Anda di halaman 1dari 12

KONSEPSI PEMBUAHAN

PADA ANAK

OLEH :
NAMA

: Pratiwi Estuningtias

KELAS

: XI P

SMK KESEHATAN BARUNA DUKUHWARU


2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah dengan tepat
waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................

ii

DAFTAR ISI......................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................

1
1
2

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

Fertilisasi................................................................................
Proses fertilisasi......................................................................
Pembelahan.............................................................................
Implantasi...............................................................................

3
3
6
7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

8
8

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Investasi fisiologi yang terjadi pada wanita, termasuk semua organisme betina dalam
mencapai kehamilan, merupakan kejadian yang luar biasa menakjubkan. Kehamilan terjadi
bersamaan dengan ovulasi pada masa remaja dini; dan setelah kelahiran, anovulasi dan
amenorrhoe menetap selama laktasi, dan menyusui dilanjutkan sampai dengan 2-3 tahun.
Kemudian kehamilan terjadi lagi dan begitu seterusnya. Ketika sudah 10 atau 11 episode
kehamilan-laktasi tersebut selesai, fungsi ovarium dan ovulasi berhenti yaitu menopause.
Sebuah analisis yang merangsang pemikiran tentang evolution of human reproductiontelah
disajikan oleh Roger Short (1976). Menstruasi dipandang dalam arti fisiologi, sebagai hasil
akhir dari kegagalan fertilitas. Tidak diragukan lagi bahwa animus fisiologi siklus ovarium,
dan akomodasi-akomodasi saluran reproduktif morfologis yang menyertainya adalah ovulasi,
fertilisasi, dan implantasi. Ada sistem gagalaman yang bekerja kalau ada kegagalan fertilisasi
ovum atau kegagalan implantasi blastokista, dan peristiwa ini berpuncak pada menstruasi.
Fertilisasi merupakan suatu proses awal terbentuknya suatu kehamilan. Proses ini
berlanjut dengan pembelahan sampai terjadinya implantasi. Sesorang dapat dinyatakan hamil
apabila hasil konsepsi tertanam di dalam rahim ibu, yang biasa disebut dengan kehamilan
intra uterin. Jika hasil konsepsi tertanam di luar rahim, hal itu disebut kehamilan ekstra
uterin. Apabila fertilisasi, proses pembelahan dan implantasi tidak berlangsung baik, hal
tersebut dapat menyebabkan terjadinya abortus ataupun kelainan pada bayi. Sehingga
fertilisasi merupakan tonggak awal penciptaan seorang manusia.
Untuk lebih mempermudah pemahaman akan materi ini, materi yang harus dikuasai
adalah pemahaman tentang menstruasi, dan anatomi fisiologi. Materi ini bermanfaat selain
sebagai pengetahuan lebih mendalam tentang konsepsi, dan implantasi, juga untuk
mengetahui metode-metode dalam manghindari adanya kehamilan, baik secara alami maupun
intervensi.makalah

ini,

mengupas

pengertian

implantasinya.

fertilisasi,

proses

fertilisasi

hingga

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas di dalam proses penyusunan makalah
ini adalah Konsepsi Fertilisasi dan Implantasi. Untuk memberikan kejelasan makna serta
menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada
bagian :
1.

Fertilisasi

2.

Proses fertilisasi

3.

Proses pembelahan

4.

Implantasi dan proses terjadinya

C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan
umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas PAI (Pendidikan Agama Islam).
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1.

Untuk mengetahui tentang fertilisasi

2.

Untuk mengetahui proses fertilisasi

3.

Untuk mengetahui proses pembelahannya

4.

Untunk mengetahui tentang implantasi dan proses terjadinya

BAB II
PEMBAHASAN
KONSEPSI ( FERTILISASI DAN IMPLANTASI )

