Anda di halaman 1dari 6

ENERGI PANAS BUMI

Salah satu manfaat tidak langsung dari gunung api adalah potensi energi panas bumi meskipun tidak
semuanya potensi panas bumi ada di lingkungan vulkanik. Secara singkat panas bumi
ataugeothermal didefinisikan sebagai panas yang berasal dari dalam bumi. Energi panas bumi adalah
energi panas alami dari dalam bumi yang ditransfer ke permukaan bumi secara konduksi dan konveksi
(Supriyanto,2009). Pendapat lain menyatakan bahwa energi panasbumi merupakan energipanas yang
keluar dari dalam bumi yang terkandung pada batuan dan fluida yangmengisi rekahan dan pori batuan
pada kerak bumi (Rybach, Muffler 1981).

Pada dasarnya sistim panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke
sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi
terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak
antara air dengan suatu sumber panas (Saptadji, 2003). Struktur seperti rekahan maupun patahan
yang terdapat di permukaan membuat air dapat masuk ke dalam pori-pori batuan. Air ini lalu
menembus ke bawah maupun ke samping selama ada celah untuk air dapat mengalir. Ketika air sampai
ke sumber panas (heat source) maka temperatur air akan meningkat. Jika temperatur yang diterima
oleh air tinggi, sebagian air akan menguap sedangkan sebagiannya lagi akan tetap menjadi air
(Rulia,2012).
Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena
gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut
kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air
menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan (Saptadji, 2003). Jika temparatur terus meningkat
maka akan mengakibatkan bertambahnya volume dan juga tekanan. Fluida panas akan menekan
batuan disekitarnya untuk mencari celah atau jalan keluar dan melepaskan tekanan. Karena tekanan
di permukaan lebih rendah daripada tekanan di bawah permukaan maka keadaan ini menyebabkan air
yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi
sirkulasi air atau arus konveksi.

Sistem panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistem hidrothermal yang mempunyai
temperatur tinggi (>2250C), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperature sedang (150
2250C). Pada dasarnya sistem panas bumi jenis hidrothermal terbentuk sebagai hasil perpindahan
panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi
(Supriyanto, 2009).
Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesiaterdapat 217 prospek panasbumi , yaitu di sepanjang
jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian
membelok ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi (Saptadji, 2003).
Survey yang dilakukan selanjutnya telah berhasil menemukan beberapa daerah prospek baru
sehingga jumlahnya meningkat menjadi 256 prospek, yaitu 84 prospek di Sumatera, 76 prospek di
Jawa, 51 prospek di Sulawesi, 21 prospek di Nusatenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek di
Maluku dan 5 prospek di Kalimantan.Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim
hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>2250C), hanya beberapa diantaranya yang
mempunyai temperatur sedang (1502250C) (Saptadji, 2003).
Komponen dalam panasbumi terbagi menjadi empat, yaitu (Daud, 2010) :
a)

Sumber Panas

Gunung api merupakan contoh dimana panas terkonsentrasi dalam jumlah besar. Pada gunung api,
konsentrasi panas ini bersifat intermittent yang artinya sewaktu-waktu dapat dilepaskan dalam bentuk
letusan gunung api. Berbeda dengan gunung api, pada sistem panas bumi konsentrasi panas ini bersifat
kontinu. Namun demikian, pada kebanyakan kasus, umumnya gunung api baik yang aktif maupun yang
dormant adalah sumber panas dari sistem panas bumi.
Daerah lain yang berpotensi menjadi sumber panas adalah: daerah dengan tekanan litostatik lebih besar
dari normal (misal pada geopressured system), daerah yang memiliki kapasitas panas tinggi akibat
peluruhan radioaktif yang terkandung di dalam batuan, daerah yang memiliki magmatisme dangkal di
bawah basemen. Namun pada kasus-kasus ini, intensitas panasnya tidak sebesar panas dari gunung api.

b)

Reservoir

Reservoir panasbumi adalah formasi batuan di bawah permukaan yang mampu menyimpan dan
mengalirkan fluida termal (uap dan atau air panas). Reservoir biasanya merupakan batuan yang memiliki
porositas dan permeabilitas yang baik. Porositas berperan dalam menyimpan fluida termal sedangkan
permeabilitas berperan dalam mengalirkan fluida termal.

