Anda di halaman 1dari 16

Virus yang menguntungkan

Di antara manfaat penting virus adalah virus berperan sebagai vek tor pada bidang rekayasa
genetika. Virus dimanfaatkan dalam kloning gen, yaitu produksi ADN yang identik secara
genetis, untuk dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Beberapa contoh jenis virus ini adalah:

Virus yang digunakan untuk membuat hormon insulin, untuk menyembuhkan penyakit
gula (diabetes melitus). Hal ini merupakan rekayasa yang berguna di bidang kedokteran.

Virus yang bermanfaat untuk mengendalikan serangga yang dapat merusak tubuh
tanaman. Sehingga bisa digunakan untuk membasmi hama dalam bidang pertanian.

Virus untuk terapi gen. Terapi gen adalah upaya penyembuhan suatu penyakit keturunan
yang disebabkan oleh pewarisan gen.

YANG MENYERANG MANUSIA


1. Polio
Poliomyelitis atau polio, adalah
penyakit paralisis atau lumpuh yang
disebabkan oleh virus. Virus pembawa
penyakit ini adalah sebuah virus yang
dinamakan poliovirus (PV). Virus ini
dapat memasuki aliran darah dan
mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan.
Virus
polio
termasuk
genus
enteroviorus, famili Picornavirus.
Bentuknya adalah ikosahedral tanpa
sampul dengan genome RNA single
stranded messenger molecule. Single
RNA ini membentuk hampir 30 persen
dari virion, dan sisanya terdiri dari 4
protein besar (VP1-4) dan satu protein
kecil (Vpg). Penyebab virus polio
terdiri atas tiga strain, yaitu strain 1
(brunhildeyang paling paralitogenik
atau paling ganas), strain 2 (lanzig
yang paling jinak), strain 3 (leon).
Penyakit polio terbagi atas tiga jenis
yaitu polio non-paralisis, spinal, dan
bulbar.

Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan
larutan klor. Suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus. Tetapi pada keadaan beku, dapat
bertahun-tahun masa hidupnya.
Cara Penularan:
Polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut
ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses (fekal-oral). Atau
bisa juga melalui mulut dengan mulut (oral-oral).
Cara Pencegahan:

Menjaga lingkungan tetap bersih agar terhindar dari virus ini.

Melakukan vaksinasi polio bagi para balita


2. Herpes Simplex
Virus herpes adalah virus DNA yang dapat menyebabkan infeksi akut
pada
kulit. Ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas
kulit sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan.
Ada dua tipe virus yang sering menginfeksi,
yaitu HSV-Tipe I (Herves Simplex Virus Type 1) dan
HSV-Tipe II (Herves Simplex Virus Type 2). HSV-Tipe
1 biasanya menginfeksi daerah mulut dan wajah
(oral herpes), sedangkan HSV-Tipe 2 biasanya
mengifeksi daerah genital dan sekitar anus.
Obat-obatan topikal sering dipakai, seperti:
povidion iodine, idoksuridin (IDU), sitosin arabinosa
atau sitarabin, adenine arabinosa atau vidarabin. Pelarut
organik: Alkohol 70%, eter, timol 40%, dan klorofom. Obat-obatan
antivirus seperti Acyclovir diindikasikan dalam manajemen infeksi
HSV primer dan pada pasien dengan imunosupresif.
Cara Penularan:

Melalui kontak fisik dengan penderita, seperti: hubungan seksual, berciuman (bila herpes di
mulut), maupun oral seks.
Cara Pencegahan:

Selalu menjaga higienis (kebersihan/kesehatan) organ


genetalia (atau alat kelamin pria dan wanita secara teratur).

Setia kepada pasangannya, dengan tidak bergantiganti pasangan.

Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita sudah


terinfeksi PMS (Penyakit Menular Seksual).

Mintalah jarum suntik baru tiap kali menerima


pelayanan medis yang menggunakan jarum suntik.

