A. Pengertian
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random.
Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
(Sugiyono).
Penelitian kuantitatif menjelaskan fenomena dengan mengumpulkan data
numerik yang dianalisis menggunakan metode berbasis matematis (dalam statistik
tertentu). (Chreswel).
Penelitian kuantitatif pada dasarnya adalah tentang mengumpulkan data
numerik untuk menjelaskan fenomena tertentu, pertanyaan tertentu tampaknya segera
cocok untuk dijawab menggunakan metode yang ada (Sukamolson)
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat
sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu
yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab
rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.
Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk
mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul
selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau
inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang telah dirumuskan terbukti atau
tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil
secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada
populasi dimana sampel tersebut diambil.
Mengumpulkan data numerik dari objek penelitian menggunakan instrumen yang valid
Menganalisis tren, membandingkan kelompok, atau terkait variabel menggunakan analisis
statistik, dan menafsirkan hasil dengan membandingkannya dengan penelitian terdahulu
Menulis laporan penelitian dengan menggunakan standar, struktur yang sesuai dan kriteria
evaluasi, dan mengambil suatu kesimpulan
1) Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif ini jarang dirumuskan dalam penelitian
a) Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah
mencapai 70% baik.
b) Prestasi belajar siswa lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 99% dari
yang diharapkan.
2) Hipotesis asosiatif
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan
dengan prestasi belajar murid. Hal ini berarti bila kualitas media media
pendidikan ditingkatkan, maka prestasi belajar murid akan meningkat pada
gradasi yang tinggi.
Kata signifikan hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan digeneralisasikan
ke populasi dimana sampel tersebut diambil.
d. Teknik analisis data
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah
ditentukan teknik statistik yang akan digunakan untuk analisis data dan menguji
hipotesis.
1) Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio, maka
pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.
2) Untuk hipotesis asosiatif, bila data kedua variabel berbentuk interval dan ratio,
maka menggunakan teknik statistik korelasi produk momen.
2. Paradigma Sederhana Berurutan
Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih
sederhana.
X1
X2
X3
X2 = kualitas proses
Y = kualitas outcome
Dari bagan diatas menunjukkan hubungan sederhana antara satu variabel independen
dengan satu variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variabel
(X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X3 dengan Y) tersebut dapat digunakan teknik korelasi
sederhana. Naik turun harga Y dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y atas X 3
dengan persamaan Y = a + bX3. Dari sini dapat dihitung jumlah rumusan masalah
deskriptif dan asosiatif.
3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen.
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen.
Dalam paradigma ini terdapat tiga rumusan masalah deskriptif dan empat rumusan
masalah asosiatif.
X1
r3
r1
X2
r2
X2 = Lingkungan sekolah
Bagan diatas merupakan paradigma ganda dengan dua variabel independen X 1 dan X2,
serta satu variabel dependen Y. untuk mencari hubungan X 1 dengan Y dan X2 dengan Y
menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X 1 dan X2 secara
bersama-sama terhadap Y menggunakan teknik korelasi ganda.
4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel independen (X 1, X2, X3) dan satu variabel
dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif untuk
yang sederhana ada 6 dan yang ganda minimal ada 1.
Perhatikan bagan berikut
X1
r1
r4
r6
X2
r2
X1
r5
r3
X3
ket: r2 berimpit dengan R
Misal: X1 = Kualitas mesin
X2 = Pengalaman kerja
X3 = Etos belajar
Y = Produktivitas kerja
Y1
r1
X1
r2
Y2
Misal: X = Tingkat pendidikan
Y2 = Disiplin kerja
Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1, dan X dengan Y2 menggunakan
teknik korelasi sederhana. Demikian juga dengan Y1 dengan Y2. Selain menggunakan
teknik korelasi sederhana dapat juga menggunakan analisis regresi dalam paradigma ini.
6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan dua variabel dependen.
Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif, dan 6 rumusan masalah hubungan hubungan
sederhana.
X1
r1
Y1
r2
r3
r6
r3
X2
Y2
r4
Hubungan antar variabel r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisis dengan korelasi
sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 bersamasama dengan X2 terhadap Y2 dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Selain teknik yang
telah disebutkan, teknik analisis regresi sederhana dan teknik regresi ganda juga dapat
digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dalam paradigma ini.
