Anda di halaman 1dari 3

Lebih Syahdu Dengan Cemburu

Cemburu itu bumbu percintaan begitu kata seorang istri yang baru beberapa bulan
melepas masa lajangnya. Tanpa cemburu rasanya tak berkesan, dingin. Terlalu
cemburu juga repot bikin kepala pusing, pulang telat sedikit bisa ngambek orang
rumah kata sang suami.
Atau memang sudah dari sononya, wanita itu pencemburu. Perkara sepele pun bisa
jadi besar hanya gara-gara cemburu. Karena itu sang suami harus jeli
memperhatikan karakter pasangannya, jangan sampai salah langkah dalam
meluruskannya. Payahnya, sang istri biasanya suka larut dalam perasaan cemburu
sehingga cenderung mendramatisir persoalan.
Karena itu tak perlu kaget dengan cemburu karena istri-istri Nabi shallallahu alahi
wassalam juga cemburu. Banyak sekali hadits-hadits yang menjelaskan masalah ini
diantaranya adalah hadits shahih riwayat muslim (I/351-352), an-NasaI (VII/72) athThayalisi (1405) dan lainnya. Bahwa Aisyah berkata, Rasulullah shallallahu alaihi
wassalam pergi dari sisinya, akupun cemburu terhadapnya. Kemudian beliau dating
dan melihat yang aku lakukan itu. Beliau berkata, Ada apa gerangan dengan dirimu
wahai Aisyah, apakah engkau cemburu? Mengapa saya tidak cemburu terhadap
orang seperti engkau, jawab Aisyah. Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersabda,
Apakah setanmu sedang datang kepadamu
Atau perkataan Aisyah dalam hadits lain, Pada suatu malam saya kehilangan
Rasulullah. Saya menyangka beliau pergi menemui istrinya yang lain. Akupun
menyelidikinya ternyata beliau sedang ruku dan sujud sambil berdoa, Subhanaka
wabihamdika lailahailla anta, Maha suci Engkau dan MahaTerpuji Emgkau, tiada
Tuhan yang berhak disembah dengan benar selain Engkau
Maka aku berkata, Demi Allah, engkau berada dalam satu keadaan (ibadah)
sementara aku berada dalam keadaan yang lain pula (cemburu).
Jadi memang cemburu itu seninya rumah tangga hanya bagaimana mengelolah
cemburu menjadi gairah cinta membara dalam bingkai sakinah mawaddah wa
rahmah bukan sebaliknya, menjadi bulan-bulanan pertentangan dan percekcokan.
Banyak sekali hanya karena perkara sepele rumah tangga jadi berantakan apalagi
memang ada tanda-tanda pasangan main mata. Celakanya lagi, pasangan kita
ternyata memeliki pemahaman agamanya minim, shalatnya belang-belang,
pergaulannya pun bebas. Maka wajar saja kalau pasangan kita tidak percaya.
Apalagi terkadang suami tidak terlalu terbuka, mendadak menjadi orang tertutup
seperti ada yang disembunyikan. Memang berpura-pura terhadap seorang istri
termasuk sikap yang bijak. Kadang kala seorang suami menyembunyikan sesuatu