3. Virus Ebola
Ebola (Virus Kongo) adalah sejenis virus dari genus
Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari

penyakit yang disebabkan


oleh
virus
tersebut.
Penyakit Ebola sangat
mematikan.
Tingkat
kematian sampai 90%.
Asal katanya adalah dari
sungai Ebola di Kongo.
Virus ini mulai menular
dari salah satu spesies kera
di Kongo kemudian mulai
menyebar ke manusia,
jangka waktu manusia
mulai terjangkit virus ini
sampai menemui ajalnya
sekitar 1 minggu karena
saking ganasnya virus ini.
Virus
ini
masih
berada di dataran Afrika dan kabarnya juga telah sampai ke Filipina. Suatu ketika Negeri Eropa
melakukan pengimporan kera dari Kongo, ketika mengetahui virus ini akhirnya seluruh kera ini
dimusnahkan agar tidak menyebar kemana-mana, dan sampai saat ini belum ditemukan Vaksin
yang dapat menyembuhkan penyakit ini.
Gejala:
Demam, sakit kepala, nyeri otot.
Mual, muntah, sakit perut.
Pendarahan di luar dan dalam anus.
Timbul bercak-bercak merah pada badan, muka, dan lengan.
Terjadi peradangan hati, ginjal rusak, dan penurunan jumlah trombosit secara drastis.
Cara Penularan:
Melalui kotak langsung dengan cairan tubuh atau kulit.
Cara Pencegahan:
Menghindari bepergian ke daerah yang dilanda wabah ebola atau daerah yang memiliki
riwayat wabah ebola.
Menghindari kontak dengan cairan tubuh pasien/orang yang terinfeksi ebola seperti darah,
feses, air liur, cairan muntahan, air kencing, bahkan keringat.
Tidak berhubungan langsung (bersentuhan) dengan pasien ebola.
Bila terpaksa kontak langsung, harus menggunakan pelindung diri (proteksi diri) seperti
kaca mata, masker, pakaian khusus, sepatu boot dan sarung tangan.

4. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)

Kasus sindrom pernapasan akut


parah, atau lebih dikenal dengan
SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) masih menempatkan
berita utama di sebagian besar media
masa dunia. Pada awalnya peneliti
di
Cina
mengatakan
kalau
penyebabnya
adalah
bakteri
Chlamydia. Namun setelah itu
peneliti
dari
Hongkong
dan
beberapa peneliti dari negara lainnya
menduga
bahwa
ada
dua
kemungkinan penyebabnya,
yaitu Coronavirus dan Paramyxovir
us. Setelah melalui masa yang cukup
lama,
akhirnya
WHO
mengumumkan bahwa yang menjadi
dalang SARS adalah Coronavirus.
Coronavirus adalah
virus
yang
berbentuk bulat dan berdiameter sekitar
100-120 nm. Karena itu, pencegahan
infeksi Coronavirus akan efektif bila
menggunakan masker yang berpori-pori
lebih kecil dari 100 nm.
Virus ini memiliki RNA positive sebagai genomnya, dan biasanya sering disebut virus RNA.
Mutasi virus terjadi pada saat replikasi dan virus RNA bermutasi sekitar 1 juta kali lebih cepat
dari pada virus DNA. Kalau virus DNA mempunyai kecepatan mutasi 10-8 sampai 10-11
nukleotida setiap kali proses replikasi, virus RNA berkecapatan 10-3 sampai 10-4. Karena itu,
tidak bisa dimungkiri bahwa virus penyebab SARS adalah Coronavirus yang sudah bermutasi.
Selain menginfeksi manusia, Coronavirus juga menginfeksi binatang seperti babi, anjing,
kucing, tikus, kelinci, sapi, dan ayam. Pada binatang-binatang ini, infeksi virus ini umumnya
juga menyebabkan gejala gangguan pernapasan (pneumonia) seperti halnya pada manusia.
Berdasarkan antigennya Coronavirus dibagi atas tiga kelopmpok. Lebih terperinci lagi, hasil
analisa gen dan asam amino pembentuk protein N, protein S, dan protein M menunjukan bahwa
Coronavirus SARS terpisah dari ketiga kelompok ini. Artinya, Coronavirus yang menjadi
penyebab SARS adalah jenis Coronavirus yang baru yang merupakan hasil dari mutasi. Dan
virus ini diberi nama virus SARS.
Cara Penularan:

Melalui udara, seperti bersin dan batuk dari penderita SARS ke orang yang ada di dekatnya.
Cara Pencegahan:

Menjaga kekebalan tubuh agar tetap tinggi dan kuat, yaitu dengan makan makanan bergizi
dan tidur yang cukup untuk mempertinggi sel imunitas.