7. Paradigma Jalur
X1
r1
r2
X3
r3
X2
r4
r5
r6
Paradigma ini disebut paradigma jalur karena terdapat variabel yang berfungsi sebagai
jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk
mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara ini atau
bisa langsung ke sasaran akhir. Teknik analisis statistik yang digunakan dalam paradigma
ini dinamakan path analysis (analisis jalur). Analisis dilakukan dengan menggunakan
korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel dependen
terakhir harus lewat jalur langsung atau melalui variabel intervening. Dalam paradigma
jalur ini terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah asosiatif.
Misal : X1 = Status sosial ekonomi
X3 = Motivasi berprestasi
X2 = IQ
Y = Prestasi belajar
r1 = 0,33
r2 = 0,41
r3 = 0,30
r4 = 0,50
r5 = 0,16
r6 = 0,57
Dari bagan terlihat bahwa murid yang berasal dari status sosial ekonomi tertentu X 1 tidak
bisa langsung mencapai prestasi belajar yang tinggi Y (r1 = 0,33), tetapi harus melalui
peningkatan motivasi berprestasinya X3 (r2 = 0,41) sehingga baru dapat mencapai
prestasi Y (r4 = 0,50). Tetapi bila murid mempunyai IQ tinggi ( X 2) maka mereka
langsung dapat mencapai prestasi (Y) dengan r6 = 0,57. (contoh ini diberikan oleh
Kerlinger dalam Sugiyono).
C. Langkah-langkah penelitian
a. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah adalah bagian awal dalam membuat laporan
penelitian. Latar belakang permasalahan merupakan kunci dari sebuah proposal
penelitian.
Karena
adanya
fenomena
problematik. Biasanya diuraikan dalam bentuk deduksi, yaitu dimulai dari hal-hal
umum dan diakhiri dengan pembatasan masalah. Sehingga latar belakang harus
menunjukkan sistematika yang menjurus ke arah pemilihan suatu masalah tertentu.
Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah dalam bukunya yang berjudul
Metode Penelitian Kuantitatif ada dua model yang dapat digunakan di dalam
membuat latar belakang, yaitu:
sekunder yang ada, sedangkan kondisi normatif dapat berbentuk teori, nilai, atau
norma yang berlaku umum. Untuk penggunaan model kedua, peneliti hanya
menggambarkan karakteristik suatu gejala secara lebih rinci. Pada bagian ini, dapat
memakai alat bantu 5W dan 1H untuk menentukan kondisi objektinya yaitu what (apa
yang sering terjadi), who (siapa yang mengalaminya), when (kapan terjadinya
masalah), where (di mana prmasalahan itu muncul secara spesifik), why (mengapa
gejala tersebut dapat muncul) dan how (bagaimana hubungannya dengan gejala lain).
b. Identifikasi, Pemilihan, Sumber dan Perumusan Masalah
Identifikasi Masalah
Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa
yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, adanya kesenjangan
informasi atau teori dan sebagainya. Dalam hal ini, peneliti berkewajiban untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang hendak diteliti sehingga memiliki acuan
yang jelas dalam melakukan pengujian atau analisis statistic terhadap hipotesis
yang akan diajukan nantinya.
Pemilihan Masalah
Fraenkel dan Wallen (1990, dalam Sugiyono, 2000) mengemukakan bahwa
penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama yaitu
menarik minat peneliti, bisa dikerjakan (feasible), jelas (clear), berkontribusi
terhadap ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (significant), dan tidak
menimbulkan kerusakan bagi alam, lingkungan, dan manusia (ethical).
