dasar peneliti kualitatif adalah seleksi. Peneliti kualitatif tidak pernah
mengatur situasi dan kondisi, tetapi, menggunakan situasi dan kondisi yang ada
dengan sebaik-baiknya. Peneliti tidak memanipulasi variabel, tetapi berusaha
mengamati seluruh gejala di lapangan dengan alami, dan selanjutnya memilih
(menyeleksi) fenomena-fenomena penting yang dianggap ada kaitannya dengan
tujuan penelitian yang sedang dikerjakan. Dengan demikian, peneliti kualitatif akan
menemukan semua fenomena yang diperlukan sehingga sehingga dapat memahami

gejala dengan pengertian yang bulat. Hal inilah yang membuat penelitai kualitatif
memerlukan waktu yang relatif lama.

8. Kontrol Kondisi
Peneliti kuantitatif terutama dalam melakukan penelitian lapangan, selalu berusaha
untuk dapat mengontrol kondisi lapangan seperti laboratorium, sedangkan peneliti
kualitatif tidak menghendaki control terhadap kondisi lapangan sehingga dapat
diketahui gejala-gejala muncul secara wajar di dalam dunia yang sebenarnya.

9. Ruang Lingkup
Peneliti kuantitatif hanya memusatkan kajiannya pada sejumlah variabel yang terbatas
asal memenuhi model yang telah dirancang sebelumnya (moleculer). Sedangkan
peneliti kualitatif lebih cenderung mengakomodasi semua fenomena social yang
tampak yang dianggap relevan. Dengan proses seleksi, penelitian kualitatif akan
menyisihkan fenomena-fenomena yang tidak relevan, dengan kata lain, peneliti
kualitatif hanya menggunakan sebagian kecil fenomena sosial disesuaikan dengan
tuntutan desain. Peneliti kualitatif tidak membatasi terlebih dahulu fenomenafenomena social yang diamati (moler).

10. Treatment/Perlakuan
Treatment merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian eksperimen. Setiap
treatment dalam setiap eksperimen harus stabil, tidak berubah-ubah. Jika tidak
demikian maka tidak mungkin penelitian kuantitaif dapat menentukan pengaruh dari
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
Untuk penelitian kualitatif, konsep treatment tidak berlaku. Sehingga peneliti
kualitatif tidak berharap adanya stabilitas, hal ini deisebabkan karena peneliti
kualitatif menyadari bahwa perubahan yang terus-menerus merupakan esensi dari
situasi kehidupasn secara alami.

11. Hubungan antara peneliti dan yang diteliti


Peneliti kuantitatif beranggapan bahwa antara peneliti dan responden merupakan
dualism dan indenpenden antara satu denga yang lainnya. Sedangkan peneliti
kualitatif beranggapan bahwa antara peneliti dengan informan yang diteliti adalah
berinteraksi dan saling interpendensi.

12. Metode
Peneliti kuantitatif mengejar objektifitas metode pengumpulan datanya dengan
menggunakan inter-obyective-agreement artinya untuk mengetahui obyektivitas
dengan cara meminta persetujuan antara dua pengamat atau lebih yang sama-sama
berkualitas. Sedangkan peneliti kualitatif, karena lebih mengutamakan menggunakan
human instrument maka untuk mencapai obyektivitas lebih menekankan pada
confirmability, yaitu kesesuaian antara beberapa sumber informasi.

13. Variabel
Dalam penelitian kuantitatif, variabel yang diteliti dideskripsikan secara kuantitatif,
dihubungkan dan dibandingkan antara variabel satu dengan yang lainnya (independe
dan dependen). Sifat variabelnya cenderung ke variabel berskala interval dan rasio.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif, tidak dihubungkan dan dibandinhkan secara
kuantitatif antara variabel satu dengan

yang lain (tidak ada dependent dan

independent). Sifat variabelnya cenderung bersifat ordinal dan kategorial.

14. Analisis Data


Analisis data untuk penelitian kuantitatif dilakukan dnegan statistika deskriptif
kuantitatif (tendensi sentral dan lainnya) dan statistika inferensial baik parametrik
maupun non prametrik. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, analisis datanya
dengan non statistic, yakni analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan reduksi
data, display data dan verifikasi simpulan (Milles dan Huberman, 1984).

