PROPOSAL SKRIPSI
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh :
Yunica Riana Mangowal
11621036
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Indonesia sebagai negara yang sedang giat membangun, sangat membutuhkan peran
pemerintah untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi setiap daerah agar memberikan
manfaat terhadap masyarakat. Untuk pengelolaan setiap daerah tidak hanya dibutuhkan
sumber daya manusia, tetapi juga sumber daya ekonomi berupa keuangan yang dituangkan
dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).
Jumlah APBD Kota Bekasi tahun 2015 yang disahkan mencapai Rp 3,5 triliun lebih
yang terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp1,3 triliun, dana perimbangan
mencapai Rp1,3 triliun dan pendapatan lain-lain yang sah senilai Rp828 miliar. Sedangkan,
sektor belanja daerah pada 2015 dipatok sebesar Rp3,94 triliun yang meliputi belanja tidak
langsung senilai Rp1,57 triliun atau mencapai 60% dan belanja langsung sebesar Rp2,37
triliun atau sekitar 40%.(Bisnis.com 26/12/2014)
APBD yang sudah disahkan kemudian diserahkan ke Gubernur Jawa Barat untuk
dievaluasi. Setelah dievaluasi, digunakan oleh SKPD dan akan diawasi penggunaannya oleh
Badan Anggaran DPRD Kota Bekasi. Pemerintah Kota Bekasi menargetkan prioritas
penyerapan anggaran pembangunan pada semester I/2015 guna mengefektifkan kinerja
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bagi pelayanan masyarakat. Bidang pendidikan,
kesehatan, dan pertumbuhan infrastuktur masih menjadi prioritas. Infrastuktur jalan maupun
proyek penanggulangan banjir mencapai Rp 700 miliar.(Tempo.co 25Des 2014) Pemerintah
Kota Bekasi akan melakukan perubahan strategi pelaksanaan anggaran pembangunan dengan
memprioritaskan penyerapan pada triwulan pertama dan kedua 2015.
Total APBD 2014 sebesar Rp 3,4 triliun terdiri dari target pendapatan senilai Rp3,41
triliun dan belanja sekitar Rp3,75 triliun. Namun, penyerapan APBD Kota Bekasi belum
mencapai 50% hingga kuartal III/2014. Data Pemerintah Kota Bekasi menunjukkan hingga
awal Oktober 2014, penyerapan anggaran tercatat baru mencapai kisaran 46% dari total
APBD 2014 sebesar Rp 3,4 triliun. Data resmi Pemkot Bekasi mencatat 10 SKPD dengan
penyerapan anggaran rendah, antara lain Dinas Bangunan dan Kebakaran (Disbangkar) hanya
sebesar 4,55%, Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) 28,12%, Sekretariat Daerah
(Setda) 28%, Dinas Tata Kota (Distako) 39%, serta Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan
Pariwisata (Disporbudpar) sebesar 40,67%. (Bisnis.com 26/12/2014)
Dinas Binamarga dan Tata Air, selaku motor pembangunan fisik telah merancang
sejumlah proyek besar dalam rangka mengatasi kemacetan, dan banjir. Kepala Dinas
Binamarga dan Tata Air Tria Adianto menargetkan, seluruh proyek pembangunan
infrastruktur bisa dikerjakan pada akhir Mei 2014 sehingga penyelesaian pekerjaan tidak
sampai mendekati akhir tahun anggaran 2014. Tri berjanji akan melakukan pengawasan ketat
terhadap perusahaan pemenang lelang, agar bangunan jalan atau drainase yang dikerjakan
sesuai dengan spesifikasi belanja anggaran. (EDITORIAL. 28/04/2014).
Pada kenyataannya, proyek drainase tahun 2014 banyak yang belum selesai. Banyak
warga yang mengatakan, kualitas proyek drainase tahun 2014 rendah dan minimnya
pengawasan menyebabkan banyak penyimpangan titik lokasi pembangunan drainase.
(RadarBekasi. 5 Januari 2015) Rendahnya tingkat penyerapan anggaran secara umum
disebabkan oleh mekanisme pencairan dana di setiap SKPD. Kegagalan target penyerapan
anggaran ini mengakibatkan terjadi inefisiensi dan inefektivitas pengalokasian anggaran.
Penyerapan anggaran yang terlambat ini perlu mendapat perhatian yang serius dari
pemerintah.
Adanya fenomena yang terjadi di Pemerintah Kota Bekasi mengenai beberapa SKPD
yang mengalami penyerapan anggaran yang masih rendah, perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penyerapan anggaran agar SKPD di Pemerintah Kota Bekasi dapat
mengevaluasi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan anggaran yang
lebih cermat dan transparan kepada setiap penyelenggara pemerintahan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam
bentuk skripsi dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYERAPAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI
PEMERINTAH KOTA BEKASI TAHUN 2014.
1.2
Masalah Penelitian
1.2.1
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah dalam
penelitian ini yaitu: Pemerintah Kota Bekasi belum maksimal dalam melaksanakan realisasi
APBD tahun 2014, terlihat dari hasil realisasi yang masih dibawah 70%. Pada penelitian ini
perlu dievaluasi faktor - faktor yang menyebabkan anggaran tidak terserap secara efisien
sehingga anggaran pembangunan tidak efektif.
1.2.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah :
1) Bagaimana prosedur penyusunan anggaran pada Pemerintah Kota Bekasi?
2) Bagaimana prosedur pelaksanaan anggaran pembangunan pada Pemerintah Kota
Bekasi?
3)
Bagaimana
1.2.3
prosedur
pencairan
Pembatasan Masalah
anggaran
pada
Pemerintah
Kota
Bekasi?
Agar penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang akan
diteliti, maka perlu adanya batasan masalah dalam melakukan penelitian.
Peneliti
1.3
1.3.1
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Kota
Bekasi.
3) Untuk mengetahui Bagaimana prosedur pencairan anggaran pada Pemerintah Kota Bekasi.
1.3.2
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1) Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan
sumbangsih dalam rangka mengevaluasi kinerja Pemerintah Kota Bekasi terutama kaitannya
dengan
perencanaan
pembangunan
dan
pengambilan
keputusan
dalam
rangka
atau bukti tambahan untuk peneliti-peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang topik yang
sama.