Sumber Masalah
Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian terdahulu,
dan lain-lain.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Karena sifat
penelitian kuantitatif yang bersivat korelasional, maka pertanyaan yang diajukan
dimaksudkan untuk mempertanyakan hubungan antara variabel-variabel bebas
dengan variabel terikat, baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari/ capai
dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang paling mudah adalah dengan
mengubah kalimat pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi kalimat
pernyataan.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis (Arikunto:1992).
d. Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah kegiatan peneliti yakni mengumpulkan teori/data/informasi
yang menjadi dasar identifikasi, penjelasan dan pembahasan masalah penelitian dari
penelitian sebelumnya. Tidak hanya itu, peneliti dapat menambahkan komentar, kritik
teoritis
akan sangat menentukan apa variabel atau objek penelitian yang akan dilakukan dan
sekaligus menentukan subjek penelitian atau sumber dimana kita akan memperoleh
data.
h. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah mengubah konsep dengan kata-kata yang menggambarkan
perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.
Konsep yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel dibagi menjadi dua:
Proses pengukuran variabel merupakan rangkaian dari empat aktivitas pokok yaitu:
Menentukan dimensi variabel penelitian. Variabel-variabel penelitian sosial sering
kali memiliki lebih dari satudimensi. Semakin lengkap dimensi suatu variabel yang
dapat diukur, semakin baik ukuran yang dihasilkan.
Merumuskan dimensi variabel. Setelah dimensi-dimensi suatu variabel dapat
ditentukan, barulah dirumuskan ukuran untuk masing-masing dimensi. Ukuran ini
biasanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan dimensi tadi.
Menentukan tingkat ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran. Apakah skala:
nominal, ordinal, interval, atau ratio.
Menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari alat pengukur apabila yang dipakai
adalah alat ukur yang baru.
i.
insturmen penelitian adalah alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk
mempermudah dalam mengumpulkan dan mendapatan informasi kuantitatif secara
objektif dan sistematis. Untuk melakukan pengukuran, maka instrumen penelitian
yang digunakan harus mempunyai skala.
Ada beberapa langkah umum yang bisa ditempuh dalam menyusun instrumen
penelitian menurut Teguh (2001), langkah-langkah tersebut adalah:
Menyusun kisi-kisi instrumen, dimana kisi-kisi tersebut berisi materi, jenis, dan
banyaknya pertanyaan serta waktu yang dibutuhkan. Setiap indikator akan
menghasilkan beberapa isi pertanyaan, serta abilitas yang diukur atau
kemampuan yang diharapkan dari subjek penelitian.
Instrumen untuk mengukur variabel yang kita teliti sebelumnya harus dilakukan uji
validitas dan reliabilitas. Bila instrumen/alat ukur tersebut tidak valid maupun reliabel, maka
tidak akan diperoleh hasil penelitian yang baik. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data tersebut valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama.
Dengan menggunakan data yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka
diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Instrumen yang valid dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini
tidak berarti bahwa hasil penelitian yang menggunakan instrumen yang telah teruji validitas
dan reliabilitasnya secara otomatis akan menjadi valid dan reliabel. Hal ini dipengaruhi oleh
kondisi obyek yang diteliti dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang
diteliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrumen unttuk mengukur
variabel yang diteliti.
CONSTRUCT VALIDITY
Disusun berdasarkan
teori yang relevan
Uji validitasnya
dengan
konsultasi ahli
Validitas
Internal/
rasional
Valid
Mengukur
apa yang
hendak
diukur
(ketepatan)
Instru
men
yang
baik
Validitas
eksternal/
empiris
External
RELIABEL
Digunakan
untuk
mengukur
berkali-kali
menghasilk
an data
yang sama
(konsisten)
Uji Validitasnya
dengan
membandingkan
program yang ada
dan konsultasi
ahli
CONTENT
VALIDITY
Disusun
berdasarkan
rancangan/progr
am yang telah
ada
Uji Validitasnya
dibandingkan dengan
standar yang telah ada
dilanjutkan dengan
analisis faktor
Disusun berdasarkan
fakta-fakta empiris
yang telah terbukti
Stability
Equivalent
Test-Retest
Kelompok
sama tetapi
waktu
berbeda
Test beda
tetapi
equivalen,
dicobakan
dalam
waktu yang
sama
Gabungan
diatas
Internal
Consistency
Diuji dengan:
Split half
KR 20, KR 21
Anova Hoytr
Dianalisa
dengan
korelasi
setelah
diuji coba
Pada bagan ditunjukkan bahwa instrumen yang baik harus valid dan reliabel.