Tabel Perbedaan Kuantitatif dan Kualitatif


Aspek Pembeda

Penelitian Kuantitatif

Penelitian Kualitatif

1. Perspektif Teori

Positivism

Fenomenologisme

2. Pendekatan

Eksperimental/Survey

Naturalistik/Ethnografi

3. Tujuan

Verifikasi

Penemuan

4. Sikap

Reduksionis

Ekspansionis

5. Desain

Preordained/Fixed

Electric/emergen

6. Realitas

Tunggal

Berganda

7. Gaya

Intervensi

Seleksi

8. Kondisi

Terkontrol

Bebas

9. Ruang Lingkup

Molecular

Molar

10. Treatment

Stabil

Berubah

11. Hubungan

Dualisme/Independen

Berinteraksi, mempengaruhi

12. Metode

Inter-subyect-agreement

Comfirmability

13. Variabel

Dideskripsikan secara

Dideskripsikan secara

kuantitatif, dihubungkan dan

kualitatif dan tidak dan tidak

dibandingkan antara variabel

dihubungkan dan

satu dengan variabel yang

dibandingkan secara

lain (Independent &

kuantitatif antara variabel

dependent). Variabelnya

satu dengan yang lainnya

cenderung berskala interval

(tidak ada dependent dan

dan rasio.

independent). Variabelnya

Peneliti/diteliti

cenderung bersifat ordinal


dan kategorial dan
menekankan pada makna.
14. Analisis Data

Statistic deskriptif kuantitatif

Non statistic, yakni analisis

(tendensi sentral dan lainnya)

deskriptif kualitatif dengan

dan statistic inferensial baik

menggunakan reduksi data,

parametric maupun non

display data dan verifikasi

parametric.

dan simpulan.

Tabel Tambahan Rincian Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif


KUALITATIF

KUANTITATIF

1. Fenomenologis

1. Positivis

2. Menekankan pada proses

2. Menekankan pada produk

3. Pendekatan kualitatif

3. Pendekatan kuantitatif

4. Observasi alamiah tak terkontrol

4. Pengukuran menonjol/terkontrol

5. Subyektif

5. Obyektif

6. Dekat dengan data

6. Jauh dari adata

7. Menyatu dengan subyek penelitian

7. Tak menyatu dengan subyek penelitian

8. Orientasi pada penemuan

8. Orientasi pada penemuan

(invention,discovery)

(pembuktian)

9. Eksploratif

9. Konfermatif (penegasan, pemerkuatan)

10. Ekspansionitis

10. Reduksionitis (penyeleksian)

11. Deskriptif

11. Inferensial

12. Induktif

12. Hipotetik-induktif, deduktif

13. Data: valid, nyata, kaya, mendalam, tak

13. Data: andal, mantap dan dapat diulang

dapat diulang
14. Hasil: tak dapat digeneralisasikan (studi

lagi
14. Hasil: dapat digeneralisasikan

kasus)
15. Berasumsikan realitas yang dinamis

15. Berasumsikan realitas yang statis

16. Holistic (moler)

16. Particularistic (moleculer)

17. Natural setting

17. Non-natural setting

18. Human as instrument

18. Non-human as instrument

19. Purposive sampling

19. Probablistik statistic

20. Informan

20. Responden

21. Struktur sebagai ritual constraint

21. Tidak perlu struktur baru

22. Desain/proposal lentur, berubah

22. Desain pasti (preordinat)

23. Bentuk laporan model studi kasus, hidup

23. Bentuk laporan bersifat teknis, kering,

dan tak bersifat teknis


24. Interpretasi idiografik

menjemukkan
24. Nanometis (menurut hukum-hukum
generalisasi)

25. Kriteria bagi kebenara data:

25. Kriteria yang digunakan:

a. Kredibilitas

a. Validitas

b. Transferabilitas

b. Reliabilitas

c. Dependabilitas

c. Objektivitas

d. Confirmabilitas
26. Dalam pengumpulan data
memperhatikan time sampling dan snowball sampling

26. Dalam pengumpulan data menggunakan


random sampling

Anda mungkin juga menyukai