A. FERTILISASI
Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel
telur

di

tuba

falopii. Pada

saat

kopulasi

antara

pria

dan

wanita

(sanggama/coitus),dengan ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam


vagina wanita,akan dilepaskan cairan mani yang berisi selsel sperma ke dalam
saluran reproduksi wanita.
Jika sanggama terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut masa subur wanita),
maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu
dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
Untuk menentukan masa subur, dipakai 3 patokan, yaitu :
1. Ovulasi terjadi 14 2 hari sebelum haid yang akan datang
2. Sperma dapat hidup & membuahi dalam 2-3 hari setelah ejakulasi
3. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Pertemuan / penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut sebagai
pembuahan atau fertilisasi. Dalam keadaan normal in vivo, pembuahan terjadi di
daerah tuba falopii umumnya di daerah ampula / infundibulum. Perkembangan
teknologi kini memungkinkan penatalaksanaan kasus infertilitas (tidak bisa
mempunyai anak ) dengan cara mengambil oosit wanita dan dibuahi dengan sperma
pria di luar tubuh, kemudian setelah terbentuk embrio, embrio tersebut dimasukkan
kembali ke dalam rahim untuk pertumbuhan selanjutnya. Teknik ini disebut sebagai
pembuahan in vitro (in vitro fertilization IVF) dalam istilah awam bayi tabung.
B. PROSES FERTILISASI
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam
tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan
dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama. Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium,
ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung proksimalnya dan dibawa ke dalam
tuba falopii. Ovum yang dikelilingi oleh perivitelina, diselubungi oleh bahan opak
setebal 510 m, yang disebut zona pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel
3

akan mengempis dan berubah menjadi kuning, membentuk korpus luteum. Sekarang
ovum siap dibuahi apabila sperma mencapainya.Dari 60 100 juta sperma yang
diejakulasikan ke dalam vagina pada saat ovulasi, beberapa juta berhasil menerobos
saluran heliks di dalam mukus serviks dan mencapai rongga uterus beberapa ratus
sperma dapat melewati pintu masuk tuba falopii yang sempit dan beberapa
diantaranya dapat bertahan hidup sampai mencapai ovum di ujung fimbrae tuba
fallopii.
Hal ini disebabkan karena selama beberapa jam, protein plasma dan
likoprotein yang berada dalam cairan mani diluruhkan. Reaksi ini disebut reaksi
kapasitasi.Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi setelah
sperma dekat dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani kapasitasi akan
terpengaruh oleh zat zat dari korona radiata ovum, sehingga isi akrosom dari daerah
kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan korona radiata. Pada saat
ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine like
agent dan lysine zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona
pelusida untuk mencapai ovum. Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk
membuahi, karena sperma tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di
nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus karena diduga dapat melepaskan
hialuronidase. Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan
yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona
pelusida (zone reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh
sperma lainnya. Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh
lebih dari satu sperma.
Ada 3 fase fertilisasi, yaitu :
1. Penembusan korona radiata
a. Dari 300-500 juta sperma yang ditumpahkan, hanya 300-500 yang mencapai
tempat pembuahan,
b. Dan (umumnya) hanya 1 sperma yang dapat menenbus korona radiata
(dengan bantuan CEP), dan membuahi ovum, sedangkan sperma yang lain
diduga membantunya

2. Penembusan zona pellusida


a. Zona pellusida adalah perisai glikoprotein

di sekeliling oosit yang

mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi


reaksi akrosom.
b. Hanya spermatozoa yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati
korona radiata dan selanjutnya mengalami reaksi akrosom (diinduksi oleh
protein zona, pada puncak reaksi terjadi pelepasan akrosin dan tripsin yang
membantu menembus zona pellusida) sperma dapat menembus zona
pellusida sehingga dapat bertemu membran plasma oosit.
c. Ketika kepala spermatozoa menyentuh permukaan oosit, permeabilitas zona
pellusida berubah pelepasan enzim lisosom dari granule korteks pelapis
membran plasma reaksi zona menghambat penetrasi spermatozoa
lain.
3. Penyatuan oosit dan membran sel sperma
Segera setelah spermatozoa menyentuh membran sel oosit, kedua selaput plasma
menyatu ( penyatuan selaput oosit dengan selaput yang meliputi bagian belakang
kepala sperma )
Setelah oosit dan spermatozoa menyatu, terjadi 3 peristiwa :
a. Reaksi kortikal & zona
Pelepasan granula korteks oosit, mengakibatkan :
1)
Oosit tidak dapt ditembus oleh sperma lain.
2)
Zona pellusida mengubah struktur dan komposisinya untuk
mencegah
penambatan dan penetrasi sperma, sehingga polispermia dapat dicegah.
b. Oosit melanjutkan meiosis II
Oosit menghasilkan 2 sel anak
a.

Sel oosit definitif

b.

Badan kutub kedua ( sel yang hampir tidak mendapat sitoplasma )


Aktivasi metabolik sel telur.

c. Aktivasi metabolik diduga untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan


seluler dan molekuler

Hasil fertilisasi :
1.

Kembalinya sel dalam jumlah kromosom diploid (2n).


