Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendahuluan
Rendahnya produktifitas tanaman di Indonesia salah satunya disebabkan
masih minimnya petani yang menerapkan sistem Pengendalian Hama Terpadu
(PHT) pada areal pertaniaannya, sehingga kerugian hasil akibat serangan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), terutama hama dan penyakit tanaman
cukup besar. Umumnya dalam pengendalian hama penyakit petani akan
menggunakan produk kimia yang dapat menimbulkan beberapa masalah seperti
resistensi OPT terhadap pestisida sintetis, residu pestisida, pencemaran
lingkungan dan lain-lain.
Berbagai dampak negatif penggunaan pestisida terhadap agroekosistem dan
adanya kesadaran akan perlunya kualitas lingkungan hidup yang tinggi dari
pemerintah
dan
masyarakat,
melatar
belakangi
diterapkannya
prinsip
B. Pembahasan
1. Ekosistem Pertanian
Dalam suatu ekosistem, terjadi hubungan timbal balik antar-organisme dan
juga lingkungannya. Hubungan yang terjadi di antara organisme atau individu
tersebut cukup kompleks dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Hubungan antara unsur hayati dan juga non-hayati tersebut kemudian bermuara
pada suatu sistem ekologis yang kemudian kita sebut eksosistem. Dan di dalam
pola interaksi hubungan tersebut ikut melibatkan terjadinya siklus biogeokimia,
sejumlah aliran energi dan juga rantai makanan. Pengertian rantai makanan tak
lain adalah serangkaian proses beralihnya energi dari sumbernya yakni
tumbuhan melalui organisme yang memakan dan yang dimakan.
Bagian terpenting pada suatu ekosistem (pertanian) adalah adanya musuh
alami yang berperan mengendalikan hama yang menjadi titik penting dalam
budidaya tanaman. Budidaya tanaman monokultur dapat mendorong ekosistem
pertanian rentan terhadap organisme serangga hama. Salah satu pendorong
meningkatnya serangga pengganggu adalah tersedianya makanan terus menerus
sepanjang waktu dan di setiap tempat. Untuk mewujudkan pertanian
berkelanjutan maka tindakan mengurangi serangan hama melalui pemanfaatan
musuh alami serangga dan meningkatkan keanekaragaman tanaman seperti
penerapan tumpang sari, rotasi tanaman dan penanaman lahan-lahan terbuka
sangat perlu dilakukan karena meningkatkan stabilitas ekosistem serta
mengurangi resiko gangguan hama (Altieri & Nicholls,1999 cit. Tobing, 2009).
Ekosistem dapat lebih beranekaragam apabila kultur teknisnya diperbaiki.
Cara kultur teknis merupakan pengelolaan lingkungan yang bertujuan agar
lingkungan tersebut tidak mendukung berkembangnya hama dan atau sesuai
untuk hidupnya musuh alami. Contoh, untuk mengurangi serangan hama kubis,
salah satu cara kultur teknis yang telah diketahui yaitu menggunakan tanaman
perangkap. Rape (B. campestris ssp. oleifera) dan sawi jabung (B. juncea) dapat
digunakan sebagai tanaman perangkap P. xylostella dan C. binotalis serta
C. Penutup
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Bagian terpenting pada suatu ekosistem (pertanian) adalah adanya musuh
alami yang berperan mengendalikan hama yang menjadi titik penting dalam
budidaya tanaman
2. Dalam ekosistem pertanian musuh alami berperan untuk mengendalikan
populasi hama di pertanian sehingga kerusakan yang ditimbulkan dapat
ditekan atau bahkan dikurangi
3. Pengertian agen hayati menurut FAO (1988) adalah mikroorganisme, baik
yang terjadi secara alami seperti bakteri, cendawan, virus dan protozoa,
maupun hasil rekayasa genetik yang digunakan untuk mengendalikan
organisme pengganggu tumbuhan (OPT)
4. Peran agen hayati dalam menjaga keseimbangan ekologi adalah sebagai
musuh alami bagi hama tanaman yang merugikan pertanian.
Daftar Rujukan
Adnan, A.M. 2011. Manajemen Musuh Alami Hama Utama Jagung. Seminar
Nasional Serealia. Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Fitriya, Nila. 2013. Strategi Pengembangan Usaha Perbanyakan Agens Hayati
Pada Ppah Sumber Alam Lestari [Skripsi]. Malang. Universitas Brawijaya
Malang. Jurusan Agrikultur Sosial Ekonomi.
Mulyani, Leni. 2010. Implementasi Sistem Pertanaman Kubis:Kajian Terhadap
Keragaman Hama Dan Musuh Alami [Skripsi]. Surakarta. Universitas
Sebelas Maret. Jurusan/Program Studi Agronomi.
http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita-249-pentingnyamelestarikan-musuh-alami-.html
http://www.gerbangpertanian.com/
http://www.wikipedia.org