UMSB)
Maret 2014
Bunga Rahayu
Faculty of Forestry, University of Muhammadiyah Sumatera Barat, Jln. Pasir
Kandang No. 4 Koto Tangah Telp. (0751) 4851214, Padang (25172)
Abstract
BUNGA RAHAYU. Comparison of Large Mammals in the presence of Kalaweit
Sumatra Forest Foundation, SupayangNagari, Payuang Sekaki Sub District, Solok
Regency. Adviser by: WILSON NOVARINO AND GUSMARDI INDRA .
Research on the Comparison of Large Mammals Presence Based Rainfall at Forest
Kalaweit Sumatra Foundation, Supayang Nagari ,Payuang Sekaki Sub District,
Solok Regancy has been conducted in order to compare the level of presence of
large mammals based on rainfall. Comparisons were made by using the results of
research Mursidah ( 2013) with a research conducted in December 2013 to
February 2014 using the method of direct observation. Based on the results of
research by installing six Cameras Trap obtained 6,021 photos, 317 photos were
identified to species level, while eight photos cannot be identified. Of the total 317
photos used to find the value of abundance and correlation coefficient values
associated with rainfall. Types are obtained, namely Canis domesticus Linnaeus,
1758 (mongrel), Sus scrofa Linnaeus, 1758 (wild boar), Ursus malayanus Raffles,
1821 (honey bear), Macaca nemestrina Linnaeus, 1766 (monkey),
Muntiacusmuntjac Zimmermann, 1780 (deer), Neofelis nebulosa Griffith, 1821
(clouded leopard), Felis temminckii Vigors & Horsfield (golden cat), Paguma
larvata Gray, 1831 (weasel mask), Cervus unicolor Kerr, 1792 (sambar), and
Tapirus indicus Desmarest, 1819 (tapir). The results with the lowest abundance
value of 0,026 is a mutt , while the monkey with the highest value is the value of
3,615, and the total value of the whole is 8,322. The results also showed that the
abundance of large mammals has something to do with rainfall. Correlation
coefficient values are low of ferrets mask with the value (-1,8) were not correlated
with rainfall and the highest of the clouded leopard with the value of 0,66 which
positively correlated with rainfall.
Keyword: large mammals, rainfall, forest Kalaweit Foundation, camera traps
Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (J. Fahut. UMSB)
Maret 2014
Pendahuluan
Hutan di Yayasan Kalaweit Sumatera, Nagari Supayang, Kecamatan Payuang
Sekaki, Kabupaten Solok, merupakan habitat dari satwa-satwa yang terancam
keberadaannya. Mursidah (2013) mencatat 10 jenis hewan mamalia dari delapan
famili dan empat ordo yaitu Canis domesticus, Sus scrofa, Ursus malayanus,
Macaca nemestrina, Muntiacus muntjak, Neofelis nebulosa, Felis temmincki,
Paguma larvata, Cervus unicolor, dan Tapirus indicus. 10 jenis satwa yang
ditemukan ada beberapa jenis yang termasuk kategori genting ataupun terancam
punah (Tabel 2), sehingga memerlukan penangaan yang serius dan
berkesinambungan. Adanya perbedaan curah hujan, bisa saja mempengaruhi
kelimpahan mamalia besar. Untuk itu, dilakukan penelitian ini untuk melihat
perbedaan kelimpahan mamalia besar pada musim hujan dengan musim kemarau.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan mamalia besar yang ada di
Hutan Yayasan Kalaweit Sumatera, Nagari Supayang, Kecamatan Payuang Sekaki,
Kabupaten Solok dengan membandingkan kehadiran mamalia besar berdasarkan
penelitian Mursidah (2013), pada saat musim kemarau dengan yang dilakukan pada
saat musim hujan di Hutan Yayasan Kalaweit Sumatera, Nagari Supayang,
Kecamatan Payuang Sekaki, Kabupaten Solok.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan data aktual bagi
perkembangan penelitian mengenai perbandingan mamalia besar di Hutan Yayasan
Kalaweit Sumatera, Nagari Supayang, Kecamatan Payuang Sekaki, Kabupaten
Solok dan hubungan kelimpahan dengan curah hujan.
