Etnobotani
Etnobotani
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang melimpah.
Hampir segala jenis tumbuhan dapat tumbuh di wilayah negara ini. Sebagian besar
sudah dimanfaatkan sejak nenek moyang kita untuk mengobati berbagai penyakit.
Tumbuhan-tumbuhan tersebut dalam penggunaannya dikenal dengan obat tradisional.
(Sjahid, 2008). Penggunaan obat tradisional dalam upaya mempertahankan kesehatan
masyarakat telah lama kita ketahui. Bahkan sampai saat ini pun menurut perkiraan
badan kesehatan dunia (WHO), 80% penduduk dunia masih menggantungkan dirinya
pada pengobatan tradisional.
Departemen Kesehatan RI mendifinisikan Tanaman obat tradisional adalah
Obat Jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, mineral, hewan atau
campuran bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman. Pengobatan tradisional yang bersumber dari tumbuhan telah
diketahui sejak dahulu. Pengetahuan mengenai pengobatan tradisional tersebut pada
umumnya diwariskan secara turun-temurun dari generasi-kegenerasi. Setiap daerah
atau suku bangsa memiliki ciri khas masingmasing dalam hal pengobatan tradisional,
hal ini disebabkan oleh kondisi alamnya khususnya ketersediaan tumbuh-tumbuhan
yang berkhasiat obat di masing-masing daerah, juga perbedaan falsafah budaya dan
adat istiadat yang melatarbelakanginya (Peneng dan Sumantera, 2007; Depkes, 2007).
Etnobotani merupakan ilmu botani mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam
keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa, (Darmono, 2007).
Etnobotani
jaman
dahulu dan dilakukan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan
modern.
Masyarakat
Desa
Mustika
masih
memiliki
tradisi-tradisi
dalam
yang biasa digunakan sebagai ramuan obat-obatan tradiosonal dan bagaimana cara
pemanfaatannya. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang potensi sumberdaya
hayati khususnya tumbuhan obat yang ada di Desa Mustika belum ditemukan data
tentang jenis tumbu-tumbuhan yang berkhasiat obat, sebagai pengetahuan dan
informasi yang memadai mengenai berbagai jenis tumbu-tumbuhan yang biasa
digunakan sebagai ramuan obat-obatan tradiosonal dan bagaimana pemanfaatannya
serta dapat mengikutsertakan masyarakat dalam upaya pelestarian sumber daya alam.
Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang Etnobotani Tumbuhan Berkhasiat Obat
Di Desa Mustika Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis tumbuhan apa saja yang dimanfaatkan oleh
masyarakat Di Desa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etnobotani Tumbuhan Obat
Etnobotani berasal dari bahasa yunani, yaitu ethno dan botany. Ethno berarti
bangsa dan botany berarti ilmu tentang tumbuhan, Waluyo (2009). Etnobotani
2. Tumbuhan obat modern, yaitu; jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan
mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya
dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial, yaitu; jenis tumbuhan obat yang diduga mengandung
senyawa atau bahan aktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah
atau penggunaannya sebagai obat tradisional sulit ditelusuri.
Adapun pengertian lain tanaman obat tradisional menurut Departemen
Kesehatan RI mendefenisikan tanaman obat Indonesia seperti yang tercantum dalam
SK Menkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu : a) Tanaman atau bagian tanaman
yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu; b) Tanaman atau bagian
tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat; c) Tanaman atau
bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut digunakan sebagai
obat. Tanaman obat tradisional digunakan sebagai bahan untuk membuat obat (bahan
dasar yang untuk membuat obat) (Nursiyah, 2013).
Tumbuhan obat merupakan tumbuhan berkhasiat yang dapat menghilangkan
rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit penyakit dan
memperbaiki organ yang rusak seperti ginjal, jantung, paru-paru. Tumbuhan obat juga
dapat menghambat pertumbuhan sel-sel yang tidak normal seperti tumor, kanker
(Darsini, 2013). Peran tumbuhan obat memang dapat dikembangakan secara luas di
Indonesia. Peran tumbuhan sebagai bahan obat sangat penting diketahui oleh
masyarakat, untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. (Wardah dan
Setyowati, 2010).
Sirih
tempat keluarnya akar. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan
bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan
luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat
mengerutkan, mengeluarkan dahak saat batuk.
3. Daun pepaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Alat yang digunakan antara lain,perekam Suara,dan kamera digital. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya
berkhasiat obat.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Tahap Pengambilan Sampel
Sampel tumbuhan obat ditentukan secara purposive sampling berdasarkan
eksplorasi, dengan langkah :
1. Eksplorasi/penjelajahan bebas dilakukan pada kawasan Desa Mustika.
Tumbuhan obat diidentifikasi dengan bantuan penduduk setempat sebagai
pengenal
jenis,
tanpa
Eksplorasi/penjelajahan
jalur/transek
lebih
maupun
mempertimbangkan
pola
kondisi
tertentu.
tempat