Instrumen yang valid harus harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrumen yang
mempunyai validitas internal atau rasional bila kriteria yang ada dalam instrumen secara
rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriterianya ada di dalam
instrumen tersebut. Instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam
instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada.
Validitas instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity dan content
validity. Sedangkan untuk instrumen yang non test, cukup hanya memenuhi construct
validity. Sebuah instrumen dikatakan mempunyai validitas konstruksi jika instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Instrumen yang
harus mempunyai validitas isi adalah instrumen yang berbentuk test yang sering digunakan
untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan mengukur efektivitas pelaksanaan
program.
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent, dan gabungan
keduanya. Secara internal, reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi
butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu.
E. Pembuatan rancangan penelitian
Sebelum melakukan penelitian peneliti perlu membuat suatu rancangan penelitian.
Rancangan penelitian berguna sebagai pedoman peneliti dalam kegiatan penelitian.
Rancangan penelitian meliputi latar belakang, masalah, tujuan, kajian pustaka, hipotesis,
definisi operasional, metode penelitian, jadwal pelaksanaan, organisasi/tenaga pelaksana dan
rencana anggaran.
F. Metode penelitian
METODE-METODE PENELITIAN KUANTITATIF
EKSPERIMENTAL
NON EKSPERIMENTAL
1. Eksperimental murni
1. Deskriptif
2. Eksperimental kuasi
2. Komparatif
3. Eksperimental lemah
3. Korelasional
4. Survei
5. Tindakan
(d) menentukan
penelitian
hubungan
ini
sebab
akibat
untuk
menyelidiki
dengan
cara
kemungkinan
mencari
kembali
penelitian;
(a)
merumuskan
masalah,
(b)
menelaah
penelitian
suatu
ini
faktor
untuk
berkaitan
mendeteksi
dengan
sejauhmana
variasi-variasi
variasi-variasi
pada
satu
atau
dengan
metode
eksperimen
atau
tak
penelitian;
(a)
merumuskan
masalah,
(b)
menelaah
4. Penelitian Survei
a. Tujuan penelitian ini untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari
sejumlah besar orang terhadap topik atau isu tertentu.
b. Ciri-cirinya; (a) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang tentang
sesuatu opini, (b) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan dari
suatu
populasi, dan (c) informasi diperoleh dari populasi dan bukan dari sampel.
c. Langkah-langkah
penelitian;
(a)
merumuskan
masalah,
(b)
menelaah
penelitiannya
sama
dengan
penelitian
eksperimen
dalam
hal
validitas
internal
dan
eksternal.
dengan
pengakuan
secara
teliti
terhadap
masing-masing
Menurut sugiyono (2002:56), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dianggap sebagai sumber data yang penting
untuk mendukung penelitian.
Perhitungan banyaknya sampel didasarkan pada perhitungan presentase dari jumlah
populasi terjangkau. Merujuk pada suharismi arikunto (2006:131) mengemukakan,
apabila subjek populasi lebih dari 100, maka sampel dapat diambil antara 10% sampai
15%.
ANALISIS DATA
Syarat sebelum dilakukan uji Product Moment Correlation, Partial Correlation, Multiple
Correlations dan lainnya yang sejenis)
1. Uji Normalitas
Lielifors
P-P Plot
Kurve-Fit
Syarat sebelum dilakukan uji beda (t-test, Anova dan yg lainnya yang sejenis)
1. Uji Normalitas
Lielifors
P-P Plot
2. Uji Homogenitas
1. Chi-Kuadrat (
yaitu:
= nilai chi-kuadrat
= frekuensi yan gdiobservasi (frekuensi empiris)
= frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)
)
(
)(
) +*
) +
korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 r
+1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada
korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan
dikonsultasikan denga Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut:
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80-1,000
Sangat kuat
0,60-0,799
Kuat
0,40-0,599
Cukup kuat
0,20-0,399
Rendah
0,00-0,199
Sangat rendah
pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari
makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji
dengan uji signifikansi dengan rumus :
= nilai t
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah sampel
4. Korelasi ganda
Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan
kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih
dengan satu variabel depanden.