Menjaga udara sekeliling bebas virus: Udara yang masuk ke dalam air conditioner (AC)
terlebih dahulu dilewatkan ke sistem yang bertemperatur tinggi (300oC) agar semua virus dan

bakteri menjadi mati, baru dialirkan ke AC, sehingga diperoleh udara yang sesuai dengan
temperatur yang diinginkan.

Memakai masker di dekat orang yang terkena SARS, sebisa mungkin menjauhinya. Masker
yang efektif adalah masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100 nm.
5. Flu Singapura (oleh Enterovirus 71)
Flu Singapura sebenarnya adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal sebagai Hand,
Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit jari, kaki,
tangan, dan mulut (KTM).
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang
disebabkan
virus
RNA
yang
masuk
dalam
keluarga Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ) dan
GenusEnterovirus (non Polio).
Enterovirus merupakan penyakit tangan, kaki, dan mulut,
apabila diabaikan maka bisa menjadi Radang Otak. Gejala serangan
Enterovirus
sangat mirip gejala flu biasa sehingga sulit dideteksi seperti demam
yang kadang
disertai pusing dan lemas serta nyeri.
Namun, penting untuk diketahui oleh para orang tua, bahwa virus
penyebab flu singapura secara umum ada dua macam, yakni
Enterovirus coxsackie A16 dan Enterovirus 71.
Jika terinfeksi virus Enterovirus coxsackie A16, tidak perlu khawatir karena tidak
menyebabkan kematian dan dapat ditangani hanya dengan rawat jalan.
Namun, jika pengidap terinveksi Enterovirus 71, maka harus mendapatkan perawatan lebih
intensif. Sebab, virus ini lebih berbahaya dari sebelumnya.Bahkan, jika terjadi komplikasi dapat
menyebabkan penderita meninggal dunia.
Gejala:

Demam, batuk, pilek.

Pegal-pegal dan mudah lelah.

Timbul bisul kecil dan bintik-bintik merah di kulit.


Cara Penularan:

Melalui kontak langsung, seperti: doplet, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta.

Melalui kontak tidak langsung: dari barang-barang yang terkontaminasi oleh sekresi itu.

Melalui hewan: lalat dan kecoak.


Cara Pencegahan:

Orangtua sebaiknya mencuci tangan dengan bersih dan benar sebelum menyentuh bayi
untuk menghindari bayi dari virus, dan mengajarkan cuci tangan yang benar kepada anaknya.

Mencuci tangan terutama setelah membersihkan hidung, menggunakan toilet, atau


mengganti popok.

Membersihkan bagian tangan dan kaki terutama bagian yang sering menjadi sarang kuman.
6. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
AIDS adalah kumpulan kelainan tubuh yang disebabkan oleh kelemahan sistem kekebalan
tubuh. Lemahnya sistem kekebalan tubuh atau imunitas ini disebabkan oleh serangan HIV
(Human Immunodeficiency Virus) terhadap sel-sel pembentuk kekebalan, yaitu sel darah putih.

Virus HIV pertama kali ditemukan oleh ilmuwan


dari Amerika Serikat, Michale S. Gottlieb dan Frederick
P. Siegel (1979). Pada mulanya, HIV dapat diisolasikan
dan dibiakkan di dalam sel darah putih penderita. Di
dalam sel darah putih tersebut, setelah dua sampai tiga
minggu, HIV dapat menghasilkan virus baru.
Cara Penularan:
Melalui hubungan seksual, dari penderita AIDS ke
pasangannya.
Melalui transfusi darah.
Dari ibu penderita AIDS kepada anaknya yang
masih dalam kandungan.
Cara Pencegahan:
Hindari sentuhan langsung terutama dengan
darah, sperma, air liur, air seni, air mata, ataupun cairan
lain dari tubuh penderita AIDS.
Wanita yang sedang hamil diharapkan menjauhkan
diri dari penderita AIDS, karena berbahaya bagi dirinya
dan bayinya.
Hindari pemakaian alat, pakaian, dan benda-benda lain yang digunakan oleh orang yang
menderita AIDS atau yang berisiko tinggi terhadap virus AIDS.