yang apabila diungkapkan terus terang kepada istrinya, suasana akan bertambah
kacau. Hal ini pun harus dimaklumi karena wanita diciptakan dari tulang rusuk yang
bengkok sebagaimana diriwayatkan oleh al- Bukhari dan muslim,
Berbuat baiklah kepada kaum wanita. Sebab mereka diciptakan dari tulang rusuk
yang bengkok. Yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah bagian atasnya.
Jika engkau berusaha meluruskannya maka engkau akan mematahkannya, jika
engkau biarkan maka ia akan tetap bengkok. Maka dari itu berbuat baiklah kepada
kaum wanita.
Bahkan seorang suami boleh berbohong kepada isterinya dalam rangka
menyenangkan perasaan istrinya dan memperdalam rasa kasih sayang antara
keduanya. Dalam sebuah hadits riwayat al- Bukhari dan Muslimserta Abu Dawud
XIII/263, an-NasaI dan Ahmad VI/404, Aku tidak menganggap sebuah dusta;
seorang yang mendamaikan antara manusia, ia mengatakan sesuatu yang
tujuannya tidak lain adalah memperbaiki hubungan manusia. Begitu pula seorang
yang mengatakan sesuatu dalam peperangan. Dan juga seorang suami yang
mengatakan sesuatu untuk istrinya serta seorang istri yang mengatakan sesuatu
untuk suaminya
Imam Nawawi mengomentari hadits diatas dalam Syarah Muslim mengatakan,
Adapun masalah berbohongnya suami kepada isterinya dan berbohongnya istri
kepada suaminya maksudnya adalah dalam kaitannya mengungkapkan rasa cinta,
janji-janji yang tidak mengikat dan sejenisnya. Adapun bohong yang berbau tipu
muslihat untuk menghalangi hak salah satu dari keduanya atau dalam rangka
merampas yang buka haknya, maka hal itu haram hukumnya menurut kesepakatan
kaum muslimin
Pesona Lain
Bagi seorang suami atau istri ketika melihat ada pesona lain berupa laki-laki yang
lebih mempesona atau wanita yang cantik sebagai orang beriman diperintahkan
untuk menundukkan pandangan. Jika pandangan tertuju pada seorang wanita
hendaklah ia cepat-cepat memalingkan pandangannya. Jika tergoda lantaran
pandangannya itu hendaklah ia mendatangi istrinya hingga gejolak syahwatnya
dapat diredam.
Dari Jabir bin Abdillah ia berkata, Rasulullah shallallahu alahi wassalam pernah
melihat seorang wanita yang membuat beliau terpesona. Beliaupun segera
mendatangi Zainab (salah seorang istri beliau) yang saat itu tengah menyamak
kulit binatang lalu Rasulullah menunaikan hajat biologis, selanjutnya beliau
bersabda:
Sesungguhnya kaum wanita itu datang dalam bentuk setan dan pergi juga dalam

bentuk setan (maksudnya datang dan pergi dengan membawa godaan setan). Maka
bila salah seorang dari kamu melihat seorang wanita yang membuatnya terpesona
hendaklah ia menemui istrinya, sebab yang ada pada istrinya persis seperti yang
ada pada wanita yang membuatnya terpesona tadi. (HR. Muslim VI/129-130, Abu
Dawud II/426, at Tirmidzi IV/322 ia berkata hasan shahih gharib)
Ketika Pulang
Saat seorang suami kembali dari safar (perjalanan) hendaklah terlebih dahulu ia
menuju masjid untuk mengerjakan shalat dua rakaat. Yang demikian itu merupakan
sunnah Nabi Shallallahu alaihi wassalam sebagaimana diceritakan oleh Kaab bin
Malik dalam sebuah hadits yang panjang, yaitu ketika ia tidak turut dalam perang
tabuk.
Atau ketika seorang suami pulang kerja sebaiknya ia member kabar terlebih dahulu,
misalnya melalui pesan singkat (SMS) dengan member estimasi jam kedatangannya
agar istri dapat bersiap-siap menyambutnya agar istri dapat bersiap-siap
menyambutnya. Seorang istripun tentu saja akan berupaya menarik perhatian
suaminya dengan bersolek dan berhias. Hal ini dapat meredam rasa cemburu dan
membangkitkan gelora cinta diantara keduanya.
Seorang wanita berkata kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, apabila seorang
wanita tidak berhias untuk suaminya maka ia akan menyebalkan suaminya (HR. anNasaI VIII/159, Ahmad II/440, Hadits ini hasan dengan berbagi penguat). Kata
shalafat indahu dalam hadits ini bermakna menyebalkan dan menjadikan suami
tidak senang melihatnya.
Memang lumrah saja punya rasa cemburu terhadap pasangan, justru yang patut
dicurigai adalah ketika rasa cemburu itu hilang dari salahsatu pasangan. Makna
cemburu itu kata Abu Ishaq al-Huwaini al-Atsari dalam al-Insyirah fi Adabin Nikah
bukanlah berburuk sangka kepada suami atau istri, hingga meragukan kejujurannya
serta terus mencari-cari kesalahannya. Hal seperti ini justru dilarang.
Diantaranya rasa cemburu itu ada yang dibenci oleh Allah, yaitu cemburu seorang
suami terhadap istrinya tanpa ada sebab-sebab yang mencurigakan (HR. Abu
Dawud 2695, an-NasaI V/78-79 dan yang lainnya. Hadits ini hasan)
Cemburu memang menambah kasih sayang dalam mengayun biduk rumah tangga
agar cinta terasa lebih syahdu, dan terasa hampa tanpa rasa cemburu.
Wallahuaalam.

Anda mungkin juga menyukai