Rumus :
Dimana:
variabel Y
= korelasi product moment antara X1 dengan Y
= korelasi product moment antara X2 dengan Y
= korelasi product moment antara X1 dengan X2
5. Korelasi parsial
Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui
pengaruh atau mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen,
dimana salah satu variabel independennya dibuat tetap/dikendalikan. Jadi, korelasi
parsial menyatakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua
variabel atau lebih setelah satu variabel yang diduga dapat mempengaruhi hubungan
variabel tersebut tetap/dikendalikan.
Rumus:
Analisis regresi
Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua
variabel atau lebih, sedangkan analisis regresi digunakan untuk memprediksikan
seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen
dimanipulasi.
Sebelum analisis regresi digunakan maka diperlukan uji linearitas dan keberartian.
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal satu variabel
independen dengan satu variabel dependen.
Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:
Dimana
= subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
= harga Y ketika harga X=0 (harga konstan)
= angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel
independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) arah garis turun.
= subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Harga b =
Harga a = Y-bX
Dimana
r = koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan variabel Y.
Sy = simpangan baku variabel Y
Sx = simoangan baku variabel x
Selain itu harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut
(
) (
)(
)(
)(
( )
( )( )
}=
( )( )( ) -
( )
(
( )
)
( )
( )
( )
{
( )
( | )
Dimana:
JK(T) = Jumlah kuadrat total
JK(a) = jumlah kuadrat koefisien a
JK(ba) = jumlah kuadrat regresi (ba)
JK(S) = jumlah kuadrat sisa
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok
JK(G) = jumlah kuadrat galat
Uji keberartian
Ho : koefisien arah regesi tidak berarti (b=0)
Ha : koefisien itu berarti (b0)
Untuk menguji hipotesis nol, dipakai statistik
(F hitung) dibandingkan
1. Uji t (t-test)
Uji t pada dasarnya adalah untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan mean dari dua
sampel atau dua variabel. Masing-masing variabel tersebut berskala internal/rasio dan
adanya linearitas dan normalitas. Berikut beberapa rumus Uji t dan penggunannya.
a. Uji t untuk sampel yang berkorelasi
(
(
)
)
t = koefisien t
= Mean sampel 1
= mean sampel 2
= beda antara skor Mean 1 dan 2
= beda pangkat 2
= koefisien t
||
= mean sampel 1
= mean sampel 2
= varian sampel 1
= varian sampel 2
= jumlah kasus masing-masing sampel
= Koefisien F tes
= varian kelompok 1 (yang besar)
= varian kelompok 2 (yang kecil)
e. Uji Z
Uji Z digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan mean dari dua
sampel/variabel. Masing-masing variabel berskala interval. Jumlah N biasanya
lebih besar dari 30 (diatas 30). Jadi jumlah sampel yang lebih dari 30 dapat
menggunakan uji Z.
Rumusnya sebagai berikut:
Z = koefisien Z
= mean sampel 1
= mean sampel 2
= varian sampel 1
= varian sampel 2
= jumlah kasus sampel 1
= jumlah kasus sampel 2
Keterangan:
F
= Koefisien F
Keterangan:
F
= Koefisien F
( )
MSE
Untuk Column
Untuk Interaction
Keterangan:
= Mean Sum Squares between ROW
= Mean Sum Squares Within Cells
fakta-fakta.
Sedangkan
penelitian
kualitatif
adalah
penganut
aliran
2. Pendekatan
Kegiatan peneliti pada pendekatan penelitian kuantitatif adalah:
Melakukan treatment
3. Tujuan
Penelitian kuantitatif memusatkan perhatian pada variabel-variabel serta hubungan
antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Tujuannya adalah untuk
mengadakan verivikasi yaitu mengetes teori-teori dengan perantara hipotesis dengan
menggunakan teknik statistik.