5

2.

Penurunan atau pewarisan sifat-sifat spesies.

3.

Penentuan jenis kelamin.

4.

Permulaan pembelahan segmentasi ( cleavage ).

Pada saat sperma mencapai oosit, terjadi :


1. Reaksi zona / reaksi kortikal pada selaput zona pelusida
2. Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif
yang kemudian menjadi pronukleus wanita
3. Inti sperma membesar membentuk pronukleus pria.
4. Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5. Pronukleus pria dan wanita. Masing masing haploid,bersatu dan membentuk
zygot yang memiliki jumlah DNA genap / diploid.
Hasil utama pembuahan :
1. Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid
dari ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom
diploid.
2. Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau
Y yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
3. Permulaan pembelahan dan stadiumstadium pembentukan dan perkembangan
embrio (embriogenesis)
C.

PEMBELAHAN
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Selsel
yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya
yang disebut blastomer. Sesudah 3 4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16
sel, disebut stadium morula (kira kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi).
Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel sel di sebelah dalam, yang akan
tumbuh menjadi jaringan jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan
sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta).
Kira kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela sela inner cell mass
merembes cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar
sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk
rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan

dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini disebut embrioblas dan outer cell mass
disebut trofoblas
D.

IMPLANTASI
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan membelah diri membentuk
blastomer (bola padat yang terdiri atas sel-sel anakan yang lebih kecil). Pada hari ke3, bola tersebut terdiri atas 16 sel blastomer (morula), pada hari ke-4 di dalam bola
tersebut mulai terbentuk rongga (blastula).
Dua struktur penting dalam blastula, adalah
1.

Lapisan luar (trofoblast), yang akan menjadi plasenta.

2.

Embrioblast (inner cell mass), yang akan menjadi janin.


Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot mencapai cavum uteri.

Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh
progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium
dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput
lendir rahim yang terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan
dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler,
sehingga sel sel trofoblast zigot tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi
pada lapisan epitel endometrium uterus

(terjadi implantasi).

Setelah implantasi, sel sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus
berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal
untuk menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan
oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.
Di bawah ini terdapat gambar proses perkembangan dan perjalanan ovum dari
ovarium sampai kavum uteri.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fertilisasi adalah suatu proses penyatuan antara sel mani / sperma dengan sel telur
di tuba falopii. Fertilisasi dapat terjadi pada rentang masa subur dari seorang wanita.Proses
fertilisasi dimulai dengan masuknya sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina. Sperma
tersebut bergerak masuk ke dalam kavum uteri dan tuba sampai akhirnya bertemu dengan
ovum di ampula / infundibulum tuba. Selama perjalanan menuju ovum, sperma mengalami
reaksi kapasitasi dan reaksi akrosom.
Pada saat sperma mencapai oosit, terjadi :
a.
b.
c.
d.
e.

Reaksi zona / reaksi kortikal


Oosit menjadi pronukleus wanita
Inti sperma membentuk pronukleus pria.
Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
Pronukleus pria dan wanita bersatu dan membentuk zygot yang memiliki jumlah DNA
genap / diploid.

Hasil utama pembuahan :


a. Penggenapan kembali jumlah kromosom
b. Penentuan jenis kelamin
c. Permulaan embriogenesis
Zygot mengalami proses pembelahan mitosis beberapa kali, sampai terbentuk 16 sel yang
akan menjadi morula pada hari ke 3 4 setelah fertilisasi dan berlanjut terus sampai
terbentuk trofoblast. Kira kira pada hari ke 5 sampai ke 6, terjadi implantasi zigot dalam
cavum uteri.
B. Saran
Kami menyadari bahwa kami banyak kekurangan dalam merancang makalah ini,
maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Benyumov Zorn, 2002, The Ultimate Guide To Pregnancy,Discovery Health


Chanel-31.
Cunningham, et all, Obstetri William, Edisi 18, Jakarta : EGC, hal 99 100.
8

Departemen Kesehatan RI, 2002, Asuhan Persalinan Normal, Depkes RI : Jakarta.


Harun Yahya, Miracle of Mans Creation, The Indonesian Institute of Science and Society.
Llewellyn, 2002, Dasar Dasar Obstetri Ginekologi, Jakarta : Hipokrates,
hal 17 20.
Prawirohardjo Sarwono, 2009, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifuddin, AB, dkk, 2004, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
http://www.geocities.com/Yosemite/Rapids/1744/cklob6.html.

Anda mungkin juga menyukai