Reservoir panasbumi dicirikan oleh adanya kandungan Cl (klorida) yang tinggi dengan pH mendekati
normal, adanya pengayaan isotop oksigen pada fluida reservoir jika dibandingkan dengan air meteorik
(air hujan) namun di saat bersamaan memiliki isotop deuterium yang sama atau mendekati air meteorik,
adanya lapisan konduktif yang menudungi reservoir tersebut di bagian atas, dan adanya gradien
temperatur yang tinggi dan relatif konstan terhadap kedalaman.
Reservoir panasbumi bisa saja ditudungi atau dikelilingi oleh lapisan batuan yang memiliki permeabilitas
sangat kecil (impermeable). Lapisan ini dikenal sebagai lapisan penudung atau cap rock. Batuan
penudung ini umumnya terdiri dari mineral-mineral lempung yang mampu mengikat air namun sulit
meloloskannya (swelling). Mineral-mineral lempung ini mengandung ikatan-ikatan hidroksil dan ion-ion
seperti Ka dan Ca sehingga menyebabkan lapisan tersebut menjadi sangat konduktif.

c)

Daerah Resapan

Daerah resapan merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di tempat tersebut bergerak menjauhi
muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di daerah resapan bergerak menuju ke bawah permukaan bumi.
Dalam suatu lapangan panasbumi, daerah resapan berada pada elevasi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan elevasi dari daerah dimana sumur-sumur produksi berada. Daerah resapan juga ditandai dengan
rata-rata resapan air tanah per tahun yang bernilai tinggi.
Menjaga kelestarian daerah resapan penting artinya dalam pengembangan suatu lapangan panas bumi.
Menjaga kelesatarian daerah resapan berarti juga menjaga keberlanjutan hidup dari reservoir panas bumi
untuk jangka panjang. Hal ini karena daerah resapan yang terjaga dengan baik akan menopang tekanan
di dalam formasi reservoir karena adanya fluida yang mengisi pori di dalam reservoir secara
berkelanjutan. Menjaga kelestarian daerah resapan juga penting artinya bagi kelestarian lingkungan
hidup.

d)

Daerah Discharge dengan Manifestasi Permukaan

Daerah luahan (discharge area) merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di tempat tersebut
bergerak menuju muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di daerah luahan akan bergerak menuju ke atas
permukaan bumi. Daerah luahan pada sistem panas bumi ditandai dengan hadirnya manifestasi di
permukaan. (Daud, 2010)

Dalam geothermal sering disebut-sebut istilah manifestasi. Manifestasi permukaan adalah tandatanda yang tampak di permukaan bumi yang menunjukkan adanya sistem panasbumi di bawah
permukaan di sekitar kemunculannya. Manifestasi permukaan bisa keluar secara langsung (direct
discharge) seperti mata air panas dan fumarola. Manifestasi permukaan juga bisa keluar secara terdifusi
seperti pada kasus tanah beruap (steaming ground) dan tanah hangat (warm ground), juga bisa keluar
secara intermittent seperti pada manifestasi geyser, dan juga bisa keluar secara tersembunyi seperti
dalam bentuk rembesan di sungai (Rulia,2012).
Secara umum, manifestasi permukaan yang sering muncul pada sistem-sistem panas bumi di Indonesia
adalah: mata air panas, fumarola, steaming ground, warm ground, kolam lumpur panas, solfatara, dan
batuan teralterasi. Manifestasi panasbumi di permukaan diperkirakan terjadi karena adanya perambatan
panas dari bawah permukaan atau karena adanya rekahan-rekahan yang memungkinkan fluida
panasbumi (uap dan air panas) mengalir ke permukaan (Rulia,2012). Jenis-jenis manifestasi panasbumi
di permukaan diantaranya (Saptadji, 2003) :
1.

Tanah Hangat (Warm Ground)

Tanah hangat umumnya terjadi di atas tempat terdapatnya sumber daya panasbumi atau di daerah
sekitarnya di mana terdapat manifestasi panasbumi lainnya yang memancarkan panas lebih kuat,
misalnya di sekitar daerah dimana ada uap panas keluar dari tanah atau steaming ground, atau di daerah
sekitar kolam air panas. Adanya tanah hangat dapat diketahui dengan mengukur gradien temperatur
hingga kedalaman 1-2 meter.
2.

Permukaan Tanah Beruap (Steaming Ground)

Di beberapa daerah terdapat tempat-tempat di mana uap panas (steam) nampak keluar dari permukaan
tanah. Jenis manifestasi panasbumi ini disebut steaming ground. Diperkirakan uap panas tersebut
berasal dari suatu lapisan tipis dekat permukaan yang mengandung air panas yang mempunyai
temperatur sama atau lebih besar dari titik didihnya (boiling point). Besarnya temperatur di permukaan
sangat tergantung dari laju aliran uap (steam flux).
3.

Mata Air Panas Atau Hangat (Hot or Warm Spring)

Mata air panas/hangat ini terbentuk karena adanya aliran air panas/hangat dari bawah permukaan
melalui rekahan-rekahan batuan. Istilah hangat digunakan bila temperatur air lebih kecil dari 50 oC dan
istilah panas digunakan bila temperatur air lebih besar dari 50oC.
4.

Kolam Air Panas (Hot Pools)

Kolam air panas ini terbentuk karena adanya aliran air panas dari bawah permukaan melalui rekahanrekahan batuan. Pada permukaan air terjadi penguapan yang disebabkan karena adanya perpindahan
panas dari permukaan air ke atmosfir. Panas yang hilang ke atmosfir sebanding dengan luas area kolam,
temperatur pada permukaan dan kecepatan angin.
Air panas dapat berasal dari suatu reservoar air panas yang terdapat jauh di bawah permukaan atau
mungkin juga berasal dari air tanah yang menjadi panas karena pemanasan oleh uap panas.
5.

