PROPOSAL SKRIPSI
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh :
Yunica Riana Mangowal
11621036
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
penetapan APBD diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (PP 58/2005) dimulai dengan Kepala daerah menyampaikan
rancangan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya sebagai landasan penyusunan
RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan.
Rancangan kebijakan umum APBD yang telah dibahas kepala daerah bersama DPRD dalam
pembicaraan pendahuluan RAPBD selanjutnya disepakati menjadi Kebijakan Umum APBD.
Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan
DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara paling lambat minggu
kedua bulan Juli tahun anggaran sebelumnya Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya
kepada DPRD pada minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya. Pengambilan
keputusan oleh DPRD mengenai Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan
selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.
Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Perda, maka untuk membiayai keperluan setiap
bulan Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka
APBD tahun anggaran sebelumnya.
Dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pengeluaran
pemerintah berdasarkan jenisnya ada dua, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan. Contoh pengeluaran rutin adalah Belanja pegawai, belanja barang dalam
negeri dan luar negeri, subsidi daerah otonomi, biaya dan cicilan utang dalam negeri dan luar
negeri. Sedangkan pengeluaran pembangunan untuk membangun sarana dan prasarana.
Secara Etimologis prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. misalnya:
infrastruktur, bangunan sekolah, taman kota, puskesmas dan sebagainya. Sedangkan sarana
berarti alat langsung untuk mencapai tujuan. Misalnya: buku, laboratorium disekolah, tempat
duduk di halte bus, obat - obatan di pukesmas dan sebagainya. Dengan demikian dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa sarana dan prasarana adalah semua komponen yang secara
langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses kegiatan untuk mencapai tujuan.
Semua yang tertuang pada APBD mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat
dalam rangka pembangunan pelayanan publik. Tetapi pada kenyataannya masih banyak halhal yang diharapkan oleh masyarakat terhadap pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan
belum dapat terpenuhi. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya penyerapan
anggaran yang masih sering terjadi khususnya di Pemerintah kota Bekasi. Berdasarkan data
yang diperoleh, rendahnya penyerapan anggaran APBD 2014 pada 10 Satuan Kerja
Perangkat Daerah Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi yang dibawah 70% ini diakibatkan
telatnya pengesahan yang dilakukan para anggota dewan yang baru. lebih baik rendah
penyerapan, daripada harus melangar hukum akibat APBD yang digunakan tidak pada
mestinya.
Kegagalan target penyerapan anggaran ini mengakibatkan terjadi inefisiensi dan
inefektivitas pengalokasian anggaran. Penyerapan anggaran yang terlambat ini perlu
mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Adanya fenomena yang terjadi di
Pemerintah Kota Bekasi mengenai beberapa SKPD yang mengalami penyerapan anggaran
yang masih rendah, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan anggaran
agar SKPD di Pemerintah Kota Bekasi dapat mengevaluasi apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan penyerapan anggaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam
bentuk skripsi dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYERAPAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI
PEMERINTAH KOTA BEKASI TAHUN 2014.
1.2
Masalah Penelitian
1.2.1
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah dalam
penelitian ini yaitu: Pemerintah Kota Bekasi belum maksimal dalam melaksanakan realisasi
APBD tahun 2014, terlihat dari hasil realisasi yang masih dibawah 70%. Pada penelitian ini
perlu dievaluasi faktor - faktor yang menyebabkan anggaran tidak terserap secara efisien
sehingga anggaran pembangunan tidak efektif.
1.2.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah :
1) Bagaimana prosedur penyusunan anggaran pada Pemerintah Kota Bekasi?
2) Bagaimana prosedur pelaksanaan anggaran pembangunan pada Pemerintah Kota
Bekasi?
3)
Bagaimana
1.2.3
prosedur
pencairan
Pembatasan Masalah
anggaran
pada
Pemerintah
Kota
Bekasi?
Agar penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang akan
diteliti, maka perlu adanya batasan masalah dalam melakukan penelitian.
Peneliti
1.3
1.3.1
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Kota
Bekasi.
3) Untuk mengetahui Bagaimana prosedur pencairan anggaran pada Pemerintah Kota Bekasi.
1.3.2
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1) Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan
sumbangsih dalam rangka mengevaluasi kinerja Pemerintah Kota Bekasi terutama kaitannya
dengan
perencanaan
pembangunan
dan
pengambilan
keputusan
dalam
rangka
atau bukti tambahan untuk peneliti-peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang topik yang
sama.