7. Demam Berdarah
Demam berdarah (DB) atau demam
dengue (DBD) adalah penyakit demam
ditemukan di daerah tropis, dengan
penyebaran geografis yang mirip dengan
malaria. Penyakit ini disebabkan oleh
salah satu dari empat serotipe virus
dari genus Flavivirus, famili
Flaviviridae.
Setiap
serotipe
cukup berbeda sehingga tidak ada
proteksi-silang dan wabah yang
disebabkan beberapa serotipe
(hiperendemisitas) dapat terjadi.
Demam berdarah disebarkan kepada
manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Gejala:

berdarah
akut yang

1)
2)
3)
4)

Munculnya demam tinggi terus menerus,


disertai adanya tanda perdarahan, contohnya
ruam. Ruam demam berdarah mempunyai
ciri-ciri merah terang.
Sakit perut, rasa mual, trombositopenia,
hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit
pada sendi (artralgia), sakit pada otot
(mialgia). Sejumlah kecil kasus bisa
menyebabkan sindrom shock dengue yang
mempunyai tingkat kematian tinggi.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari orang yang tertular dapat mengalami /
menderita penyakit ini dalam salah satu dari
4 bentuk berikut ini :
Bentuk abortif, penderita tidak merasakan
suatu gejala apapun.
Dengue klasik, penderita mengalami
demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik
atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue
klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.
Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk
ini sering berujung pada kematian.
Cara Penularan:
Melalui virus yang mendapat virus dengue sewaktu digigit/menghisap darah orang yang
sakit DBD, atau melalui orang yang tidak sakit DBD tapi dalam darahnya terdapat virus Dengue
(karena orang ini memiliki kekebalan terhadap virus Dengue.)
Melalui orang yang mengandung virus Denguetapi tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan
menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes aegypty.
Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk
termasuk kelenjar liurnya. nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan
dipindahkan bersama air liur nyamuk.
Cara Pencegahan:
Menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah.
Menguras bak mandi setiap seminggu sekali.
Mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik
nyamuk.
Menutup wadah yang dapat menampung air.
Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat
yang cukup.
Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate
akan mematikan jentik pada air.
Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau
panas tinggi.

8. Campak

Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu


infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk,
konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam
kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak
golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah
penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 24
hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah
campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia
pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal
terhadap penyakit ini.
Gejala:
Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot - mata merah
(
conjuctivitis )
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam
(kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas.
Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam
kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah
telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh,
lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya
mencapai 40 Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan
ruam yang tersisa segera menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari
diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama
4 hari hingga 7 hari.

Cara Penularan:
Melalui saluran hidung. Virus campak yang berasal dari cairan hidung dan tenggorokan
yang keluar dari penderita pada saat bersin, bantuk, dan bernapas.
Cara Pencegahan:

Penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi.

Hindari penderita, karena campak dapat ditularkan melalui saluran pernapasan. Virus
campak yang berasal dari cairan hidung dan tenggorokan yang keluar dari penderita pada saat
bersin, bantuk, dan bernapas.

9. Cacar Air

Cacar air (varisela, chickenpox) adalah suatu infeksi virus


menular, yang
menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil
yang
datar
maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang
menimbulkan rasa gatal.
Penyebabnya adalah virus Varicella zoster. Virus ini
ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui bendabenda yang
terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit.
Penderita bisa menularkan penyakitnya, mulai dari
timbulnya
gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering.
Untuk
mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi
(diasingkan).
Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak
akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu
kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.