Telaga Air Panas (Hot Lakes)

Telaga air panas pada dasamya juga kolam air panas, tetapi lebih tepat dikatakan telaga karena luasnya
daerah permukaan air. Umumnya istilah telaga dipakai bila luas permukaannya lebih dari 100 m 2. Telaga
air panas sangat jarang terdapat di alam karena telaga air panas terjadi karena hydrothermal eruption
yang sangat besar.
Bila didalam telaga terjadi konveksi, temperatur pada umumnya tidak berubah terhadap kedalaman.
Telaga air panas dapat terjadi di daerah dimana terdapat reservoar dominasi air ataupun didaerah
dimana terdapat reservoar dominasi uap. Semua telaga air panas yang mempunyai temperatur didasar
danau mendekati titik didih sangat berbahaya dan merupakan tempat yang sangat memungkinkan untuk
tejadinya hidrothermal eruption.
6.

Fumarol

Fumarol adalah lubang kecil yang memancarkan uap panas kering (dry steam) atau uap panas yang
mengandung butiran-butiran air (wet steam). Warna kuning yang ada disekitar fumaroldisebabkan oleh
akumulasi kristal sulfur atau belerang sebagai akibat dari proses pendinginan uap sulfur saat uap
itukeluar dari lubang dan bersentuhan dengan udara bebas yang temperaturnya lebihdingin
dibandingkan dengan temperatur dibawah tanah (Supriyanto Suparno, 2009).Apabila uap tersebut
mengandung gas H2S maka manifestasi permukaan tersebut disebut solfatar. Fumarole yang
memancarkan uap dengan kecepatan tinggi kadang-kadang juga dijumpai di daerah tempat terdapatnya
sistim dominasi uap Uap tersebut mungkin mengandung SO2yang hanya stabil pada temperatur yang
sangat tinggi (>500oC). Fumarole yang memancarkan uap dengan kandungan asam boric tinggi
umumnya disebut soffioni. Hampir semua fumarole yang merupakan manifestasi permukaan dari sistim
dominasi air memancarkan uap panas basah. Temperatur uap umumnya tidak lebih dari 100oC. Fumarole
jenis ini sering disebut fumarole basah (wet fumarole).
7.

Geyser

Geyser didefinisikan sebagai mata air panas yang menyembur ke udara secara intermitent (pada selang
waktu tak tentu) dengan ketinggian air sangat beraneka ragam, yaitu dari kurang dari satu meter hingga

ratusan meter. Selang waktu penyemburan air (erupsi) juga beraneka ragam, yaitu dari beberapadetik
hingga beberapa hari. Lamanya air menyembur ke pemukaan juga sangat beraneka ragam, yaitu dari
beberapa detik hingga beberapa jam. Geyser merupakan manifestasi permukaan dari sistim dominasi air.
8.

Kubangan Lumpur Panas (Mud Pools)

Kubangan lumpur panas merupakan salah satu manifestasi panasbumi di permukaan. Kubangan lumpur
panas umumnya mengandung non-condensible gas (CO2) dengan sejumlah kecil uap panas. Lumpur
terdapat dalam keadaan cair karena kondensasi nap panas. Sedangkan letupan-letupan yang tejadi adalah
karena pancaran CO2.
9.

Silika Sinter

Silika sinter adalah endapan silika di permukaan yang berwarna keperakan. Umumnya dijumpai disekitar
mata air panas dan lubang geyser yang menyemburkan air yang besifat netral. Apabila laju aliran air
panas tidak terlalu besar umumnya disekitar mata air panas tersebut terbentuk teras-teras silika yang
berwarna keperakan (silica sinter teraces atau sinter platforms). Silika sinter merupakan manifestasi
pernukaan dari sistim panasbumi yang didominasi air.
10. Batuan Yang Mengalami Alterasi
Alterasi hidrothermal merupakan proses yang terjadi akibat adanya reaksi antara batuan asal dengan
fluida panasbumi. Batuan hasil alterasi hidrotermal tergantung pada beberapa faktor, tetapi yang utama
adalah temperatur, tekanan, jenis batuan asal, komposisi fuida (hususnya pH) dan lamanya reaksi
(Browne, 1984). Proses alterasi hidrotermal yang tejadi akibat adanya reaksi antara batuan dengan air
jenis klorida yang berasal dari reservoir panasbumi yang terdapat jauh dibawah permukaan (deep
chloride water) dapat menyebabkan teriadinya pengendapan (misalnya kwarsa) dan pertukaran elemenelemen batuan dengan fluida, menghasilkan mineral-mineral seperti Chlorite, adularia, epidote. Air yang
bersifat asam, yang terdapat pada kedalaman yang relatif dangkal dan elevasi yang relatif tinggi
mengubah batuan asal menjadi mineral clay dan mineral-mineral lainnya terlepas. (Saptadji, 2003)

Anda mungkin juga menyukai