Metode Penelitian
Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai Febuari 2014 yang
bertepatan pada musim hujan. Sebagai data pembanding data sekunder bulan Mei
2013 yang dilakukan oleh Mursidah (2013), pada bulan tersebut bertepatan pada
musim kemarau. Lokasi penelitian terletak di Nagari Supayang, Kecamatan
Payuang Sekaki, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Lokasi ini berada di bawah
naungan Yayasan Kalaweit Sumatera, yang luas area Kalaweit ini adalah 135 Ha,
dan yang 8 Ha diantaranya adalah tempat rehabilitasi Siamang, Ungko dan
Beruang Madu.
Alat dan bahan
Penelitian mamalia besar ini didukung dengan beberapa alat yaitu kamera pengintai
(Kamera Trap) enam buah, Global Positioning System (GPS), alat tulis, jam tangan,
meteran, parang, leptop, gembok dll. Sedangkan bahan yang digunakan adalah
kartu memori, baterai dan alat penyerap air dll.
Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (J. Fahut. UMSB)
Maret 2014
Pemantauan mamalia
Enam buah Kamera Trap Spy Point IR7 digunakan dalam penelitian ini. Kamera
Trap ditempatkan di punggungan bukit, pinggang bukit dan jalan dimana terdapat
titik atau jalur yang diduga didatangi hewan mamalia secara rutin. Koordinat
tempat pemasangan kamera diambil dengan GPS dan dapat dilihat pada Tabel 1.
Kamera Trap diatur sehingga aktif selama 24 jam, dengan waktu antara setiap
pemotretan satu menit. Kamera dipasang pada pohon dengan ketinggian 40 cm dari
permukaan tanah dan posisi kamera menghadap ke jalur pada jarak 2,5 meter.
Analisa data
Foto hewan hasil pemotretan yang tertangkap diidentifikasi menggunakan buku
Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak dan Brunei
Darussalam yang ditulis oleh Payne, Francis, Phillips, dan Kartikasari (2000). Hasil
identifikasi akan ditampilkan di dalam tabel, dan selanjutnya dicari nilai
kelimpahan serta nilai koefisien korelasi yang berhubungan dengan curah hujan.
Hasil foto yang kurang lengkap atau sebagian tetap dimasukkan ke dalam analisa
data asalkan dapat diidentifikasi jenisnya.
Tabel 1. Lokasi Pemasangan Kamera Trap
No
Kamera
1
Vegetasi
Alam
Topografi
Kawasan
Hutan
Lereng
Hutan
Lereng
Hutan
Datar
E : 005227,0
Hutan
Lereng
S : 10004737,5
E : 005233,6
Jalan
Datar
Jalan
Datar
Koordinat
E : 00529,4
S : 100 4730,4
0
E : 005213,4
S : 10004730,8
E : 005220,0
S : 100 4732,1
0
5
S : 10004747,5
E : 005219,8
6
S : 10004749,7
Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (J. Fahut. UMSB)
Maret 2014
Foto yang hasil paling banyak kosong didapat pada dua Kamera Trap dari enam
yang dipasang yaitu pada kamera satu dan enam, karena kedua kamera terletak
ditepi jalan dan vegetasi terbuka.
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Mursidah, 2013) dan penelitian yang telah
dilakukan Jenis satwa yang ditemukan dari sekian banyak foto yang didapat ada 10
jenis yaitu anjing kampung, babi hutan, beruang madu, beruk, kijang, macan dahan,
kucing emas, musang topeng, rusa sambar, dan tapir dari delapan family dan empat
ordo (Tabel 2).
