Anda di halaman 1dari 2

Sampel di ekstraksi dengan aseton 70% berair selama 24 jam pada suhu 4 o C.

Setelah itu
ekstrak di pindahkan ke tabung mikrosentifus untuk memisahkan komponen2 padat yang
tidak larut. Sampel kemudian disimpan pada suhu -20oC untuk dianalisis secepat mungkin.
Pemisahan HPLC dilakukan pada Waters Alliance 2690 kromatografi kolom menggunakan
Waters Nova Pak C18 (150? 3.9 mm id). Fase gerak pelarut A air : asam asetat (98:2) dan
Fase gerak pelarut B metanol : asam asetat (98:2) kondisi awal 95 % A dan 5 % B selanjutnya
diikuti kondisi kedua B 46% A dan 56% B selama lebih dari 40 menit dengan kecepatan
8mL/menit. Kemudian di dteksi dengan detector fotodioda model 996 pada panajng
gelombang 240-400 nm pada resolusi 1.2 nm.
Analisis dengan MS menggunakan alat Finnigan LCQ dengan sumber electrospray ion.
Perangkat lunak nya pakai LCQ Navigator versi 1.2. instrumen ini dioperasikan dalam mode
negatif ion. Menscan m/z 125 sampai 1500, dengan nilai AGC target bernilai 2-10.000.000
dan injeksi ion maksimum 100 ms. Pengoprasian dengan kondisi : sarung gas 90 psi, gas
pembantu 50 psi, tegangan/voltase 4.5 kV, temperatur 270oC, tegangan pipa 30 V.
Hasil yang diperoleh dari analisis ini adalah tetra-galloyl- b-D-glucose, pedunculagin, dan
tellimagrandin I dan II
Fungsi dalam bidang kefarmasian pada paper ini menyebutkan bahwa tanin berfungsi sebagai
antifungal dan antimikroba.

Preparasi sampel daun jambu dikeringkan daun jambu biji selama 1 minggu. Setelah kering
ditambah campuran serbuk biji alpukat menjadi bubuk dan diayak menggunakan saringan.
Ekstraksi. Sampel diekstraksi dengan maserasi. Ditimbang sebanyak 50 g daun jambu biji,
direndam dalam 150 ml etanol dan aseton dengan konsentrasi 30%, 50% dan 70% selama 24
jam dan kemudian disaring untuk mendapatkan filtrat. Filtrat yang diperoleh dicampur
bersama-sama kemudian diuapkan pelarutna yaitu etanol dan aseton untuk memperoleh
ekstrak. Ekstrak diuapkan didinginkan dalam desikator sebelum analisa lebih lanjut.
uji fitokimia Tanin Menggunakan reagen FeCl3 adalah tes kualitatif untuk mengetahui
adanya tannin dalam ekstrak daun jambu biji. Uji fitokimia yang dilakukan dalam penelitian
ini yakni menambahkan ekstrak dengan reagen FeCl3 ditunjukkan oleh perubahan warna
tinta hijau atau biru-hitam. Uji fitokimia menggunakan FeCl3 digunakan untuk menentukan
apakah sampel mengandung kelompok fenol ditunjukkan oleh warna hijau kehitaman atau
biru tua setelah ditambah dengan FeCl3, jadi jika uji fitokimia dengan FeCl3 memberikan
hasil positif itu dimungkinkan sampel mengandung senyawa fenolik dan mungkin salah
satunya adalah tanin. Karena tanin adalah senyawa polifenol. Hal ini dikonfirmasi oleh
Harbourne, (1987) [8] cara klasik untuk mendeteksi ekstrak fenol sederhana ditambahkan ke
dalam larutan 1% FeCl3 dalam air, yang menyebabkan warna hijau, merah, ungu, biru dan
hitam yang kuat. Pembentukan tinta hijau atau biru-hitam pada ekstrak setelah ditambah
dengan FeCl3 sebagai tanin akan membentuk kompleks dengan ion Fe3 +.
Penentuan Kadar Tanin Jumlah Industri Standard Solution. Dengan Hati-hati ditimbang 10
mg asam galat, kemudian dilarutkan dalam air suling dan ditambah kembali volume hingga
10 ml untuk mendapatkan tingkat 1 mg / ml sebagai larutan stok. Dan larutan stok dipipet
masing-masing 10, 15, 20, 25 dan 30 ml, ditambahkan 0,2 ml Folin Ciocalteu (setelah
diencerkan dengan air suling 1: 1), dicampur secara homogen selama 10 detik dan kemudian
didiamkan selama 5 menit. Kemudian tambahkan 2 ml Na2CO3 7% b / v (dalam air suling),
dicampur secara homogen selama 30 detik, kemudian ditambah kembali volume sampai 5 ml
dengan air suling dalam labu liter untuk mendapatkan konsentrasi akhir 2, 3, 4, 5, dan 6 mg /
ml. Pengukuran kadar dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer UV VIS dengan
panjang gelombang maximal.

Anda mungkin juga menyukai