Penelitian kualitatif bertujuan menemukan ciri-ciri sifat dari fenomena-fenomena
yang menjadi variabel dalam satu kategori; selanjutnya peneliti mencari hubungan
antara fenomena dengan jalan membandingkan perbedaan/persamaan sifat dari
berbagai gejala yang ditemukan. Kemudian peneliti menggolong-golongkan gejala
yang mempunyai sifat-sifat yang sama dan membuat generalisasi (jagan diartikan
generalisasi dalam kuantitatif) sampai membuat sebuah teori. Penemuan teori seperti
itu dalam kualitatif disebut grounded theory.
4. Sikap
Peneliti kuantitatif adalah reductionist; sebenarnya reduksi dilakukan sebelum
pengumpulan data lapangan dilakukan melalui proses pembatasan terhadap variabelvariabel yang menjadi focus penelitian. Oleh sebab itu, peneliti kuantitatif memasuki
lapangan dengan sejumlah hipotesis dan sejumlah research questions. Sehingga
dengan
demikian
peneliti
kuantitatif
hanya
mencari
atau
mengumpulkan
5. Desain
Desain untuk penelitian kuantitatif adalah preordained atau ditentukan terlebih
dahulu dan tidak dapat diadakan perubhan pada saat penelitian lapangan berlangsung.
Jika perubahan desain dilakukan selama penelitian berjalan maka akan berakibat
sangat fatal. Sebab hal ini akan berarti mengacaukan hubungan antara variabelvariabel yang telah dirumuskan sebelumnya. Lebih-lebih jika hubungan-hubungan
antara variabel tersebut telah dirumuskan menjadi hipotesis-hipotesis dan apalagi jika
alat ukur serta instrument pengumpulan data telah dikembangkan dan disusun searah
6. Hakikat Realitas
Sesuai paradigma positivism maka peneliti kuantitatif memandang bahwa realita itu
bersifat tunggal dan fragmental sehingga dapat dipisah-pisah menjadi variabelvariabel (indpenden dan dependen) serta dapat diteliti secara terpisah-pisah. Dasar ini
pula yang digunakan oleh peneliti kuantitatif sebagai alasan mengapa variabelvariabel yang tidak diperlukan dapat dipisahkan atau dikontrol.
Sebaliknya, sebagai penganut paradigm fenomenologisme, peneliti kualtatif
beranggapan bahwa realita itu selalu berubah-ubah dipengaruhi oleh waktu, tempat
dan situasi. Disamping itu peneliti kualitatif percaya bahwa realita itu bersifat ganda,
sehingga hanya dapat diteliti secara keseluruhan (holistic) dan tidak dapat dipisahpisah secara parsial.
7. Gaya
Peneliti kuantitatif menerapkan gaya intervensi dengan jalan mengatur/memanipulasi
situasi dan kondisi sesuai dengan desain/rancangan peneliti yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, peneliti memanipulasi kondisi variabel-variabel bebas dan
tergantung yang diingini untuk observasi.
Sedangkan gaya dasar peneliti kualitatif adalah seleksi. Peneliti kualitatif tidak pernah
mengatur situasi dan kondisi, tetapi, menggunakan situasi dan kondisi yang ada
dengan sebaik-baiknya. Peneliti tidak memanipulasi variabel, tetapi berusaha
mengamati seluruh gejala di lapangan dengan alami, dan selanjutnya memilih
(menyeleksi) fenomena-fenomena penting yang dianggap ada kaitannya dengan
tujuan penelitian yang sedang dikerjakan. Dengan demikian, peneliti kualitatif akan
menemukan semua fenomena yang diperlukan sehingga sehingga dapat memahami
gejala dengan pengertian yang bulat. Hal inilah yang membuat penelitai kualitatif
memerlukan waktu yang relatif lama.
8. Kontrol Kondisi
Peneliti kuantitatif terutama dalam melakukan penelitian lapangan, selalu berusaha
untuk dapat mengontrol kondisi lapangan seperti laboratorium, sedangkan peneliti
kualitatif tidak menghendaki control terhadap kondisi lapangan sehingga dapat
diketahui gejala-gejala muncul secara wajar di dalam dunia yang sebenarnya.