Tabel 2. Mamalia Besar yang Teramati dengan Kamera Trap dari Bulan Mei 2013
sampai dengan Bulan Februari 2014 di Hutan Yayasan Kalaweit Sumatera,
Nagari Supayang, Kecamatan Payuang Sekaki, Kabupaten Solok
No
Taksa (Ordo/Famili/Jenis)
Artiodactyla
Suidae
Sus scrofa Linnaeus, 1758
Artiodactyla
Cervidae
Cervus unicolor Kerr, 1792
Artiodactyla
Cervidae
Muntiacus muntjak Zimmermann, 1780
Primata
Cercopithecidae
Macaca nemestrina Linnaeus, 1766
Carnivora
Ursidae
Ursus malayanus Raffles, 1821
Carnivora
Felidae
Felis temminckii Vigors & Horsfield
Carnivora
Canidae
Canis domesticus Linneaus, 1758
Carnivora
Viverridae
Paguma larvata Gray, 1831
Carnivora
Felidae
Neofelis nebulosa Griffith, 1821
Perrisodactyla
Tapiridae
Tapirus indicus Desmarest, 1819
10
Nama
Indonesia
Status (IUCN)
Mursidah,
2013*
Jumlah Foto
Data
Keseluruhan
Penelitian
42
33
75
10
17
97
37
134
Rentan
(Vulnerable)
11
18
Beresiko Rendah
(Least Concern)
10
13
23
Anjing
kampung
Musang
Topeng
27
11
16
Babi hutan
Rusa sambar
Kijang
Beresiko Rendah
(Least Concern)
Beruk
Beruang madu
Kucing Emas
Macan dahan
Tapir
Rentan
(Vulnerable)
Genting
(Endangered)
Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (J. Fahut. UMSB)
Maret 2014
musim jenis mamalia yang paling banyak didapat pada lokasi 1, 3, 5, dan 6.
Dilokasi ini ditemukan banyak faktor pendukung, diantaranya habitat dan sumber
pakan bagi satwa.
Tabel 3. Jumlah Foto dan Jenis Mamalia Berdasarkan Lokasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Jenis
Lokasi/Jumlah
I
III
IV
Anjing kampung
VI
No
Babi hutan
19
13
Beruang madu
Beruk
46
11
12
26
Kijang
Macan dahan
Kucing emas
Musang topeng
9
10
II
Rusa sambar
Tapir
42
Jumlah
Musim kemarau
55
Lokasi/Jumlah
I
40
12
10
III
IV
Babi hutan
14
Beruang madu
Beruk
Kijang
Macan dahan
Kucing emas
21
14
14
1
7
43
15
26
27
2
Jumlah
1
1
Musang topeng
Tapir
Vi
1
Rusa sambar
2
II
Anjing kampung
28
Jenis
Musim hujan
Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (J. Fahut. UMSB)
Maret 2014
Mursidah, 2013
Jenis
Mei
2013
Juni
2013
Juli
2013
0.063
0.471
Data Penelitian
Agustus
2013
September
2013
Oktober
2013
Nopemeber
2013
0.178
0.278
0.350
0.246
0.029
0.068
0.093
0.481
C. domesticus
S. scrofa
U. malayanus
M. nemestrina
0.382
0.521
M. muntjak
0.029
0.082
N. nebulosa
0.059
0.082
F. temminckii
P. larvata
C. unicolor
10
T. indicus
Jumlah/Jenis
Total
Desember
2013
0.027
0.778
0.688
0.063
0.063
0.222
0.125
0.999
Februari
2014
0.100
0.100
0.026
0.143
0.100
1.635
0.018
0.200
0.500
0.281
0.133
0.143
3.615
0.025
0.070
0.200
0.100
0.143
0.446
0.019
0.075
0.035
0.267
0.400
0.143
0.685
0.037
0.025
0.018
0.200
0.100
0.019
0.029
Januari
2014
0.035
0.037
0.407
0.236
0.429
0.018
0.041
0.037
0.025
0.281
1.001
1.002
0.387
0.141
0.100
1
0.743
1.001
Jumlah keseluruhan
Berdasarkan Tabel 4, kelimpahan yang paling tinggi pada musim hujan yaitu pada
bulan Nopember dengan nilai 1,002, pada saat itu merupakan puncak dari musim
hujan. Kelimpahan yang paling terendah yaitu pada bulan Juli dengan nilai 0,999,
sedangkan jenis mamalia dengan kelimpahan yang tertinggi yaitu beruk dengan
nilai 3,615, beruk yang tidak didapatkan sama sekali pada bulan Januari disebabkan
adanya kegiatan atau aktivitas manusia di kawasan Yayasan Kalaweit Sumatera,
Supayang Kabupaten Solok.