Gejala:
Demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah.
Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing.
Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama
kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan
wajah.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis.
Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika
lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya
akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini
lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas
lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih
dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada
bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang
dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih
sulit menghilang.
Cara Penularan:
Sentuhan
Droplet : bila penderita cacar air batuk / pilek / bicara ia mengeluarkan semacam liur tapi
dalam ukuran super kecil. Droplet ini masuk ke tubuh orang sehat, terus tinggal di situ 7 - 10
hari.
Bila selama periode itu, ia tetap sehat, virus tidak berkembang, atau berkembang tp dengan
pertumbuhan tertekan, sehingga pada beberapa orang, ia tidak merasa pernah kena cacar air
padahal dia sebenarnya sudah kena tapi nggak pernah muncul ke kulit.
Bila selama periode itu, si sehat jadi lemah, virus menyebar dan muncul ke permukaan &
jadilah cacar air.
Cara Pencegahan:
Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan
bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan. Penyakit ini erat kaitannya
dengan kekebalan tubuh.

10.

Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko
tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan
immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan
kepada anak yang berusia 12-18 bulan.
Gondong
Gondong (Mumps, Parotitis epidemika)
adalah penyakit menular, disebabkan oleh
virus
(Myxovirus
parotitidis), berlangsung cepat (akut) yang
ditandai
dengan pembesaran kelenjar ludah,
terutama kelenjar di bawah telinga (parotis).
Gejala:
Pada tahap awal (1-2 hari) penderita
Gondong mengalami gejala: demam, sakit
kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan,
nyeri rahang bagian belakang saat
mengunyah dan adakalanya disertai kaku
rahang (sulit membuka mulut).
Selanjutnya terjadi pembengkakan
kelenjar di bawah telinga (parotis) yang
diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami
pembengkakan.
Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis.
Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan kelenjar
di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar
(testis) karena penyebaran melalui aliran darah.
Cara Penularan:
Kontak langsung
Percikan ludah (droplet)
Muntahan
Air seni (kencing)
Cara Pencegahan:
Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi MMR (Mumps, Morbili, Rubela) yang
diberikan melalui injeksi pada usia 15 bulan. Imunisasi MMR tidak menimbulkan panas dan efek
lainnya. Imunisasi dapat juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang belum menderita
Gondong.

YANG MENYERANG HEWAN


1.

Newcastle Disease (NCD)

Newcastle Disease (NCD) juga di kenal dengan sampar ayam atau Tetelo yaitu penyakit
yang disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan Paramyxovirus. Virus ini biasanya
berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf) dengan diameter 100 300 nm. Genome virus ND
ini adalah suaturantai tunggal RNA. Virus ini menyerang alat pernapasan, susunan jaringan
syaraf, serta alat-alat reproduksi telur dan menyebar dengan cepat serta menular pada banyak
spesies unggas yang bersifat akut, epidemik (mewabah) dan sangat patogen.
Virus NCD dibagi dua tipe yakni tipe Amerika dan tipe Asia. Pembagian ini berdasarkan
keganasannya dimana tipe Asia lebih ganas dan biasanya terjadi pada musim hujan atau musin
peralihan, dimana saat tersebut stamina ayam menurun sehingga penyakit mudah masuk.
Gejala:
Ayam pingsan payah, mengantuk dengan kepala ditundukkan, sesak nafas, terdengar suara
mencicit seperti ayam tercekik.
Nafsu makan berkurang, berak putih seperti kapur dan padat tetapi lambat laun berubah jadi encer
dan hijau.
Ayam menjadi kurus dalam beberapa hari, ayam hilang keseimbangan atau selalu memutar-mutar
kepalanya, berjalan keliling, kepala diletakan diatas punggung juga kelumpuhan.
Pial dan balung berwarna kebiruan.
Cara Penularan:

Melalui kontak langsung dari ayam sakit ke ayam lainnya.

Melalui kontak tidak langsung, melalui bahan, pekerja, atau alat yang tercemar virus
tersebut.

Virus NCD yang bereplikasi di saluran pencernaan akan menyebabkanadanya feses yang
tercemar oleh virus tersebut. Dalam hal ini, penularan virus NCD dapat terjadi melalui oral
akhibat ingesti feses yang mengandung virus tersebut ataupun secara tidak langsung melalui
pakan atau minuman yang tercemar atau per inhalasi akhibat menghirup partikel feses yang telah
mengering.
Cara Pencegahan:

Vaksinasi yang teratur sesuai dengan program yang dianjurkan yaitu:


1)
Umur ayam antara Umur ayam antara 4-7 hari, vaksinasi dengan vaksin aktif melalui tetes
mata yaitu cukup tetes pada mata kiri atau kanan juga dilakukan vaksinasi inaktif yang
disuntikan pada kulit leher dengan menggunakan Spuit atau spet dengan dosis 0,2-0,25 CC pada
waktu yang sama.
2)
Umur ayam antara 18 hari - 21 hari dilakukan vaksinasi(revaksinasi) dengan vaksin aktif galur
lasota / Clone melalui tetes mata atau air minum.
3)
Setelah vaksinasi kedua, vaksinasi selanjutnya dapat dilakukan pada umur ayam tiga bulan
atau empat bulan atau setiap akan memasuki bulan peralihan.