9. Ruang Lingkup
Peneliti kuantitatif hanya memusatkan kajiannya pada sejumlah variabel yang terbatas
asal memenuhi model yang telah dirancang sebelumnya (moleculer). Sedangkan
peneliti kualitatif lebih cenderung mengakomodasi semua fenomena social yang
tampak yang dianggap relevan. Dengan proses seleksi, penelitian kualitatif akan
menyisihkan fenomena-fenomena yang tidak relevan, dengan kata lain, peneliti
kualitatif hanya menggunakan sebagian kecil fenomena sosial disesuaikan dengan
tuntutan desain. Peneliti kualitatif tidak membatasi terlebih dahulu fenomenafenomena social yang diamati (moler).
10. Treatment/Perlakuan
Treatment merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian eksperimen. Setiap
treatment dalam setiap eksperimen harus stabil, tidak berubah-ubah. Jika tidak
demikian maka tidak mungkin penelitian kuantitaif dapat menentukan pengaruh dari
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
Untuk penelitian kualitatif, konsep treatment tidak berlaku. Sehingga peneliti
kualitatif tidak berharap adanya stabilitas, hal ini deisebabkan karena peneliti
kualitatif menyadari bahwa perubahan yang terus-menerus merupakan esensi dari
situasi kehidupasn secara alami.
12. Metode
Peneliti kuantitatif mengejar objektifitas metode pengumpulan datanya dengan
menggunakan inter-obyective-agreement artinya untuk mengetahui obyektivitas
dengan cara meminta persetujuan antara dua pengamat atau lebih yang sama-sama
berkualitas. Sedangkan peneliti kualitatif, karena lebih mengutamakan menggunakan
human instrument maka untuk mencapai obyektivitas lebih menekankan pada
confirmability, yaitu kesesuaian antara beberapa sumber informasi.
13. Variabel
Dalam penelitian kuantitatif, variabel yang diteliti dideskripsikan secara kuantitatif,
dihubungkan dan dibandingkan antara variabel satu dengan yang lainnya (independe
dan dependen). Sifat variabelnya cenderung ke variabel berskala interval dan rasio.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif, tidak dihubungkan dan dibandinhkan secara
kuantitatif antara variabel satu dengan
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
1. Perspektif Teori
Positivism
Fenomenologisme
2. Pendekatan
Eksperimental/Survey
Naturalistik/Ethnografi
3. Tujuan
Verifikasi
Penemuan
4. Sikap
Reduksionis
Ekspansionis
5. Desain
Preordained/Fixed
Electric/emergen
6. Realitas
Tunggal
Berganda
7. Gaya
Intervensi
Seleksi
8. Kondisi
Terkontrol
Bebas
9. Ruang Lingkup
Molecular
Molar
10. Treatment
Stabil
Berubah
11. Hubungan
Dualisme/Independen
Berinteraksi, mempengaruhi
12. Metode
Inter-subyect-agreement
Comfirmability
13. Variabel
Dideskripsikan secara
Dideskripsikan secara
dihubungkan dan
dibandingkan secara
dependent). Variabelnya
dan rasio.
independent). Variabelnya
Peneliti/diteliti
parametric.
dan simpulan.
KUANTITATIF
1. Fenomenologis
1. Positivis
3. Pendekatan kualitatif
3. Pendekatan kuantitatif
4. Pengukuran menonjol/terkontrol
5. Subyektif
5. Obyektif
(invention,discovery)
(pembuktian)
9. Eksploratif
10. Ekspansionitis
11. Deskriptif
11. Inferensial
12. Induktif
dapat diulang
14. Hasil: tak dapat digeneralisasikan (studi
lagi
14. Hasil: dapat digeneralisasikan
kasus)
15. Berasumsikan realitas yang dinamis
20. Informan
20. Responden
menjemukkan
24. Nanometis (menurut hukum-hukum
generalisasi)
a. Kredibilitas
a. Validitas
b. Transferabilitas
b. Reliabilitas
c. Dependabilitas
c. Objektivitas
d. Confirmabilitas
26. Dalam pengumpulan data
memperhatikan time sampling dan snowball sampling