Kelimpahan mamalia besar di Yayasan Kalaweit Sumatera Supayang Kabupaten
Solok dimana setiap jenis yang teridentifikasi berbedabeda, ini di sebabkan oleh
banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi kelimpahan ini adalah iklim saat
pengamatan dilakukan, topografi area pengamatan, habitat dan sumber makanan.
Selama penelitian yaitu kurang lebih tiga bulan dan diambil data sekunder
sebelumnya dari bulan Mei dilihat waktu ke waktu kelimpahan mamalia
berfluktuasi. Berdasarkan jumlah foto mamalia besar yang paling melimpah adalah
beruk diikuti babi, tapir, kucing emas, beruang madu, kijang, macan dahan, musang
bulan, rusa sambar dan anjing kampung dapat dilihat pada Gambar 1 berikut :
8.322
Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (J. Fahut. UMSB)
Maret 2014
Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (J. Fahut. UMSB)
Maret 2014
Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (J. Fahut. UMSB)
Maret 2014
e. Tapirus indicus
Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (J. Fahut. UMSB)
Maret 2014
Daftar Pustaka
Alikodra, HS. 1990. Pengelolaan Satwaliar Jilid 1. Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. PAU Ilmu Hayati IPB.
Bogor.
Alikodra HS. 2010. Teknik Pengelolaan Satwa Liar. Yayasan Penerbit Fakultas
Kehutanan IPB. Bogor.
Anonymous. 1988. Ensiklopedia Indonesia seri Fauna Mamalia 1. PT. Dai Nippon
Printing Indonesia. Jakarta
Andriana. 2011. Potensi Populasi dan Karakteristik Habitat Harimau Sumatera
(Panthera tigris sumatrae, Pocock 1929) di Hutan Blangraweu Ekosistem
Ulu Masen Provinsi Aceh. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Ariyanto, T. 2007. Kelimpahan Mamalia Besar di Kawasan Hutan Sipurak dan
Sekitarnya Taman Nasional Kerinci Seblat. Skripsi Sarjana Biologi.
Universitas Nasional Jakarta. Jakarta.
Asriana, D. 2007. Komposisi dan Kelimpahan Mamalia di Perkebunan Kelapa
Sawit PT. Asiatic Persada, Jambi. Skripsi Sarjana Sains Universitas
Nasional. Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2011. Kabupaten Solok dalam Angka. Padang.
Diambil bulan Nopember 2013 : 3-27
Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Kota Solok dalam Angka. Padang. Diambil
bulan Desember 2013 : 3-25
Bennett, EL. 2002. Is There a Link Between Wild Meat and Food Security.
Conservation Biology 16: 590-592.
Bourliere, F. 1975. Ecology of Population. Macmillan Publishing Co,Inc. New
York
Griffith, M. 1994. Population Density of Sumatran Tiger in Gunung Leuser
National Park in Tilsen, R et al., (eds) : Sumatran Tiger Population and
Habitat Viability Analysis Report. Pp. 93-102. Directorate of Forest
Protection and Nature Conservation and IUCN/SSC Conservation Breeding
Specialist Group. Apple Valley.Minnesota.
IUCN. 2008. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.
http://www.iucnredlist.org/details/5953. Diakses tanggal 13 Oktober 2013.
Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (J. Fahut. UMSB)
Maret 2014
Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (J. Fahut. UMSB)
Maret 2014