Memelihara ayam dalam kandang terbatas serta menjaga kebersihan ayam, jangan
memasukkan ayam luar sebelum dikarantina atau divaksin dan dipastikan tidak membawa
penyakit.
2.
Rabies
Rabies merupakan suatu penyakit hewan menular akut yang disebabkan oleh virus
neurotropik dari ss RNA virus; genus Lyssavirus; famili Rhabdoviridae. Virus Rabies termasuk
dalam serotipe 1, serotipe 2 (Lagos bat virus), serotipe 3 (Mokola rhabdovirus), dan serotype 4
(Duvenge rhabdovirus).
Rabies menyerang sistem syaraf pusat hewan berdarah panas dan manusia. Bersifat zoonosis
yaitu dapat menular pada manusia lewat gigitan atau cakaran. atau dapat pula lewat luka yang

terkena air liur hewan penderita rabies Hewan yang terinfeksi dapat berubah menjadi lebih
agresif/ ganas dan dapat menyerang manusia.. Rabies sangat berbahaya, bila ditemukan gejala
klinis dan penanganannya tidak benar biasanya diikuti kematian, baik pada hewan maupun
manusia.
Gejala pada hewan:
Suka bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk.
Terjadi kelumpuhan tubuh, hewan tidak dapat mengunyah dan menelan makanan, rahang
bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur menetes berlebihan.
Kejang berlangsung singkat dan kadang sering tidak terlihat.
Tidak ada keinginan menyerang atau mengigit. Kematian akan terjadi dalam beberapa jam.
Gejala pada manusia:
Timbul gejala-gejala lesu, nafsu makan hilang, mual, demam tinggi, sakit kepala, dan tidak
bisa tidur.
Rasa nyeri di tempat bekas luka gigitan dan nampak kesakitan serta menjadi gugup, bicara
tidak karuan, dan selalu ingin bergerak
Rasa takut pada air yang berlebihan, peka suara keras dan cahaya serta udara.
Air liur dan air mata keluar berlebihan, pupil mata membesar.
Kejang-kejang lalu mengalami kelumpuhan dan akhirnya meninggal dunia. Biasanya
penderita meninggal 4-6 hari setelah gejala-gejala / tanda-tanda pertama timbul.
Cara Penularan:
Melalui air liur yang mengandung virus rabies.
Cara Pencegahan:
Memelihara anjing dan hewan lainnya dengan baik dan benar. Jika tidak dipelihara dengan
baik dapat diserahkan ke Dinas Peternakan atau para pecinta hewan.
Mendaftarkan anjing ke Kantor Kelurahan/Desa atau Petugas Dinas Peternakan setempat.
Pada hewan virus rabies dapat ditangkal dengan vaksinasi secara rutin 1-2 kali setahun
tergantung vaksin yang digunakan, ke Dinas Peternakan, Pos Kesehatan Hewan atau Dokter
Hewan Praktek.
Semua anjing/kucing yang potensial terkena, divaksin setelah umur 12 minggu, lau 12 bulan
setelahnya, dilanjutkan dengan tiap 3 tahun dengan vaksin untuk 3 tahun, untuk kucing harus
vaksin inaktif.
Penangkapan/eliminasi anjing, kucing, dan hewan lain yang berkeliaran di tempat umum dan
dianggap membahayakan manusia.
Pengamanan dan pelaporan terhadap kasus gigitan anjing, kucing, dan hewan yang dicurigai
menderita rabies.
Penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit rabies.
Menempatkan hewan didalam kandang, memperhatikan serta menjaga kebersihan dan
kesehatan hewan.
Setiap hewan yang beresiko rabies harus diikat/dikandangkan dan tidak membiarkan anjing
bebas berkeliaran.
Menggunakan rantai pada leher anjing dengan panjang tidak lebih dari 2 meter bila tdak
dikandang atau saat diajak keluar halaman rumah.
Tidak menyentuh atau memberi makan hewan yang ditemui di jalan
Daerah yang sudah bebas rabies, haeus mencegah masuknya anjing, kucing atau hewan
sejenisnya dari daerah yang tertular rabies.

3.

Pada area terkontaminasi dilakukan desinfeksi menggunakan 1:32 larutan (4 ounces per
gallon) dari pemutih pakaian untuk menginaktifkan virus dengan cepat.

Papillomatosis (Kutil pada Sapi)

Penyakit kutil (Warts) atau papillomatosis pada sapi disebabkan oleh virus yang dikenal
dengan Bovine Papillomavirus (BPV). Bovine Papilloma Virus(BPV) dikenal ada 6 strain yang
masing-masing menyebabkan lesi pada bagian tubuh yang berbeda. BPV1 biasanya
menyebabkan lesi pada daerah hidung, putting dan gland penis. BPV2 menyebabkan lesi pada
kepala, leher. BPV3 pada kepala dan daerah intradigital. BPV4 pada saluran pencernaan dan
vesika urinaria. BPV5 dan BPV6 menyebabkan lesi pada putting.
Ada 4 bentuk dari pertumbuhan kutil
Tag shaped
Pedunculated (stalked)
Sessile (squat)
flat
Papillomatosis sebenarnya bukanlah penyakit yang mematikan, seperti antrax atau SE
tetapi lebih menyebabkan kepada gangguan fisik dan keindahan. Penyakit kutil biasanya akan
hilang sendirinya tetapi dalam waktu yang lama. Kutil pada sapi bisa ditemukan diseluruh tubuh,
tetapi yang paling sering ditemui adalah pada daerah moncong, leher, daun telinga, pantat, kaki
dan puting.
Cara Penularan:

Kontak langsung.

Gigitan lalat (serangga).

Menular dari puting ke puting atau dari sapi ke sapi melewati tangan pemerah atau melalui
mesin perah.
Cara Pencegahan:

Hindari pemerahan yang mengakibatkan trauma pada puting yang sakit juga bisa
mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Menjaga kebersihan selama proses pemerahan.

Pemerah yang menggunakan sarung tangan dan desinfektan celup putting yang baik dari
golongan Chlorhexidine bisa digunakan untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.
YANG MENYERANG TUMBUHAN
1.

CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration)


Disebut juga greening kini namanya secara internasional telah dibakukan menjadi Huang
Lung Bin atau kira-kira berarti penyakit yang menyebabkan daun berwarna kuning. Penyakit
ini disebabkan oleh suatu bakteri perusak jaringan phloem yang tidak dapat dikulturkan
disebut Liberobacter asiaticum dan berbeda dengan yang berkembang di benua Afrika
yaitu Liberobacter africanum.
Gejala:

Belang-belang kuning (blotching) tidak merata mulai berkembang pada daun bagian ujung
yang ketuaannya sempurna, bukan pada daun muda atau tunas.

Belang-belang kuning (blotching) tidak merata mulai berkembang pada daun bagian ujung
yang ketuaannya sempurna, bukan pada daun muda atau tunas.

Kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya mencuat ke atas, daun menjadi lebih
kecil dan ditemukan gejala khas CVPD yaitu blotching, mottle, belang-belang kuning berpola
tidak teratur pada helai daun yang agak berbeda dengan gejala defisiensi hara Zn, Mn, Fe atau
Mg.

1)
2)
3)

2.

Cara Penularan:
Penularan penyakit CVPD dilakukan oleh serangga vektor Diaphorina citri dari satu
tanaman ke tanaman lain setelah melalui:
periode makan akuisisi yaitu waktu yang diperlukan vektor untuk makan pada tanaman sakit
sampai mendapatkan patogen,
periode makan inokulasi yaitu waktu yang diperlukan vektor untuk makan pada tanaman sehat
sampai dapat menularkan patogen dan,
periode retensi yaitu selang waktu vektor masih dapat menularkan patogen. Selanjutnya
ditambahkan ketepatan vektor menusukkan stiletnya pada bagian tanaman sakit dan proporsi
vektor yang infektif mempengaruhi laju penularan penyakit CVPD.
Cara Pencegahan:
Melarang peredaran bibit yang tidak jelas asal usulnya.
Melarang memasukkan bibit jeruk dari daerah serangan endemis ke daerah lain.
Membersihkan dan sanitasi kebun terhadap inang lain dan membongkar tanaman sakit serta
memusnahkannya.
Menggunakan insektisida untuk mengendalikan vektornya.
Mosaik pada Tembakau
Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan
penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) lain. Gejala
yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti mosaik. TMV
adalah virus pertama yang ditemukan orang.
Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat menular,
seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali ditunjukkan
oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang diolesi ekstrakdaun
tembakau yang menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika ekstrak itu disaring dengan
saringan keramik -- yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak dapat menembus -- dan
dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap tertular. Ivanovski berpendapat ada substansi super
kecil yang bertanggung jawab atas gejala tersebut. Martinus Beijerinckmengonfirmasi hal
ini. Isolasi pertama kali dilakukan oleh Wendell M. Stanley (1935) dari Institut Rockefeller AS.
Gejala:
Agak tergantung pada tanaman inang dan dapat termasuk mosaik.
Bintik-bintik, nekrosis, pengerdilan, daun keriting, dan menguning dari jaringan tanaman.
Cara Penularan:
Melalui tangan pekerja yang telah terkontaminasi oleh cairan tembakau yang telah kena
penyakit Mosaik.

3.

Cara Pencegahan:
Tidak merokok sambil menangani tanaman, karena cerutu, rokok, dan tembakau pipa bisa
terinfeksi virus Mosaik tembakau.
Melakukan sanitasi.
Memotong tanaman yang terinfeksi agar tidak menyebar.
Mensterilkan alat dan bahan yang digunakan untuk memotong.
Penyakit Tungro
Tungro disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda yaitu virus bentuk batang Rice Tungro
Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical Virus (RTSV). Kedua
jenis virus tersebut tidak memiliki kekerabatan serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara
bersama-sama.
Gejala:
Tanaman padi menjadi kerdil, daun berwarna kuning sampai kuning jingga disertai bercakbercak berwarna coklat.
Perubahan warna meluas mulai dari ujung ke bagian pangkal.
Terjadi penurunan jumlah malai per rumpun.
Cara Penularan:
Ditularkan melalui wereng hijau. Nephotettix virescens merupakan wereng hijau yang paling
efisien sehingga perlu diwaspadai keberadaannya.
Cara Pencegahan:
Menanam varietas tahan, artinya mampu mempertahankan diri dari infeksi virus dan atau
penularan virus oleh wereng hijau.
Memusnahkan tanaman yang sudah terserang agar tidak menyebar luas.
Menggunakan insektisida sistemik butiran (carbofuran).
Tidak membuat persemaian di sekitar lampu untuk menghindari berkumpulnya wereng hijau
di persemaian.

Perbedaan eubacteria dan archaebacteria

Eubacteria: [berasal dari eu=sejati, dan bacteria=bakteri] yang kita kenal sehari-hari sebagai
bakteri. Dinding selnya mengandung peptidoglikan. (Peptidoglikan merupakan gabungan protein
dan polisakarida)
Archaebacteria: [archaio=kuno, Yunani] Hidup di lingkungan yang ekstrim (contoh: di
temperatura yang amat tinggi atau amat rendah). Berbeda dengan Eubacteria, Arachaebacteria
dindingselnya tak mengandung peptidoglikan, namun membran plasmanya mengandung lipid.
Berdasarkan lingkungan ekstrimnya, dibagi menjadi 3 kelompok:
- Metanogen: Menghasilkan metana dari gas hidrogen dan CO2 atau Asam Asetat. Biasa hidup di
rawa sebagai pengurai
- Halofil: hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi.
- Termoasidofil: Hidup di lingkungan yang panas dan asam. (misal: di kawah vulkanik)

Anda mungkin juga menyukai